Anda di halaman 1dari 18

ABSES OTAK

Abses otak :
terdapatnya timbunan nanah yang terlokalisasi dalam
jaringan otak, baik disertai pembentukan kapsul ataupun
tidak.
etiologi :
penyebaran langsung fokus yang berdekatan dengan otak
komplikasi infeksi telinga & mastoid
metastasis fokus jauh (hematogen) infeksi kulit, gigi,
infeksi paru kronik, osteomielitis, sepsis, endokarditis
bakterialis
trauma tembus kepala
pasca-operasi kepala
sumber infeksi tidak diketahui.

Etiologi
organisme aerob
gram (+) : streptococcus, stafilococcus,
pneumokokkus
gram (-) : E.coli, Pseudomonas, H.influenza,
Proteus
organisme anaerob
Fungi : candida, aspergilus, nocardia
parasit : E. histolytica

Histopaologi
fase serebritis dini (1-3 hari)
peradangan perivaskular
lesi tidak berbatas tegas dg jaringan sekitar
edema peningkatan TIK
fase serebritis lambat (4-9 hari)
mulai terbentuk pus
mulai terjadi pemisahan abses dg jaringan
sehat
edema maksimal

fase pembentukan kapsul dini (10-13 hari)
pembentukan kapsul substansia alba lebih
lambat
edema berkurang
fase pembentukan kapsul lambat (14 dst)
abses terbentuk sempurna
GEJALA DAN TANDA
dipengaruhi lokasi, ukuran, stadium dan jumlah lesi,
keganasan kuman, derajat edema otak, respons pasien
terhadap infeksi, umur pasien.
Gejala stadium awal tidak spesifik
Pada fase serebritis
sakit kepala
demam
letargi
kejang, baik fokal atau umum.
progresivitas abses :
anak gangguan neurologis bersamaan dengan
gejala peningkatan tekanan intrakranial.
bayi pembesaran lingkar kepala yang abnormal ( dd
efusi subdural atau tumor)


Manifestasi abses otak :
Peningkatan TIK :
sakit kepala, muntah, papiledema
Manifestasi supurasi intrakranial :
iritabel, drowsiness, atau stupor, tanda rangsang
meningeal
Tanda infeksi :
demam, menggigil, leukositosis
Tanda lokal jaringan otak yang terkena:
kejang, gangguan saraf kranial, afasia, ataksia,
paresis

DIAGNOSIS

gambaran klinis
sakit kepala, rancu, penurunan kesadaran,
kejang, papiledema, kaku kuduk, dan manifestasi
neurologis fokal.
pemeriksaan laboratorium, EEG dan pencitraan.
kadang terdapat leukositosis dan peningkatan
LED.
peningkatan jumlah leukosit LCS, tetapi pungsi
lumbal kontra indikasi pada abses otak.
EEG : gelombang lambat delta voltase tinggi,
tetapi tidak cukup akurat untuk menentukan lokasi
abses.

CT SCAN (TANPA KONTRAS)


Early cerebritis pada CT-Scan

ABSES SEREBRI

MRI

TATALAKSANA
Dasar pengobatan abses otak : mengurangi efek
massa dan menghilangkan kuman penyebab.
pengobatan bedah
operasi (aspirasi maupun eksisi)
konservatif.
pemberian antibiotik.
kloramfenikol, penisilin dan metisilin.
Kortikosteroid bila terdapat efek massa yang
menyebabkan manifestasi neurologis fokal dan
penurunan kesadaran.

Antibiotik
Kriteria pasien yang mendapat terapi antibiotik :
a. Diperkirakan operasi akan memperburuk keadaan
b. Abses multipel terutama yang jaraknya berjauhan
satu sama lain
c. Abses disertai meningitis
d. Abses yang lokasinya sulit dicapai dengan operasi
atau operasi diperkirakan akan merusak fungsi vital
e. Abses yang disertai hidrocehalus yang mungkin akan
terinfeksi bila dilakukan operasi


ampisilin 200 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis
kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis,
(maksimal 2 gr/hari )
metronidazol 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
Kortikosteroid 0,5-1 mg/kgBB/hari dibagi 3
diberikan sampai hilangnya tanda-tanda
peningkatan tekanan intrakranial.
Jika ada kejang atau status epileptikus diberikan
anti kejang sesuai protokol penanganan kejang.

PROGNOSIS
50% pasien sembuh memperlihatkan
hemiparesis
gangguan kognitif 70%.
serangan kejang Pasca operasi 30-50%
pasien.
Bila kejang telah terjadi preoperatif, umumnya
selalu terjadi kejang pascabedah.
50% berupa kejang umum sedangkan 30%
berupa kejang fokal atau epilepsi parsial.
Abses otak kambuh pada 8-10% pasien (8-24
minggu setelah pengobatan)

Anda mungkin juga menyukai