Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH SANITASI MASYARAKAT

PERENCANANA PEMBANGUNAN SUMUR RESAPAN DI WILAYAH


PEKARANGAN KOTA SEBAGAI PENUNJANG SANITASI
MASYARAKAT
(Studi Kasus di Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan Cilandak Kabupaten
Jakarta Selatan)


Disusun Oleh:
Nurani Ikhlas 21080110141028




PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap musim hujan di kota besar seperti Jakarta, kekhawatiran pasti datang. Banjir
adalah bencana yang sangat ditakuti warga Jakarta. Apalagi musim kemarau yang panjang
membuat kesusahan akan air bersih. berbicara mengenai kota Jakarta hanyalah berbicara satu
kota saja padahal dampak ini sudah terjadi di kebanyakan kota-kota besar di Indonesia dan
menjadi musibah nasional. Program Karya Nyata Sosial mencoba meneruskan yang sudah
dicanangkan oleh pemerintah bahkan sudah dibuatkan Undang-undang yang mengatur
tentang keberadaan sumber daya alam khususnya tentang air (terlampir dalam kontrak
kemitraan). Air dimengerti sebagai sumber kehidupan yang menjadi hak paten di setiap
makhluk ciptaan Tuhan. Kami sebagai warga Negara Indonesia ingin tetap mengajak
bergotong royong semua lapisan masyarakat, dengan membawa Program Karya Nyata Sosial
ini untuk memberdayakan Sumber Daya Manusia dengan peduli dan sayang kepada Alam di
lingkungannya masing-masing.
Dengan ini kami meneruskan secara sumbangsih pribadi dengan dibuatnya areal
resapan berupa biopori dan sumur resapan. Pembelajaran pembuatan sumur resapan dan
biopori dengan pembuatan laporan kegiatan yang selengkap-lengkapnya diharapkan bisa
dicontohkan dan ditiru sebaik-baiknya oleh masyarakat Indonesia seluas-luasnya.
Demikianlah sekelumit laporan kegiatannya yang telah dilaksanakan di cipete selatan,
Jl. Asem rumah milik warga. Warga yang telah bersedia secara cuma-cuma memberi sedikit
lahannya untuk dibuatkan sumur resapan dan pada saluran pembuangan airnya dibuatkan
biopori sebagai percontohan pertama kali dengan Program Karya Nyata Sosial.
Salah satu cara penyelamatan air secara sederhana adalah dengan membuat sumur-
sumur resapan (peresap) air hujan. Selain itu juga upaya holistik lainnya, yaitu dengan
pendekatan vegetatif melalui reboisasi, perluasan hutan kota, taman kota, pembuatan waduk
kecil atau embung, hingga pengelolaan sistem DAS (daerah aliran sungai) terpadu
Mengenai air, kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta khususnya di kelurahan
Cipete Selatan telah mengalami dua hal berlawanan, misalnya ; di permukaan tanah, banjir
bisa mencapai atap rumah seperti yang terjadi belakangan ini, sementara di bawah tanah,
permukaan air tanah (water table) di kota-kota besar terus mengalami penurunan. Untuk
mencegahnya dan sekaligus dapat menjaga cadangan air, maka dibuatnya sumur resapan air
hujan. Meskipun tidak seluruh masalah dapat diatasi, namun sumur resapan ini secara teoritis
akan banyak membantu meringankan kedua masalah tersebut sekaligus.
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan sumur resapan
2. Menjelaskan prinsip kerja sumur resapan
3. Menjelaskan tahapan pembangunan sumur resapan serta konstruksinya
4. Mendeskripsikan rencana anggaran biaya pembangunan sumur resapan
5. Menjelaskan pemeliharaan sistem sumur resapan
6. Menjelaskan kelebihan dan kegunaan sumur resapan
1.3 Manfaat
1. Mengetahui tentang sumur resapan
2. Mengetahui dan memahami prinsi kerja sumur resapan
3. Mengetahui dan memahami tahapan pembangunan sumur resapan serta
konstruksinya
4. Mengetahui rencana anggaran biaya pembangunan sumur resapan
5. Memahami pemeliharaan sistem sumur resapan
6. Mengetahui kelebihan dan kegunaan sumur resapan

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sumur Resapan
Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan
kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas
atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur resapan
berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke
dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di kawasan budidaya, permukiman,
perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum lainnya.
Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang berupa bangunan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman
tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan diatas atap rumah dan
meresapkannya ke dalam tanah (Dephut,1994). Manfaat yang dapat diperoleh dengan
pembuatan sumur resapan air antara lain : (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah
terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, (2)
mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah, (3) mengurangi
atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai,
(4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan, dan (5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Dephut, 1995).

Gambar 1. Sumur Resapan Air Pada Pekarangan Rumah
(Sumber: PU Cipta Karya, 2003)
Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau meninggikan air tanah,
mengurangi genangan air banjir, mencegah intrusi air laut, mengurangi gejala amblesan tanah
setempat dan melestarikan serta menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka panjang
(Pasaribu, 1999). Oleh karena itu pembuatan sumur resapan perlu digalakkan terutama pada
setiap pembangunan rumah tinggal.
2.2 Prinsip Kerja Sumur Resapan
2.2.1 Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari sumur resapan adalah menyalurkan dan menampung air hujan ke
dalam sebuah lubang atau sumur, agar air hujan dapat memiliki waktu tinggal di permukaan
tanah lebih lama sehingga sedikit demi sedikit air dapat meresap ke dalam tanah. Di bawah
tanah, air yang meresap ini akan merembes masuk ke dalam lapisan tanah yang disebut
lapisan tidak jenuh, dimana pada berbagai jenis tanah, lapisan ini masih bisa menyerap air.
Dari lapisan tersebut, air akan menembus kedalam permukaan tanah (water table), dimana
dibawahnya ada air tanah (ground water), yang terperangkap dalam lapisan akuifer. Dengan
demikian, masuknya air hujan ke dalam tanah akan membuat imbuhan air tanah akan
menambah jumlah air tanah dalam lapisan akuifer.
Dengan prinsip kerja dari sumur resapan tersebut, maka jika kita hendak membuat
sumur resapan pada area halaman rumah kita, kita akan menyalurkan air hujan yang turun di
area rumah kita menuju sumur resapan, termasuk air hujan yang turun pada genting atap
rumah yang nantinya mengalir menuju talang air. Dari talang, air kita salurkan ke sumur
resapan dengan menggunakan pipa (biasanya menggunakan pipa paralon).
Sedangkan air hujan yang turun selain di area genteng atap rumah, dapat kita salurkan
menuju sumur resapan dengan cara membuat semacam selokan atau got kecil di area rumah
kita, yang dibuat dengan kemiringan tertentu, sehingga nantinya air yang masuk ke dalam
selokan atau got tersebut dapat mengalir menuju sumur resapan.
Untuk membuang kelebihan air yang masuk kedalam sumur resapan, kita bisa
membuat pipa pembuangan, yang nantinya berfungsi mengalirkan kelebihan air di dalam
sumur resapan menuju saluran drainase/saluran pembuangan di dekat rumah kita.

Gambar 2. Ilustrasi Prinsip Kerja Sumur Resapan yang Dibuat di Area Halaman
Rumah
Di bawah ini terdapat tabel yang dapat dijadikan bahan acuan mengenai volume
sumur resapan pada kondisi tanah permeabilitas rendah (berdasarkan SK Gubernur No. 17
Tahun 1992) :
Tabel 1. Volume Sumur Resapan Pada Kondisi Tanah Permeabilitas Rendah (SK
Gubernur No. 17 Tahun 1992)
Namun, jika ingin mengetahui bagaimana metode perhitungan pembangunan sumur
resapan agar memberikan kontribusi yang maksimum, gunakan metode perhitungan sebagai
berikut (Sunjoto, 1992) :
1. Menghitung debit air hujan yang masuk sebagai fungsi karakteristik luas atap
bangunan dengan Metode Rasional (perhitungan debit air hujan yang masuk dari air
hujan yang turun pada area genting rumah) :

Dengan metode yang sama, kita juga dapat memperkirakan debit air yang masuk pada
sumur resapan dari air hujan yang turun pada area rumah selain dari atap rumah.
2. Menghitung kedalaman sumur optimum diformulakan sebagai berikut :

Sedangkan untuk menghitung volume air hujan yang meresap pada sumur resapan
untuk perkarangan rumah (berdasarkan tata cara perencanaan sumur resapan air hujan
untuk lahan perkarangan SNI : 03 2453 2002), adalah sebagai berikut :
2.3 Tahapan Pembangunan Sumur Resapan Serta Konstruksinya
2.3.1 Tata Cara Perencanaan untuk Lahan Pekarangan di Kelurahan Cipete Selatan
Satandar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan
Air Hujan untuk Lahan Pekarangan, menetapkan beberapa persyaratan umum yang harus
dipenuhi sebuah sumur resapan yaitu :
1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam
atau labil.
2. Sumur resapan harus dijauhklan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic
tank (minimum lima meter diukur dari tepi), dan berjarak minimum satu meter dari
fondasi bangunan.
3. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di
bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50
meter pada musim hujan.
4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap
air) lebih besar atau sama dengan 2,0 cm per jam (artinya, genagan air setinggi 2 cm
akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu :
Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm per jam.
Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm per jam.
Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm per jam.
Spesifikasi Sumur Resapan
Sumur resapan dapat dibuat oleh tukang pembuat sumur gali berpengalaman dengan
memperhatikan persyaratan teknis tersebut dan spesifikasi sebagai berikut :
1. Penutup Sumur
Untuk penutup sumur dapat dipilih beragam bahan diantaranya :
Pelat beton bertulang tebal 10 cm dicampur dengan satu bagian semen, dua bagian
pasir, dan tiga bagian kerikil.
Pelat beton tidak bertulang tebal 10 cm dengan campuran perbandingan yang sama,
berbentuk cubung dan tidak di beri beban di atasnya atau,
Ferocement (setebal 10 cm).
2. Dinding sumur bagian atas dan bawah
Untuk dinding sumur dapat digunakan bis beton. Dinding sumur bagian atas dapat
menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu bagian semen, empat bagian
pasir, diplester dan di aci semen.
3. Pengisi Sumur
Pengisi sumur dapat berupa batu pecah ukuran 10-20 cm, pecahan bata merah ukuran
5-10 cm, ijuk, serta arang. Pecahan batu tersebut disusun berongga.
4. Saluran air hujan
Dapat digunakan pipa PVC berdiameter 110 mm, pipa beton berdiameter 200 mm,
dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 mm.

2.3.2 Pembuatan Rancangan Sumur Resapan
a. Persiapan
Pemilihan calon lokasi
Pemilihan calon lokasi sesuai yang telah ditetapkan dalam Rencana Teknik Tahunan (RTT)
yang telah disusun, dengan kriteria sebagai berikut :
a) Daerah pemukiman padat penduduk dengan curah hujan tinggi
b) Neraca air defisit (kebutuhan > persediaan)
c) Aliran permukaan (run off) tinggi
d) Vegetasi penutup tanah <30 %
e) Rawan longsor
f) Tanah porous
Orientasi lapangan, konsultasi, pengadaan bahan dan administrasi secara teknis
prosedural sama dengan pembuatan bangunan konservasi tanah lainnya.
b. Hasil Kegiatan
Sebagai hasil kegiatan dari penyusunan rancangan berupa buku rancangan sumur
resapan air yang dilengkapi dengan lampiran data, gambar dan peta dan telah disahkan oleh
instansi terkait yang berwenang.
Gambar skematis tentang bangunan sumur resapan air dapat dilihat pada Gambar 3 berikut
ini.

Gambar 3 skematis tentang bangunan sumur resapan air

2.3.3 Pembuatan Sumur Resapan Air (SRA)
a. Persiapan
Penyiapan kelembagaan
a) Pertemuan dengan masyarakat/kelompok dalam rangka sosialisasi
b) Pembentukan organisasi dan penyusunan program kerja
Pembuatan sarana dan prasarana
Pengadaan peralataan/sapras diutamakan untuk jenis peralatan dan bahan yang habis pakai.
Penataan areal kerja
a) Pembersihan lokasi sumur
b) Penentuan letak sumur
c) Pemasangan patok
d) Pembuatan bangunan sumur resapan air di tanah milik masyarakat, tidak ada ganti rugi.
b. Pembuatan
1. Penggalian tanah
2. Pemasangan dinding sumur
3. Pembuatan saluran air
4. Pembuatan bak control
5. Pemasangan talang air
6. Pembuatan saluran pelimpasan

c. Pemeliharaan.
Pemeliharaan bangunan sumur resapan air meliputi :
1. Pembersihan pipa saluran air/talang air bak control dan sal pelimpas
2. Pengerukan lumpur
d. Organisasi pelaksana.
Sebagai pelaksana pembuatan sumur resapan air adalah kelompok masyarakat
setempat dibawah koordinasi Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi kehutanan.
e. Jadwal Kegiatan
Tahapan dalam pelaksanaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang tertuang dalam
rancangan.
f. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan berupa bangunan sumur resapan yang dibuat dengan jumlah dan
ukuran sesuai dengan rancangan, dan untuk pemeliharaannya diserahkan kepada
masyarakat/penduduk desa.

Gambar 4 Hasil Pembuatan Bangunan Sumur Resapan Air

2.3.4 Bentuk dan Ukuran Konstruksi Sumur Resapan
2.3.4.1 Bentuk dan Ukuran Sumur Resapan
Bentuk dan ukuran konstruksi SRA sesuai dengan SNI No. 03-2459-1991 yang
dikeluarkan oleh Departemen Kimpraswil adalah berbentuk segi empat atau silinder dengan
ukuran minimal diameter 0,8 meter dan maksimum 1,4 meter dengan kedalaman disesuaikan
dengan tipe konstruksi SRA. Pemilihan bahan bangunan yang dipakai tergantung dari
fungsinya, seperti plat beton bertulang tebal 10 cm dengan campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl
untuk penutup sumur dan dinding bata merah dengan campuran spesi 1 Pc : 5 Psr tidak
diplester, tebal bata (Gambar 5).

Gambar 5 Spesifikasi Bentuk dan Ukuran Sumur Resapan
Data teknis sumur resapan air yang dikeluarkan oleh PU Cipta Karya adalah sebagai berikut :
a. Ukuran maksimum diameter 1,4 meter
b. Ukuran pipa masuk diameter 110 mm
c. Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm
d. Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter
e. Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4 pasir tanpa
plester
f. Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm
g. Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3
kerikil.
2.3.4.2 Desain Konstruksi Sumur Resapan Air
Sumur resapan air akan dapat berfungsi dengan baik, apabila didesain berdasarkan
kondisi lingkungan dimana sumur tersebut akan dibuat. Desain sumur resapan air dalam hal
ini meliputi bentuk, jenis konstruksi dan dimensi sumur resapan air. Menurut SNI No. 02-
2453-1991Tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan
Perkarangan diperlukan persyaratan teknis pemilihan lokasi dan jumlah sumur resapan pada
pekarangan, persyaratan teknik meliputi :
Umum : dibuat pada lahan yang lolos air dan tahan longsor, bebas dari kontaminasi dan
pencemaran limbah, untuk meresapkan air hujan, untuk daerah dengan sanitasi lingkungan
yang tidak baik hanya digunakan menampung air hujan dari talang, mempertimbangkan
aspek hidrologi, geologi dan hidrologi.
Pemilihan lokasi : keadaan muka air tanah dengan kedalaman pada musim hujan,
permeabilitas yang diperkenankan 2 12,5 cm/jam, jarak penempatan diperhitungkan dengan
tangki septik tank 2 meter, resapan tangki septik tank/cubluk/saluran air limbah 5 meter,
sumur air bersih 2 meter.
Jumlah : penentuan jumlah sumur resapan air ditentukan berdasarkan curah hujan maksimum,
permeabilitas dan luas bidang tanah.
Dalam mendesain dimensi konstruksi sumur resapan air untuk kawasan perumahan
terdapat tiga parameter utama yang perlu diperhatikan yaitu : permeabilitas tanah, curah
hujan, dan luas atap rumah/permukaan kedap air (Dephut, 1994). Permeabilitas tanah dapat
kita tentukan berdasarkan hasil pengukuran langsung di lokasi permukiman dengan Metode
Auger Hole Terbalik. Data permeabilitas tanah ini diperlukan untuk menentukan volume
sumur resapan air yang akan dibuat. Curah hujan diperlukan untuk menentukan dimensi
sumur resapan air. Data curah hujan yang diperlukan selama 10 tahun pengamatan (diperoleh
dari stasiun hujan terdekat). Pengukuran luas atap rumah didasarkan atas luas permukaan atap
yang merupakan tempat curah hujan jatuh secara langsung diatasnya.
Sedangkan untuk mendesain bentuk dan jenis konstruksi sumur resapan air diperlukan
parameter sifat-sifat fisik tanah yang meliputi Infiltrasi,tekstur tanah, struktur tanah, dan pori
drainase (Mulyana, 1998).
2.3.4.3 Pembuatan Sumur Resapan Air
Setelah diperoleh desain konstruksi (dimensi, bentuk dan jenis) sumur resapan air
sesuai dengan kondisi lingkungan pada kawasan perumahan, selanjutnya dalam proses
pembuatan sumur resapan air dapat dirancang dua pola penerapan yaitu: a) pembuatan secara
kolektif (berdasarkan blok-blok rumah, atau untuk satu kawasan perumahan); dan b)
pembuatan per-tipe rumah.

Pembuatan sumur resapan air per-blok dalam suatu kawasan perumahan harus
direncanakan sejak dari awal oleh kontraktor atau developer. Pada siteplan sudah nampak
jelas alokasi lahan untuk pembangunan sumur resapan air pada setiap blok (per-blok bisa
terdiri dari 10 rumah atau lebih). Alternatif lain, SRA dibuat dalam bentuk danau untuk
semua rumah pada suatu kawasan Cipete Selatan, sehingga SRA berfungsi disamping untuk
meresapkan air ke dalam tanah juga sebagai tempat rekreasi warga perumahan,.
SRA yang dibuat pada setiap rumah atau per-tipe rumah dapat dirancang dengan
memperhatikan aspek luas perkarangan rumah dan nilai estetika, sehingga SRA dapat
dibangun ke arah vertikal atau horisontal. Biaya pembuatan konstruksi SRA berkisar antara
Rp. 75.000 hingga Rp.150.000,-.

2.4 Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Sumur Resapan
Berikut data rincian anggaran dan biaya kegiatannya dengan studi kasus di Kelurahan
Cipete Selatan Kecamatan Cilandak Kabupaten Jakarta Selatan :
A. Rincian Anggaran bahan dan alat


B. Rincian Biaya Bahan dan Alat



C. Harga Upah Pekerja (rencana awal 3 orang tapi yang siap bisa bekerja hanya 2 orang)
Berikut adalah harga upah pekerja dengan sistem borongan target hari pengerjaan 5 hari tapi
bisa diselesaikan dalam 3 hari.

D. Jumlah biaya keseluruhannya adalah :



2.5 Pemeliharaan atau Perawatan Sumur Resapan
Pemeliharaan sumur resapan yang telah selesai dibangun dilakukan oleh
petani/kelompok tani pengelola sumur resapan. Beberapa komponen pemeliharaan sumur
resapan adalah :
1. Menjaga agar air masuk kedalam sumur resapan dengan mudah, sedapat mungkin air
bersih dan bebas dari kotoran seperti ranting, dedaunan dll.
2. Membersihkan bak kontrol dari kotoran dan endapan/lumpur yang menyumbat.

2.6 Keuntungan atau Kegunaan Sumur Resapan
Penerapan sumur resapan sangat dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
fungsi sumur resapan bagi kehidupan manusia adalah sebacial pengendali banjir, melindungi
dan memperbaiki (konservasi) air tanah, serta menekan laju erosi.
Sumur resapan dapat dikatakan sebagai suatu rekayasa teknik konservasi air, berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur galian dengan
kedalaman tertentu. Fungsi utama dari sumur resapan ini adalah sebagai tempat menampung
air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Sementara itu, manfaat yang dapat diperoleh
dari pembuatan sumur resapan air di antaranya adalah :
1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air sehingga
memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi,
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah,
3. Mengurangi atau menahan terjadinya kenaikan air laut bagi daerah yang berdekatan
dengan wilayah pantai,
4. Mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan, dan
5. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.
6. Penurunan muka air tanah yang banyak terjadi akhir-akhir ini dapat teratasi dengan
bantuan sumur resapan.Tanda-tanda penurunan muka air tanah terlihat pada keringnya
sumur dan mata air pada musim kemarau serta timbulnya banjir pada musim hujan.
Perubahan lingkungan hidup sebagai akibat dari proses pembangunan, berupa
pembukaan lahan, penebangan hutan, serta pembangunan pemukiman dan industri
diduga menyebabkan terjadinya hal tersebut.
Menurut para ahli, penurunan muka air tanah di Kota Jakarta mencapai 0,5-12
cm/tahun, sedangkan kenaikan air laut sekitar 0,9 cm/tahun. Dengan demikian, dapat
diperkirakan bahwa Kota Jakarta akan tenggelam dalam waktu 50 tahun ke depan.
Kondisi tersebut juga diperkirakan akan terjadi di kota-kota lainnya di Indonesia.
Kondisi demikian tidak menguntungkan bagi perkembangan perekonomian kita yang
sedang giat-giatnya membangun. Oleh karena itu, perhatian dari semua pihak
diperlukan dalam upaya pengendalian banjir serta perbaikan dan perlindungan
(konservasi) air tanah.
Salah satu strategi atau cara pengendalian air, baik mengatasi banjir atau kekeringan
adalah melalui sumur resapan. Sumur resapan ini merupakan upaya memperbesar
resapan air hujan ke dalam tanah dan memperkecil aliran permukaan sebagai
penyebab banjir.
7. Pengendali banjir
Banjir sering kali menggenangi kawasan pemukiman ketika musim hujan
tiba.Terjadinya banjir pada kawasan pemukiman dapat disebabkan oleh beberapa
faktor di antaranya:
a. pengembangan rumah yang melewati batas garis sempadan bangunan (GSB),
b. sistem drainase yang tidak terencana dengan baik, dan
c. masih kurangnya kesadaran para penghuni kawasan permukiman terhadap
pengelolaan sampah.
8. Konservasi air tanah
Fungsi lain dari sumur resapan ini adalah memperbaiki kondisi air tanah atau
mendangkalkan permukaan air sumur. Di sini diharapkan air hujan lebih banyak yang
diresapkan ke dalam tanah menjadi air cadangan dalam tanah. Air yang tersimpan
dalam tanah tersebut akan dapat dimanfaatkan melalui sumur-sumur atau mata air.
Peresapan air melalui sumur resapan ke dalam tanah sangat penting mengingat adanya
perubahan tata guna tanah di permukaan bumi sebagai konsekuensi dari
perkembangan penduduk dan perekonomian masyarakat. Dengan adanya perubahan
tata guna tanah tersebut akan menurunkan kemampuan tanah untuk meresapkan air.
Hal ini mengingat semakin banyaknya tanah yang tertutupi tembok, beton, aspal, dan
bangunan lainnya yang tidak meresapkan air. Penurunan daya resap tanah terhadap air
dapat juga terjadi karena hilangnya vegetasi penutup permukaan tanah.
9. Menekan laju erosi
Dengan adanya penurunan aliran permukaan maka laju erosi pun akan menurun. Bila
aliran permukaan menurun, tanah-tanah yang tergerus dan terhanyut pun akan
berkurang. Dampaknya, aliran permukaan air hujan kecil dan erosi pun akan kecil.
Dengan demikian, adanya sumur resapan yang mampu menekan besarnya aliran
permukaan berarti dapat menekan laju erosi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali
dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan
yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam
tanah.
2. Prinsip kerja dari sumur resapan adalah menyalurkan dan menampung air hujan
ke dalam sebuah lubang atau sumur, agar air hujan dapat memiliki waktu tinggal
di permukaan tanah lebih lama sehingga sedikit demi sedikit air dapat meresap ke
dalam tanah. Di bawah tanah, air yang meresap ini akan merembes masuk ke
dalam lapisan tanah yang disebut lapisan tidak jenuh, dimana pada berbagai jenis
tanah, lapisan ini masih bisa menyerap air. Dari lapisan tersebut, air akan
menembus kedalam permukaan tanah (water table), dimana dibawahnya ada air
tanah (ground water), yang terperangkap dalam lapisan akuifer. Dengan demikian,
masuknya air hujan ke dalam tanah akan membuat imbuhan air tanah akan
menambah jumlah air tanah dalam lapisan akuifer.
3. Tahapan Pembangunana sumur resapan terdiri dari 2 tahapan yaitu tahapan
rancangan sumur resapan dan pembuatan sumur resapan. Tahapan pembuatan
sumur resapan terdapat bentuk dan kontruksi sumur resapan yang harus
diperhatikan dan tata cara pembuatan sumur resapan berdasarkan peraturan yang
telah ditetapkan
4. Sumur resapan di Cipete Selatan menghabiskan biaya sekitar Rp. 4.692.000,-
5. Pemeliharaan sumur resapan cukup dengan dilakukan pengurasan dan
pembersihan bak kontrol
6. Kegunaan sumur resapan sangat banyak diantaranya adalah pengendali banjir dan
konservasi air





DAFTAR PUSTAKA
Adhisthana. 2003. Banjir rob melanda perumahan di Semarang.
http://adhisthana.tripod.com/artikel/semarang.txt
Anonim. 2003. Dijual Murah Pun Tak Ada yang Berminat Beli. Kompas, Jakarta.
http://www.kompas.com//kompas-cetak/0302/14/metro/130038.htm
Dephut. 1994.Pedoman Penyusunan Rencana Pembuatan Bangunan Sumur Resapan Air.
Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan, Jakarta.
Dephut. 1995. Petunjuk Teknis Uji coba Pembuatan Percontohan Sumur Resapan Air.
Departemen Kehutanan, Jakarta.
Balitbang Kimpraswil. 2001. Ringkasan Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan
Pekarangan SNI No.03-2459-1991. Departemen Kimpraswil, Jakarta.
http://www.kimpraswil.go.id/balitbang/uraian_SNI/SNIKIM/Perumahan/sni-03-2459-
1991.htm
Balitbang Kimpraswil. 2001. Ringkasan Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air
Hujan Untuk Lahan Pekarangan SNI No.02-2453-1991. Departemen Kimpraswil,
Jakarta. http://www.kimpraswil.go.id/balitbang/uraian_SNI/SNIKIM/Perumahan/ sni-
02-2453-1991.htm
Mulyana, Rachmat. 1998. Penentuan Tipe Konstruksi Sumur Resapan Air Berdasarkan Sifat-
sifat Fisik Tanah dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kawasan Puncak. Tesis
S2 IPB, Bogor.
Pasaribu, 1999.Sumur Resapan Air Mengurangi Genangan Banjir Dan Mengembalikan
Persediaan Air. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.5 No.19 Th.V IKIP
Medan, Medan.
PU Cipta Karya. 2003. Sumur Resapan Air. http://www.pu.go.id/publik/
ciptakarya/html/ind/resapan-htm.
Saragih, John F.B. 1997. Merenovasi Rumah Tipe 21 dan Tipe 36. PT.Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta.
Makalah Individu Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pascasarjana / S3 Institut
Pertanian Bogor,
November 2003. Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng (penanggung jawab), Prof. Dr.
Ir. Zahrial Coto
Sumber: http://tumoutou.net/702_07134/rachmat_mulyana_files/image002.gif

Anda mungkin juga menyukai