Anda di halaman 1dari 77

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) RANCANGAN


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR....TAHUN 2012
TENTANG
DESA



NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
1. RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR.........TAHUN.................
TENTANG
DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Judul RUU ini adalah RUU tentang Desa. Pertanyaan
yang paling krusial adalah apa yang dimaksud dengan
Desa dalam RUU ini? Apakah Desa yang dimaksud adalah
Desa dengan nama lain? Dan apakah Desa yang
dimaksud termasuk dalam kategori Desa Adat?

RUU ini seharusnya bisa mengakhiri ambiguitas
pengaturan tentang Desa atau dengan nama lain.
Ambiguitas antara Desa sebagai komunitas yang memiliki
hak asal-usul untuk mengatur urusan komunitasnya
sendiri, dengan Desa sebagai unit paling bawah dalam
sistem pemerintahan di daerah yang didelegasikan
kewenangan dari pemerintahan diatasnya.

Keduanya memiliki watak pengaturan yang berbeda.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka RUU ini bisa
mencakup dua jenis desa atau dengan nama lain
tersebut, yaitu mengatur tentang Desa dalam perspektif
masyarakat hukum (adat) yang berciri bestuurende
lanschappen dan juga sekaligus mengatur tentang Desa
sebagai unit pemerintahan terendah. Dengan mengatur
dua jenis Desa tersebut, maka akan semakin jelas norma-
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
norma hukum yang akan menjadi dasar bagi keberadaan
kedua corak Desa tersebut.
2. Menimbang:

a. bahwa sesuai ketentuan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menegaskan negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur dalam undang-
undang;

Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada
sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk.
Sebagai bukti keberadaannya, Penjelasan Undang-
Undang Dasar 1945 dengan jelas menyebutkan bahwa
Dalam territoir Negara Indonesia terdapat lebih kurang
250 "Zelfbesturende landschappen" dan
Volksgemeenschappen, seperti desa di Jawa dan Bali,
nagari di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang
dan sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai susunan
Adat, dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai
daerah yang bersifat istimewa.

Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan
daerah-daerah istimewa tersebut dan segala peraturan
negara yang mengenai daerah-daerah itu akan
mengingati hak-hak asal-usul daerah tersebut. Oleh
sebab itu, keberadaannya wajib tetap diakui dan
diberikan jaminan keberlangsungan hidupnya dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Keragaman jenis Desa, atau yang disebut dengan nama
lain, tidak menjadi penghalang bagi para founding
fathers negara ini untuk menjatuhkan pilihannya pada
bentuk negara kesatuan. Meskipun mereka sangat
menyadari, bahwa dalam suatu negara kesatuan wajib
terdapat homogenitas dalam semua hal.
3. b. bahwa dalam upaya melaksanakan
ketentuan huruf a, Pemerintah Pusat
berkewajiban menata kembali pengaturan
mengenai desa sehingga keberadaannya
mampu mewadahi dan menyelesaikan
berbagai permasalahan kemasyarakatan
dan pemerintahan sesuai dengan
perkembangan dan dapat menguatkan
identitas lokal yang berbasis pada nilai-nilai
sosial budaya masyarakat setempat dengan
semangat modernisasi, globalisasi dan
demokratisasi yang terus berkembang;
4. c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu membentuk Undang-Undang
tentang Desa.
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
Oleh karenanya, Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah berdiri di atas fondasi keberagaman.
Karakteristik atau keunikan negara ini berdiri di atas
keberagaman dalam berbagai hal. Keberagaman menjadi
perekat utama komponen-komponen bangsa dan negara
ini; bhineka tunggal ika.

Pada proses perubahan terhadap Undang-Undang Dasar
1945, pengakuan dan jaminan negara terhadap
keberagaman Desa, atau yang disebut dengan nama
lain, tetap dipertahankan. Jaminan tersebut ditentukan
dalam Pasal 18B ayat (2), Pasal 18B ayat (2) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal ini menegaskan bahwa negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
diatur dalam Undang-undang.

Konsekuensinya, Negara Kesatuan Republik Indonesia
wajib memberikan pengakuan dan jaminan terhadap
keberadaan kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
yang disebut Desa, atau yang disebut dengan nama lain

Dengan memberikan jaminan terhadap Desa,
perwujudan tujuan bernegara, yaitu kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia dapat dipercepat dengan lebih
mendekatkan antara masyarakat yang dilayani dengan
pelayanan. Akibatnya, pelayanan publik akan semakin
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
dekat dan merata di seluruh Indonesia.

Berdasarkan latar belakang pemikiran itu, IRE
Yogyakarta mengkritisi dasar menimbang dalam RUU
Desa tidak memuat visi yang ingin dicapai dari
pegakuan dan penghormatan terhadap desa atau
dengan nama lain. UU tanpa Visi adalah UU yang gagal
untuk menjawab beberapa pertanyaan dasar: mengapa
reformasi pengaturan desa itu harus dilakukan? Apa
arah dan prinsip-prinsip pembaharuannya? Pilihan
paradigma apa yang dibangun ?

Dasar menimbang dalam RUU versi Pemerintah tidak
mencerminkan muatan filosofis. Bahkan dengan
menegaskan negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-
hak tradisionalnya meninbulkan kerancuan, karena
persoalan pengakuan kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat tersebut sejatinya diperuntukkan bagi desa
yang bercirikan masyarakat hukum adat. Selain itu, itu
menurut Lampiran II nomor 19 UU No.12 tahun 2011
tentang P3 ditentukan: Pokok pikiran pada konsiderans
UndangUndang, Peraturan Daerah Provinsi, atau
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota memuat unsur
filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi
pertimbangan dan alasan pembentukannya yang
penulisannya ditempatkan secara berurutan dari
filosofis, sosiologis, dan yuridis.

RUU Desa versi pemerintah mempergunakan konsideran
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
meninbang yang sangat minimalis, padahal kompleksitas
yang melatar belakangi perlunya pengaturan tentang Desa
dalam perspektif masyarakat hukum adat dan desa dalam
perspektif pemerintahan tidaklah sederhana.
Penyederhanaan latar belakang sebagaimana tercantum
dalam konsideran meninbang ini berdampak pada
seluruh pengaturan dalam RUU ini. Oleh sebab itulah
RUU ini perlu penambahan konsideran menimbang, salah
satunya adalah alasan-alasan sosiologis dan yuridis
menjawab tantangan masa depan tentang pengkategorian
Desa sebagai masyarakat hukum adat dan desa sebagai
bentuk pemerintahan. Kemudian dilanjutkan dengan
alasan-alasan mengenai hubungan sinergis antara kedua
kategori desa tersebut.

IRE Yogyakarta berpandangan bahwa pembentukan UU
Desa bukan hanya dimaksudkan untuk mewadahi dan
menyelesaikan berbagai permasalahan kemasyarakatan
dan pemerintahan sesuai dengan perkembangan serta
menguatkan identitas lokal yang berbasis pada nilai-nilai
sosial budaya masyarakat. Tetapi, UU Desa seharusnya
terutama untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa yang adil dan merata
guna mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;



Selain itu, IRE YOGYAKARTA berpandangan
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
pembentukan undang-undang tentang Desa bukan
semata-mata penyempurnaan atas pasal-pasal dari
kerangka regulasi sebelumnya, atau meningkatkan status
sebuah Peraturan Pemerintah tentang desa menjadi
undang-undang. IRE YOGYAKARTA berpandangan bahwa
pembentukan UU dimaksudkan sebagai bagian dari
Transformasi/ pembaharuan terhadap paradigma, desain
dan praktek penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan desa.

Dalam konteks semacam itulah, kita bisa menempatkan
kembali esensi pembentukan Undang-undang desa
sebagai bagian dari proses pendalaman dan perluasan
agenda reformasi yang sudah dimulai pada tahun 1998.



Dengan demikian tujuan pembaharuan pengaturan
tentang Desa adalah untuk mencapai Desa yang
mandiri, demokratis dan Sejahtera.
Desa Mandiri: bertenaga secara sosial, berdaulat
secara politik, berdaya secara ekonomi dan
bermartabat secara budaya.
Desa yang demokratis: nilai-nilai demokratis
diinternalisasi atau dilembagakan dalam
kehidupan sehari-hari dan tata kelola
pemerintahan
Desa yang sejahtera: tercapainya kehidupan warga
desa yang berkualitas.

Dengan bersandar pada visi tersebut maka UU Desa
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
seharusnya diletakan bukan semata-mata pengaturan
tentang Pemerintahan Desa. Ada lima hal yang
seharusnya menjiwai UU Desa:
1. Keberagaman (sejarah, sosial buday,
geografis dan sumberadaya)
2. Kemandirian (Hak Desa untuk mengambil
keputusan sendiri atas prakarsa
masyarakat)
3. Demokratis (Proses pengelolaan Desa secara
partisipatif, bertanggungjawab, terbuka dan
setara)
4. Pemberdayaan (Pemberian kepercayaan dan
kesempatan pada Desa untuk
mengembangan inisiatif dan potensi desa)
5. Kesejahteraan dan Keadilan. (meningkatkan
aset dan akses desa terhadap sumberdaya
alam, pelayanan publik dan anggaran negara
untuk memperbaiki kualitas hidup
masyarakat secara merata.
5. Mengingat:
Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18 A, Pasal 18 B,
dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
Menurut Lampiran II Nomor 28 UU No. 12 tahun 2011
tentang P3 dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentuk Peraturan Perundang-
undangan; dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
6. Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG DESA

7. BAB I
KETENTUAN UMUM
Menurut Lampiran 2 nomor 109 UU No. 12 tahun 2011
tentang P3, urutan penempatan kata atau istilah dalam
ketentuan umum
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
c. pengertian yang mengatur tentang lingkup umum
ditempatkan lebih dahulu dari yang berlingkup
khusus;
d. pengertian yang terdapat lebih dahulu di dalam materi
pokok yang diatur ditempatkan dalam urutan yang
lebih dahulu; dan
e. pengertian yang mempunyai kaitan dengan pengertian
di atasnya diletakkan berdekatan secara berurutan.
8.

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksudkan
dengan:
1. Pemerintah pusat adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
pemerintahan Negara Republik Indonesia
yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
Menteri-Menteri sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;

9. 2. Pemerintahan daerah adalah pemerintah
daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;

10. 3. Pemerintah daerah adalah kepala daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah;

11. 4. Kecamatan atau yang disebut dengan nama
lain adalah wilayah kerja camat sebagai
perangkat daerah kabupaten/kota;

12. 5. Desa atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-
batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan hak
IRE YOGYAKARTA berpendapat bahwa Desa atau yang
disebut nama lain tidak bisa lagi didefinisikan seragam.
Karena pada dasarnya, desa atau dengan nama lain di
Indonesia beragam.

Oleh karena, untuk mewadahi keragaman jenis desa, IRE
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
asal-usul, adat istiadat dan sosial budaya
masyarakat setempat sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
YOGYAKARTA membagi desa menjadi dua: Tipe pertama
adalah Desa atau dengan nama lain selanjutnya disebut
desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan/atau kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat
dan asal usul.

Tipe desa yang kedua adalah desa atau yang disbeut
dengan nama lain, selanjutnya disbeut desa adat adalah
kesatuan masyarakat hukum adat yang memiliki batas-
batas wilayah dan susunan pemerintahan asli yang
berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan/atau
adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
13. 6. Dusun atau yang disebut dengan nama lain
adalah bagian wilayah desa;

14. 7. Pemerintah desa atau yang disebut dengan
nama lain adalah kepala desa dan
perangkat desa;
Pengertian seperti ini masih menitik beratkan arti
Pemerintah Desa dalam perspektif lembaga eksekutif
desa. Kendati pengertian ini memang dapat dibenarkan,
namun dalam dalam kaitannya dengan pengertian
pemerintah desa dalam perspektif masyarakat hukum
adat belum mendapatkan porsi pengartian yang cukup.
Oleh sebab itu dalam ketentuan umum disamping
mendefinisikan Pemerintah Desa, juga harus
mendefinisikan pemerintah desa dalam perspektif
masyarakat hukum adat, misalnya Pemerintah Desa Adat
adalah penyelenggaraan kepentingan masyarakat
setempat oleh lembaga-lembaga dalam susunan
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
pemerintahan asli
15. 8. Badan permusyawaratan desa atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya
disingkat BPD, adalah lembaga
permusyawaratan dan permufakatan yang
berfungsi menampung dan menyalurkan
aspirasi masyarakat;
BPD hanya didefinisikan sebagai lembaga
permusyawaratan dan permufakatan yang berfungsi
menampung dan menyalurkan aspirasi. Dengan
pengertian seperti ini, menunjukkan bahwa pemerintah
tidak meletakkan kedudukan BPD sebagai lembaga yang
mewakili masyarakat desa.
16. 9. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah
sebagai perangkat kecamatan;

17. 10.Lembaga kemasyarakatan atau yang disebut
dengan nama lain adalah lembaga yang
dibentuk oleh pemerintah desa
berdasarkan usul dan prakarsa masyarakat
sesuai dengan kebutuhan dan merupakan
mitra pemerintah desa;

18. 11.Lembaga adat adalah lembaga yang telah
tumbuh dan berkembang dalam sejarah
masyarakat hukum adat, berwenang untuk
menata dan menyelesaikan permasalahan
kehidupan masyarakat setempat;

19. 12.Penataan desa adalah pembentukan,
penghapusan, penggabungan, dan
perubahan status serta penyesuaian
kelurahan untuk mewujudkan desa yang
maju dan mandiri;
Ketentuan ini masih menunjukkan kepastian hukum
mengenai apa yang dimaksud dengan status desa. Hal
ini disebabkan dalam keseluruhan RUU ini tidak
mencerminkan asas recognisi. Pemberian status desa
yang bagaimanakah yang dimaksud dalam ketentuan ini.
Dalam ketentuan-ketentuan yang terkait mengenai
pemberian status desa ternyata hanya status
Pemerintahan Desa. Bagaimana dengan status desa yang
merupakan masyarakat hukum adat?
20. 13.Pembentukan desa adalah pemberian status
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
desa;
21. 14.Penghapusan desa adalah pencabutan
status sebagai desa dan selanjutnya
digabung ke desa lain yang bersandingan;

22. 15.Penggabungan desa adalah penyatuan dua
desa atau lebih menjadi desa baru;

23. 16.Keuangan Desa adalah semua hak dan
kewajiban desa yang dapat dinilai dengan
uang termasuk didalamnya segala sesuatu
baik berupa uang maupun berupa barang
yang dapat dijadikan milik desa yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban
desa;

24. 17.Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
selanjutnya disingkat APB Desa adalah
rencana keuangan tahunan desa, yang
bersumber dari pendapatan desa;

25. 18.Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya
disingkat BUM Desa adalah usaha desa
yang ditetapkan dengan peraturan desa;

26. 19.Peraturan Desa adalah peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh kepala desa
setelah dimusyawarahkan bersama dengan
BPD;
Peraturan desa sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
ini, hanya peraturan desa yang dikeluarkan oleh alat-alat
perlengkapan pemerintahan desa, belum memberikan
pengertian mengenai peraturan desa sebagai produk
hukum yang dibuat oleh Desa sebagai persekutuan
hukum adat.
27. 20.Kawasan perdesaan adalah wilayah yang
mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam
dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
tempat permukiman perdesaan, pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi;

28. 21.Pembinaan adalah pemberian pedoman,
standar pelaksanaan, perencanaan,
penelitian, pengembangan, bimbingan,
pendidikan dan pelatihan, serta konsultasi
mengenai penyelenggaraan kegiatan desa;

29. 22.Pengawasan adalah tindakan melakukan
supervisi, monitoring, pengawasan umum
dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan
kegiatan desa;

30. 23.Menteri adalah Menteri yang tugas dan
tanggungjawabnya membidangi urusan
pemerintahan dalam negeri.

31.

Pasal 2

Di daerah kabupaten/kota dibentuk desa yang
pengelolaannya berbasis masyarakat.
Sebelum mengatur lebih jauh tentang desa, IRE
YOGYAKARTA berpendapat perlu dirumuskan apa yang
menjadi asas-asas dan tujuan pengaturan. Pemuatan
asas dan tujuan dimaksudkan untuk mempertegas visi
yang ingin dibangun dalam UU Desa.

RUU ini tidak ada ketentuan mengenai asas dan tujuan
Padahal seluruh norma hukum yang ada di dalam RUU
ini haruslah bersumber pada asas dan tujuan tersebut.

Di dalam konsideran menimbang jelas-jelas dikatakan
bahwa keberadaan desa bersumber dari asas pengakuan
(recognisi). Dengan mempergunakan asas inilah, maka
seluruh norma hukum bersumber dari asas tersebut.

Oleh sebab itu dengan tidak dicantumkannya asas
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
pengakuan (recognisi), maka dapat ditafsirkan bahwa
RUU ini secara perlahan telah mengingkari UUD 1945.

Di samping itu, dengan tidak adanya Pasal yang
menegaskan tentang tujuan dibentuknya RUU ini, akan
mengakibatkan munculnya anggapan bahwa pemerintah
sedang menerapkan politik setengah hati dalam
mengatur desa. Oleh sebab itu agar anggapan tersebut
tidak semakin mengkristal sebaiknya asas dan tujuan
dicantumkan dalam ketentuan RUU ini. RUU Desa versi
IRE YOGYAKARTA telah secara lengkap menyampaikan
asas dan tujuan.

Tujuan UU Desa adalah sebagai berikut: (1). Memberikan
pengakuan dan penghormatan atas Desa yang telah ada,
sebelum dan sesudah NKRI. (2). Pengakuan dan
penghormatan atas keragaman jenis desa. (3).
Memperjelas kedudukan desa dalam sistem
ketatanegaraan. (4). Memberikan jaminan terhadap desa
dalam pembangunan nasional demi keadilan. (5).
memberdayakan prakarsa, gerakan dan partisipasi
masyarakat desa untuk pengembangan potensi dan aset-
aset lokal; (6). membentuk Pemerintahan Desa yang
profesional, efektif dan efisien, transparan, serta
akuntabel; meningkatkan pelayanan publik bagi
masyarakat guna mempercepat perwujudkan
kesejahteraan masyarakat; (7). dan meningkatkan
ketahanan sosial-budaya masyarakat guna mewujudkan
masyarakat yang mampu memelihara kesatuan sosial
sebagai bagian dari ketahanan nasional.
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA

Berdasarkan tujuh tujuan pengaturan desa itu maka
pasal 2 RUU ini tidak jelas apa yang dimaksud dengan :
Di daerah kabupaten/kota dibentuk desa yang
pengelolaannya berbasis masyarakat.

Dalam rumusan itu kedudukan desa masih belum jelas
(kabur). Apakah desa diletakkan dibawah kabupaten?
Dan apa yang dimaksud dengan desa yang
pengelolaannya berbasis masyarakat?



IRE YOGYAKARTA berpandangan bahwa kedudukan desa
perlu diperjelas. Walaupun desa berada di wilayah
kabupaten, namun Negara mengakui dan menghormati
Desa atau yang disebut dengan nama lain sebagai
kesatuan masyarakat hukum yang berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan/atau
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, asal usul dan/atau adat istiadat dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
32. Pasal 3

1. Pemerintahan daerah dalam menetapkan
peraturan daerah dan atau kebijakan
lainnya mengenai desa wajib
memperhatikan hak asal-usul, adat istiadat
dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat
IRE YOGYAKARTA berpendapat bahwa salah satu tujuan
dibentuknnya UU Desa adalah memberikan pengakuan
dan penghormatan atas Desa yang telah ada, sebelum dan
sesudah NKRI. Kosekuensi dari pengakuan dan
penghormatan itu maka seharusnya juga ada pengakuan
dan penghormatan atas keragaman jenis desa.
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
setempat; Dalam RUU Desa ini ada semangat pengakuan dan
penghormatan terhadap hak asal-usul, adat istiadat dan
nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat. Namun
semangat untuk menjalankan prinsip rekognisi dalam
konstitusi justru artifisial dalam pengaturan berikutnya.
1) Desa masih dirumuskan secara generik-
seragam, mulai dari penataan, kewenangan,
kelembagaan pemerintahan, keuangan dan
pembangunan.
2) Rekognisi artifisial karena diperlakukan
sebagai pengecualian. Bagaimana rekognisi
ini dijalankan tidak begitu jelas karena
tergantung pada Pemerintah Daerah yang
berpedoman pada PP (lihat pasal 3, 99 ayat
3)
3) Reduksi makna rekognisi sebagai
penyebutan atau penggunaan istilah (pasal
99 ayat 1): dan juga sebatas pengakuan,
pelestraian dan pengembangan lembaga
adat dan adat istiadat (pasal 85)



Mendelegasikan kriteria masyarakat hukum adat berserta
hak tradisionilnya kepada Peraturan Pemerintah
merupakan tindakan pengaturan yang bersifat sapu
jagat. Artinya kriteria masyarakat hukum adat jelas
berbeda-beda antara daerah satu dengan lainnya. Dengan
menentukan kriteria melalui PP, maka hal ini justru akan
menimbulkan kecenderungan uniformitas (penyeragaman)
kriteria atau ukuran.
33. 2. Pemerintahan daerah mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup,
sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang ditetapkan dengan
peraturan daerah;
34. 3. Pemerintahan daerah dalam menetapkan
ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2)
dilakukan berdasarkan kriteria yang diatur
dengan peraturan pemerintah;
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
Oleh sebab itu, biarkanlah masing-masing pemerintah
daerah yang menyusun kriteria, mengingat adakalanya
dalam satu daerah terdapat berbagai macam masyarakat
hukum adat.
35. 4. Bagi daerah yang bersifat khusus atau
bersifat istimewa dalam pengaturan desa
wajib memperhatikan ketentuan-ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan yang
menetapkan sebagai daerah yang bersifat
khusus atau bersifat istimewa.
Jika ketentuan ini mewajibkan pengaturan desa
memperhatikan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-
undangan yang menetapkan suatu daerah sebagai daerah
yang bersifat khusus atau bersifat istimewa, maka
pemberlakukan UU ini tetap tidak dapat dilaksanakan
serentak di seluruh wilayah NKRI, hal ini mengingat
Pemerintah dan DPR sampai sekarang belum menyetujui
RUU Keistimewaan Yogyakarta. dalam kondisi yang
demikian ini, pemerintah dan DPR jelas telah menambah
persoalan yuridis di DIY. Dengan demikianagar terjamin
kepastian hukum sekaligus demi asas persamaan hukum,
sebaiknya RUU DIY diselesaikan terlebih dahulu. Sangat
tidak bijaksana jikalau masalah hukum yang melingkupi
DIY belum terselesaikan, Pemerintah dan DPR menambah
lagi persoalan baru.
36. BAB II
PENATAAN DESA
IRE YOGYAKARTA berpendapat bahwa salah satu tujuan
dibentuknnya UU Desa adalah memberikan pengakuan
dan penghormatan keragaman jenis desa.

Dalam RUU Desa ini penataan desa hanya memuat
penataan desa secara umum. Sedangkan penataan desa
adat tidak diatur secara khusus.
Ketentuan ini menunjukkan sekali lagi bahwa pemerintah
hanya mempergunakan pendekatan pragmatis, yakni
efektifitas penyelenggaraan pemerintah desa. Belum ada
political will untuk melihat konteks desa dalam bentuk
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
yang lain seperti desa adat (masyarakat hukum adat).
Jika pandangan hanya semata-mata pragmatis birokratis,
maka RUU ini akan secara perlahan akan menafikan
keberadaan Desa adat (masyarakat hukum adat) yang
oleh Pasal 18B UUD NRI 1945 harus diakui dan
dihormati .

IRE YOGYAKARTA berpandangan bahwa pengaturan
tentang pembentukan. Pengukuhan, penggabungan,
penghapusan dan perubahan dibagi dua bagian: (1).
Bagian pembentukan, pengabungan, penghapusan dan
perubahan status desa. (2). Bagian pengukuhan,
pengabungan, penghapusan dan perubahan status desa
adat.
37. Bagian Kesatu
Umum

38. Pasal 4

1. Untuk mewujudkan efektifitas
penyelenggaraan pemerintah desa dilakukan
penataan desa.

39. 2. Penataan desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditujukan untuk:
a. mempercepat peningkatan kesejahteraan
masyarakat;
b. mempercepat peningkatan kualitas
pelayanan publik;
c. meningkatkan kualitas tata kelola
pemerintahan; dan
d. meningkatkan daya saing desa.

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
40. 3. Penataan desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mencakup:
a. pembentukan desa;
b. penghapusan desa;
c. penggabungan desa;
d. perubahan status desa; dan
e. penyesuaian kelurahan.

41. Bagian Kedua
Pembentukan Desa
Sesuai dengan tujuan pembentukan UU Desa yang
berkendak memberikan pengakuan dan penghormatan
jenis desa maka perlu dibedakan antara pembentukan
desa dengan pengukuhan desa adat
42.

Pasal 5


1. Pembentukan desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a merupakan
tindakan mengadakan desa baru di luar
desa yang ada.



Untuk desa, IRE YOGYAKARTA berpendapat bahwa desa
dapat dibentuk atas prakarsa: (1). Masyarakat; (2).
Pemerintah Daerah.

Sedangkan untuk Desa adat dikukuhkan melalui suatu
penetapan dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
dengan memperhatikan asal-usulnya dan aspirasi
masyarakat.
43.

2. Pembentukan desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa:

a. pemekaran dari 1 (satu) desa menjadi 2
(dua) desa atau lebih;

b. penggabungan dari bagian wilayah desa dari
desa yang bersandingan menjadi 1 (satu)
desa; atau

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA


c. penggabungan beberapa desa menjadi 1
(satu) desa baru.

44. 3. Pembentukan desa ditetapkan dengan
peraturan daerah kabupaten/kota dengan
mempertimbangkan prakarsa masyarakat,
asal-usul, adat istiadat, kondisi sosial-
budaya masyarakat setempat, kemampuan
dan potensi desa.
IRE YOGYAKARTA menambahkan pertimbangan
ekosistem. Pertimbangan ekosistem penting agar
pembentukan desa memperhatikan kondisi lingkungan,
daya dukung dan kelestarian alam.
45.

4. Pembentukan desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus memenuhi syarat:

a. batas usia minimal desa 5 (lima) tahun
terhitung sejak pembentukan;

b. jumlah penduduk, yaitu:

1) Jawa dan Bali paling sedikit 5000 jiwa
atau 1250 kepala keluarga;

2) Sumatera paling sedikit 3000 jiwa atau
750 kepala keluarga;

3) Kalimantan dan Sulawesi paling sedikit
2500 jiwa atau 625 kepala keluarga; dan

4) Nusa Tenggara, Maluku, Papua paling
sedikit 1000 jiwa atau 250 kepala
keluarga.

c. luas wilayah dapat dijangkau untuk
meningkatkan pelayanan masyarakat dan
pembangunan;

d. wilayah kerja memiliki jaringan
IRE YOGYAKARTA berpendapat pembentukan desa harus
memenuhi jumlah penduduk:
1. Wilayah Jawa dan Bali paliang sedikit 1500 jiwa
atau 300 KK
2. wilayah Sumatera dan Sulawesi paling sedikit 1000
jiwa atau 200 Kepala Keluarga; atau
3. wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur paling sedikit 375 jiwa atau
75 Kepala Keluarga;
4. Maluku dan Papua paling sedikit 200 jiwa atau 50
Kepala Keluarga.

IRE YOGYAKARTA berpendapat perlu ditambahkan
persyaratan persetujuan desa induk.

IRE YOGYAKARTA juga berpandangan mekanisme
pembentukan desa perlu diatur dengan jelas.
Mekanisme itu memuat: (1). Mekanisme pengajuan
usulan pembentukan desa berdasarkan prakarasa
masyarakat. (2). pengkajian dan analisis terhadap
kelayakan usulan pembentukan Desa.
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
perhubungan atau komunikasi antar
wilayah dalam desa;

e. sosial budaya yang dapat menciptakan
kerukunan hidup bermasyarakat sesuai
adat istiadat setempat;

f. memiliki potensi desa;

g. batas desa yang dinyatakan dalam bentuk
peta batas desa;

h. tersedianya sarana dan prasarana
pelayanan publik; dan

i. tersedianya sarana dan prasarana
pemerintah desa.
Sedangkan mekanisme pengukuhan desa adat,
memuat: (1). prakarsa dan kesepakatan masyarakat
hukum adat. (2). pengkajian dan analisis terhadap
kelayakan usulan pengakuan Desa Adat dengan
memperhatikan asal-usul, adat istiadat, dan
perkembangan masyarakat;
46. Pasal 6

Pemerintah pusat dapat memprakarsai
pembentukan desa pada kawasan yang bersifat
khusus dan strategis bagi kepentingan nasional.
IRE YOGYAKARTA berpendapat bahwa Pembentukan desa
atas prakarsa Pemerintah/ Pemerintah Daerah Provinsi
atau Pemerintah Kabupaten/Kota perlu diatur
mekanismenya. Mekanisme pembentukan atas prakarsa
Pemerintah/ Pemerintah Daerah memuat: (1). Mekenisme
pengkajian terhadap kelayakan pembentukan daerah. (2).
Mekanisme persetujuan masyarakat desa atas prakarsa
Pemerintah/ Pemerintah Daerah
47. Pasal 7

Dalam wilayah desa dapat dibentuk dusun atau
sebutan lain yang disesuaikan dengan asal usul,
adat istiadat dan nilai-nilai sosial budaya
masyarakat setempat.

48 Bagian Ketiga
Penghapusan Desa

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA

49 Pasal 8

(1) Penghapusan desa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 ayat (3) huruf b merupakan
tindakan pencabutan status desa yang ada.

(2) Desa yang tidak memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 ayat (4) dapat dihapus
dan digabung dengan desa lainnya yang
berdampingan.
RUU ini tidak mengatur syarat-syarat dan mekanisme
penghapusan desa. Oleh karena itu, IRE YOGYAKARTA
berpedapat, UU perlu mengatur mekanisme penghapusan
desa, baik desa maupun desa adat.

Ketentuan ini belum mengatur tentang mekanisme
penghapusan desa. Oleh sebab itu ketentuan ini harus
ditambah dengan ketentuan mekanisme penghapusan
desa sebagaimana terdapat dalam RUU Desa versi IRE
YOGYAKARTA. Lebih lanjut juga perlu diatur mengenai
mekanisme penghapusan desa yang merupakan
masyarakat hukum adat. Penghapusan Desa jika tidak
diatur mekanismenya akan menimbulkan resistensi
dikalangan masyarakat desa.


Lain daripada itu, dengan tidak adanya mekanisme
penghapusan desa dan hanya menunjuk pada
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(4), memperlihatkan bahwa pemerintah tidak
mempertimbangkan dampak sosiologis bagi masyarakat
desa yang bersangkutan.


Bagian Keempat
Penggabungan Desa



Pasal 9

Penggabungan desa sebagaimana dimaksud dalam
Sama seperti ketentuan yang mengatur tentang
Penghapusan desa, RUU ini juga belum mengatur tentang
mekanisme penggabungan desa. Dengan tidak
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
pasal 4 ayat (3) huruf c, dilaksanakan dengan
ketentuan :

a. Dua desa atau lebih yang berdampingan
dalam satu kecamatan dapat digabung
menjadi desa baru berdasarkan kesepakatan
desa yang bersangkutan;

b. Dua desa atau lebih yang berdampingan
dapat bergabung menjadi desa berdasarkan
kesepakatan desa yang bersangkutan.
dicantumkannya mekanisme tersebut menunjukkan
bahwa melalui RUU ini pemerintah telah mengingkari
prinsip partisipasi masyarakat dalam kehidupan
demokrasi, karena di dalam mekanisme tersebut juga
harus mencantum peran masyarakat. Padahal di dalam
konsideran menimbang telah disampaikan secara jelas.

Oleh karena itu, IRE YOGYAKARTA berpandangan, UU
perlu mengatur mekanisme penggabungan desa, baik
desa maupun desa adat.

Bagian Kelima
Perubahan Status Desa



Pasal 10

(1) Desa dapat berubah status menjadi kelurahan
berdasarkan prakarsa pemerintah desa
bersama BPD dengan memperhatikan saran
dan pendapat masyarakat.

(2) Perubahan status desa menjadi kelurahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan peraturan daerah
kabupaten/kota dengan memperhatikan
persyaratan :

a. luas wilayah tidak berubah;

b. jumlah penduduk:

RUU ini juga tidak mengatur kemungkinan perubahan
status Desa Adat menjadi Desa ,
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA


1) Jawa dan Bali paling sedikit 6000 jiwa
atau 1500 kepala keluarga;

2) Luar Jawa dan Bali paling sedikit 3000
jiwa atau 750 kepala keluarga;

c. prasarana dan sarana pemerintahan yang
memadai;

d. potensi ekonomi berupa jenis, jumlah usaha
jasa dan produksi serta keanekaragaman
mata pencaharian;

e. kondisi sosial budaya masyarakat yang
beranekaragam dan sekurang-kurangnya
70% (tujuh puluh per seratus)
penduduknya mempunyai mata
pencaharian non pertanian;

f. meningkatnya volume pelayanan
masyarakat;

g. memiliki batas kelurahan yang dinyatakan
dengan peta batas kelurahan; dan

h. tersedianya dana dari anggaran pendapatan
dan belanja daerah kabupaten/kota untuk
pendanaan penyelenggaraan kelurahan.

(3) Kepala desa, perangkat desa dan anggota BPD
dari desa yang diubah statusnya menjadi
kelurahan, diberhentikan dengan hormat dari
jabatannya dan diberikan penghargaan sesuai
dengan kemampuan keuangan daerah.

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA


(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pemberhentian kepala desa, perangkat desa
dan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diatur dengan peraturan pemerintah.

Pasal 11

(1) Seluruh barang milik desa dan sumber-
sumber pendapatan desa yang berubah
menjadi kelurahan menjadi kekayaan
pemerintah kabupaten/kota.

(2) Kekayaan desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikelola oleh pemerintah
kabupaten/kota untuk kepentingan
masyarakat berdasarkan ketentuan peraturan
perundang undangan.

(3) Pendanaan sebagai akibat perubahan status
desa menjadi kelurahan dibebankan pada
anggaran pendapatan dan belanja daerah
kabupaten/kota

Pasal 12

Peraturan daerah kabupaten/kota tentang
pembentukan, penghapusan, penggabungan desa
dan perubahan status desa menjadi kelurahan
berlaku terhitung sejak ditetapkan nomor
registrasi dan pengaturan kode desa oleh Menteri.

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
Bagian Keenam
Penyesuaian Kelurahan



Pasal 13

(1) Penyesuaian kelurahan adalah perubahan
status kelurahan menjadi desa atau menjadi
desa dan kelurahan.

(2) Penyesuaian kelurahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan
berdasarkan prakarsa masyarakat dan
memenuhi karakteristik persyaratan yang
ditentukan.
Ketentuan ini sifatnya adalah ayat karet atau tidak ada
kepastian hukum serta multi tafsir. Karakteristik
persyaratan apa saja yang melandasi penyesuaian
kelurahan menjadi desa dan sebaliknya. Lain daripada itu
mekanisme penyesuaian juga tidak diatur dalam RUU ini.
Kalaupun yang dimaksud dicantumkan dalam Penjelasan
pasal demi pasal dari RUU ini, maka hal ini jelas
melanggar ketentuan UU P3, karena kriteria itu tidak lain
adalah norma hukum, sedangkan penjelasan tidak
diperkenankan memunculkan norma hukum baru.
Pasal 14

Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan,
penghapusan, penggabungan desa dan perubahan
status desa serta penyesuian kelurahan diatur
dengan peraturan pemerintah.

BAB III
KEWENANGAN DESA



Pasal 15
Desa mempunyai kewenangan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat
berdasarkan hak asal-usul, adat istiadat dan nilai-

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
nilai sosial budaya masyarakat dan melaksanakan
bagian-bagian dari suatu urusan pemerintahan
yang dilimpahkan oleh pemerintahan
kabupaten/kota.


Pasal 16


(1) Kewenangan desa mencakup :

a. kewenangan yang sudah ada berdasarkan
hak asal usul, adat istiadat dan nilai-nilai
sosial budaya masyarakat;

b. kewenangan lokal berskala desa yang diakui
kabupaten/kota;

c. kewenangan pemerintah pusat, provinsi dan
kabupaten/kota yang dilimpahkan
pelaksanaannya kepada desa; dan

d. kewenangan lainnya yang ditetapkan
dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c adalah pelimpahan kewenangan
kepada desa sebagai lembaga dan kepada
kepala desa sebagai penyelenggara pemerintah
desa.
Rumusan kewenangan desa tidak jelas.

1. Apa yang dimaksud dengan hak asal-usul, adat
istiadat dan nilai sosial budaya? Seberapa besar
yang diakui sebagai kewenangan desa? Siapa yang
mengakui/ menentapkan? Bagaimana memastikan
kewenangan itu diakui? Pasal 18B ayat (2) UUD
NRI 1945 tidak mempergunakan nomenklatur hak
asal-usul melainkan mempergunakan Hak-hak
tradisionil.
2. Persoalan lain yang muncul dari ketentuan ini
adalah, kewenangan apa saja yang berdasarkan
hak asal-usul (hak-hak tradisionil) dan nilai-nilai
sosial budaya masyarakat tersebut?. Dengan hanya
merumuskan norma yang sangat umum ini, ada
indikasi bahwa persoalan yang menyangkut hak
tradisionil termasuk di dalamnya adalah hak ulayat
sedikit demi sedikit dinafikan. Oleh sebab itu
ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf a wajib
dijabarkan jenis dan bentuk kewenangannya.
3. Apa yang dimaksud dengan kewenangan lokal
berskala desa yang diakui Kabupaten? Bagaimana
kalau Kabupaten tidak mengakui?
4. Kewenangan Pusat, Provinsi dan Kabupaten yang
dilimpahkan pelaksanaannya kepada desa
bukanlah kewenangan. Karena Desa hanya bisa
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
mengurus/ melaksanakan tidak mengatur. Ini
pasal yang menyamarkan Tugas Perbantuan

IRE YOGYAKARTA berpendapat bahwa kewenangan desa
disesuai dengan keragaman jenis desa.
Kewenangan desa meliputi:
a. kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal
usul Desa;
b. kewenangan nyata berkskala lokal yang meliputi
bidang pemerintahan; bidang pembangunan; dan
bidang kemasyarakatan; dankewenangan
pemerintahan lainnya yang oleh peraturan
perundang-undangan diserahkan kepada desa.
Selanjutnya, masing-masing diperinci apa saja yang
mencakup kewenangan asal-usul, nyata berskala
local.

Selain itu, IRE YOGYAKARTA berpandangan
kewenangan desa adat perlu diatur secara khusus.
Kewenangan Desa Adat mencakup kewenangan yang
bersumber dari hak asal-usul dalam bidang
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan
yang masih hidup dan berkembang berdasar hukum
adat setempat.


Pasal 17

Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf c dan
huruf d disertai dengan pembiayaan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan.



BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT DAN DESA

Pasal 18
Masyarakat desa mempunyai hak :
a. mencari, meminta, mengawasi dan memberikan
informasi kepada pemerintah desa tentang
kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan di desanya;

b. memperoleh pelayanan yang sama dan adil;

c. menyampaikan saran dan pendapat secara
bertanggung jawab tentang kegiatan
pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan di desanya;

d. memilih, dipilih dan/atau ditetapkan menjadi
kepala desa, perangkat desa lainnya, anggota
BPD dan lembaga kemasyarakatan desa; dan

e. mendapatkan perlindungan dari ancaman
ketentraman dan ketertiban.
Pencantuman Hak Masyarakat Desa berkaitan dengan
informasi, pelayanan publik, penyampaian saran dan
pendapat, memilih dan dipilih dan perlindungan
menjadi artifisial, karena tidak ada jaminan
pengakuan, perlindungan dan pemenuhan hak
masyarakat dalam tata kelola pemerintahan.
Pertanyaan apakah ruang partsipasi warga untuk itu
dibuka? Jawabannya meragukan. Misalnya, Tidak ada
jaminan ruang partisipasi dalam pembuatan Peraturan
Desa (pasal 86-89), Proses perencanaan hanya
melibatkan lembaga kemasyarakatan dan tokoh
masyarakat (pasal 73 ayat 2)


Pasal 19
Kewajiban masyarakat desa tidak perlu dicantumkan.
Yang lebih penting adalah: (1). Dibukanya Ruang
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA




Masyarakat desa mempunyai kewajiban :

a. membela kepentingan lingkungannya;

b. membangun diri dan lingkungannya;

c. mendorong terciptanya penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan yang baik di desanya;

d. mendorong terciptanya situasi yang aman;

e. menghadiri musyawarah dan gotongroyong; dan

f. ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
desa.
partisipasi warga. (2). jaminan perlindungan dan
penghormatan hak-hak masyarakat yang tercermin dalam
pasal-pasal UU Desa.
Pasal 20

Desa mempunyai hak:
a. mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat berdasarkan hak asal-usul, adat
istiadat dan nilai-nilai sosial budaya
masyarakat;
b. memilih kepala desa, menetapkan BPD dan
perangkat desa lainnya;
c. mengelola kelembagaan desa; dan
d. mendapatkan sumber-sumber pendapatan
desa.
Hak desa ini terkait dengan dengan kewenangan desa.
Sehingga lebih tepat dimasukan dalam kewenangan.
Kalau tidak menjadi artificial.
Pasal 21
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
Desa mempunyai kewajiban:
a. melindungi masyarakat, menjaga persatuan,
kesatuan dan kerukunan nasional serta
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;
c. mengembangkan kehidupan demokrasi;
d. mengembangkan pemberdayaan masyarakat;
dan
e. meningkatkan pelayanan dasar masyarakat.

BAB V
PEMERINTAH DESA

Bagian Kesatu
Asas
Bab ini seharusnya memuat pengaturan mengenai
Pemerintah Desa Adat dan Pemerintah Desa pada
umumya serta mengatur mengenai hubungan antara dua
kategori pemerintah tersebut. Jika hanya mengatur
mengenai Pemerintah Desa pada umumnya, maka
eksistensi pemerintah desa adat semakin memudar,
padahal Pasal 18B UUD NRI 1945 secara tegas telah
mengamanatkan untuk memberikan pengakuan dan
penghormatan terhadap kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat berserta hak-hak tradisionilnya.
Pasal 22

Dalam pelaksanaan tugasnya pemerintah desa
berpedoman pada asas umum penyelenggaraan
negara yaitu:

a. kepastian hukum;

b. tertib penyelenggara negara;

c. kepentingan umum;

d. keterbukaan;

Asas yang disampaikan mempergunakan referensi asas
umum penyelenggaraan negara. Perlu diketahui bahwa
negara adalah organisasi kekuasaan (politik). Sedangkan
desa termasuk yang dikategori kasatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat tidak lain adalah organisasi
masyarakat yang bersifat sosial dan budaya. Asas ini
memang layak bila dipergunakan untuk sumber
penyelenggaraan pemerintahan desa pada umumnya.oleh
sebab itu, di samping asas-asas ini, perlu juga
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA


e. proporsionalitas;

f. profesionalitas;

g. akuntabilitas;

h. efisiensi; dan

i. efektivitas.
dikemukakan asas-asas yang terkait dengan
pemerintahan desa adat.

IRE YOGYAKARTA menambahkan asas: demokrasi,
pemeberdayaan masyarakat dan keberlanjutan
lingkungan


Bagian Kedua
Paragraf 1
Struktur



Pasal 23

(1) Pemerintah desa terdiri dari kepala desa dan
perangkat desa.

(2) Perangkat desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri dari sekretaris desa dan
perangkat desa lainnya.

(3) Perangkat desa lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) terdiri atas :

a. sekretariat desa;

b. pelaksana teknis; dan

c. perangkat kewilayahan.

(4) Susunan organisasi dan tata kerja pemerintah
desa ditetapkan dengan peraturan desa.
Sebagaian bentuk pengakuan dan penghormatan
terhadap keragaman jenis desa maka IRE YOGYAKARTA
membagi pemerintah desa menjadi dua: Pemerintah Desa
dan Desa adat.

Bentuk dan susunan pemerintahan Desa Adat dibentuk
berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat.

Pengisian jabatan kepala atau pimpinan dalam susunan
pemerintahan Desa Adat disesuaikan dengan sistem dan
ketentuan hukum adat setempat
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
Paragraf 2
Tugas, Wewenang, Hak dan Kewajiban Kepala
Desa

Pasal 24

(1) Kepala desa mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepala desa
mempunyai wewenang:

a. memimpin penyelenggaraan pemerintah
desa;

b. menyusun rancangan APB Desa;

c. menetapkan peraturan desa setelah
dimusyawarahkan bersama dengan BPD;

d. merencanakan pembangunan desa;

e. memfasilitas kehidupan masyarakat desa;

f. mengembangkan usaha ekonomi
masyarakat dan perekonomian desa;

g. mengkoordinasikan pembangunan desa
secara partisipatif;

h. mengembangkan teknologi tepat guna;

i. mewakili desa di dalam dan di luar
pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
Karena salah stau tujuan pembentukan UU Desa
membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efektif
dan efisien, transparan, serta akuntabel; maka perlu
diatur mengenai akuntabilitas kepala desa.

Dalam melaksanakan tugas, wewenang, hak, dan
kewajiban, Kepala Desa wajib melaporkan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada masyarakat
melalui BPD 1 (satu) kali dalam setahun.

Kepala Desa wajib menyampaikan keterangan laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada
Bupati/Walikota melalui camat

Kepala Desa wajib menginformasikan laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada masyarakat
melalui Musyawarah Desa dan/atau media komunikasi.
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan; dan

j. melaksanakan tugas lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

(3) Kepala desa mempunyai hak sebagai berikut:

a. mengusulkan pengangkatan dan
pemberhentian perangkat desa lainnya
kepada camat;

b. menetapkan peraturan desa setelah
dimusyawarahkan bersama dengan BPD;

c. mengelola keuangan desa;

d. menerima penghasilan tetap setiap bulan
dan atau tunjangan lainnya;

e. melimpahkan tugas dan kewajiban lainnya
kepada perangkat desa; dan

f. mengelola kekayaan desa.

(4) Dalam melaksanakan wewenang dan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) kepala desa mempunyai kewajiban:

a. melindungi masyarakat, menjaga persatuan,
kesatuan dan kerukunan nasional serta
keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;

b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

c. memelihara ketentraman dan ketertiban

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
masyarakat;

d. mentaati ketentuan peraturan perundang-
undangan;

e. melaksanakan kehidupan demokrasi;

f. melaksanakan prinsip tata pemerintah desa
yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi
dan nepotisme;

g. menyelenggarakan administrasi pemerintah
desa yang baik;

h. menyelenggarakan pengelolaan keuangan
yang akuntabel dan transparan;

i. mendamaikan perselisihan masyarakat;

j. mengembangkan ekonomi masyarakat dan
ekonomi desa;

k. mengembangkan sumber-sumber
pendapatan desa tanpa merugikan
masyarakat;

l. membina dan melestarikan nilai-nilai sosial
budaya dan adat istiadat;

m. memberdayakan masyarakat dan lembaga
kemasyarakatan;

n. mengembangkan potensi sumber daya alam
dan melestarikan lingkungan hidup;

o. memberikan laporan tahunan dan laporan
akhir masa jabatan penyelenggaraan

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
pemerintah desa; dan

p. kewajiban lain yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan.

(5) Selain melaksanakan tugas, wewenang dan
kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2) dan ayat (4) kepala desa juga
melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban
sebagai hakim perdamaian desa.

(6) Keputusan Kepala Desa dalam melaksanakan
tugas, wewenang dan kewajiban sebagai hakim
perdamaian desa sebagaimana dimaksud ayat
(5) bersifat final dan mengikat bagi pihak-pihak
terkait.

Paragraf 3
Larangan bagi Kepala Desa



Pasal 25
Kepala desa dilarang:
a. membuat keputusan yang secara khusus
memberikan keuntungan bagi diri sendiri,
anggota keluarga, kroni dan atau golongan
tertentu;

b. melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme,
menerima uang, barang dan/atau jasa dari
pihak lain yang dapat mempengaruhi
keputusan atau tindakan yang akan dilakukan;
IRE YOGYAKARTA mengusulkan tambahan larangan
meninggalkan tugas selama 1 (satu) bulan berturut-
turut dan/atau akumulasi 3 (tiga) bulan dalam
setahun tanpa alasan yang jelas.
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA


c. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau
anggota BPD, lembaga kemasyarakatan,
anggota DPRD, dan jabatan lainnya yang
melanggar ketentuan peraturan perundangan-
undangan;

d. ikut serta dalam kampanye pemilihan umum,
pemilihan presiden, dan pemilihan kepala
daerah;

e. melanggar norma dan adat istiadat masyarakat
setempat;

f. merugikan kepentingan umum;

g. melakukan tindakan diskriminasi perlakuan
terhadap masyarakat;

h. menjadi pengurus partai politik atau pengurus
partai politik lokal;

i. melanggar sumpah/janji jabatan; dan/atau

j. meninggalkan tugas tanpa ijin atasan.

Paragraf 4
Pemberhentian Kepala Desa

Pasal 26

(1) Kepala desa berhenti, karena :

a. meninggal dunia;

b. permintaan sendiri;

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA


c. berakhir masa jabatan;dan

d. diberhentikan.

(2) Kepala desa diberhentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d karena:

a. tidak dapat melaksanakan tugas secara
berkelanjutan atau berhalangan tetap
secara berturut-turut selama 6 (enam)
bulan;

b. tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala
desa; dan/atau

c. dinyatakan melanggar sumpah/janji
jabatan.

Pasal 27
Kepala desa diberhentikan sementara oleh
bupati/walikota apabila didakwa melakukan
tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun,
tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme,
makar, tindak pidana terhadap keamanan negara
dan/atau perbuatan lain yang dapat memecah-
belah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
berdasarkan register perkara di pengadilan.

Pasal 28
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA



Kepala desa diberhentikan apabila terbukti
melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam pasal 27 berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 29

(1) Kepala desa yang diberhentikan sementara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, setelah
melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak
bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
ditetapkan putusan pengadilan,
bupati/walikota merehabilitasi dan/atau
mengaktifkan kembali sebagai kepala desa
sampai dengan akhir masa jabatan.

(2) Apabila kepala desa yang diberhentikan
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) telah berakhir masa jabatannya,
bupati/walikota merehabilitasi nama kepala
desa yang bersangkutan dan tidak
mengaktifkan kembali.

Pasal 30

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
pemberhentian kepala desa diatur dengan
peraturan pemerintah.

Pasal 31

Sekretaris desa ditunjuk sebagai pelaksana tugas
kepala desa pada saat kepala desa diberhentikan
sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27.

Pasal 32

(1) Dalam hal kepala desa diberhentikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28,
bupati/walikota mengangkat penjabat kepala
desa dengan masa jabatan 6 (enam) bulan dan
dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun
terhitung sejak tanggal pelantikan.

(2) Penjabat kepala desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditunjuk dari pegawai negeri sipil
dalam wilayah kabupaten/kota yang
bersangkutan dengan tugas pokok
melaksanakan pemilihan kepala desa
disamping tugas-tugas umum pemerintah desa
sehari-hari.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pengangkatan penjabat kepala desa diatur
dengan peraturan pemerintah.

Paragraf 5
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
Tindakan Penyidikan
Pasal 33

(1) Tindakan penyidikan terhadap kepala desa,
dilaksanakan setelah adanya persetujuan
tertulis dari bupati/walikota atas permintaan
pihak yang berwenang.

(2) Dalam hal persetujuan tertulis dari
bupati/walikota tidak terbit dalam waktu
paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak diterimanya permohonan, proses
penyidikan dapat dilanjutkan.

(3) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana
kejahatan;

b. disangka telah melakukan tindak pidana
kejahatan yang diancam dengan pidana
mati; dan

c. disangka melakukan tindak pidana korupsi,
terorisme, makar dan atau tindak pidana
terhadap keamanan negara.

(4) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), dilaporkan secara tertulis oleh
atasan penyidik kepada bupati/walikota paling
lama 3 (tiga) hari setelah selesai penyidikan.

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA

Paragraf 6
Perangkat Desa



Pasal 34

(1) Perangkat desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (2) bertugas membantu kepala
desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya, perangkat desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab kepada kepala desa.

Pasal 35

(1) Sekretaris desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (2) diisi dari pegawai negeri sipil
yang memenuhi persyaratan, yaitu:

a. berpendidikan minimal lulusan Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau
sederajat;

b. mempunyai pengetahuan tentang teknis
pemerintahan;

c. mempunyai kemampuan di bidang
administrasi perkantoran;

d. mempunyai pengalaman di bidang
administrasi keuangan dan di bidang

IRE YOGYAKARTA berpendapat bahwa UU Desa
seharusnya memperkuat kemandirian desa. Oleh karena
itu, Sekretaris Desa diangkat dari penduduk Desa
bersangkutan yang memenuhi persyaratan. Sekretaris
Desa sebagaimana diangkat dan diberhentikan dengan
Keputusan Kepala Desa berpedoman pada Peraturan Desa
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
perencanaan;

e. mempunyai kemampuan dalam pembuatan
pengaturan; dan

f. memahami sosial budaya masyarakat
setempat.

(2) Sekretaris desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diangkat oleh sekretaris daerah
kabupaten/kota atas nama bupati/walikota.

Pasal 36

(1) Perangkat desa lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (3) diangkat dan
diberhentikan oleh camat atas usul kepala
desa.

(2) Batas usia pengangkatan perangkat desa
lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan
setinggi-tingginya 30 (tiga puluh) tahun serta
pada usia 56 (lima puluh enam) tahun
diberhentikan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai perangkat
desa lainnya diatur dengan peraturan
pemerintah.
Untuk memperkuat kemandirian desa maka
Perangkat Desa diangkat dari penduduk Desa
bersangkutan yang diatur dalam Peraturan Desa
berpedoman pada Perda.

IRE YOGYAKARTA juga berpendapt bahwa pengaturan
tentang Larangan bukan hanya untuk kepala desa
melainkan juga pada perangkat desa sehingga
pelanggaran terhadap larangan itu bisa
berkosekuensi pada tindakan administratif berupa
teguran, skorsing, dan pemberhentian oleh Kepala
Desa sesuai dengan Peraturan Desa.
.
Paragraf 7
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat
Desa



Pasal 37

(1) Kepala desa dan perangkat desa diberikan
penghasilan tetap setiap bulannya dan atau
tunjangan.

(2) Penghasilan tetap kepala desa dan perangkat
desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit sama dengan upah minimum
regional kabupaten/kota.

(3) Penghasilan tetap kepala desa dan perangkat
desa ditetapkan dalam APB Desa yang
bersumber dari APBD kabupaten/kota.

(4) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bersumber dari APB Desa.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan
keuangan kepala desa dan perangkat desa
diatur dengan peraturan pemerintah.
IRE YOGYAKARTA berpandangan besaran penghasilan
tetap Kepala Desa paling sedikit dua kali upah
minimum Kabupaten/Kota.
Paragraf 8
Atribut, Pakaian Dinas dan Penghargaan



Pasal 38

Kepala desa dan perangkat desa dalam
melaksanakan tugasnya menggunakan atribut
dan pakaian dinas.

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA



Pasal 39

Kepala desa dan perangkat desa yang berprestasi
dapat diberikan penghargaan.



Pasal 40

Ketentuan lebih lanjut mengenai atribut, pakaian
dinas dan penghargaan kepada kepala desa dan
perangkat desa diatur dengan peraturan
pemerintah

BAB VII

Pemilihan Kepala Desa

Pasal 41

(1) Pemilihan kepala desa dilaksanakan oleh
panitia pemilihan kepala desa yang dibentuk
oleh Bupati/Walikota.

(2) Biaya pemilihan kepala desa dibebankan
kepada APB Desa yang bersumber pada APBD
kabupaten/kota.
Untuk memperkuat proses dmeokrasi di desa maka IRE
YOGYAKARTA berpendapat bahwa mekanismenya
pemilihan kepala desa berbasis pada lembaga-lembaga
desa, dimana Panitia pemeilihan dibentuk oleh BPD
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
Pasal 42

Persyaratan untuk dapat dicalonkan sebagai
kepala desa sebagai berikut:

a. warga negara Republik Indonesia;

b. bertempat tinggal di desa yang bersangkutann
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan;

c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara,
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan kepada pemerintah
pusat;

e. berpendidikan paling rendah tamat sekolah
lanjutan tingkat atas (SLTA) atau sederajat;

f. berusia paling rendah 25 tahun terhitung sejak
pendaftaran atau sudah/pernah kawin ;

g. mampu secara jasmani dan rohani;

h. bersedia dicalonkan menjadi kepala desa;

i. penduduk desa yang dikenal dan mengenal
desa;

j. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;

k. tidak pernah dijatuhi pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
memperoleh kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun atau lebih;

l. tidak pernah mendapat sanksi adat;

m. belum pernah menjabat sebagai kepala desa
dalam 2 (dua) kali masa jabatan; dan

n. syarat lain yang diatur dalam peraturan daerah
kabupaten/kota.

Pasal 43

Pemilihan kepala desa dilakukan melalui tahapan
penjaringan dan penyaringan bakal calon,
penetapan calon, kampanye, pemungutan suara,
dan penetapan calon terpilih.

Pasal 44

(1) Calon kepala desa terpilih ditetapkan
berdasarkan perolehan suara terbanyak.

(2) Calon kepala desa terpilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh ketua
panitia pemilihan kepada bupati/walikota
melalui camat untuk ditetapkan sebagai kepala
desa.

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA


(3) Bupati/Walikota menerbitkan keputusan
bupati/walikota tentang pengesahan calon
kepala desa terpilih paling lama 15 (lima belas)
hari kerja terhitung tanggal diterimanya
penyampaian hasil pemilihan dari panitia
pemilihan.

Pasal 45

(1) Kepala desa terpilih dilantik oleh
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk
paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung
tanggal penerbitan keputusan bupati/walikota.

(2) Sebelum memangku jabatannya, kepala desa
mengucapkan sumpah/janji.

(3) Susunan kata-kata sumpah/janji kepala desa
dimaksud adalah sebagai berikut :

Demi Allah, Saya bersumpah/berjanji akan
memenuhi kewajiban saya sebagai Kepala Desa
dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,
memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan
menjalankan segala Undang-Undang dan
peraturannya dengan selurus-lurusnya serta
berbakti kepada masyarakat, nusa dan
bangsa.



Pasal 46

Masa jabatan kepala desa adalah 6 (enam) tahun
Masa jabatan kepala desa lima tahun sesuia dengan
proses perencanaan pembangunan Jangka Menengah
yang juga berjangka waktu 5 tahun.
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat
dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa
jabatan.

Pasal 47

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pemilihan kepala desa diatur dengan peraturan
pemerintah.


BAB VI

Badan Permusyawaratan Desa



Pasal 48

BPD berkedudukan sebagai lembaga
permusyawaratan dan permufakatan.

Salah satu tujuan pengaturan desa adalah memperkuat
demokrasi desa. Dalam RUU ini BPD diberi kedudukan
sebagai lembaga permusyawaratan dan permufakatan.

IRE YOGYAKARTA berpendapat bahwa BPD perlu
dikembalikan menjadi lembaga perwakilan yang
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.


Pasal 49
BPD memiliki fungsi:

a. menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat dalam rangka pelaksanaan
Dalam RUU ini fungsi BPD justru dilemahkan. Padahal
posisi BPD sangat penting untuk membangun check and
balances di desa. IRE YOGYAKARTA berpendapat perlu
penguatan institusi BPD dengan fungsi:
a. aspirasi masyarakat;
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat desa; dan

b. memberikan masukan, saran dan
penyempurnaan dalam perumusan regulasi
yang ditetapkan oleh Kepala Desa.
b. membentuk Peraturan Desa dengan persetujuan
bersama Kepala Desa;
c. membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian
Kepala Desa; dan
e. mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Pasal 50

(1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa
bersangkutan yang ditetapkan dengan cara
musyawarah dan mufakat.

(2) Jumlah anggota BPD ditetapkan 5 (lima)
orang.

(3) Peresmian anggota BPD sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) ditetapkan dengan keputusan
bupati/walikota.

(4) Anggota BPD sebelum memangku jabatannya
mengucapkan sumpah/janji secara bersama-
sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh
bupati/ walikota atau pejabat yang ditunjuk.

(5) Susunan kata-kata sumpah/janji anggota BPD
adalah sebagai berikut :

Demi Allah, Saya bersumpah/berjanji akan
memenuhi kewajiban saya sebagai Anggota
BPD dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,
memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan
Masa jabatan BPD 5 tahun sesuai dengan masa jabatan
Kades
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
menjalankan segala Undang-Undang dan
peraturannya dengan selurus-lurusnya serta
berbakti kepada masyarakat, nusa dan
bangsa.

(6) Masa keanggotaan BPD adalah 6 (enam) tahun
terhitung sejak tanggal peresmian, dan dapat
diangkat kembali hanya untuk 1 (satu) kali
masa keanggotaan.

Pasal 51
Mekanisme Musyawarah BPD :
a. Musyawarah BPD dipimpin oleh Ketua.

b. Musyawarah BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya (satu per dua) ditambah
1 (satu) dari jumlah anggota BPD, dan
keputusan musyawarah ditetapkan
berdasarkan suara terbanyak.

c. Hasil musyawarah BPD ditetapkan dengan
keputusan musyawarah BPD dan dilengkapi
dengan notulen yang dibuat oleh sekretaris
BPD.



Pasal 52

(1) Pimpinan dan anggota BPD menerima
tunjangan sesuai dengan kemampuan

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
keuangan desa.

(2) Tunjangan pimpinan dan anggota BPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam APB Desa.

Pasal 53

(1) BPD menyusun rencana kerja tahunan BPD.

(2) Pembiayaan terhadap rencana kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibebankan pada APB Desa sesuai kemampuan
keuangan desa.

(3) Pengelolaan pembiayaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh
sekretaris BPD.

Pasal 54

Ketentuan lebih lanjut mengenai BPD diatur
dengan peraturan pemerintah.

BAB VII
MUSYAWARAH DESA

Pasal 55

(1) Dalam upaya meningkatkan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat pemerintah desa

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
dan BPD memfasilitasi penyelenggaraan
musyawarah desa.
(2) Musyawarah desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan forum musyawarah
yang berfungsi untuk membahas,
mendiskusikan dan mengkoordinasikan
program-program strategis yang akan
dilaksanakan pemerintah desa dan BPD.
(3) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) digunakan sebagai bahan dalam
musyawarah perencanaan pembangunan desa
dan merupakan masukan bagi kepala desa dan
BPD dalam penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan.
(4) Musyawarah desa dilaksanakan sekurang-
kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun yang
diikuti oleh penduduk desa yang mempunyai
hak pilih atau dengan sistem perwakilan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai musyawarah
desa diatur dengan peraturan pemerintah.

1. BAB VIII
KEUANGAN DESA
Bab tentang Keuangan Desa semestinya diletakan setelah
Bab tentang Pembangunan Desa. Keuangan adalah salah
satu instrumen yang menjadi bagian integral dalam
pembangunan (satu Desa, satu Rencana, satu
Anggaran).
2.
Bagian Kesatu

Umum

3. Pasal 56
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA


Pelaksanaan hak dan kewajiban desa
menimbulkan pendapatan, belanja, dan
pengelolaan keuangan.


Bagian Kedua
Sumber Pendapatan
Perlu penegasan dalam Penjelasan Umum beberapa
prinsip dasar dalam keuangan daerah, khususnya
penetapan sumber pendapatan, seperti: hak Desa atas
alokasi dari Pemerintah sebagai konsekuensi pelaksanaan
fungsi-fungsi pembangunan, pemerintahan dan
kemasyarakatan oleh Desa; prinsip money follow function
di mana besaran dan kegunaan uang adalah menurut
fungsi yang dijalankan berdasarkan domain kewennagan
dan perencanaan Desa; dan no mandate without function
sehingga Desa bisa menolak tugas pembantuan apabila
tidak disertai pendanaan.


Pasal 57

(1) Pendapatan desa sebagaimana dimaksud dalam
pasal 56 bersumber dari:

a. pendapatan asli desa terdiri dari hasil usaha
desa, hasil kekayaan desa, swadaya dan
partisipasi, gotong royong, dan lain-lain
pendapatan asli desa yang sah;

b. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi
daerah kabupaten/kota;

c. bagian dari dana perimbangan keuangan
pusat dan daerah yang diterima oleh
kabupaten/kota;

d. bantuan dari pemerintah pusat, bantuan
Pasal 57 ayat (1) huruf b berimplikasi pada upaya
sinkronisasi (revisi) atas UU No.28 Tahun 2009 tentang
Pajaka Daerah dan Retribusi Daerah yang sudah tidak
mengatur soal bagi hasil dimaksud.

Pasal 57 ayat (1) huruf c perlu memuat pula besaran
(prosentase) alokasi sebesar 5% dan sumber alokasi
adalah APBN sebagai konsekuensi kejelasan kedudukan
Desa dalam struktur ketatanegeraaan dan demi mnejamin
kepastian alokasi tersebut.

Pasal 57 ayat (1) huruf e bisa kontraproduktif lantaran
selama ini sumbangan pihak ketiga menjadi ajang
pemaksnaaan Pemda dan Pemdes yang mengubangmakna
sumbangan sebagai voluntari menjadi obligatori. Perlu
penegasan dalam Bagian Penjelasan soal makna sukarela
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
keuangan dari pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota; dan

e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga
yang tidak mengikat.
dimaksud dan hak warga/pelaku usaha untuk menolak
pemaksaan pemungutana atas sumbangan pihak Ketiga.
(Alternatif lebih jauh lagi adlaah penghapusan Pasal 57
ayat (1) huruf e)


(2) Belanja desa sebagaimana dimaksud dalam
pasal 56 digunakan untuk membiayai kegiatan
pemerintah desa dan pemberdayaan
masyarakat.



(3) Pengelolaan keuangan desa sebagaimana
dimaksud dalam pasal 56 dituangkan dalam
peraturan desa tentang APB Desa dan
dilaksanakan oleh kepala desa.
Perlu ditegaskan dalam Bagian Penjelasan terkait prinsip-
prinisp pengelolaan keuangan yang baik (good budgetary
governance) seperti akuntabilitas, transparansi,
partisipasi dan keterbukaan untuk diakses oleh warga.
Mengingat sumber pendapatan Desa berasal dari
keuangan Negara (APBN maupun APBD) maka audit oleh
BPK wajib dilakukan.
Pasal 58
(1) Kekayaan desa sebagaimana dalam pasal 57
ayat (1) huruf a berupa tanah kas desa, pasar
desa, pasar hewan, tambatan perahu,
bangunan desa, pelelangan ikan yang dikelola
oleh desa, pelelangan hasil pertanian yang
dikelola oleh desa, hutan milik desa, mata air
milik desa, permandian umum.
Tetap dibuka kemungkinan penambahan jenis kekayaan
Desa ini berdasarkan kondisi lokal untuk menampung
adanya jenis-jenis kekayaan lain dan keabsahan
pungutan (retribusi)Desa atas sumber-sumber tersebut
dalam kerangka PADes.
(2) Kekayaan yang berupa tanah yang dikuasai
pemerintah desa harus disertifikatkan atas
nama pemerintah desa.

(3) Bangunan milik desa harus dilengkapi bukti
status kepemilikan dan ditatausahakan secara
tertib.

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA


(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kekayaan
desa diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Terkait keberadaan PP organik sebagai jabaran UU
(termasuk ihwal Kekayaan Desa), dalam Ketentuan
Penutup mesti ditetapkan batasan waktu pembuatan
berbagai PP dimaksud.

Pasal 59
(1) Pemberian hibah dan sumbangan dari pihak
ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57
ayat (1) huruf e tidak mengurangi kewajiban-
kewajiban pihak penyumbang.
Dengan catatan bahwa keberadaan sumbangan pihak
ketiga ini diputuskan untuk dipertahankan (lihat ulasan
sebelumnya), maka jabaran pengaturan dalam Pasal ini
tetap dipertahankan.


(2) Sumbangan yang berbentuk barang, baik
barang bergerak maupun barang tidak bergerak
dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik
desa.



(3) Sumbangan berbentuk uang menjadi sumber
pendapatan desa dicatat dalam kas desa dan
dimasukan dalam APB Desa.

Bagian Ketiga
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

Pasal 60

(1) APB Desa terdiri atas bagian pendapatan,
belanja dan pembiayaan desa.

(2) Rancangan APB Desa dimusyawarahkan
dengan BPD.



(3) Kepala desa menetapkan APB Desa setiap
tahun dengan peraturan desa.

Bagian Keempat
Pengelolaan

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
Pasal 61

(1) Kepala desa adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan desa.

(2) Dalam melaksanakan kekuasaannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepala
desa dapat melimpahkan sebagian atau seluruh
kekuasaannya yang berupa perencanaan,
penganggaran, penatausahaan, dan pelaporan
kepada Sekretaris Desa sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 62

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan
keuangan desa diatur dengan peraturan
pemerintah.
Terkait keberadaan PP organik sebagai jabaran UU
(termasuk ihwal Keuangan Desa), dalam Ketentuan
Penutup mesti ditetapkan batasan waktu pembuatan
berbagai PP dimaksud.

Mengingat keterkaitannya dengan kekayaan Desa, PP
yang dimaksud dalam Pasal ini bisa disatukan atau
mengintegrasikan soal kekayaan Desa sebagai bagian
materi muatan di dalamnya.
BAB 1X
BADAN USAHA MILIK DESA

Pasal 63


(1) Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik
Desa.
(2) Bentuk BUM Desa adalah usaha desa.
(3) Pendirian BUM Desa sebagaimana dimaksud
(1) Badan Usaha Milik Desa/Desa Adat) wajib berbadan
hukum.
(2) Pemerintah memberikan insentif kepada Badan Usaha
Milik Desa/ Desa Adat berupa pembebasan pajak.
(3) Badan Usaha Milik Desa/ Desa Adat dikelola oleh
Pemerintah Desa dan Desa Adat bersama masyarakat.
(4) Permodalan Badan Usaha Milik Desa dapat berasal
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan desa
dan disesuaikan dengan kapasitas dan
kebutuhan masyarakat desa.
(4) Desa hanya dapat mendirikan 1 (satu) BUM
Desa dengan beberapa unit usaha.
(5) BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dapat didirikan oleh 2 (dua) desa atau lebih
yang ditetapkan dengan peraturan bersama
dan berkedudukan di salah satu desa
berdasarkan kesepakatan.
dari: Pemerintah Desa atau Pemerintah Desa
Adat;tabungan masyarakat;bantuan Pemerintah,
Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah
Kabupaten/Kota; pinjaman; dan/atau penyertaan
modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar
saling menguntungkan
(5) Kepengurusan Badan Usaha Milik Desa terdiri dari
wakil Pemerintah Desa/ Desa Adat dan masyarakat.
(6) Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan pinjaman
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(7) dilakukan setelah mendapat persetujuan BPD dan
dilaporkan dalam Musyawarah Desa. Pinjaman Badan
Usaha Milik Desa Adat dilakukan setelah mendapat
persetujuan dalam Musyawarah Desa Adat

Pasal 64

Modal BUM Desa dapat berasal dari :
a. pemerintah desa;
b. tabungan masyarakat; dan
c. bantuan pemerintah pusat, pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

Pasal 65

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pembentukan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban BUM Desa diatur dengan
peraturan pemerintah.

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA

BAB X
PEMBANGUNAN DESA DAN PEMBANGUNAN
KAWASAN PERDESAAN
Bab tentang Pembangunan Desa semestinya mendahului
Bab tentang Keuangan Desa. Keuangan adalah salah satu
instrumen yang menjadi bagian integral dalam
pembangunan (satu Desa, satu Rencana, satu
Anggaran).
Bagian Pertama
Pembangunan Desa

Paragraf Satu
Perencanaan
Perencanaan hingga pengawasan adalah siklus
manajemen pembangunan. Sebelum mengatur siklus
tersebut, terlebih dulu mengatur masalah hakikat
pembanguan: tujuan dan ruang lingkup.





Pasal 66
(1) Pemerintah desa menyusun perencanaan
pembangunan desa sesuai kewenangannya
mengacu pada sistem perencanaan pembangunan
kabupaten/kota.
Pasal 66 disesuaikan menjadi Pasal 67.
Susbtansi pasal ini menegaskan bahwa Desa menjadi
bagian kabupaten/kota, termasuk ihwal perencanan.
Sejatinya, Desa adalah otonom, sebagai subsistem dan
menjadi bagian NKRI. Maka perencanaan Desa mesti
mandiri di mana Desa menyusuna perencanaan sendiri
(village self-planning) dalam batasan kewengan yang
dimilikinya. Selain perencanaan yang desentralistik,
dimensi lain adalah perencanaan yang partisipatif dan
inklusif.


Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA


(2) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disusun secara berjangka
meliputi:

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa yang selanjutnya disebut RPJM Desa
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

b. Rencana pembangunan tahunan desa,
selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP Desa) merupakan
penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun.



(3) RPJM dan RKP-Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan dengan peraturan desa.



(4) Peraturan desa tentang RPJM dan RKP-Desa
merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di
desa.
Menegaskan dalam penjelasan bahwa: segala program dan
bantuan keuangan langsung masyarakat (BLM) dari
pemerintah, propinsi an kab/kota mesti diintegrasikan ke
dalam RPJM dan RKP Desa.


(5) Program-program sektor yang masuk ke desa
wajib disinkronisasikan dan diintegrasikan dengan
perencanaan pembangunan desa.

Pasal 67

(1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) dilakukan
secara berjenjang dimulai dari tingkat dusun.
Pasal 67 disesuaikan menjadi Pasal 68.
(2) Dalam menyusun perencanaan pembangunan
desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pemerintah desa wajib melibatkan lembaga
Rumusan ini masih berisfat korporatis dan elitis.
Mestinya, pelibatan itu inklusif, menjangkau semua
masyarakat melalui Musyawarah Desa untuk mewadahi
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
kemasyarakatan desa dan tokoh masyarakat. proses perencanaan partisipatif di Desa. Hal ini dapat
dilakukan dengan menghilangkan pasal ini dan
memperkuat rumusan pengaturan sebagaimana
terkandung dalam Pasal 67 ayat (2) pada kolom
Rumusan Setelah Perubahan di atas.
(3) Perencanaan pembangunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagai salah satu
masukan utama dalam perencanaan
pembangunan kabupaten/kota.
Menegaskan dalam penjelasan bahwa: perencanaan Desa
tidak perlu lagi dibaw atau diusulkan ke tas untuk
memperoleh persetujuan. Perencanaan Desa selesai dan
berkahir pada level Desa itu sendiri. Pemda yang
seharusnya menjemput hasil perencanaan Desa ini
sebagai masukan utama bagi perencanaan
kabupaten/kota.
Pasal 68

(1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) didasarkan
pada data dan informasi yang akurat.
Menegaskan dalam penjelasan bahwa: untuk
membanguna pangkalan data yang kuat dan akurat,
pemda kabupaten/kota wajib melakukan pendidikan dan
pelatihan kepada aparat Desa terkait.

(2) data dan informasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diwujudkan dalam monografi
desa yang memuat data dasar seperti data
wilayah dan tanah, penduduk dan sarana
prasarana desa.

Paragraf Dua
Pelaksanaan

Pasal 69

(1) Pelaksanaan pembangunan desa dilakukan
sesuai dengan RKP Desa.



(2) Pelaksanaan pembangunan desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
pemerintah desa dengan melibatkan seluruh

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
potensi masyarakat desa.
(3) Pelaksanaan pembangunan desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya
alam desa.



(4) Pelaksanan program-program sektor yang
masuk ke desa harus diinformasikan kepada
pemerintah desa.
Sekedar diinformasikan terbukti membuat Desa hanya
menjadi penonton atau sebaliknya kebagian tugas saja.
Hal ini juga mencerminkan pola pelaksanaan
pembangunan di Desa, bukan pembangunan Desa dalam
arti sesunguhnya.
Yang mestinya dilakukan adalah memulai upaya
integrasi segala program dan bantuan keuangan
langsung masyarakat (BLM) dari pemerintah, propinsi an
kab/kota dengan kegiatan pembangunan Desa yang
didahului dengan integrasi semua program tersebut ke
dalam RPJM dan RKP Desa.
Bagian Kedua
Pembangunan Kawasan Perdesaan

Pasal 70
(1) Pemerintah menetapkan pedoman dan
petunjuk teknis pembangunan kawasan perdesaan

(2) Gubernur sesuai dengan ketentuan pada ayat
(1) melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada
kabupaten/kota di wilayahnya.

(3) Bupati/walikota melakukan pendataan dan
identifikasi terhadap desa-desa yang dapat
ditetapkan sebagai suatu kawasan pembangunan
perdesaan.

(4) Dalam rangka pelaksanaan ketentuan ayat (3),
bupati/walikota menyusun program yang

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
dibutuhkan dalam rangka pembangunan
perdesaan.

(5) Kawasan pembangunan perdesaan ditetapkan
dengan peraturan bupati/walikota.

Pasal 71

(1) Pembangunan kawasan perdesaan merupakan
perpaduan pembangunan antar desa dalam
satu kawasan.

(2) Pembangunan kawasan perdesaan mencakup
pembangunan sumber daya manusia, sumber
daya alam, dan infrastruktur.

(3) Pembangunan kawasan perdesaan
sebagaimana dimaksud ayat (2) masing-masing
dilaksanakan oleh pemerintah desa.
Pembangunan kawasan selalu berintikan ketehubungan
wilayah antar Desa sehingga pelaksanaan pembangunan
mesti dilakukan bersama antar Desa terkait, atau dikelola
oleh otoritas badan kerja sama yang mereka bentuk
sendiri, dibawah pembinaan oleh Pemda Kabupaten/kota
Pasal 72

(1) Pembangunan desa dan pembangunan
kawasan perdesaan dilaksanakan dalam upaya
mempercepat proses pemberdayaan
masyarakat dan tingkat perkembangan desa
melalui metode dan pendekatan pembangunan
partisipatif.

(2) Pelaksanaan pembangunan desa dan
pembangunan kawasan perdesaan sebagaimana
dimaksud ayat (1) yang dilakukan oleh pemerintah
kabupaten/kota dan pihak ketiga wajib mengikut
sertakan masyarakat desa yang bersangkutan
yang diwakili oleh pemerintah desa dan BPD;
Menegaskan dalam bagian Penjelasan:
Pelaksanaan pembangunan Desa maupun kawasan Desa
mesti menjamin akses masyarakat dan hak bagi mereka
untuk menolak pembangunan tersebut jika bertentangan
dengan aspirasi atau prioritas kebutuhan.
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
Pasal 73

(1) Pemerintah mengembangkan sistem informasi
desa.
Jika yang dimaksudkan dengan Pemerintah adalah
Pemerintah Pusat, hal ini nyaris tidak masuk akal dari
sisi presden maupun teknis pelaksananannya. Selama ini,
sistem informasi daerah (Propinis dan Kab/Kota) saja
tidak tersedia, bagiaman mungkin pemeirntah mengurus
sistem informasi 70 ribu Desa. Pasal ini perlu
mengeksplisitkan level pemerintah yang dimaksud, yakni
Pemda Kabupaten/Kota.
(2) Sistem informasi desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disusun berdasarkan data monografi
desa

(3) Sistem informasi desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi fasilitas perangkat keras dan
perangkat lunak, jaringan, serta sumber daya
manusia.

(4) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikelola oleh pemerintah desa dan dapat
diakses oleh pemangku kepentingan.

Pasal 74
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembangunan
desa dan pembangunan kawasan perdesaan
diatur dengan peraturan pemerintah.


BAB XI
KERJASAMA DESA
Kerja sama Desa adalah pilihan cara untuk mengelola
urusan bersama atau urusan lintas wilayah antar Desa
maupun urusan yang bisa dikerjasamakan dengan Pihak
Ketiga. Namun pada sisi lain, hubungan antar Desa bisa
mengambil arah yang bersifat antagonis di mana terjadi
perselisihan/konflik sehingga membutuhkan penyelesaian
atas masalah tersebut. Dengan demikin, bab ini perlu
ditambahkan dengan pengaturan ihwal penyelesaian
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
perselisihan antar Desa maupun Desa dengan Pihak
Ketiga.
Pasal 75
(1) Desa dapat mengadakan kerja sama antar desa
dan kerjasama dengan pihak ketiga.

(2) Kerjasama dengan pihak ketiga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dimusyawarahkan dengan
BPD.

Kerja sama dimaksud dikelola oleh suatu badan kerja
sama yang dibentuk secara mandiri dan suka rela oleh
Desa-desa yang terlibat (peserta), termasuk ihwal basis
atau materi yang dikerjasamakan. Hal ini penting untuk
mencirikan sifat suatu kerja sama partisipatif, dan
bukan kerja birokratik di mana inisiatif kerja sama
berasal dari pemda/kecamatan (top down) dan
pengelolaan kerja sama dilakukan oleh birokrasi yang
dibentuk pemda (yang biasanya melalui Camat yang
sesungguhnya tidak bisa dibenarkan sehubungan peran
kecamatan dari wilayah administratif menjadi wilayah
kerja atau perangkat daerah pada lini kewilayahan).
Sebagaimana telah ditegaskan pada bagian terdahulu
bahwa hubungan antar Desa maupun Desa dengan Pihak
Ketiga bisa mengambil arah yang bersifat antagonis di
mana terjadi perselisihan/konflik sehingga membutuhkan
penyelesaian atas masalah tersebut. Untuk itu, perlu
ditambahkan pasal khusus yang mengatur mekanisme
penyelesaian perselisihan antar Desa maupun Desa
dengan Pihak Ketiga.
Pasal 76
Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sama antar

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
desa dan kerjasama dengan pihak ketiga maupun
perselisihan yang terjadi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 75 diatur dengan peraturan
pemerintah.

BAB XII
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DAN LEMBAGA
ADAT

Bagian Kesatu
Lembaga Kemasyarakatan



Pasal 77
(1) Di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan
dengan peraturan desa.

(2) Lembaga kemasyarakatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan wadah
partisipasi masyarakat sebagai mitra pemerintah
desa dalam rangka pelayanan masyarakat,
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

(3) Hubungan kerja antara lembaga
kemasyarakatan dengan pemerintah desa bersifat
konsultatif.


(4) Anggaran untuk kegiatan lembaga
kemasyarakatan bersumber dari iuran swadaya
masyarakat, APB Desa, APBD dan sumber lain
yang sah dan tidak mengikat.


(5) Pelaksanaan program dan kegiatan yang
bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah
dan lembaga non pemerintah wajib
memberdayakan lembaga kemasyarakatan yang
sudah ada di desa.

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA

Pasal 78
Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga
kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 77 diatur dengan peraturan pemerintah.

Bagian Kedua
Lembaga Adat

Pasal 79

(1) Pemerintahan daerah dapat menetapkan
berbagai kebijaksanaan pemberdayaan,
pelestarian dan pengembangan adat istiadat
dan lembaga adat di wilayahnya sebagai wujud
pengakuan terhadap adat istiadat.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan
kebijaksanaan pemberdayaan, pelestarian, dan
pengembangan adat istiadat dan lembaga adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan peraturan pemerintah.

BAB XIII
PERATURAN DESA



Pasal 80

(1) Peraturan perundang-undangan di desa adalah
peraturan desa, peraturan bersama kepala desa
dan peraturan kepala desa.

(2) Peraturan desa dilarang bertentangan dengan
kepentingan umum dan peraturan perundang-

Pasal 8 ayat (1) UU No. 12 tahun 2011 tentang P3 tidak
menyebut peraturan desa melainkan hanya peraturan
kepala desa atau yang setingkat. Bahkan jenis peraturan
bersama kepala desa juga tidak dikenal. Jika RUU ini
diuji dengan UU P3 maka jelas secara normatif yuridis
RUU ini melanggar ketentuan UU P3.

Lain dari pada itu, di dalam Bab tentang peraturan desa
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
undangan yang lebih tinggi.
(3) Pembentukan peraturan desa memperhatikan
aspirasi masyarakat yang disampaikan secara
lisan dan tertulis.
ini juga tidak mengatur tentang substansi apa saja yang
akan diatur oleh masing-masing peraturan tersebut.

Cara perumusan seperti ini tidak mencerminkan asas
hierarkhi paraturan perundang-undangan desa. Dengan
mempergunakan cara perumusan seperti ini, maka dapat
ditafsirkan bahwa antara peraturan desa, peraturan
bersama kepala desa, dan peraturan kepala desa memiliki
kedudukan yang sama.
Kekuatan berlakunya Paraturan Perundang-undangan
harus mengandung asas hierarkhi. Peraturan Perundang-
undangan tingkat daerah-pun juga mempergunakan asas
hierarkhi, misal Peraturan Bupati adalah peraturan
perundang-undangan untuk melaksanakan Peraturan
Daerah (Perda). Dengan mempergunakan prinsip seperti
inilah, maka susunan peraturan desa-pun harus
mencerminkan asas hierarkhi.
Pasal 82

(1) Peraturan desa dan peraturan kepala desa
diundangkan dalam lembaran desa.

(2) Pengundangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh sekretaris desa.

(3) Peraturan desa dan peraturan kepala desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disebarluaskan oleh pemerintah desa.

Pasal 81

(1) Rancangan peraturan desa tentang APB Desa,

Jika Peraturan desa tentang pemanfaatan lahan harus
mendapat evaluasi dari bupati/walikota maka ketentuan
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
pemanfaatan lahan dan organisasi pemerintah
desa harus mendapatkan evaluasi dari
bupati/walikota sebelum ditetapkan menjadi
peraturan desa.

(2) Rancangan peraturan desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling lambat 20 (dua
puluh) hari kerja sudah diterima
bupati/walikota melalui camat.

(3) Rancangan peraturan desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mendapat evaluasi oleh
bupati/walikota paling lambat 20 (dua puluh)
hari kerja setelah diterima.

(4) Apabila dalam waktu paling lambat 20 (dua
puluh) hari kerja tidak mendapat evaluasi
peraturan desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dinyatakan berlaku.
ini juga akan memberikan wewenang kepada
bupati/walikota untuk melakukan evaluasi paraturan
desa yang terkait pemanfaatan lahan tanah ulayat. Oleh
sebab itu di dalam ketentuan mengenai peraturan desa ini
juga harus diatur mengenai paraturan desa adat, dan di
dalam pengaturan tentang pemanfaatan lahan tanah
ulayat fungsi bupati/walikota hanya melakukan
penyelarasan dan konsultatif.
Ketentuan tentang Perdes pemanfaatan lahan tanah
ulayat harus benar-benar memperhatikan kepentingan
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat yang
memiliki hak tradisionil. Dalam dataran empiris persoalan
tanah hak ulayat sampai saat ini sering menimbulkan
konflik antara investor yang difasilitasi oleh pemerintah
daerah melalui perizinan dan masyarakat hukum adat
yang tanah hak ulayatnya dimanfaatkan.
Pasal 83

Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan
dan mekanisme penyusunan peraturan desa dan
pengundangan dalam lembaran desa diatur
dengan peraturan pemerintah.

Mendelegasikan mengenai pembentukan dan mekanisme
penyusunan peraturan desa dengan Peraturan
Pemerintah merupakan bentuk penyeragaman
(uniformitas). Penyeragaman memang dapat dilakukan
sepanjang menyangkut Peraturan desa yang akan
diterbitkan oleh Pemeritah Desa pada umumnya.
Bagaimana dengan Peraturan Desa adat yang memiliki
corak berbeda?
Terkait dengan persoalan tersebut, maka dalam ketentuan
Bab ini, seharusnya juga diatur mengenai peraturan desa
adat. Oleh sebab itu rumusan ketentuan ini perlu
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
dilengkapi dengan rumusan sebagaimana terdapat dalam
RUU versi IRE YOGYAKARTA-RI.
BAB XIV PEMBINAAN
DAN PENGAWASAN

Pasal 84

(1) Menteri, gubernur, bupati/walikota melakukan
pembinaan dan pengawasan dalam bentuk
fasilitasi penyelenggaraan kegiatan pemerintah
desa dan pemberdayaan masyarakat.
(2) Sebagian dari tugas pembinaan dan
pengawasan yang dilakukan pemerintah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilimpahkan kepada camat.










Pasal 85
(1) Bupati/walikota dapat membatalkan peraturan
desa dan peraturan kepala desa yang
bertentangan dengan kepentingan umum dan
peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi.
Ulasan atas Pasal 84 ayat (2):
Pelimpahan sebagian tugas binwas kepada Camat
memang efisien dalam konteks jarak rentang kendali,
namun perubahan keduddukan kecamatan dari wilayah
administratif menjadi sekedar wilayah kerja (werkering)
membuat Camat tidak lagi memegang kekuasaan atas
wilayah pemerintahan. Sebgai perangkat daerah pada lini
kewilayahan, kecamatan jelas bukanlah atasan Desa.
Dengan demikian, fungsi (tepatnya: kekuasaan) binwas
tetap dipegang Kepala Dearah, semenara camat tidak
lebih pejabat perantara (intermediary official) antara Desa
dan Kepala Daerah. Dalam hal pengawasan yang berujung
pada sanksi, misalnya, maka seorang Camat jelas tidak
bisa menjatuhkan sanksi kepada Kepala Desa, seperti
halnya Camat juga tidak bisa membuat keputusan akhir
sebagai hasil pengawasan yang tetap dipegang oleh Kepala
Daerah.

Ulasan atas Pasal 85 ayat (1):
Menegaskan dalam Bagian Penjelasan:
Pembatalan Perda dan Perkades adalah wujud dari
pengawasan represif Kepala Daerah tas produk hukum di
Desa. Namun, obyek pengenaan pengawasan represif ini
mesti limitatif, yakni hanya menyangkut Perdes pungutan
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
(2) Menteri dan gubernur melakukan pengawasan
umum terhadap kegiatan pemerintah desa dan
pemberdayaan masyarakat.






Pasal 86
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan
pengawasan kegiatan desa diatur dengan
peraturan pemerintah.
Desa, Perdes APBDss, dan Perdes yang dibuat untuk
menjabarkan kewenganan yang diserahkan kepada Desa
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Namun,
pengawasan itu tidak bisa dikenakan kepada obyek
pengaturan terkait hak asal-usul Desa atau Desa Adat
mengingat sumber kewenagan yang menjadi materi
muatannya berasal dari dalam Desa itu sendiri.
BAB XV
KETENTUAN SANKSI





Pasal 87

(1) Kepala desa yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 ayat (4) dikenakan sanksi administrasi.

(2) Kepala desa yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 ayat (4) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e,
huruf g, huruf i, huruf j, huruf l, huruf m,

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
huruf n, huruf o dan huruf p dikenakan sanksi
teguran tertulis.

(3) Kepala desa yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 ayat (4) huruf d, huruf f, huruf h, dan huruf
k dikenakan sanksi pemberhentian sementara.

(4) Kepala desa yang dikenakan sanksi teguran
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari
tidak melakukan perbaikan maka dikenakan
sanksi pemberhentian sementara.

(5) Kepala desa yang dikenakan pemberhentian
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), apabila dalam waktu paling lama 180
(seratus delapan puluh) hari tidak melakukan
perbaikan maka dikenakan sanksi
pemberhentian.

Pasal 88

(1) Kepala desa yang melanggar larangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
dikenakan sanksi administrasi.

(2) Kepala desa yang melanggar larangan

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf
a, huruf b, huruf c, huruf h dan huruf i
dikenakan sanksi pemberhentian sementara.

(3) Kepala desa yang melanggar larangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf
d, huruf e, huruf f, huruf g dan huruf j
dikenakan sanksi teguran tertulis.

(4) Kepala desa yang dikenakan sanksi
pemberhentian sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dalam waktu paling
lama 180 (seratus delapan puluh) hari tidak
melakukan perbaikan maka dikenakan sanksi
pemberhentian.

(5) Kepala desa yang dikenakan sanksi teguran
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari
tidak melakukan perbaikan dikenakan sanksi
pemberhentian sementara.




Pasal 89

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
penjatuhan sanksi diatur dengan
peraturan pemerintah.

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA

BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN



Pasal 90

(1) Desa yang ada pada saat diundangkannya
undang-undang ini tetap sebagai desa, kecuali
ditentukan lain dalam peraturan perundang-
undangan.

(2) Kepala desa, perangkat desa dan BPD yang ada
pada saat mulai berlakunya undang-undang ini
tetap menjalankan tugas sampai habis masa
jabatan atau keanggotaannya.




Pasal 91

(1) Penggunaan istilah desa, dusun, kepala desa,
BPD dan lembaga kemasyarakatan yang selama
ini menggunakan istilah berdasarkan asal usul,
adat istiadat dan nilai-nilai sosial budaya
masyarakat setempat, ketentuan tersebut tetap
berlaku dan dikecualikan dari penyebutan
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
ini.

(2) Mekanisme penetapan kepala desa, perangkat
desa, dan anggota BPD, bentuk organisasi
pemerintah desa, masa jabatan kepala desa
dan keanggotaan BPD, penghasilan kepala desa

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
dan perangkat desa, tunjangan anggota BPD
yang selama ini pelaksanaanya berdasarkan
asal usul, adat istiadat dan nilai-nilai sosial
budaya masyarakat setempat, ketentuan
tersebut tetap berlaku dan dikecualikan dari
pengaturan sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang ini.

(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) sepanjang asal usul,
adat istiadat dan nilai-nilai sosial budaya
masyarakat tersebut masih hidup, sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
ditetapkan dalam peraturan daerah
kabupaten/kota.

Pasal 92

Semua peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan desa dinyatakan tetap berlaku
sepanjang belum diganti dan tidak bertentangan
dengan undang-undang ini.



BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP





Pasal 93

Semua ketentuan peraturan perundang-undangan

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
yang berkaitan secara langsung dengan desa wajib
mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya
pada undang-undang ini.

Pasal 94

Peraturan pelaksanaan atas undang-undang ini
ditetapkan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun
sejak undang-undang ini ditetapkan.

Pasal 95

Pada saat undang-undang ini mulai berlaku, Pasal
200 sampai dengan Pasal 216 Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548)
dan terakhir dirubah dengan Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan kedua
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Usulan IRE YOGYAKARTA


NO.
DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG USULAN
PEMERINTAH
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH IRE
YOGYAKARTA
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844) beserta peraturan pelaksanaannya
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 96
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan undang-undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai