dari Allah untuk sahabat muslimmunity semuanya . Buletin kali ini membahas tentang kisah Nabi Nuh A.S. Siapa yang tak kenal beliau? Kisahnya identik dengan Banjir besar dan Kapal yang beliau buat. Seorang Nabi yang Luar Biasa yang termasuk Ulul Azmi selain Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW. Sebutan Ulul Azmi ditujukan pada Nabi yang mempunyai ketabahan hati yang luar biasa dalam menyampaikan risalahnya. Mungkin sahabat sekalian mengetahui mengapa sampai Allah turunkan Banjir sebagai azab bagi kaum Nabi Nuh. Mari lanjutkan membacanya Nabi Nuh AS. merupakan salah seorang cucu Nabi Adam A.S. Nabi Nuh lahir 150 tahun sesudah Nabi Adam meninggal dunia. Tinggi beliau kurang lebih 60 Hasta atau sekita 30 meter seperti Nabi Adam, dahulu memang manusia terkenal dengan badannya yang tinggi besar, namun lama- kelamaan tubuh manusia menjadi lebih kecil. Itu ribuan tahun yang lalu jika dibandingkan dengan sekarang ini ya Umat Nabi Nuh termasuk yang sangat sulit untuk diajak mengesakan Allah saja, mereka menyembah berhala. Nabi Nuh berdakwah selama ratusan tahun hidupnya dan pengikut beliau hanya sedikit. Bayangkan betapa bebal-nya umat beliau ketika sebuah kebenaran datang. Di Al-Quran banyak surah yang menceritakan kisah Nabi Nuh, diantaranya Q.S. Hud dan Q.S. Nuh. Al-Quran menerangkan bahwa Nabi Nuh menyeru kaumnya siang dan malam, secara terang-terangan, terbuka, dan diam-diam. Setiap ajakan dari Nabi Nuh, kaumnya menutup telinga mereka dan menyombongkan diri mereka. Padahal seruan ini untuk kebaikan mereka sendiri, seruan ini tak membutuhkan imbalan apapun dari mereka. Bertambahlah kesesatan kaum Nabi Nuh karena sombongnya mereka, mereka bahkan mempengaruhi orang lain untuk tidak percaya terhadap Nabi Nuh dan untuk tidak meninggalkan berhala-berhala yang mereka sembah. Tidak terbayang jika itu adalah posisi yang kita hadapi. Pernah tidak sahabat semua mengingatkan orang lain dan mendapat perlakuan seperti yang didapat Nabi Nuh oleh kaumnya? Diperlakukan tidak baik, difitnah dan semacamnya? Beratus- ratus tahun?ok. tidak sampai beratus-ratus tahun, selama hidup saja, atau setengahnya? Biasanya kitanya yang kurang sabar, kitanya yang berat untuk coba lagi mengajak orang yang sudah memperlakukan kita tidak baik atas ajakan kita berbuat baik. Allah berfirman : Dan diwahyukan kepadanya (Nuh), ketahuilah, tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat.(Q.S. Hud; 36) Kemudian mulailah Nabi Nuh membuat kapal atas perintah Allah, selama 200 tahun Nabi Nuh menanam pohon yang nantinya digunakan untuk membuat kapal, dan sekitar 100 tahun Nabi Nuh membuat kapalnya di atas gunung. Tentu hal ini kembali menarik perhatian kaumnya untuk mengolok- olok Nabi Nuh. Setelah perahu tersebut jadi, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk naik ke kapal bersama keluarganya kecuali yang tidak beriman, dan masing-masing hewan berpasangan jantan dan betina. Dengan nama Allah dan atas izin Allah kapal itu berlayar dan berlabuh. Nabi Nuh mendapati anaknya yang bernama Qanan berada di tempat jauh dan terpencil dan menyuruhnya naik ke kapal namun Qanan memilih untuk berlindung pada gunung agar terhindarkan dari air bah. Padahal gunung-gunung pun ditenggelamkan oleh Allah dan sesungguhnya hanya Allah-lah tempat berlindung. Ingat ya sahabat Allah-lah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Doa Nabi Nuh : Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu, bapakku, dan siapapun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kehancuran. (Q.S. Nuh; 28) Semoga sahabat sekalian dapat mengambil hikmah dari kisah Nabi Nuh, tetap semangat, sabar, jangan mudah menyerah, jangan mudah putus asa melakukan kebaikan apapun, termasuk membagi ilmu yang didapat ke teman-teman lain setelah membaca buletin ini . Doakan muslim dan muslimah lainnya dimanapun mereka berada, jangan sampai kita termasuk orang-orang yang zalim. Mintalah perlindungan hanya kepada Allah saja. Wallahualam bishowab. Sumber : TAMAN PU 5 Desember 2013, ust. Taufik, Lc.