Anda di halaman 1dari 3

IMAM AL-TIRMIDZI : AHLI HADITS BERMATA BUTA TAPI MAMPU

MENGINTEGRASIKAN HADITS DENGAN FIQH


Oleh : Prof KH Ali Mu!of" #"$u%& MA
Nama Imam al-Tirmidzi amat panjang, yakni Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin
al-Dhahhak al-Sulami al-Dharir al-Bughi al-Tirmidzi. Beliau dilahirkan pada tahun !" # di desa
Tirmidz, sebuah k$ta kun$ yang terletak di pinggiran sungai %ih$n &Am$deria', sebelah utara Iran.
Imam al-Tirmidzi merupakan (igur yang )erdas, tangkas, )epat ha(al, zuhud, juga *ara+. Sebagai
bukti kerendahan pribadi, beliau senantiasa men)u)urkan air mata, sehingga kedua b$la matanya
memutih yang berdampak kebutaan pada masa tuanya. Dengan adanya musibah kebutaan inilah
beliau juga disebut al-Dharir &yang buta'.
Tentang sejak kapan terjadinya musibah kebutaan kedua mata Imam al-Tirmidzi, banyak terjadi
silang pendapat. Ada sebagian yang menyatakan beliau buta sejak lahir, sementara ulama yang lain
menyatakan ketika usianya mulai senja. Tapi may$ritas ulama sepakat, beliau tidak buta sejak
lahir, melainkan musibah itu datang belakangan. ,usu( bin Ahmad al-Baghdadi menuturkan, -Abu
Isa mengalami kebutaan pada masa menjelang akhir usianya.-
Pe'(e)%"r""' Il)i"h
Sejak usia dini, Tirmidzi sudah gemar mempelajari dan mengkaji berbagai disiplin ilmu keislaman,
baik (i.h maupun hadits. Dalam rangka mempelajari dan mengkaji ilmu-ilmu inilah, beliau harus
mengembara ke berbagai *ilayah Islam. Tirmidzi ter)atat pernah mengembara ke /hurasan, Ira.,
dan #ijaz.
Ada sebuah asumsi yang menyatakan, beliau tidak pernah singgah di Baghdad. Seandainya beliau
pernah singgah di sana, nis)aya beliau akan berguru pada Sayyid al-Muhadditsin Imam Ahmad bin
#anbal &*a(at 01' #'. Dan sejarah tidak men)atat bah*a Imam al-Tirmidzi pernah mengambil
hadits dari Imam Ahmad bin #anbal.
Dalam la*atannya itu, Tirmidzi banyak mengunjungi ulama-ulama besar untuk mendengar hadits
yang kemudian diha(al dan di)atat untuk kemudian dikumpulkan dalam sebuah kitab yang tersusun
se)ara sistematis. Beliau tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan tanpa menggunakan se)ara
e(ekti(.
Selama perjalanan pengembaraannya, Imam al-tirmidzi belajar dari banyak guru. Di antaranya2
3iyad bin ,ahya al-#assani &*a(at 40 #', Abbas bin Abd al-+Adhim al-Anbari &* 05', Abu Said
al-Asyaj Abdullah bin Said al-/indi &* 46', Abu #a(sh Amr bin Ali al-7allas &* 0"', ,a+.ub bin
Ibrahim al-Daura.i &* 4', Muhammad bin Ma+mar al-8$isi al-Bahrani &* 45', dan Nashr bin
Ali al-%ahdhami &* 4! #'.
Imam-imam di atas, selain ter)atat sebagai guru-guru Imam al-Tirmidzi, juga ter)atat sebagai guru
Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Da*ud, Imam al-Nasai, dan Imam Ibn Majah. Dan
hanya sembilan guru inilah yang masing-masing menjadi guru Imam #adits yang enam.
Selain berguru kepada imam di atas, Imam al-Tirmidzi sebelumnya juga memiliki beberapa guru,
antara lain9 Abdullah bin Mua*iyah al-%umahi &* 0:', Ali bin #ujr al-Mar*azi &* 00', Su*aid
bin Nashr bin Su*aih al-Mar*azi &* 0!', 8utaibah bin Said al-Tsa.a(i Abu ;aja &* 0!', Abu
Mush+ab Ahmad bin Abi Bakr al-3uhri al-Madani &* 0', Muhammad bin Abdul al-Malik bin
Abi al-Sya*arib &* 00', Ibrahim bin Abdullah bin #atim al-#ara*i &* 00', dan Ismail bin Musa

Anda mungkin juga menyukai