Anda di halaman 1dari 12

E-mail : sunansirrilubb@yahoo.co.

id
Website : http://www.hsunan.web.id
D DI I B BU UL LA AN N Y YA AN NG G S SU UC CI I, , M ME EN NU UJ JU U H HA AT TI I Y YA AN NG G S SU UC CI I
Oleh :
Ust. H. SUNAN SUDRAJAT

PANGGILAN ALLAH SWT

Bulan suci ramadhan adalah bulan pengampunan, bulan yang penuh dengan
limpahan rahmat Allah Swt dan bulan perisai dari siksa/azab neraka. Allah Swt memanggil
hamba-hambaNya yang beriman untuk mengkonsentrasikan diri dan memperketat
frekuensi ibadah di bulan ini untuk menjadi hamba-hamba pilihanNya dengan predikat
kemuliaan, yakni predikat taqwa.
Allah berfirman :

$' %!# #`# =G. `6= `$9# $. =G. ? %!# 6=7% 3=9 )G?
Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah
diwajibkan atas umat sebelum kamu, supaya kamu bertaqwa [ QS. Al Baqarah : 183 ].

Bagi mereka yang sugguh-sungguh ingin kembali kepada Allah Swt, bulan suci ramadhan
adalah moment yang penting sebagai proses pemutihan dari dosa-dosa serta recovery
perbaikan diri dari akhlak mazmumah atau akhlak tercela menjadi akhlak mahmudah atau
akhlak mulia, karena mustahil kembali kepada Allah Swt dengan selamat dalam keadaan
bergelimang dosa dan noda.
Allah berfirman :

) A& !# ==)/ =
Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih / selamat
[ QS. Asy Syuaraa : 89 ].

Nabi bersabda :

Pada akhir bulan Syaban Rasulullah Saw. berkhutbah dan bersabda : Hai
manusia, telah tiba padamu bulan yang berkah, di dalamnya ada satu malam yang
lebih baik dari seribu bulan, Allah mewajibkan puasa di dalamnya, dan bangun
malamnya hanya sunnah, dan siapa yang mendekat pada Allah dengan berbuat
berbuat kebaikan, maka bagaikan orang yang mengerjakan fardhu di lain bulan,
dan siapa yang melakukan yang fardhu maka sama dengan tujuh puluh fardhu di
lain bulan, dan ia bulan kesabaran, dan sabar itu pahalanya surga, dan bulan
pertolongan, dan bulan bertambahnya rizqi, dan siapa yang memberi buka pada
orang yang berpuasa, maka akan mendapat pengampunan untuk dosanya, dan
melepas dirinya dari api neraka, dan ia mendapat seperti pahalanya orang yang
diberi buka itu, tanpa mengurangi pahala orang itu sedikitpun. Sahabat berkata :
Yaa Rasulullah, tidak semua dari kami yang dapat memberi buka puasa itu. Jawab
Nabi Saw. : Allah akan memberikan pahala itu pada orang yang memberi buka
pada orang yang berpuasa walaupun hanya sebiji kurma, atau seteguk air, atau
seisapan susu. Dan bulan Ramadhan itu permulaannya rahmat, pertengahannya
pengampunan dosa, dan akhirnya pembebasan dari neraka. Dan siapa yang
meringankan budaknya maka Allah akan mengampunkan dan membebaskannya
dari api neraka. Dan perbanyaklah kamu dari empat macam : Dua macam untuk
keridhoa-an Tuhanmu, dan yang dua lagi kamu sangat hajat pada keduanya.
Adapun yang untuk keridhoan Tuhanmu yaitu membaca Asyhadu an laa ilaaha
illallah dan membaca Astaghfirullah. Adapun yang dua sangat kamu hajatkan,
yaitu meminta kepada Allah surga yaitu membaca Nasalukal j annata dan
berlindung pada Allah dari neraka dan membaca Wa naudzu bika minan naar.
Dan siapa yang memberi minum pada orang yang puasa maka Allah akan
memberinya dari telaga-Ku (Al Kautsar) satu kali minum yang tidak akan
merasa haus untuk selamanya. (Said bin Almusayyab dari Salman ra.)

1
E-mail : sunansirrilubb@yahoo.co.id
Website : http://www.hsunan.web.id


Bulan ramadhan, bulan yang telah diwajibkan oleh Allah puasanya dan aku
mencontohkan kepada kamu bangun sembahyang malamnya, maka barangsiapa
puasa dan sembahyang malam, benar-benar karena iman dan mengharap pahala
pada Allah, akan keluar dari dosa-dosanya bagaikan keadaannya ketika dilahirkan
dari perut ibunya (Hr. Ibn Majah Albaihaqi).





Bila tiba malam pertama bulan Ramadhan, dibelenggu syaitan dan para jin yang
jahat, dan tertutup pintu-pintu neraka sehingga tiada satupun pintu neraka yang
terbuka, dan terbuka semua pintu-pintu surga sehingga tiada satupun pintu surga
yang tertutup, dan pada tiap malam ada seruan : wahai orang yang ingin berbuat
baik majulah, wahai orang yang ingin berbuat jahat hentikanlah, dan Allah
memerdekakan beberapa banyak dari api neraka, dan yang demikian itu tiap
malam. (Hr. Ibnu Hibban dan Al Hakim).

Pada suatu hari Nabi Saw. naik mimbar lalu berkata : Aamin, aamin, aamin, maka
ditanya : Ya Rasulullah engkau naik mimbar lalu membaca : Aamin, aamin, aamin?
Jawab Nabi Saw. : Malaikat Jibril AS datang kepadaku dan berkata : Siapa yang
mendapati bulan Ramadhan, tetapi belum juga diampunkan baginya hingga mati
dan masuk neraka, maka Allah menjauhkannya. Katakanlah : Aamin, maka aku
berkata : Aamin. Dan siapa yang mendapati kedua ayah bundanya atau salah
satunya, lalu tidak taat pada keduanya hingga mati dan masuk neraka, maka Allah
menjauhkannya, katakanlah : Aamin, maka aku berkata : Aamin. Dan siapa yang
mendengar namamu disebut padanya, tiba-tiba tidak membaca sholawat untukmu,
hingga mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkannya, katakanlah : Aamin,
maka aku berkata : Aamin. (Hr. Ibn Khuzaimah dan Ibn Hibban).
Muhammad bin Manshur Assamani dari Anas ra. berkata : Dinamakan
Ramadhan, sebab ia dapat membakar dosa-dosa.
Umar ra. berkata : Orang yang berdzikir pada Allah di bulan Ramadhan akan
diampunkan baginya, dan orang yang minta-minta pada Allah di dalamnya tidak
akan kecewa. (Hr. AtThabarani, AlBaihaqi).
Abdullah bin Abi Aufa berkata : Tidurnya orang yang puasa tetap dalam ibadah,
dan diamnya tasbih, dan amalnya dilipat gandakan, dan doanya mustajab, dan
dosanya diampunkan. (Hr. AlBaihaqi).
Ibn Umar ra. berkata : Untuk tiap hamba yang puasa ada doa mustajab ketika
berbuka puasa, adakalanya diberi di dunia, atau disimpan untuk akherat.
(Hr. AlHakim).


PUASA ( Shaum )

Puasa ( Shaum ) menurut tata bahasa arab artinya menahan dari segala sesuatu.
Seperti menahan makan, minum, nafsu dan menahan dari segala perbuatan yang tidak
bermanfaat. Puasa ( shaum ) terbagi menjadi dua, yaitu puasa syariat dan puasa thoriqot.

I. Puasa Syariat

Adalah menahan diri dari makan, minum dan bersetubuh di sianghari, mulai dari
terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.

#=. #/# Lm 7K `39 :# '/{# :# `{# f9#
2
E-mail : sunansirrilubb@yahoo.co.id
Website : http://www.hsunan.web.id
Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam,
yaitu fajar [ QS. Al Baqarah : 187 ].

I.1. Hal-hal yang dilarang (syarI) sehingga membatalkan puasa :
A. Makan dan minum
Makan dan minum yang membatalkan puasa adalah apabila dilakukan dengan
sengaja. Kalau tidak sengaja, misalnya lupa, tidak membatalkan puasa.
Firman Allah Swt :

O #?& $9# <) 9#
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam..
[ QS. Al Baqarah : 187 ].


Barangsiapa lupa, sedangkan ia dalam keadaan puasa, kemudian ia makan dan
minum, maka hendaklah puasanya disempurnakan, karena sesungguhnya Allah-
lah yang memberinya makan dan minum (Hr. Bukhari dan Muslim).

B. Muntah yang disengaja
meskipun tidak ada yang kembali kedalam. Muntah yang tidak disengaja
( misalnya karena sakit ) tidak membatalkan puasa. Barangsiapa terpaksa
muntah, tidaklah wajib mengqada puasanya, dan barangsiapa yang
mengusahakan muntah, maka hendaklah ia mengqada puasanya
(Hr. Abu Dawud, Tirmizi dan Ibnu Hibban).


C. Bersetubuh
Seseorang yang membatalkan puasanya karena bersetubuh di sianghari, maka
wajiblah atasnya membayar kifarat, dengan tiga tingkatan : I. Memerdekakan
budak. II. Jika tidak sanggup (memerdekakan budak), puasa baginya dua bulan
berturut-turut. III. Jika tidak sanggup (puasa), bersedekah dengan makanan yang
mengenyangkan untuk enam puluh fakir miskin, tiap-tiap orang liter. Nabi Saw
bersabda :
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. ia berkata : Celaka saya, Yaa
Rasulullah Nabi Saw. berkata : Apakah yang mencelakakan engkau? Jawab laki-
laki itu : Saya telah bersetubuh dengan istri saya pada siang hari Ramadhan.
Rasulullah Saw berkata : Sanggupkah engkau memerdekakan hamba? Jawab
laki-laki itu : Tidak Rasulullah Saw berkata : Kuatkah engkau berpuasa dua bulan
berturut-turut? Jawab laki-laki itu : Tidak Rasulullah Saw berkata lagi : Adakah
engkau mempunyai makanan guna memberi makan enam puluh orang miskin?
Jawab laki-laki itu : Tidak Kemudian laki-laki itu duduk. Maka diberikanlah oleh
Nabi kepada orang itu sebakul besar berisi kurma. Rasulullah Saw berkata :
Sedekahkanlah kurma itu! kata laki-laki itu : Kepada siapa? Kepada orang yang
lebih miskin dari saya? Demi Allah, tidak penduduk di kampung itu yang lebih
memerlukan makanan ini selain kami seisi rumah. Nabi Saw tertawa sehingga
terlihat gigi serinya, dan Beliau berkata : Pulanglah dan berikanlah kurma itu
kepada keluargamu. (Hr. Bukhari dan Muslim).

D. Keluar darah haid (kotoran) atau nifas (darah sehabis melahirkan).
E. Keluar mani dengan sengaja (masturbasi).

II. Puasa Thoriqot

Adalah menahan seluruh anggota tubuh dari segala perbuatan yang diharamkan
dan dilarang, juga menjauhi sifat-sifat tercela, seperti ujub, ria, dengki dsb lahir dan
bathin, siang maupun malam. Jika melakukan hal-hal tersebut maka batallah puasa
thoriqotnya (hingga hilang pahala puasanya). Kalau puasa syariat dalam kurun waktu
tertentu, tapi puasa thoriqot selama hidup. Rasulullah Saw bersabda :

3
E-mail : sunansirrilubb@yahoo.co.id
Website : http://www.hsunan.web.id

Banyak orang yang berpuasa hasilnya lapar dan dahaga

Banyak yang berpuasa tapi berbuka, banyak yang berbuka tapi berpuasa . Yaitu
orang yang perutnya tidak berpuasa, tetapi ia menjaga anggota tubuhnya dari perbuatan
terlarang dan menyakiti orang lain. Firman Allah dalam hadits qudsi :


Puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Sebagaimana Allah Swt
Maha Suci dan Bersih, maka amalan apapun yang akan dihadapkan kepada-Nya tentu
harus bebas dari noda yang mengotori kesucian berpuasa.

II.2. Hal-hal yang dilarang (thoriqot) sehingga membatalkan pahala
puasa :

A. Berdusta.
Rasulullah Saw bersabda : Siapa yang tidak meninggalkan kata dusta (bohong)
dari perbuatannya maka Allah tidak berhajat padanya untuk meninggalkan makan
minumnya ( H.R. Bukhari ) Bukan yang bernama puasa jika sekedar menahan
makan minum, tetapi puasa yang sesungguhnya adalah menahan dari laghaw
(perkataan yang tidak bermanfaat) dan kata-kata yang keji ( H.R. Muslim ).

B. Ghibah (menyebut kejelekan orang pada orang lain).
Mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah adalah dengan meninggalkan yang
mubah sesudah meninggalkan yang haram. Maka jika seseorang ingin
mendekatkan diri kepada Allah dengan meninggalkan yang mubah tapi tetap
melakukan yang haram, maka hal yang demikian sama saja dengan meninggalkan
yang fardhu lalu mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan yang
sunnah. Meskipun puasanya sah menurut pendapat Jumhurul Ulama, tetapi
menurut AlauzaI dan ulama-ulama sufi, bahwa puasa itu batal dengan dusta dan
ghibah, dengan hadist Rasulullah Saw : Lima macam yang membatalkan puasa,
dan membatalkan wudlu, yakni dusta, ghibah dan namimah (mengadu-ngadu),
dan melihat wanita yang bukan mahram dengan syahwat dan sumpah palsu
(dusta)( H.R. Al-azdi dan Addailami dari Anas ra ).
Firman Allah Swt :

=G 3/ $/ =t& `2n& & 2' `s9 z& $G F3
Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain, sukakah salah
seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya [ QS. Al Hujurat : 12 ].
Dalam musnad Imam Ahmad :
Ada dua wanita yang sedang puasa di masa Rasulullah Saw. tiba-tiba pada sore
hari keduanya merasa payah karena sangat lapar dan haus hampir pingsan
keduanya, maka keduanya mengutus seseorang pergi kepada Rasulullah Saw.
untuk minta izin akan berbuka (membatalkan puasanya), maka Nabi Saw.
mengirim pada keduanya gelas dan menyuruh keduanya muntah di alamnya apa
yang telah dimakannya itu. Tiba-tiba yang satu muntah darah dan daging mentah
dan yang kedua juga begitu sehingga penuh gelas itu, maka orang-orang merasa
heran, lalu Nabi Saw bersabda :


keduanya puasa dari apa yang dihalalkan Allah, dan berbuka (makan) dari apa
yang diharamkan oleh Allah. Sebab yang satu pergi pada yang lain untuk duduk
bersama ghibah (membicarakan kejelekan orang), maka itulah bukti apa yang
mereka makan dari daging orang-orang.



C. Memaki ( saling memaki, mencaci maki )
4
E-mail : sunansirrilubb@yahoo.co.id
Website : http://www.hsunan.web.id
Seorang ulama salaf berkata : Seringan-ringan puasa adalah meninggalkan
makan dan minum. Maka jika kamu berpuasa hendaklah puasakan pendengaran,
penglihatan dan lidahmu dari dusta, ghibah, memaki dan semua yang haram dan
janganlah mengganggu tetanggamu.
Oleh sebab itu puasa dalam konteks bahasa arab disebut dengan shaum artinya
menahan dari segala sesuatu bukan hanya menahan makan dan minum tapi
termasuk menahan diri dari mencaci maki oranglain. Allah Swt Berfirman :

=t !# f9# 9$/ )9# ) = %. !# $ $=
Allah tidak menyukai Ucapan buruk [1], (yang diucapkan) dengan terus terang
kecuali oleh orang yang dianiaya [2]. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui. (QS. An Nisaa : 148)
[1] Ucapan buruk sebagai mencela orang, memaki, menerangkan keburukan-
keburukan orang lain, menyinggung perasaan seseorang, dan sebagainya.
[2] Maksudnya: orang yang teraniaya oleh mengemukakan kepada hakim atau
Penguasa keburukan-keburukan orang yang menganiayanya.


RAMADHAN

Ramadhan adalah bulan ke sembilan dalam perhitungan tahun islam (tahun
hijriyah). Menurut sejarah islam bulan Ramdhan terjadi perang yang sangat hebat yakni
perang badar, dimana umat islam menaklukkan kota Makkah, dan dibulan ini pula
diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi umat manusia. Allah Swt berfirman :

` $ %!# & `#)9# $=9 M/ 9# $%9#
Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). [ QS. Al Baqarah : 185 ]
Kata Ramadhan bila diuraikan terdiri dari lima huruf ; yaitu : raa , mim , dlad
, alif , nun (K.H.M. Abdul Gaos Saefullah Maslul dan K.H.M. Zaenal Abidin
Bazul Asyhab dalam Bulan Hijriah Dalam Dimensi Sufi)

1. Raa : Rahmat
Rahmat yaitu keinginan untuk menyampaikan kebaikan. Dapat juga diartikan
sebagai kelembutan hati yang menghendaki keutamaan dan kebaikan. Jadi kalau disebut
rahmatullah adalah rahmat Allah yang tercurah kepada hamba yang dikehendaki-Nya
menjadi yang utama atau baik. Padahal rahmat Allah tercurah pada seisi langit dan bumi
namun sedikit manusia yang menyadarinya. Atas kehendak-Nya Ramadhan menjadi
corong tercurahnya rahmat bagi hamba-hambaNya yang menghendaki keutamaan.
Allah Swt berfirman :

) Mq !# '=% `s9#
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
56 ] [ QS. Al Araaf :

Allah Swt mengutus Nabi Muhammad Saw dengan petunjuk dan agama yang haq
(islam) adalah sebagai rahmat bagi semesta Alam, maka bagi siapa saja yang mengikuti
langkah dan ajarannya akan memperoleh limpahan rahmat dari Allah Swt, dan ketika
rahmat itu tercurah kepada hamba tidak ada satupun yang dapat menahannya, dan bila
telah ditahan oleh Allah tidak ada satupun hamba yang mampu melepaskannya.
sebagaimana Firman Allah Swt :

5
E-mail : sunansirrilubb@yahoo.co.id
Website : http://www.hsunan.web.id
$ =& ) q ==9
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam. [ QS. Al Anbiyaa : 107 ]

$ xG !# $=9 q 7` $9 $ 7` ` 9 / '9#
`3t:#
Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, Maka tidak ada
seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah Maka tidak
seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. dan dialah yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. [ QS. Fathir : 2 ]

Mq 7/ z $ `g
Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
: 32 ] [ QS. Az Zukruf

Sesungguhnya bila seseorang menjadi taat beribadah adalah semata-mata rahmat
dari Allah Swt dan bukan karena ilmu atau amalan yang ia lakukan, dan bahkan ketika
seseorang berbuat dosa kemudian bertaubat dan Allah mengampuninya, maka itu juga
adalah rahmat-Nya, Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu tentang hamba-Nya.
Syekh Ibnu Athoillah berkata : Janganlah bergembira dengan ketaatan yang datang dari
dirimu, tapi bergembiralah dengan ketaatan yang datang dari Allah.
Allah Swt berfirman :

$ '$@ ) & $ !# > =9#
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki
esta alam. [ QS. At Takwir : 29 ] Allah, Tuhan sem

Diantara rahmat-Nya Dia menurunkan barokah dan karomah kepada hamba piliha-
Nya seorang Wali Agung Syekh Mursyid, dan karomah yang teragung dan terbesar
adalah dzikrullah yaitu dzikir yang mana malaikat Hafadzoh (malaikat rahmat) tidak dapat
mendengarnya, malaikat pencatat tidak mengetahui untuk mencatatnya, dan setanpun
tidak bisa merusaknya, itulah yang disebut dengan dzikir khofi.
Nabi Muhammad Saw bersabda :


Sebaik-baik dzikir adalah dzikir khofi, dan sebaik-baik rezeki adalah rezeki yang
mencukupi. (Hr. Ahmad, Ibnu Hibban, Baihaqi dari Sad shahih).



Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah pernah bersabda : Berusahalah
menetapi kebenaran dan konsekwenlah dalam beramal. Ketahuilah! Sesungguhnya kalian
tidak akan selamat dari naar karena amalan yang kalian lakukan. Para sahabat bertanya :
Apakah anda juga demikian ya Rasulullah? Beliau menjawab : Ya, aku juga demikian,
kecuali bila Allah melimpahkan rahmat dan keutamaan-Nya kepadaku. (HR. Muslim).
Hikayat
Pada masa Nabi Musa AS. ada seseorang yang fasik artinya ia selalu berbuat dosa
dan maksiat. Pada saat ia meninggal dunia tidak ada satupun kaum Nabi Musa AS. yang
mau dan berkenan untuk menyempurnakan jenazahnya, bahkan kesal karena ulahnya
diantara mereka ada yang menyeret-nyeret si mayit.
Karena keadaan seperti itu, Allah Swt memerintahkan kepada Nabi Musa AS. untuk
menyempurnakan jenazahnya karena hanya Allah Swt Yang Mengetahui perihal hamba-
Nya. Ketika Nabi Musa AS. hendak menyempurnakan jenazahnya kaumnya melarang
6
E-mail : sunansirrilubb@yahoo.co.id
Website : http://www.hsunan.web.id
untuk melakukannya sambil mereka bersaksi bahwa si mayit pada masa hidupnya adalah
orang yang fasik karena selalu berbuat dosa dan maksiat. Kemudian Nabi Musa AS.
kembali lagi kepada Allah, dan berkata : Yaa Allah, Engkau memerintahkan hamba untuk
menyempurnakan si mayit namun kaumku bersaksi bahwa ia adalah orang yang fasik,
hanya Engkau-lah Yang Maha Tahu Segalanya tentang hamba-Mu. Allah Swt menjawab :
Benar wahai Musa, bahwa pada masa hidupnya ia adalah orang yang fasik, namun saat
ajal hendak menjemputnya ia bermunajat kepada-Ku dengan merendahkan diri. Yang
patut kau ketahui wahai Musa, jikalau sekiranya seluruh pendosa yang ada di muka bumi
ini memohon seperti yang ia mohonkan kepada-Ku pasti akan Aku ampuni, tiga
permohonannya kepada-Ku :
1. Ketika datang ajalnya, ia bermohon kepada-Ku, Wahai Tuhanku, Engkau
Maha Tahu bahwa hamba melakukan maksiat ini karena terpaksa
sesungguhnya hamba sangat benci melakukan itu, namun apa dayaku
terhadap 3 hal : hawa nafsu, teman yang fasik, dan iblis laknatullah,
ampunilah hamba Yaa Allah.
2. Wahai Tuhanku, Engkau Maha Tahu bahwa hamba melakukan maksiat itu
karena hamba adalah orang yang fasik dan berada diantara orang-orang yang
fasik juga, tapi sungguh hamba sangat menyukai kebersamaan dengan orang
yang sholeh lagi zuhud dan berada di tempat orang yang sholeh lebih hamba
sukai daripada dengan orang yang fasik.
3. Wahai Tuhanku, sesungguhnya orang yang sholeh lebih hamba cintai
daripada orang yang fasik, maka apabila ada orang sholeh dan fasik
bersamaan menghadapku dengan membawa hajat kebutuhannya akan hamba
dahulukan hajat orang sholeh.
Wahai Musa, engkau sudah dengar apa yang dimohonkannya kepada-Ku ketika ajal datang
menjemputnya? Maka lakukanlah apa yang Aku perintahkan kepadamu untuk
menyempurnakan jenazahnya, karena dengan kemuliaannya Aku ampuni orang-orang
yang mensholati dan menghadiri pemakamannya.
Allah Swt berfirman :

% $7 %!# #`& ? & #)? q !# ) !# ` >%!# $d )
'9# `m9#
Katakanlah (Muhammad) : Hai para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri (dengan berbuat maksiat), janganlah kalian berputus asa dari rahmat
Allah. Sungguh, Allah mengampuni dosa-dosa seluruhnya. Sungguh, Dia-lah zat Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az Zumar : 53).

#$? y !# ) $ y !# ) `)9# `39#
Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari
rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (QS. Yusuf : 87)

Nabi Muhammad Saw bersabda :


Pendosa yang mengharap rahmat Allah lebih dekat kepada Allah daripada hamba yang
b

eribadah yang memutuskan harapan rahmat Allah. (HR. Ibnu Masud).
2. Mim : Pengawasan
Yaitu mengawasi dengan segala kemampuan dan segenap perhatiannya disertai
dengan kelembutan hati kepada Zat Yang Maha Suci untuk mengetahui apa yang
dilakukan dirinya, lahir bathin. Segera diperbaiki apabila dirasakan tidak atau kurang
sesuai dengan ke-MahaSuci-an Allah dan ditingkatkannya kebajikan yang telah
dilakukannya. Pengertian secara bahasa yakni memperhatikan kepada apa yang dituju.
Muraqabah adalah menyadari bahwa Allah selalu mengawasi, maka ia dikatakan muraqib
karena selalu mawas diri dengan kesadaran penuh bahwa Allah Swt selalu mengawasinya,
memperhatikannya sehingga ia selalu senantiasa muhasabah (introspeksi diri) terhadap
7
E-mail : sunansirrilubb@yahoo.co.id
Website : http://www.hsunan.web.id
apa yang telah dilakukannya, adakah sesuai dengan ketentuan dan hukum-hukumNya dan
segera memperbaiki pada waktu itu juga bila melakukan kesalahan dan meningkatkan
kebajikan, sehingga terbentuk martabat ihsan.
Allah Swt berfirman :
%. !# = . ` $7%
Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu. [ QS. Al Ahzab : 52 ]

Nabi Saw. bersabda :


Ihsan yaitu hendaknya engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya,
namun jika engkau tidak melihat-Nya yakinlah bahwa sesungguhnya Dia melihatmu.
(Hr. Muslim, Turmudzi, Nasai)

3. Dlad : Senjata atau Anak panah
Yang dimaksud senjata disini adalah ilmu sebagai senjatanya orang mukmin.
Sebagaimana Firman Allah Swt :

!# %!# #`# 3 %!# #?& =9# M_
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. [ QS. Al Mujadilah : 11 ]

% G` %!# > %!# =
Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" [ QS. Az Zumar : 9 ]

Nabi Saw bersabda :


Senjatanya orang mukmin adalah ilmu. Setiap ia menemukan hal yang baru yang
membelenggu hatinya, ia berusaha untuk memperoleh pengetehuan tentangnya.
(Hr. Ad-Dailami, dari Ali kw.)

Orang yang menjalankan ibadah puasa hendaklah ia mempelajari ilmunya dengan
seksama, apa saja menurut tinjauan syarI dan thoriqoh yang membatalkan puasa dan
menggugurkan pahala puasa untuk meraih kesempurnaan puasa mencapai derajat taqwa.
Sebab setiap amal ibadah yang tidak dilandasi dengan ilmu akan tertolak tidak diterima
oleh Allah Swt.
Firman Allah Swt :

#)? $ 9 79 / '= ) 9# 79# #9# . 79`& %. `
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
gungan jawabnya. [ QS. Al Israa : 36 ] diminta pertang

Imam SyafiI berkata : Hidupnya pemuda itu adalah dengan ilmu. Dalam
perkataannya yang lain : Aku mengadu kepada guruku Waki perihal kesulitan hafalanku.
Beliau menunjuki agar aku meninggalkan maksiat. Katanya, ilmu itu adalah cahaya Allah,
dan cahaya Allah tidak akan pernah menunjuki orang-orang yang berbuat maksiat.
Senjata orang mukmin agar selalu memperbaharui iman sehingga tumbuh
semangat beribadah, kerja keras, usaha untuk menjadi lebih baik serta membersihkan
hati/qolbu dari penyakit-penyakit hati (seperti ; sombong, riya, dengki, dendam, dusta
dll) sedikit demi sedikit, sehingga cahaya Allah akan mudah masuk ke dalam relung hati,
8
E-mail : sunansirrilubb@yahoo.co.id
Website : http://www.hsunan.web.id
maka cahaya ilmu Allah akan mudah masuk dan orang tersebut akan mudah mendapatkan
ilmu yang langsung datang dari Allah itulah yang disebut dengan ilmu laduni adalah
dengan memperbanyak dzikrullah dan dzikir yang utama adalah mengucapkan Laa Ilaaha
Illallah.
Firman Allah Swt :

`=$ & 9) ) !# G`# 7%! =9 M9#
Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah
dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan
perempuan. [ QS. Muhammad : 19 ]

Nabi Saw bersabda :




Abu Hurairah ra. berkata ; Rasulullah Saw. bersabda : Perbaharuilah iman kalian.
Ditanya : Bagaimana memperbaharui iman kami Yaa Rasulullah? Jawab Nabi :
Perbanyaklah membaca Laa Ilaaha Illallah. (Hr. Ahmad, Alhakim)



Ali ra. berkata : Nabi Saw. bersabda : Jibril AS. berkata : Allah Swt berfirman : Laa Ilaaha
Illallah adalah sebagai bentengku, maka siapa yang masuk ke dalamnya aman dari siksa-
Ku. (Hr. Ibn Asakir)

4. Alif : Izin
Izin dalam arti bahasa adalah pemberitahuan. Dalam pengertian syarI berarti
mengalihkan pantangan dan membebaskan tindakan terhadap kepada siapa yang
sebelumnya dilarang.
Dalam pembahasan ini yang dimaksud izin adalah idznullah (izin dari Allah).
Contohnya izin Allah, Allah Swt mengutus para Nabi dan Rasul untuk kita taati segala
aturannya karena pesan yang dibawa adalah aturan Allah, taat kepada Nabi berarti taat
kepada Allah Swt.
Firman Allah Swt :

$ $=& ) $`9 */ !#
Dan kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.
[ QS. An Nisaa : 64 ]

$ %. 9 & A' $/ ) */ !# 39 _& '>$G2
Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan
dengan izin Allah. bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu). [ QS. Ar Rad : 38 ]

Atas izin Allah seorang hamba dapat menjalankan ibadah puasa di bulan suci
Ramadhan atas seruan Baginda Rasulullah Saw. Allah Swt memanggil hamba-Nya dengan
panggilan Wahai orang-orang yang beriman . [ QS. Al Baqarah : 183 ], kata amanu
berasal dari asma Allah yakni Al Mumin artinya Yang Maha Pemelihara Keamanan jadi
secara lebih mendalam ayat tersebut dapat diartikan Wahai hamba-hamba yang mau Aku
pelihara/atur! Ramadhan menjadi bulan yang penuh rahmat atas izin-Nya, menjadi
bulan pengampunan dosa atas izin-Nya juga menjadi perisai dari api neraka atas izin-Nya
pula. Begitu besar kasih sayang Allah kepada umat manusia ciptaan-Nya, dengan
kemuliaan-Nya Allah menyediakan satu bulan khusus dalam sebelas bulan agar umat
9
E-mail : sunansirrilubb@yahoo.co.id
Website : http://www.hsunan.web.id
manusia mensucikan diri dan selamat kembali kepada Allah Swt dan terbebas dari siksa
api neraka karena neraka adalah tempat bagi orang-orang yang lalai terhadap perintah-
Nya dan tidak mengindahkan larangan-Nya.
Sungguh dahsyat keadaan umat manusia di padang mahsyar ketika digiring dari
dalam kubur mereka, menjadi kelompok dan bergolongan-golongan. Sebagaimana sabda
Nabi Saw :
Pada suatu ketika Muadz bin Jabbal ra. menghadap Rasulullah Saw. dan bertanya :
Wahai Rasulullah, tolong uraikan kepadaku mengenai firman Allah Swt :
`` 9# ?'F %`#&
Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangsakala lalu kamu datang berkelompok-
kelompok. [ QS. An Naba 18 ]
Mendengar pertanyaan itu, Baginda Rasulullah menangis dan basah pakaian dengan air
mata. Lalu beliau menjawab : Wahai Muadz, engkau telah bertanya padaku, perkara yang
amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris. Maka ditanyakan
apakah 12 barisan barisan itu.
Barisan Pertama
Digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan
malaui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih; Mereka itu adalah oraang-orang
yang semasa hidupnya menyakiti hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan
tempat kembali mereka adalah neraka
Barisan Ke-dua
Digiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Yang Maha Pengasih;
Mereka itu adalah orang yang semasa hidupnya meringan-ringankan sholat, maka inilah
balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka
Barisan Ke-tiga
Digiring dari kubur berbentuk keledai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan
kalajengking. Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah
balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka
Barisan Ke-empat
Digiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancuran keluar dari mulut mereka.
Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jual beli, maka inilah balasannya dan
tempat kembali mereka adalah neraka
Barisan Ke-lima
Digiring dari kubur dengan bau busuk dari bangkai. Ketika itu Allah Swt menurunkan angin
sehingga bau busuk itu mengganggu ketentraman di padang mahsyar. Mereka itu adalah
orang yang menyembunyikan perlakuan durhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak
merasa takut kepada Allah Swt, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka
adalah neraka
Barisan Ke-enam
Digiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. Mereka itu
adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali
mereka adalah neraka
Barisan ke-tujuh
Digiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar
nanah dan darah. Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas
kebenaran, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka
Barisan Ke-delapan
Digiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas.
Mereka itu adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali
mereka adalah neraka
Barisan ke-sembilan
Digiring dari kubur dengan wajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri
mereka penuh dengan api gemuruh. Mereka itu adalah orang yang makan harta anak
yatim dengan cara yang tidak sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali
mereka adalah neraka

Barisan ke-sepuluh
Digiring dari kubur dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit sopak dan kusta.
Mereka itu adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan
tempat kembali mereka adalah neraka
10
E-mail : sunansirrilubb@yahoo.co.id
Website : http://www.hsunan.web.id
Barisan Ke-sebelas
Digiring dari kubur dalam keadaan buta mata kepala, gigi mereka memanjang seperti
tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur
memanjang sampai ke perut mereka dan keluar bermacam-macam kotoran. Mereka itu
adalah orang yang suka meminum arak, maka inilah balasannya dan tempat kembali
mereka adalah neraka
Barisan ke-dua belas
Digiring dari kubur dengan wajah yang bersinar laksana bulan purnama. Mereka melalui
titian sirat seperti kilat. Maka datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih
memaklum. Mereka itu adalah orang yang beramal shaleh dan banyak berbuat baik.
Mereka menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara sholat lima waktu, ketika
meninggal dunia keadaan mereka sudah bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat
kembali mereka adalah surga, mendapat ampunan, kasih sayang dan keridho-an Allah
Yang Maha Pengasih
Maka Ramadhan secara bahasa yaitu romdhon artinya pembakaran. Dengan izin
Allah Swt ramadhan menjadi wadah untuk membakar dosa dan perisai dari siksa api
neraka. Sehingga kembali kepada Allah dalam keadaan suci dan bersih dari dosa dan
noda, sebab Allah Maha Suci hanya bisa kembali dengan selamat kepada-Nya bagi
mereka yang sudah disucikan oleh Ramadhan.

5. Nun : Semangat atau Aktif
Semangat atau nasyat disini pengertiannya adalah lawan dari malas. Semangat
atau aktif merupakan bagian dari sifat orang mukmin dan malas merupakan bagian dari
sifat orang munafik. Allah Swt sangat mengecam sifat malas dari orang munafik ini, dan
orang munafik neraka paling bawah tempat kembalinya. sebagaimana firman Allah Swt :






Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas.
Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka
menyebut Allah kecuali sedikit sekali. [ QS. An Nisaa : 142 ]




Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) oada tingkatan paling bawah dari
neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
[ QS. An Nisaa : 145 ]

Ramadhan adalah pusat pelatihan diri (riyadhoh) dengan syariat menahan lapar
dan dahaga serta nafsu. Pada masa berpuasa segala apa yang halal menjadi haram
dengan tujuan agar nafsu (lahiriah/jasad) tidak berdaya sehingga ruh dapat bangkit
semangat atau aktif menarik jasad untuk taat beribadah kepada Allah. Sebab malas
adalah merupakan bagian dari nafsu yang mengajak kepada keburukan, sehingga
ruhaniah terbelenggu tidak berdaya untuk melaksanakan ketaatan di jalan Allah Swt.
Bulan ramadhan bagi orang-orang yang beriman dijadikan sebagai moment untuk
memperbanyak dzikir kepada Allah Swt, karena dengan memperbanyak dzikrullah sifat
munafik akan sirna.



Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw :


Siapa yang memperbanyak dzikir (Laa Ilaaha Illallah) sungguh ia terbebas dari sifat
munafik.

11
E-mail : sunansirrilubb@yahoo.co.id
Website : http://www.hsunan.web.id

Dzikrullah itu tanda iman, pembebas dari belenggu kemunafikan, benteng dari godaan
syetan dan tameng dari api neraka.

Oleh karenanya jika seseorang ingin mencapai kesempurnaan di dalam puasanya,
hendaklah ia berpuasa secara lahir (syariat) dan bathin (thoriqot) sehingga sampai kepada
derajat kebenaran yang hakiki, karena kata Imam Malik Rahimahullahu Taala :
Barangsiapa berfiqih (syariat) dan tidak bertashawuf maka ia jadi fasik. Barangsiapa yang
bertashawuf (hakikat) tanpa fiqih maka ia adalah kafir zindik.
Sehingga puasa yang dijalaninya di bulan suci ramadhan, dia jadikan sebagai
bulan latihan bathin (riyadhoh) untuk pendengaran, penglihatan, perkataan dan
perbuatannya dari hal-hal yang dicela oleh agama. Dia latih pendengarannya untuk
senantiasa mendengarkan ayat-ayat suci Alquran, dan menjauhi pendengarannya dari
mendengar pembicaraan yang tidak bermanfaat. Dia latih penglihatannya untuk selalu
melihat seisi alam jagat raya sebagai bukti kebesaran dan kekuasaan Allah Swt, dan
menjauhi penglihatannya dari pandangan yang bukan muhrimnya yang menjurus kepada
nafsu syahwat. Dia latih lisannya untuk senantiasa berzikir kepada Allah Swt,
perkataannya berisi nasehat bukan lagi menghujat, kalimatnya berisi ajakan untuk taat
kepada Allah bukan lagi ejekan kepada sesama, dan lisannya berisi kalimat yang selalu
sejuk untuk didengar bagi siapa saja yang mendengarkan, serta dia latih perbuatannya
menuju kepada kemuliaan akhlak sehingga segala aktifitas yang ia kerjakan selalu
mengarah kepada keridlo-an Allah Swt. Pada akhirnya semuanya bermuara kepada satu
keadaan dimana dia selalu menjaga hatinya daripada selain Allah Swt dan menjaga
rasanya agar tidak mencintai selain Allah Swt. Tidak ada yang dicintai, diingini, dan dicari
selain Allah di dunia maupun di akherat. Dan puasa yang dijalaninya di bulan suci,
membersihkan hati dan menyucikan jiwanya (tashfiyatul qulub wa tazkiyatun nufus), maka
sampailah ia kepada derajat taqwa sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah Swt di dalam
Alquran. AmiinWa minallahi at taufiq.

12

Anda mungkin juga menyukai