Pemeriksaan fisik rambut Rambut dan kulit kepala : lesi, alopesia /hirsutisme Pola penyebaran dan tekstur rambut seluruh tubuh Hipotiroidisme rambut jarang dan kasar Hipertiroidisme halus Rontok anemia, keracunan logam berat, hipopituitarisme, gangguan gizi Rambut banyak pada Cushing, sindrom Stein- Leventhal, neoplasma seperti tumor adrenal, gonad. SISTEM PENGLIHATAN Gejala utama penyakit mata :
Hilangnya penglihatan Nyeri mata Diplopia (penglihatan ganda) Mata berair atau kering Mengeluarkan sekret Mata merah Alat-alat Pemeriksaan Mata 1) Oftalmoskop 2) Senter saku 3) Kartu ketajaman visual saku 4) Kertu berukuran 3 - 5 Pemeriksaan Fisik Mata meliputi : 1) Tajam Penglihatan 2) Lapangan pandangan 3) Gerakan mata 4) Struktur mata interna dan eksterna 5) Pemeriksaan oftalmoskopi 1. Tajam Penglihatan Diungkapkan dalam rasio 20/20 Angka pertama : jarak baca pasien terhadap peraga Angka kedua : jarak terbacanya peraga oleh mata normal Istilah OD berarti mata kanan OS mata kiri OU berarti kedua mata g) Memakai Kartu Snellen Standar : - Pasien harus berdiri sejauh 6 meter dari kartu - Jika memakai kacamata, biarkan dipakai terus selama pemeriksaan - Pasien diminta untuk menutup satu matanya dengan telapak tangan dan membaca baris terkecil yang mungkin - Jika yang dapat ia baca ialah baris 6/60 maka visus mata itu ialah 6/60 - Berarti bahwa pada jarak 6 meter pasien dapat mebaca apa yang dapat dibaca orang normal pada jarak 60 m - Jika pasien pada jarak 6 meter tidak dapat membaca baris 6/60, maka ia didekatkan pada kartu sampai baris itu terbaca - Jika pasien baru dapat membaca pada jarak 1 m, maka tajam penglihatan pasien ialah 1/60. Memakai Kartu Snellen Standar Pasien harus berdiri sejauh 6 meter dari kartu Jika memakai kacamata, biarkan dipakai terus selama pemeriksaan Pasien diminta untuk menutup satu matanya dengan telapak tangan dan membaca baris terkecil yang mungkin Jika yang dapat ia baca ialah baris 6/60 maka visus mata itu ialah 6/60 Berarti bahwa pada jarak 6 meter pasien dapat mebaca apa yang dapat dibaca orang normal pada jarak 60 m Jika pasien pada jarak 6 meter tidak dapat membaca baris 6/60, maka ia didekatkan pada kartu sampai baris itu terbaca Jika pasien baru dapat membaca pada jarak 1 m, maka tajam penglihatan pasien ialah 1/60.
Menilai Pasien dengan Penglihatan Buruk Diuji dengan kemampuan membaca jari tangan Menunjukkan jari di depan mata pasien, mata sebelah ditutup Pasien ditanyakan jumlah jari yang terlihat Jika pasien tetap belum dapat melihat, maka penting untuk dinilai apakah memang masih ada persepsi terhadap cahaya Hal ini dilakukan dengan menutup satu mata dan menyoroti mata sebelah Pemeriksa menanyakan apakah pasien dapat melihat lampu yang nyala atau dimatikan NLP (no light perception) adalah istilah yang dipakai bila seorang tidak dapat menangkap cahaya. Memeriksa pasien yang tidak dapat membaca Bagi mereka yang tidak dapat membaca, seperti anak kecil atau yang buta huruf, pemakaian huruf E dalam macam-macam ukuran dan arah akan sangat bermanfaat Pemeriksa meminta pasien menunjukkan arah huruf itu: ke atas, ke bawah, ke kanan dan ke kiri. 2. Lapangan Pandangan Uji lapangan pandangan berguna untuk menetapkan lesi pada jalur penglihatan Teknik Uji lapangan pandangan konfrontasi Pemeriksa membandingkan penglihatan perifernya dengan penglihatan perifer pasien Menilai Lapangan Pandangan dengan Uji Konfrontasi Pemeriksa berdiri atau duduk 1 m di depan dan setinggi tatap mata pasien Pasien diminta menutup mata kanannya sedangkan pemeriksa menutup mata kirinya, masing-masing melihat hidung yang dihadapinya Pemeriksa menjulurkan satu atau dua jari pada masing-masing tangan secara serentak Menanyakan pasien berapa jari tangan yang dilihatnya. Tangan digerakkan dari kuadran atas ke kuadran bawah dan dan pemeriksaan diulang kembali Pemeriksaan diulangi dengan mata sebelah Jika pemeriksa dapat melihat jari-jari- itu, maka pasien pasti juga melihatnya, kecuali ada gangguan penglihatan berupa kurang luasnya lapangan pandangan. Daerah tanpa penglihatan disebut skotoma 3. Gerak Mata
Pemeriksaan kesesuaian mata Melakukan Uji Tutup Menilai posisi utama pandangan mata Menilai refleks cahaya pupil Menilai refleks dekat 3.A Pemeriksaan kesesuaian mata Mengawasi lokasi cahaya yang dipantulkan oleh kornea Lampu senter diarahkan tepat dari depan pasien Jika pasien memandang lurus jauh ke depan, pantulan cahaya akan tampak tepat di pusat masing-masing kornea Jika cahaya jatuh pada pusat satu kornea dan menyimpang dari pusat pada kornea lain, maka terdapat mata berdeviasi. Keadaan mata berdeviasi atau mata juling, disebut strabismus atau tropia Strabismus adalah ketidaksesuaian mata sehingga objek yang diamati tidak diproyeksikan secara bersamaan pada fovea masing-masing mata Esotropia : deviasi mata ke arah nasal Eksotropia : deviasi mata ke arah temporal Heterotropia : deviasi ke atas Tropia alternans : mata masing-masing mata berdeviasi 3.B Uji Tutup Menetapkan apakah mata lurus (normal) atau ada mata berdeviasi Pasien diminta untuk melihat pada sasaran jauh Satu matanya ditutup dengan karton 7,5 x 12,5 cm Pemeriksa harus mengamati mata yang tidak ditutupi Jika mata yang tidak ditutupi itu bergerak sewaktu berfiksasi pada titik dikejauhan itu, maka mata itu tidak lurus sebelum mata sebelahnya ditutupi Jika mata itu tidak bergerak, maka ia lurus Uji ini kemudian dilanjutkan dengan mata di sebelahnya 4. Struktur Eksternal dan Internal Mata Kelopak mata Konjungtiva Sklera Kornea Pupil Iris Kamera okuli anterior Aparatus lakrimal 4a.Pemeriksaan Kelopak Mata Kelemahan, infeksi, tumor, kelainan Edema, membuka, menutup (lancar, simetris) Xantelasma (plak kekuningan kelainan lipid) Distribusi bulu mata Mata terbuka kelopak atas menutupi tepian atas iris Mata tertutup kelopak saling merapat Fisura palpebra : jarak kelopak atas - bawah Pemeriksaan Konjungtiva
Radang, pigmentasi, nodi, pembengkakan, perdarahan Konjungtiva tarsal dapat dilihat dengan membalikkan kelopak mata Tahan sejumlah bulu mata dari kelopak atas, tangkai aplikator ditekan pada tepian atas lempeng tarsal Normal : merah muda, sedikit pembuluh darah 4b. Inspeksi Sklera Nodul, hiperemia, perubahan warna Normal : putih, kulit gelap agak seperti lumpur 4c. Inspeksi Kornea Jernih, tanpa kekeruhan / kabut Cincin keputih-putihan pada perimeter kornea disebut arkus senilis Usia diatas 40 tahun, fenomena penuaan normal, dibawah 40 tahun mungkin hiperkolesterolemia Cincin kuning kehijauan abnormal dekat limbus, kebanyakan ditemukan di superior dan inferior adalah cincin Kayser- Fleischer Spesifik dari Wilson disease (degenerasi hepatolentikular akibat kelainan yang diturunkan dari metabolisme tembaga) Cincin Kayser-Fleischer disebabkan penimbunan tembaga pada kornea 4d. Inspeksi Pupil Ukuran sama, bereaksi terhadap cahaya dan akomodasi Anisokoria : tidak sama kiri dan kanan penyakit neurologik Pembesaran pupil (midriasis) obat-obatan simpatomimetik, glaukoma, obat tetes dilatasi Kontriksi pupil (miosis) obat parasimpato-mimetik, peradangan iris, terapi obat glukoma Pupil miotonik Adie : dilatasi pupil 3-6 mm yang sedikit berkontraksi terhadap cahaya dan akomodasi Pupil Argyll Robertson : pupil yang mengecil 1-2 mm, bereaksi terhadap akomodasi, tidak bereaksi terhadap cahaya neurosifilis Sindrom Horner : paralisis simpatik dari mata yang disebabkan oleh pemutusan pada rantai simpatik servikal. 4e.Inspeksi Iris
Iris diperiksa untuk warnanya, apakah ada nodul, dan vaskularitas Normalnya, pembuluh darah iris tidak dapat terlihat dengan mata telanjang Tekanan intra okuler Tekanan intra okuler meningkat pada glukoma TIO diukur dengan tonometer Schiotz Palpasi bola mata untuk mengetahui tekanan intraokuler merupakan teknik yang sensitivitas sangat rendah. Jika palpasi salah dapat menyebabkan kerusakan seperti ablasi retina, oleh karena itu palpasi mata tidak boleh dilakukan.