Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENGUKURAN DAN EVALUASI DALAM PENDIDIKAN


A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan sebuah program. Program melibatkan sejumlah
komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang
diprogramkan. Untuk mengetahui apakah penyelenggaraan program dapat dapat
mencapai tujuannyasecara efektif dan efesien, maka perlu dilakukan evaluasi.
Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan
standar kompetensi. Evaluasi dilakukan setelah dilakukan pengukuran dan
keputusan evaluasi dilakukan berdasarkan hasil pengukuran. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan kriteria
yang ditetapkan.
B. Pengukuran dan Evaluasi
Pengambilan keputusan evaluasi dilakukan berdasarkan hasil pengukuran
dan kriteria,
1. Pengukuran
Menurut Kerlinger, 1!"!#$, Pengukuran adalah membandingkan sesuatu
yang diukur dengan alat ukurnya dan kemudian menerakan angka menurut sistem
aturan tertentu. %edangkan &opkins dan 'ntes, 1$"1(, menyatakan bah)a
pengukuran merupakan pemberian angka pada atribut dari objek, orang atau
kejadian yang dilakukan untuk menunjukkan perbedaan dalam jumlah.
*. Kriteria
Menurut '+)ar, *((1"!, penilaian adalah pengambilan keputusan
berdasarkan hasil pengukuran dan kriteria tertentu. Menurut beliau, hasil
pengukuran baru mempunyai makna dan dapat digunakan untuk mengambil
keputusan setelah dibandingkan dengan kriteria tertentu. ,nterpretasi terhadap
hasil pengukuran hanya dapat bersifat evaluatif apabila disandarkan pada suatu
norma atau kriteria.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 1
-. Evaluasi
Evaluasi selalu menyangkut pemeriksaan ketercapaian tujuan yang
ditetapkan. Pemeriksaan dilakuka untuk mengetahui sejauh mana hasil dari proses
kegiatan dapat mencapai tujuannya. .ujuannya dibentuk dari keseluruhan proses
kegiatan yang melibatkan kompnen/komponen kegiatan. Evaluasi dapat dilakukan
atas hasil atau proses. 0alam evaluasi hasil, pemeriksaan dilakukan hanya atas
produk untuk melihat kesesuaian produk dengan rencana yang ditetapkan
perusahaan sebelumnya. %edangkan dalam evaluasi proses, pemeriksaan
melibatkan semua bagian dan proses yang dilakukan dalam produksi sehingga
memberikan hasil produksi tertentu.
C. Pengukuran dan Evaluasi Dala Pendidikan
Evaluasi dilakukan atas program pendidikan. %ejumlah kepentingan dpat
diperoleh dari kegiatan evaluasi dalam pendidikan.
1. .ujuan
Pengukuran dilakukan agar pengambilan keputusan evaluasi dapat
dilakukan secara tepat. Keputusan evaluasi hasil belajar menyangkut nasib
akademik sis)a sehingga kesalahan pengambilan keputusan akan merugikan
sis)a.
*. 1ungsi
Pengukuran dan evaluasi dalam pendidikan mempunyai beberapa fungsi,
yaitu"
a. Penempatan
%is)a dilekompokkan kedalam kelas/kelas sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhannya. Penempatan sis)a kedalam kelompok tersebut dilakukan
berdasarkan hasil pengukuran menggunakan tes. .es dalam keadaan ini
mempunyai fungsi untuk menempatkan 2placement test3. Penempatan dilakukan
sesuai dengan kelas/kelas yang disediakan untuk layanan pmbelajaran.
b. %eleksi
Menurut 4ainur dan 5asoetion, 1!", tes dan bebrapa alat pengukuran
digunakan untuk mengambil keputusan tentang orang yang akan diterima atau
ditolak dalam proses seleksi. Untuk memutuskan penerimaan atau penolakan
harus digunakan tes yang tepat yaitu tes yang dapat meramalkan dengan
keberhasilan atau kegagalan seseorang alam suatu kegiatan terentu pada masa
yang akan datang dengan resiko yang terendah.
c. 0iagnostik
Fahrul Rozi -5113111014 Page 2
seorang guru juga perlu menggunakan istilah diagnosik yang bertujuan
untuk mengetahui sebab/sebab pada seorang anak yang mebghadapi suatu
masalah. Untuk mengetahui sebab/sebab masalah yang dialami anak, melakukan
pemeriksaaan disgnosik. 0iagnosis dilakukan dengan melakukan pengukuran
menggunakan tes untuk mengetahui sumber masalahnya. .es yaang digunakan
oleh guru terhadap sis)a untuk mendiagnosis masaslah sis)a yang merupakan tes
yang berfungsi diagnostik.
d. Pengukur keberhasilan
Pada akhir proses belajar mengajar, hasil yang dicapai sis)a dalam proses
diukur menggunakan tes untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran. Penghasilan sis)a mencapai tujuan pembelajaran dan membuat
keputusan evaluasi berdasarkan hasil pengukuran. 0alam fungsi ini, tes berfungsi
sebagai pengukur keberhasilan.
-. Manfaat
Pengukuran dan evaluasi dalam pendidikan memberikan manfaat kepada
berbagai pihak dalam beberapa hal"
a. 6agi %is)a
Menurut 7ronlund dan 8inn, 1("1*, sis)a mempunyai kepentingan
terhadap hasil pengukuran dan evaluasi dalam pendidikan, terutama hasil belajar.
.anpa pengukuran dan evaluasi hasil belajar, sis)a mungkin tidak termotivasi
untuk belajar. Evaluasi hasil belajar memberikan manfaat bagi sis)a.
b. 6agi guru
7uru empunyai kepentingan untuk mengetahui hasil evaluasi pendidikan
karena"
13 0engan evaluasi guru dapat mengetahui efektivitas
mengajarnya.
*3 &asil belajar merupakan cermin hasil kerja guru. 6erdasarkan
hasil belajar sis)a, guru akan terdorong untuk memperbaiki
proses pembelajarannya agar hasil belajar yang dicapai lebih
optimal.
c. 6agi %ekolah
Fahrul Rozi -5113111014 Page 3
%ekolah dapat mengambil manfaat ari evaluasi pendidikan.
13 &asil belajar mencaeminkan prestasi sekolah megelola
pembelajaran.
*3 &asil evaluasi merupakan sebuah bentuk pertanggungja)aban
sekolah terhadap orang tua sis)a 2masyarakat3.
-3 &asil evaluasi merupakan paparan kepada orang tua calon
sis)a sebagai bahan mempertimbangkan memilih sekolah
yang akan memperoleh kepercayaan mendidik anaknya.
d. 6agi masyarakat
9rang tua atau masyarakat mempunyai kepentingan terhadap hasil
evaluasi pendidikan dalam hal"
13 9rang tua mempunyai informasi untuk memberikan penilaian
kepada sekolah sebelum memilih sekolah yang paling
dipercaya.
*3 &asil evaluasi dapat menjadi media pertanggungja)aban
sekolah kepada masyarakat yang telah memberikan
kepercayaan untuk mendidik.
e. 6agi pemerintah
13 &asil evaluasi dapat digunakan oleh pemerintah untuk
menyusun pokok mutu pendidikan.
*3 Untuk menjaga agar kualitas out/put sesuai dengan kebutuhan
masyarakat secara terus menerus.
:. ;iri
Pengukuran dalam pendidikan mempunyai sejumlah ciri ayitu meniru
model pengukuran dalam ilmu alam, bersifat tidak langsung, menggunakan
ukuran kuantitatif, dan mengandung kesalahan.
D. Penu!u"
%ebagai sebuah program, pendidikan memerlukan evaluasi apabila ingin
diketahui efektivitasnya. Evaluasi merupakan pengambilan keputusan berdasarkan
hasil pengukuran pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran
kriteianya.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 4
BAB II
K#MP#NEN DAN M#DEL$M#DEL EVALUASI PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input
sis)a untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang
ditetapkan. Pendidikan mencakup sebuah rentang ka)asan yang terdiri atas
beberapa komponen yang bekerja dalam sebuah sistem. Evaluasi pendidikan yang
kompherensif harus dilakukan terhadap seluruh komponen dan sistem kerjanya.
B. Penger!ian "endidikan
Pendidikan berasal kadi kata <unani =paedagogie> yang terbentuk dari
kata =pais> yang berarti anak dan =again> yang berarti membimbing. 0ari itu
dapat didefenisikan secara leksial bah)a pendidikan adalah
bimbingan?pertolongan yang diberikan pada anak oleh orang de)asa secara
sengaja agar anak menjadi de)asa.
Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai
dengan nilai/nilai dalam masyarakat dan kebudayaan 2 .im 0osen 1,P ,K,P
Makang, 1#("13.
C. K%"%nen Pendidikan
0alam pendidikan sis)a memasuki sebuah proses transformasi
pembelajaran yang menimbulkan kegiaan belajar bagi sis)a. 0alam proses itu
sis)a berinteraksi dengan komponen instrumental pendidikan seperti guru, materi,
media, sarana dan metode mengajar. 0isamping itu, dalam pembelajaran sis)a
juga berinteraksi dengan lingkungan, baik fisik maupun sosial. Proses
transformasi menghasilkan sis)a yang telah berubah perilakunya setelah
mengikuti pendidikan. Keseluruhan komponen yang bekerja dalam sistem
pendidikan digambarkan sebagai berikut.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 5
D. M%del Evaluasi Pr%gra Pendidikan
Menurut @eis 21#:3 evaluasi menerjemahkan bukti menjadi pengertian
kuantitatif dan membandingkan hasil dengan kriteria yang telah ditetapkan,
kemudian ditarik simpulan mengenai keektifan, kegunaan, keberhasilan dan
sebagainya. Menurut 'rikunto, 1##"1, program adalah sederetan kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 0ari defenisi program itu
dapat diambil kesimpulan bah)a program mengandung ciri" kegiatan belum
dilakukan, adanya perencanaan, mempunyai tujuan dan keberhasilannya dapat
diukur.
1. Model pengukuran
6eberapa ciri model ini adalah"
a. Mengutamakan pengukuran dalam proses evaluasi.
b. Evaluasi adalah pengukuran terhadap berbagai aspek tingkah
laku untuk melihat perbedaan individu atau kelompok.
c. Auang lingkup adalah hasil belajar aspek kognitif.
d. 'lat evaluasi yang digunakan adalah tes tertulis terutama
bentuk objektif.
e. Meniru model evaluasi dalam ilmu alam yang mengutamakan
objektivitas.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 6
masukkan
Proses
Transforma
si
input output
Manusia Bukan
manusia
Materi/
Kurikulum
Guru Metode
sarana
Masukkan
*. Model kesesuaian
'dapun ciri yang menandai model ini adalah"
a. Pendidikan adalah proses yang memuat tiga hal yaitu tujuan
pendidikan, pengalaman belajar dan penilaian hasil belajar.
b. 9bjek evaluasi adalah tingkah laku sis)a dan penilaian dilakukan
atas perubahan dalam tingkah laku pada akhir kegiatan pendidikan.
c. Perubahan perilaku hasil belajar terjadi dalam aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik.
-. Model evaluasi sistem.
Evaluasi yang dikembangkan pada model ini adalah"
a. Michael %criven " evaluasi terbagi dua yaitu evaluasi formatif yaitu
evaluasi yang diadakan pada saat sistem masih dalam tahap
pengembangan penyempurnaan terus dilakukan atas dasar hasil
evaluasi. 0an evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang diadakan setelah
sistem sudah selesai menempuh pengujian dan penyempurnaan.
b. Aobert E %take " objek evaluasi terbagi tiga yaitu" 213antecedent
berupa sumber?model seperti tenaga keuangan, karakteristik sis)a,
dan tujuan. 2*3 transaction berupa rencana kegiatan dalam proses
pelaksanaan. 2-3 outcome berupa hasil yang dicapai, reaksi guru,
efek samping dari sisten dan sebagainya.
c. 0aniel 8 %tufflebeam" menggolongkan evaluasi menjadi empat
dimensi yaitu" 213 conteBt yaitu situasi atau latar belakang, 2*3
input yaitu sarana?modal?bahan dan rencana strategi
untukmencapai tujuan, 2-3 proccess yaitu pelaksanaan strategi dan
sarana dilapangan, 2:3 product yaitu hasil yang dicapai selama dan
akhir pengembangan sistem pendidikan yang bersangkutan.
d. Malcolm M Provus "mengungkapkan empat dimensi evaluasi, yaitu
desaign arencana?sarana3, program operations aproses
pelaksanaan3, interim product 2hasil belajar jangka pendek3, dan
terminal product 2hasil belajar jangka panjang3.
:. Model iluminatif
Model ini banyak dikaitkan dengan pendekatan antropologi. 'dapun
langkah/langkah yang ditempuh adalah"
Fahrul Rozi -5113111014 Page 7
a. 9bserve " penilai mengunjungi sekolah tempat sistem
dikembangkan untuk mendengarkan dan melihat berbagai
peristi)a, persoalan dan reaksi guru dan sis)a terhadap
pelaksanaan sistem.
b. ,nCuiry 1urther " berbagai persoalan yang terlihat dan terdengar
diseleksi untuk mendapatkan perhatian dan penelitian lebih lanjut.
c. %eeking to EBplain " penilai meneliti sebab/akibat masing/msing
persoalan. 0ata yang terpisah disusun dan dihubungkan dalam
kesatuan situasi yang terdapat disekolah yang bersangkutan.
E. Penu!u"
Evaluasi program berhubungan dengan komponen dan aspek yang akan
dievaluasi. .erdapat beberapa model pengembangan evaluasi program
pendidikan. Evaluasi model pengukuran mengevaluasi komponen hasil belajar
dalam ranah kognitif. Model kesesuaian mengevaluasi komponen hasil belajar
ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. Model evaluasi sistem mengevaluasi
semua komponen pendidikan secara terpisah/pisah dan kualitatif. Model
iluminatif mengevaluasi seluruh komponen sebagai sebuah keutuhan cesara
kuantitatif.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 8
BAB III
&U'UAN PENDIDIKAN DAN (ASIL BELA'AR
D#MAIN DAN &AKS#N#MI
A. Pendahuluan
Menurut 'rikuntoro, 1D" -, untuk dapat melakukan evaluasi hasil
belajar maka diadakan pengukuran terhadap hasil belajar. Pengukuran adalah
kegiatan membandingkan sesuatu dengan alat ukurnya. 0alam pendidikan,
pengukuran hasil belajar dilakukan dengan mengadakan testing untuk
membandingkan kemampuan sis)a yang diukur dengan tes sebagai alat ukurnya.
0alam pengembangan alat ukur hasil belajar perlu dipahami domain yang
akan diukur sebelum menyusun alat ukur. Pemahaman terhadap domain yang
akan diukur menentukan apakah alat ukut yang dikembangkan tepat sehingga
pengukuran dan hasilnya juga tepat.
B. &u)uan "endidikan
.ujuan pendidikan adalah perubahan perilaku yang diinginkan terjadi
setelah sis)a belajar. .ujuan pendidikan dapat dijabarkan mulai dari tujuan
nasional, institusional, kurikuler sampai insruksional. .ujuan pengajaran
dirumuskan dengan '6;0, ' 2audience3 adalah sis)a yang belajar, 6
26ehaviour3 adalah perubahan perilaku yang diinginkan terjadi, ; 2condition3
adalah kondisi yang menimbulkan perubahan perilaku yang diinginkan, dan 0
2degree3 adalah derajat ketercapaian perubahan perilaku.
C. (asil *ela)ar
6elajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi engan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Minat terhadap
kajian terhadap proses belajar dilandasi oleh keinginan untuk memberikan
pelayanan pengajaran dengan hasil yang maksimal.
&asil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. &asil belajar
dapat dijelaskan dengan memahami dua akta yang membentuknya, yaitu =hasil>
dan =belajar>. Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat
Fahrul Rozi -5113111014 Page 9
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input
secara fungsional.
%oedijarto, 1-" :, mendefenisikan hasil belajar sebagai tingkat
penguasaan yang dicapai oleh mahasis)a atau sis)a dalam mengiuti proses
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang diterapkan
D. &u)uan "endidikan dan hasil *ela)ar
.ujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar
mengajar. &asil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada sis)a yang
megikuti proses belajar mengajar. .ujuan pendidikan bersifat ideal, sedang hasil
belajar bersifat aktual. &asil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan
pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan
pendidikannya.
&asil belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin untuk
melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses
belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar.
E. D%ain hasil *ela)ar
0omain hasil belajar adalah perilaku/perilaku keji)aan yang akan diubah dalam
proses pendidikan. Perilaku keji)aan itu dibagi dalam tiga domain" kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Potensi perilaku untuk diubah, pengubahan perilaku
dan hasil perubahan perilaku dapat digambarkan sebagai berikut"
,5PU. PA9%E% 9U.PU.
%is)a"
1. Kognitif
*. 'fektif
-. Psikomotorik
Proses belajar mengajar %is)a"
1. Kognitif
*. 'fektif
-. Psikomotorik
Potensi perilaku yang
dapat diubah
Usaha mengubah
perilaku
Perilaku yang telah
berubah"
1. Efek pengajaran
*. Efek pengiring
Fahrul Rozi -5113111014 Page 10
%etiap sis)a mempunyai potensi untuk dididik. Potensi itu merupakan perilaku
yang dapat di)ujudkan menjadi kemampuan nyata. Potensi ji)a yang dapat
diubah melalui pendidikan meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pendidikan atau pembelajaran adalah usaha mengubah potensi perilaku keji)aan
agar me)ujud menjadi kemampuan. &asil belajar adalah per)ujudan kemampuan
akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan. Kemampuan
menyangkut domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
+. &aks%n%i hasil *ela)ar k%gni!i,
&asil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam
ka)asan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak
dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan
dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika
diperlukan untuk menyelesaikan masalah. 9leh karena belajar melibatkan otak
maka perubahan perilaku akibatnya juga terdiri dalam otak berupa kemampuan
tertentu oleh otak untuk menyelesaikan masalah.
6enjamin % 6loom menyusun dan membagi secara hirarkhis tingkat hasil
belajar kognitif mulai dari yang paling rendah an sederhana yaitu hafalan sampai
yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkat maka makin
kompleks dan penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat
sebelumnya. Enam tingkat itu adalah hafalan 2;13, pemahaman 2;*3, penerapan
2;-3, analisis 2;:3, sintesis 2;D3, dan evaluasi 2;!3.
G. &aks%n%i hasil *ela)ar a,ek!i,
Krath)ohl mengemukakan taksonomi hasil belajar afektif dibagi menjadi
lima tingkat hasil belajar afektif yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi.h hasil belajar disusun secara hirarkhis mulai dari
tingkat yang paling rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi dan
kompleks.
(. &aks%n%i hasil *ela)ar "sik%%!%rik
&arro) mengatakan bah)a hasil belajar psikomotorik dapat
diklasifikasikan menjadi enam" gerakan refleks, gerakan fundamental,
kemampuan perseptual, kemampuan fisis, gerakan keterampilan, dan komunikasi
Fahrul Rozi -5113111014 Page 11
tanpa kata. 5amun taksonomi yang paling banyak digunakan adalah dari %impson
yang mengklarifikasikan hasil belajar psikomotorik menjadi enam" persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan
kreativitas.
I. Penu!u"
&asil belajar adalah perubahan perilaku setelah mengikuti proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia mempunyai potensi perilaku
keji)aan yang dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputi domain
kognitif, afektif dan psikomotorik.
0omain/ domain dlam perilaku keji)aan bukanlah kemampuan tunggal.
Untuk kepentingan pengukuran hasil belajar domain/domain disusun secara
hirarkhis dalam tingkat/tingkat mulai dari yang paling rendan, sederhana hingga
tingkat yang paling tinggi.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 12
BAB IV
&ES SEBAGAI INS&RUMEN PENGUMPULAN DA&A (ASIL
BELA'AR
A. Pendahuluan
,nstrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka
mengumpulkan data. .es hasil belajar 2.&63 merupakan salah satu alat ukur yang
mengukur penampilan maksimal. 0alam pengukuran sis)a peserda tes didorong
mengeluarkan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan soal
yang diberikan dalam .&6.
.&6 mengukur penguasaan sis)a terhadap materi yang diajarkanoleh
guru dan dipelajari oleh sis)a. Penguasaan hasil belajar mencerminkan perubahan
perilaku yang dicapai seelah mengikuti proses belajar mengajar. Mengajar adalah
usaha menimbulkan aktivitas belajar sis)a dan belajar adalah usaha sis)a
menimbulkan perubahan perilaku dalam dirinya.
B. Ins!ruen dala "endidikan
1. Pengertian
0ata yang benar haruslah memenuhi beberapa persyaratan dasar seperti"
positif, nyata, bebas dari prasangka subjektivitas, dan harus selalu terbuka untuk
diragukan dan diuji ulang kebenarannya. %istem pengukuran sebagai usaha
mendapatkan hsil pengamatan yang objektif mendorong usaha pengukuran aas
gejala sosial termasuk pendidikan. Pengukuran dalam pendidikan melibatkan
objek/objek yang terdapat dalam proses pendidikan secara teknis dikenal sebagai
responden.
*. Macam
6erdasarkan perlu tidaknya alat ukur dibakukan, variabel dibagi menjadi
variabel faktual dan konseptual. Eariabel faktual adalah variabel yang terdapat
didalam faktanya. Eariabel konseptual adalah variabel yang tidak terlihat dalam
faktanya tetapi tersembunyi dalam konsep.
-. %yarat alat ukur yang baik
'lat ukur yang digunakan dalam ilmu alam merupakan contoh yang baik
bagi instrumen pengukuran dalam ilmu sosial. ,nstrumen alat ukur yang hendak
Fahrul Rozi -5113111014 Page 13
digunakan untuk menggunakan variabel dalam ilmu sosial dan juga harus
mempunyai ciri sebagaimana dimiliki oleh alat ukur dalam pengukuran variabel
dalam ilmu alam. Ealiditas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh sebuah alat
ukur untuk mengukur secara tepat keadaan yang akan diukur. ,nstrumen juga
harus memenuhi syarat reabilitas. Aeabilitas berhubungan dengan dapat
dipercayanya instrumen.
C. &es se*agai ins!ruen
1. Pengertian tes
.es sebagai instrumen dapat dibedakan dari instrumen jenis nontes. .es
merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data dimana dalam
memberikan respons atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk
menunjukkan penampilan maksimalnya.
*. Macam
,nstrumen berupa tes berhubungan dengan pengukuran variabel
performansi maksimal. Eariabel performansi maksimal dapat berupa hasil belajar,
kreativitas, bakat, kecerdasan, penguasaan bahasa ,nggris, kemampuan verbal,
kemampuan numerik, potensi akademik, dan sebagainya.
0ari berbagai jenis tes, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu tes penguasaan dan tes kemampuan.
D. &es hasil *ela)ar
1. Pengertian
.es hasil belajar 2.&63 merupakan tes penguasaan, karena tes ini
mengukur penguasaan sis)a terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau
dipelajari oleh sis)a. Mengajar adalah mengorganisasikan fasilitas an lingkungan
yang memungkinkan sis)a belajar.
*. Macam
a. .est formatif " dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana sis)a
telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar.
b. .est sumatif " dimaksudkan sebagai tes yang digunakan untuk
mengetahui penguasaan sis)a atau semua jumlah materi yang
disampaikan dalam )aktu tertentu seperti catur)ulan atau
semester.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 14
c. .est diagnostik " digunakan untuk mengidentifikasi sis)a/sis)a
yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang
dihadapi.
d. .est penempatan " digunakan untuk menempatkan sis)a dalam
kelompok sesuai dengan minat dan bakatnya.
-. 6entuk
6erdasarkan bentuk pertanyaannya, .&6 dapat berbentuk objektif dan
esai. .es esai adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan atau suruhan
yang menghendaki ja)aban yang berupa uraian/uraian yang relatif panjang.
%edangkan tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan
untuk menja)ab tes telah tersedia.
:. Komponen
.&6 mempunyai beberapa komponen. Pada .&6 berbentuk esai,
komponen dapat berupa perangkat soal, petunjuk pengerjaan dan soal. 8ebih dari
itu, tes objektif mempunya sejumlah komponen selain yang ada dalam tes esai,
yaitu pilihan, kunci ja)aban, dan pengecoh.
a. Perangkat soal " keseluruhan butir pertanyaan atau penyataan berikut
segala kelengkapannya.
b. Petunjuk pengerjaannya " seperti memberikan tanda silang,
melingkari, memberikan ja)aban singkat, dan sebagainya.
c. 6utir soal " pertanyaan atau pernyataan yang menimbulkan situasi
masalah yang harus dipecahkan oleh sis)a.
d. Pilihan " ja)aban telah tersedia dan ada sejumlah alternatif yang
dita)arkan untuk ja)aban yang benar.
e. Kunci ja)aban " pilihan yang merupakan ja)aban atas pertanyaan
yang diajukan dalam soal.
f. Pengecoh " pilihan yang bukan merupakan kunci ja)aban.
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan pengukuran menggunakan .&6 dapat dilakukan dengan
mengadakan pengamatan, )a)ancara, ujian tertulisnatau analisis dokumen.
Pengamatan dilakukan apabila hasil belajar yang hendak dikumpulkan tampak
dalam aktivitas yang dapat dialami. ;ara ini banyak dilakukan pada pengukuran
hasil belajar ranah psikomotorik dimana hasil belajar terlihat dari kemampuan
sis)a mendemonstrasikan keterampilan tertentu.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 15
E. Penu!u"
Untuk memperoleh data yang objektif, maka pengumpulannya dilakukan
cara pengukuran.pengukuran melakukan pengumpulan data menggunakan alat
ukur atau instrumen. .&6 merupakan salah satu jenis tes yang mengukur
penguasaan. 0alam pelaksanaannya, .&6 dapat dilakukan dengan pengamatan,
lisan, tertulis, atau analisis dokumen karya.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 16
BAB V
PENGEMBANGAN &ES (ASIL BELA'AR
A. Pendahuluan
&asil belajar dari sis)a bukan hanya sekedar angka yang dihadiahkan oleh
guru untuk sis)a atas kegiatan belajarnya. &asil belajar merupakan ukuran
kuantitatif yang me)akili kemampuan yang dimiliki oleh sis)a.
%etiap alat ukur yang hendak digunakan untuk mengukur, termasuk .&6,
harus dipastikan kemampuannya untuk mengukur secara baik. 9leh karenanya
.&6 harus dibuat dengan prosedur pengembangan yang menjamin dapat
diperoleh kualitas .&6 yang baik.
B. Pr%sedur Penge*angan &(B
Pengumpulan data hasil belajar adalah model pengumpulan data yang
dipengaruhi oleh cara bekerja pengumpulan data dalam ilmu alam yang dilakukan
dengan mengukur. 6erikut prosedur yang akan diuraikan
1. ,dentifikasi hasil belajar
&asil belajar harus diidentifikasi bidang studi yang hendak diukur hasil
belajarnya. 0isamping itu hasil belajar juga harus diidentifikasi aspek mana yang
diukur ranah kognitif, afektif dan psikomorotik.
*. 0eskripsi Materi
0alam pengumpulan data atas segala alam, objek kajian adalah objek/
objek dalam alam, sedang hasil belajar dalam pendidikan objek kajiannya adalah
perilaku sis)a dalam suatu hasil belajar.
-. Pengembangan spesifikasi
%pesifikasi dikembangkan agar dua atau lebih pengembang .&6
menghasilkan .&6 yang sama kualitasnya. %pesifikasi yang dikembangkan
menyangkut"
a. Menentukan jenis .&6
b. Menentukan banyak butir .&6
c. Menentukan )aktu pengerjaan
d. Menentukan peserta uji coba
e. Menentukan )aktu uji coba
Fahrul Rozi -5113111014 Page 17
f. Menentukan aturan skoring
g. Menentukan kriteria kualitas .&6
h. Menentukan tujuan instruksional umum
i. Menentukan tujuan instruksional khusus
j. Menyusun kisi/kisi tes.
:. Menuliskan butir/butir tes dan kunci ja)aban
Kisi/kisi adalah rancangan sebagai dasar penulisan butir/butir tes. 6utir
ditulus untuk mengukur variabel dengan berpedoman pada kisi/kisi. %ehubungan
dengan penulisan butis tes, %uryabrata memberikan pedoman"
13 5yatakan soal sejelas mungkin
*3 Pilihan kata/kata yang mempunyai arti tepat
-3 &indarilah pengaturan kata yang kompleks dan janggal
:3 Masukkan semua keterangan yang diperlukan untuk membuat
ja)aban
D3 &indarilah memasukkan kata/kata yang tidak berfungsi
!3 Aumuskan soal setepat mungkin
$3 %esuaikanlah taraf dengan tujuan yang dimaksud
#3 &indari isyarat ke arah ja)aban yang benar yang tidak perlu.
D. Mengumpulkan data uji coba hasil belajar
Pengumpulan data uji coba dilakukan dengan mengujikan instrumen uji
coba .&6 yang ditulis berdasarkan kisi/kisi. Fa)aban sis)a peserta uji coba
dalam merespons .&6 uji coba diubah menjadi skor berdasarkan aturan skoring
uji coba. %kor/skor selanjutnya menjadi data uji coba hasil belajar.
!. Uji kualitas .&6
Kegiatanuji coba kualitas .&6 merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
pengembangan alat ukur dalam ilmu alam. %etelah berdasarkan uji coba
menunjukkan bah)a .&6 memenuhi syarat, maka .&6 dapat digunakan untuk
mengukur atau mengumpulkan data hasil belajar. Pengumpulan data hasil belajar
dapat digambarkan seperti berikut"

$. Kompilasi test
Kompilasi tes adalah menyusun kembali butir setelah uji coba dengan
membuang butir yang jelek dan menata butir yang baik. 6utir kompilasi adalah
butir yang siap digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 18
Skor /
nilai
Testing TBH belum jelas
kualitasnya
C. Penu!u"
Menilai hasil belajar adalah pengambilan keputusan penting yang
menentukan nasib akademik sis)a, sehingga harus didasarkan pada data yang
tepat dan akurat. 0ata hasil belajar yang menjadi dasar penilaian haruslah objektif,
bebas dari pertimbangan subjektif dan dapat diuji kembali.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 19
BAB VI
ANALISIS BU&IR &ES (ASIL BELA'AR
A. Pendahuluan
.&6 merupakan instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk
mengumpulkan data hasil belajar dengan cara mengukur atau mengujikannya.
%ebagai sebuah alat ukur maka .&6 harus memenuhi persyaratan yang dituntut
untuk dimiliki oleh sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam ilmu alam. 'lat ukur pengumpulan data harus memenuhi data syarat yaitu
validitas dan reabilitas.
0alam pengujian validitas dan reabilitas, .&6 diuji kualitasnya sebagau
sebuah erangkat secara keseluruhan. Pengujian kualitas perangkat dilakukan
setelah dilakukan pengujian atas kualitas butir/nutirnya. %etelah dilakukan
pemilihan butir/butir .&6 yang baik dan membuang butir yang jelek, butir yang
baik ditata sebagai sebuah perangkat. Perangkat inilah yang kemudian diuji
kedalam validitas dan reabilitas. 9leh karena itu, sebelum pengujian kualitas
perangkat dilakukan, terlebih dahulu diperiksa mutu butirnya dengan melakukan
analisis butir.
B. Analisis Bu!ir &es (asil Bela)ar
'nalisis butir dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara tergantung
teori tes yang digunaka. .eori tes itu dapat berupa teori tes klasik atau modern.
Pada analisis butir, butir akan dilihat karakteristiknya dan dipilih butir/
butirnya yang baik. 6utir yang baik adalah butir/butir yang karakteristiknya
memenuhi syarat sebagai mana kriteria karakteristik butir yang baik.
C. &e%ri &es klasik
.eori tes klasik adalah teori mengenai analisis butir tes dimana alanisis
dilakukan dengan memperhitungkan kedudukan butir dalam suatu kelas atau
kelompok. .eori tes klasik mempunyai beberapa kelemahan, 213 karakteristik
butir sangat tergantung pada sampel sis)a yang mengerjakannya, 2*3 karakteristik
sis)a juga sangat tergantung pada sampel .&6 yang harus dikerjakannya.
'da dua hal yang harus dipertimbangkan untuk mengatasi keterbatasan tes
klasik yaitu 213 kelompok uji coba hendaknya mempunyai karakteristik yang
semirip mungkin dengan karakteristik sis)a yang hendak diukur hasil belajarnya
Fahrul Rozi -5113111014 Page 20
menggunakan .&6 tersebut. 2*3 agar hasil analisis uji coba cermat dan stabil
maka sis)a uji coba yang digunakan harus berjumlah banyak sehingga distribusi
skor lebih bervariasi.
D. Karak!eris!ik Bu!ir Dala &e%ri &es Klasik
'da sejumlah karakteristik butir yang diuji yaitu tingkat kesukaran, daya
beda dan efektivitas pengecoh. %etiap butir uji coba akan diperiksa mutunya
dalam tiga karakteristik tersebut. 6utir yang baik adalah butir yang mempunyasi
tingkat kesukaran sedang, daya beda dan tinggi dan pengech yang berfungsi
efektif. Karakteristik butir itu diuji dengan cara tertentu berdasarkan data hasil uji
coba butir secara empiris pada sis)a uji coba.
1. .ingkat kesukaran
.ingkat kesukaran atau disingkat .K didefenisikan sebagai proporsi sis)a
peserta tes yang menja)ab benar. 0efenisi itu dapat dinyatakan dengan sebuah
rumus"
.K G .ingkat Kesukaran
H6 G jumlah sis)a yang menja)ab benar
HP G jumlah sis)a peserta tes.
*. 0aya beda
0aya beda atau disingkat 06 adalah kemampuan butir soal .&6
membedakan sis)a yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah. 06 harus
diusahakan positif dan setinggi mungkin. 06 itu dapat ditentukan besarannya
dengan rumus sebagai berikut"
atau
P
.
G proporsi yang menja)ab menja)ab benar pada kelompo
sis)a yang mempunyai kemampuan tinggi
P
A
G proporsi sis)a yang menja)ab benar pada kelompok
sis)a yang mempunyai kemampuan rendah
%.
6
G jumlah peserta yang menja)ab benar pada kelompok
yang mempunyai kemampuan tinggi.
%. G jumlah kelompok sis)a yang mempunyai kemampuan
tinggi
Fahrul Rozi -5113111014 Page 21
%A
6
G jumlah peserta yang menja)ab benar pada kelompok
sis)a yang mempunyai kemampuan rendah
%A G jumlah kelompok sis)a yang mempunyai kemampuan
rendah.
-. Efektivitas pengecoh
Pengecoh atau penyesat adalah pilihan ja)aban yang bukan merupakan
kunci ja)aban. Pengecoh bukan sekedar pelengkap pilihan. Pengecoh diadakan
untuk menyesatkan sis)a agar tidak memilih kunci ja)aban. Pengecoh menggoda
sis)a yang kurang begitu memahami materi pelajaran untuk memilihnya. 'gar
dapat melakukan fungsinya sebagi pengecoh, maka harus dibuat semirip mungkin
dengan kunci ja)aban.
E. Kesi"ulan
0alam analisis butir menggunakan teori tes klasik, karakteristik butir yang
diuji adalah tingkat kesukaran, karakteristik butir yang diuji adalah tingkat
kesukaran, daya beda dan efektivitas pengecoh. 0alam pengujian itu keputusan
butir yang baik didasarkan oleh beberapa kriteria yaitu tingkat kesukaran harus
sedang, daya beda harus positif dan tinggi, dan pengecoh harus dipilih paling
tidak satu orang peserta tes.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 22
BAB VII
PENGU'IAN VALIDI&AS &ES (ASIL BELA'AR
A. Pendahuluan
Pengujian validitas dan reabilirat dapat dilakukan dengan beberapa cara.
.ulisan ini membahas tentang pengujian validitas .&6 dan beberapa metode yang
dapat digunakan untuk pengujian.
B. Validi!as
Menurut 'nastasi dan Urbina 1$"11-, validitas berhubungan dengan
apakah tes mengukur apa yang mesti diukurnya dan seberapa baik dia
melakukannya. Menurut 6org dan 7all 1#-"*$D validitas merupakan derajat
sejauh mana tes mengukur apa yang ingin diukur.
C. K%nse" K%relasi
Korelasi berasal dari kata ko yang berarti saling dan relasi yang berarti
hubungan, sehingga korelasi berarti saling hubungan. 7ejala/gejala dalam korelasi
terdiri dari variabel bebas dan terikat. Eariabel bebas adalah variabel yang
menimbulkan terjadinya variabel terikat yang biasa diberikan notasi I. Eariabel
terikat adalah variabel yang disebabkan oleh variabel bebas yang biasa diberikan
notasi <.
,ndeks korelasi I dan < dapat dihitung dengan beberapa cara. %alah satu
cara yang banyak digunakan adalah menggunakan rumus korelasi. Pada cara ini
indeks korelasi dihitung dengan rumus"
5 G Fumlah peserta
I G Eariabel bebas
< G Eariabel terikat
Fahrul Rozi -5113111014 Page 23
D. Validi!as Isi
Ealiditas isi adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk
memastikan apakah butir .&6 mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur.
Ealiditas isi berhubungan dengan repsentativitas sampel butir dari semesta
polulasi butir. %ecara teoritik butir yang dapat dituliskan untuk mengukur hasil
belajar jumlahnya tidak terhingga. Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
meminta pertimbangan ahli. 9rang yang memiliki kompetensi dalam suatu bidang
dapat dimintakan pendapatnya untuk menilai ketepatan isi butir .&6.
Perhitungan korelasinya dapat dihitung dengan rumus product moment
sebagai berikut"
5 G jumlah responden
I G skor yang diberikan oleh rater 1
< G skor yang diberikan oleh rater *
E. Validi!as Kri!eria
Ealiditas kriteria adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan
membandingkan .&6 dengan kriteria tertentu diluar .&6. ,nstrumen dapat
dinyatakan valid apabila telah mengukur dengan hasil sebagaimana hasil
pengukuran kriterianya.
6erdasarka kriteria yang digunakan sebagai dasar pengujian, validitas
dapat dibagi menjadi dua yaitu validitas konkuren dan validitas prediktif.
Ealiditas konkuren adalah pengujian validitas menggunakan kriteria eksternal
dimana kriteria yang digunakan telah ada pada saat pengujian .&b dilakukan.
Ealiditas prediktif adalah pengujian validitas menggunakan kriteria eksternal
dimana kriteria pembandingnya belum ada pada saat .&6 dikembangkan.
+. Validi!as k%ns!ruk
Ealiditas konstruk adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan
melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi/kisinya. Pengujian
validitas konstruk dapat dilakukan dengan cara menelaah kesesuaian butir .&6
dengan kisi/kisi dalam hal konstruksinya. &asil belajar, faktor dan butir/butir
instrumennya direncanakan didalam kisi/kisi. &asil belajar tersusun dari beberapa
faktor. 6utir/butir tertentu merupakan bagian dari sebuah faktor. Menelaah butir
.&6 dilakukan denagn mencermati kesesuaian penempatan butir/butir dalam
faktonya. 6erbeda dengan penelaahan butir pada uji validitas isi yang melihat
kesesuaian butir dengan kisi/kisi dalam hal muatannya, penelaahan butir pada uji
validitas konstruk dalam hal konstruksinya
Fahrul Rozi -5113111014 Page 24
G. Penu!u"
Ealiditas adalah salah astu syarat .&6 yang baik. Ealiditas berhubungan
dengan kemampuan .&6 untuk mengukur keadaan yang akan diukurnya.
Pengujian validitas dikelompokkan menjadi tiga"validitas isi, validitas kriteria dan
validitas konstruk. Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan cara menelaah
butir, meminta pertimbangan ahli dan menghitung korelasi butir dengan total.
Pengujian validitas kriteria dapat berupa validitas konkuren dan prediktif.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 25
BAB VIII
PENGU'IAN VALIDI&AS K#NS&RUK (ASIL BELA'AR
DENGAN ANALISIS +AK&#R
A. Pendahuluan
'nalisis faktor 2'13 telah dikenal sangat luas dikalangan ilmuan
sosialkuantitatif. Uji ini digunakan untuk memastikan apakah butir/butir tertentu
mendukung faktornya dan faktor/faktor mendukung hasil belajar. Uji ini
menghasilkan sejumlah faktor yang dapat menjelaskan akan terjadi karena sifat
struktural beradadalam satu hubungan 21erguson dan .akane, 1#"D*13.
B. Analisi +ak!%r dan Validi!as K%ns!ruk
6erbagai metode dikembangkan dalam pengujian validitas. Pertama,
validitas isi diuji secara logis atau empiris. Kedua, validitas kriteria dapat dibagi
dua berdasarkan kriteria dasar untuk mengujinya, yaitu validitas konkuren dan
prediktif. Ketiga, ketepatan konstruksi diuji dengan uji validitas konstru.
C. Penger!ian
'nalisis faktor 2'13 merupakan analisis untuk membuat kerumitan dunia
menjadi ukuran yang lebih sederhanasehingga lebih mudah dijelaskan. '1 adalah
salah satu analisis multivariat yang dirancang untuk meneliti sifat hubungan
antara variabel/variabel dalam satu perangkat tertentu yang pada dasarnya
menunjukkan pola hubungan tertentu.
Menurut Kerlinger, '1 merupakan keiritan upaya ilmiah yaitu mengurangi
kelipatgandaan tes dan pengukuran sehingga jauh menjadi lebih sederhana dengan
jalan memberitahukan hal/hal sebagai berikut" ada butir tes atau ukuran yang
saling dapat serasi atau sama tujuannya dan sejauh mana kesamaan itu, ukuran/
ukuran apa saja yang mengukur hal yang sama dan seberapa jauhkah ukuran/
ukuran tersebut mengukur hal atau karakteristik yang diukur.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 26
D. Penggunaan
0itinjau dari penggunaannya, terdapat dua macam '1 yaitu '1
eksploratori dan konfirmatori. Eksploratori adalah penggunaan '1 untuk
mengetahui faktor/faktor yang melandasi sehimpunan variabel atau sehimpunan
ukuran. %ebaliknya '1 konfirmatori adalah penggunaan '1 untuk menguji
hipotesis mengenai struktur faktor dalam sehimpunan data.
E. Be*era"a K%nse"
'1 mengenal beberapa istilah teknis yang harus diketahui. %ebelum
melakukan prosedur dan memberikan interpretasi hasil analisis maka perlu
diketahui beberapa hal, yaitu"
1. Eariabel?butir
6utir adalah unit terkecil pengukur yang diperkirakan akan mengukur satu
dimensi dari variabel.
*. 1aktor
1aktor adalah beberapa butir?variabel yang sebenarnya mengukur dimensi
yang sama.
-. Ekstraksi
Menurut arti kamus, ekstraksi berarti ememras dan ekstrak berarti sari.
6eberapabutir kemungkinan mengukur? menjelaskan dimensi yang sama atau
memiliki faktor yang sama. Prosedur ekstraksi dilakuka untuk memeras banyak
butir hingga ditemukan beberapa faktor saja yang enjadi sarinya.
:. Eigenvalues
Eigenvalues adalah ukuran nilai tertentu dari varians butir agar dapat
dikonstruksi menjadi sebuah faktor.
D. .orasi
Aotasi mepunyai arti kamus perputaran. 0alam '1, rotasi dimaksudkan
sebagai prosedur memutaeJr sumbu mendekati koordinat butir, sehingga diketahui
pengelompokkan dan sumbangan butir kepada faktor.
!. ;omunnalities
1aktor tebentuk karena adanya varians berdsama beberapa butir. %etiap
mengandung varians umum, spesifik dan galat.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 27
$. 1aktor 8oadings
Muatan faktor yang dinotasikan dengan h merupakan sumbangan varians
bersama sebuah butir kepada varians.
+. Pr%sedur U)i
%ebelum analisis dilakukan beberapa asumsi harus terpenuhi, sehingga
secara keseluruhan langkah/langkah uji '1 adalah" 13 menguji kelayakan analisis,
*3 menyajikan matriks korelasi, -3 melakukan ekstraksi, :3 melakukan rotasi, dan
D3 memberikan penamaan faktor.
G. In!er"re!asi (asil U)i
6erdasarkan hasil uji '1, interpretasi harus dilakukan. ,nterpretasi
mengacu kepada hasil analisis dari prosedur uji '1, yaitu" 13 kaisar/ Meyer/
9lkin 2KM93, sampling adeCuacy, *3 uji normalitas 6artlett, -3 matriks korelasi,
:3 eigenvalues, D3 communalities, !3 total variance eBplained, $3 factor loadings.
(. Kesi"uan
'1 merupakan analisis uji validitas konstruk. 'nalisis dilakukan dengan
menguji butir/butir atau variabel/variabel yang sangat banyak diringkas menjadi
faktor variabel yang lebih sedikit dan sederhana.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 28
BAB I-
PENGU'IAN REABILI&AS &ES (ASIL BELA'AR
A. Pendahuluan
.&6 yang memenuhi syarat alat ukur yang baik dapat menghasilkan alat
ukur belajar yang akurat. %yarat yang harus dipenuhi untuk menjadi alat ukur
hasil belajar yang baik berhubungan dengan validitas dan reabilitas. 0alam tulisan
ini akan dibahas tentang reabilitas dan berbagai metode pengujian reabilitas yang
dapat dipilih.
B. Penger!ian rea*ili!as
Keandalan 2reability3 berasal dari kata rely yang artinya percaya dan
reliabel yang artinya dapat dipercaya. Kepercayaan berhubungan dengan
ketetapan dan konsistensi. .&6 dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan
hasil pengukuran hasil belajar yang relatif tetap secara konsisten.
C. Ma.a$a.a rea*ili!as
6anyak metode yang dapat dipilih untuk menguji reabilitas. Metode/
metode itu secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
berdasarkan perbedaannyadalam mendefenisikan reabilitas. 13 reabilitas adalah
kstabilan hasil pengukuran apabila .&6 diujikan beberapa kali. *3 reabilitas
merupakan konsistensi internal hasil pengukuran butir/butir .&6.
D. Rea*ili!as eru"akan k%e,esien s!a*ili!as eks!ernal
6eberapa metode pengujian yang memandang bah)a reabilitas merupakan
koefesien stabilitas eksternal adalah"
1. Metode tes ulang
Metode tes ulang adalah metode pengujian reabilitas yang dilakukan
dengan mengujikan sebuah perangkat .&6 kepada kelompok peserta uji coba
yang sama sebanyak dua kali.hasil pengujian keduanya kemudian dilakukan
korelasi.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 29
*. Metode paralel
Metode paralel dipilih apabila tidak diinginkan mengujikan dua kali.
Pengujian dilakukan sekali untuk kedua perangkat. Metode paralel adalah
pengujian reabilitas yang dilakukan dengan cara membuat dua perangkat .&6
yang paralel dan mengujikan sekaligus.
E. Rea*ili!as eru"akan k%e,esien k%nsis!ensi in!ernal
Metode yang terdapat pada pengujian reabilitas dalam pandangan
kelompok ini dapat dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu"
1. Fumlah butir genap
Metode pengujian reabilitas ini dilakukan atas .&6 yang mempunyai
jumlah butir genap sehingga butir dapat dibelah menjadi dua bagian yang sama
besar.
a. Metode belah dua
Metode belah dua adalah metode pengujian reabilitas yang dilakukan
dengan cara membagi butir perangkat .&6 menjadi dua belahan, selanjutnya
mengkorelasi skor total kedua belahan. Korelasi dengan menggunakan rumus"
5 G Fumlah responden
I G skor butir belahan anjil
< G skor butir belahan genap
b. Metode flanagan
Metode ini seperti metode belah dua, juga membagi data menjadi dua
belahan. Pembalahan dapat dilakukan atas dasar belahan ganjil/genap atau a)al/
akhir. %elanjutnya perhitungan koefesiennG reabilitas dilakukan dengan rumus"
r
11
G koefesien reabilitas
G varians skor butir belahan pertama
G varians skor butir belahan kedua
G varians skor total
Fahrul Rozi -5113111014 Page 30
c. Metode Aulon
Perhitungan koefesien reabilitas menggunakan metode rulon dilakukan
dengan menghitung selisih skor pada kedua belahan. Aumus untuk menghitung
koefesien reabilitas adalah sebagai berikut"
G varians beda
G varians total
*. Fumlah butir ganjil
Pengujian reabilitas sebagai koefesien konsistensi internal dimana butir
instrumen berjumlah ganjil dapat dilakukan menggunakan tiga metode, yaitu"
a. Kuder/ Aichardson
Perhitungan koefesien reabilitas menggunakan metode KA/*("
n G jumlah butir
G varians total
p G proporsi skor yang diperoleh
C G proporsi skor maksimum duGikurangi skor yang
diperoleh
b. &oyt
Perhitungan koefesien rabilitas menggunakan metode &oyt dilakukan
dengan rumus berikut"
E2s3 G varians responden
E2r3 G varians sisa
c. 'lpha ;ronbach
Perhitugnan koefesien reabilitas dapat dilakukan menggunakan metode ini
dengan rumus"
Fahrul Rozi -5113111014 Page 31
n G jumlah butir
G varians total
G varians butir
+. Ba!as ke"u!usan rea*ili!as
Pembuatan keputusan apakah sebuah .&6 dapat dinyatakan reliabel atau
tidak didasarkan pada batas untuk membuat keputusan reabilitas. 'ngka koefesien
reabilitas yang dihitung melalui berbagai metode pengujian reabilitas masih haris
dikonfirmasikan dengan batas tertentu untuk dapat ditafsirkan reabel atau tidak.
.&6 dapat dinyatakan reabel jika koefesien yang diperoleh melalui
perhitungan menggunakan metode pengujian reabilitas tertentu lebih besar
dibandingkan dengan batas keputusan reabilitas.
G. Kesalahan s!andar "engukuran
Kesalahan standar pengukuran atau %EM adalah ukuran yang
mencerminkan tidak akuratnya skor dari .&6 yang digunakan untuk mengukur.
%emakin tinggi koefesien reabilitas maka .&6 semakin akurat dan makin rendah
kesalahan standar pengukuran. %ebaliknya, semakin rendah koefesien
reabilitasnya, maka semakin tinggi kesalahan standar pengukuran dan makin tidak
cermatnya pengukuran menggunakan .&6.
Kesalahan standar pengukuran dihiutng menggunakan rumus sebagai
berikut"
%EM G standard Error of measurement
%0 G standar diviasi
r
n
G koefesien reailitas
(. Penu!u"
Keputusan reabilitas dilakukan dengan mengonfirmasikan koefesien
reabilitas hasil perhitungan dengan kriteria batas tertentu. 6eberapa memandang
kriteria itu merupakan batas relatif, beberapa memberikan petunjuk tentang besar
Fahrul Rozi -5113111014 Page 32
koefesien minimal, beberapa yang lain memeandang koefesien reabilitas sebagai
koefesien korelasi yang konfirmasi signifikannya menggunakan tabel.
0isamping koefesien reabilitas, dalam .&6 yang digunakan untuk
mengukur skor/skor yang akan dibandingkan secara individual, maka untuk
menilai kecermatan .&6 daam mengukur, perlu dipertimbangkan pula kesalahan
standar pengukuran. Kesalahan standar pengukuran merupakan ukuran yang dapat
digunakan untuk menilai akurasi skor yang diperoleh dari kegiatan pengukuran.
BAB -
PENGUMPULAN DA&A (ASIL BELA'AR
A. Pendahuluan
%etelah .&6 diuji coba dan dibakukan, maka .&6 tersebut telah menjadi
alat ukur yang memenuhi syarat validitas dan reabilitas. .&6 yang telah
melampaui pemeriksaan mutu berupa validitas dan reabilitas sudah siap
digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar. Pengumpulan data hasil
belajar dilakukan dengan cara mengujikan .&6 kepada sejumlah sis)a yang
menjadi peserta tes.
B. Da!a (asil Bela)ar
1. Pengertian
0ata adalah keterangan mengenai suatu keadaan pada sejumlah responden.
0ata hasil belajar adalah keterangan mengenai hasil belajar pada sejumlah sis)a
yang menjadi peserta tes. Keterangan mengenai suatu kejadian disajikan dalam
ukuran kuantitatif, begitu pula keterangan mengenai hasil belajar yang juga
merupakan data.
*. Macam
0ata hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu"
a. Menurut cara pengumpulan
6erdasarkan cara pengumpulan, data hasil belajar dapat dibagi menjadi
dua yaitu data primer dan data sekunder. 0ata primer adalah data hasil belajar
yang dikumpulkan sendiri oleh guru dengan mengujikan sendiri .&6 yang dibuat
atau digunakan. 0ata sekunder adalah data hasil belajar yang dikumpulkan oleh
orang atau lembaga lain.

Fahrul Rozi -5113111014 Page 33
b. Menurut sumber yang menjadi objek pengumpulan data
Menurt sumber yang menjadi objek pengumpulan data, data hasil belajar
apat dikumpulkan ari populasi arau dari sampel. 0ata hasil belajar dikumpulkan
dari populasi apabila seluruh sis)a diuji dengan .&6 untuk dikumpulkan data
hasil belajarnya. %ebaliknya, data hasil belajar dikumpulkan dari sampel apabila
untuk kepentingan tertentu dalam penelitian hanya sebagian dari sis)a dalam
populasi yang dikumpulkan data hasil belajar.
C. Pengukuran dan Sk%r (asil Bela)ar
Pengukuran adalah membandingkan keadaaan tertentu objek yang diukur
dengan alat ukurnya dan menerakan bilangan pada objek menurut aturan tertentu.
0ari kegiatan pengukuran itulah diperoleh data berupa skor yang diterakan pada
objek. Pengukuran hasil belajar menggunakan .&6 dengan membandingkan
peserta tes dengan .&6 dan menerakan skor hasil belajar dengan aturan tertentu.
1. Pengertian skor
%kor hasil belajar yang diperoleh seorang sis)a merupakan bilangan yang
diterakan atas ja)aban yang diberikan oleh sis)a yang memberi petunjuk
mengenai perolehan hasil belajar sis)a tersebut. Fa)aban yang diberikan oleh
sis)a mencerminkan perolehan hasil belajar sis)a yang bersangkutan.
*. ;ara melakukan skoring
'turan skoring yang digunakan sangat tergantung pada dua hal yaitu
bentuk tes dan ketentuan mengenai denda.
a. 6entuk tes
.es bentuk objektif dan esai menerapkan aturan skoring yang berbeda.
Pada tes objektif, kebenaran ja)aban bersifat mutlak. Fa)abannya hanya
mempunyai dua kemungkinan yaitu benar dan salah. %edangkan pada tes esai,
kebenaran ja)aban bertingkat sesuai dengan derajat kesusuaian ja)aban sis)a
dengan kunci ja)abannya.
b. Ketentuan mengenai denda
0enda digunakan untuk penskoran dalam tes objek. .es objektif adalah
bentuk tes di mana semua kemungkinan ja)aban telah disediakan dan tugas
peserta tes hanya memilih satu pilihan sebagai ja)aban atas pertanyaan soal.
-. Macam skor
%kor dapat digolongkan menggunakan dua macam cara yaitu berdasarkan
unsur dan jumlah unsur.
a. Menurut unsur
Fahrul Rozi -5113111014 Page 34
%kor menurut unsurnya dapat dibagi menjadi tiga yaitu skor murni, skor
matan dan skor kesalahan. %kor murni adalah skor yang mencerminkan
kemampuan sesungguhnya peserta tes. %kor amatan adalah skot senyatanya
diperoleh dari proses pengukuran menggunaka .&6. %edangkan skor kesalahan
adalah skor penyimpangan skor amatan dan skor murni, namun kenyataannya
hanya menghasilkan skor amatan karena berbagai faktor yang menimbulkan
penyimpangan.
b. Menurut jumlah unsur
Menurut jumlah unusrnya, skor dapat dibagi menjadi dua yaitu skor
tunggal dan skor gabungan. %kor tunggal adalah skor yang hanya terdiri dari satu
unsur. %kor diperoleh dari satu jenis .&6 dan diskor dengan satu aturan skor.
%edangkan skor gabungan adalah skor yang mengandung lebih dari satu unsur
sehingga skor merupakan gabungan beberapa unsur.
D. Pengu"ulan Da!a
Pengukuran akan menghasilkan data dalam bentuk skor. Pengukuran dan
pengumpulan data dilakukan dengan memberikan skor atas ja)aban sis)a pada
setiap butir, kemudian menjumlahkan untuk semua butir. 0ata hasil belajar sis)a
adalah jumlah skor pada sejumlah butir .&6 yang digunakan untuk mengukur.
E. Kesi"ulan
0ata hasil belajar dihasilkan dari pengukuran menggunakan .&6 yang
menghasilkan skor. Perhitungan skor dilakukan berdasarkan aturan skoring.
Pengumpulan data hasil belajar dilakukan dengan mengubah ja)aban peserta tes
kedalam uuran kuantitatif berdasarkan aturan skoring yang ditetapkan. 0alam
pengukuran menggunakan .&6, aturan skoring yang digunakan sangat
dipengaruhi oleh bentuk .&6 dan ketentuan mengenai denda.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 35
BAB -I
S&A&IS&IKA UN&UK ANALISIS DA&A (ASIL BELA'AR
A. Pendahuluan
Menurut tujuan pengolahan data, statistik analisis data hasil belajar ini
berjutuan untuk memberikan deskripsi. .erdapat beberapa ukuran statistik dalam
statistik yang bertujuan mendiskripsikan, yaitu ukuran tendensi sentral, ukuran
letak, ukuran simpangan dan ukuran kemiringan.
B. Pen/a)ian Da!a
Penyajian data hasil belajar dilakukan menggunakan tabel distribusi
frekuensi bergolong. 0alam penyusunan tabel distribusi frekuensi bergolong,
terdapat beberapa hal yang menjadi pedomanK
1. Fumlah kelas jangan terlalu banyak dan jangan pula terlalu sedikit, kelas
yang terlalu kecil tidak memberikan gambaran secara baik mengenai data,
sedang kelas besar menjadikan pengelompokkan menjadi kabur.
*. Pemilihan kelas menggunakan sistematis yang mudah.
-. Penggolongan jangan tumpang tindih, sehingga sebuah data masuk
kedalama beberapa kelas.
:. Fangan sampai ada data yang tidak bisa masuk kedalam kelas.
D. 8ebar semua kelas harus sama.
C. Peng%lahan Da!a
Fahrul Rozi -5113111014 Page 36
Pengolahan data hasil belajar hanya memerlukan ukuran tendensi sentral
berupa maen dan ukuran simpangan berupa standar deviasi. Aumus dari mean
adalah"
Aumus dari standar deviasi adalah"
D. Kesi"ulan
%tatistika membantu mengolah skor data hasil belajar menjadi nilai
melalui proses penilaian. 0alam melakukan analisis data hasil belajar, statistika
melibatkan proses pengumpulan, penyajian dan pengolahan data.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 37
BAB -II
PENILAIAN (ASIL BELA'AR
A. Pendahuluan
5ilai merupakan hasil dari proses penilaian. 5ilai diperoleh dengan
mengubah skor dengan skala dan acuan tertentu. 9leh karena itu, nilai hanya
dapat dimaknai dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dengan
memperhatikan skala dan acuan yang digunakan.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 38
B. Nilai
5ilai adalah ubahan skor hasil pengukuran menurut acuan dan skala
tertentu. Pengukuran menghasilkan skor, sedang penilaian menghasilkan nilai.
0alam tes hasil belajar, skor merupakan jumlah ja)aban yang benar yang dapat
dibuat oleh sis)a. %kor itu kemudian menjadi nilai setelah diubah dengan skala
dan acuan tertentu.
C. Penilaian
1. %kala
%kala adalah satuan yang digunakan dalam penilaian. 9bjek juga harus
dibandingkan dengan unit standar yang disebut nilai skala.
*. 'cuan
'cuan juga sangat menentuan dalam penilaian. %kor yang sama dapat
diubah menjadi nilai yang berbeda dan dapat menimbulkan keputusan penilaian
yang berbeda pada penggunaan acuan yang berbeda.
-. Proses penilaian
Proses penilaian dilakukan dengan cara, 13 menyajikan data, *3
menghitung rata/rata, -3 menghitung standar deviasi, :3 menentukan rentang nilai,
D3 menghitung nilai dan membuat keputusan.
D. Kesi"ulan
&asil pengukuran berupa skor belum mempunyai arti untuk dapat
digunakan dalam membuat keputusan. %kor hanya bermakna dan dapat digunakan
untuk membuat keputusan setelah diubah menjadi nilai melalui proses penilaian.
0alam mengubah skor menjadi nilai, proses penilaian menggunakan skala dan
acuan. 9leh karena itu, pemberian makna kepada nilai dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan skala dan acuan yang digunakan untuk
mengubah skor menjadi nilai.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 39
KRI&IK DAN SARAN
Buku ini dibangun dari tiga hal penting. Pertama belajar adalah proses
psikologis yang unik. 6eberapa teori berusaha memberikan penjelasan mengenai
bagaimana proses belajar terjadi pada pembelajar. Kedua , hasil belajar
merupakan perubahan pada diri pembelajar karena mengalami proses belajar.
Perbuahan dapat terjadi pada ranah kognitif, afekrif dan psikomotorik. Ketiga,
untuk mengetahui hasil dari proses belajar perlu dilakukan pengukuran.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 40
Pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur yang secara sengaja dirakit untuk
mengukur hasil belajar yang diinginkan.
Evaluasi dapat digambarkan sebagai pembuatan penetapan tentang nilai,
untuk tujuan tertentu, baik berupa gagasan, pekerjaan, solusi, metode, material
dan lainLlain. <ang melibatkan penggunaan ukuran seperti halnya untuk menilai
tingkat suatu tertentu itu akurat, efektif, hemat atau memuaskan, ketentuan itu
baik yang k)antitatif atau k)alitatif. Evaluasi itu dilakukan guna mencapai tujuan
pendidikan yang optimal, guru memberikan bimbingan kepada sis)a dengan
berupaya untuk memahami kesulitan belajar yang dialami sis)a. 0ari berbagai
persoalan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar evaluasi memberikan
sumbangan yang cukup berarti.
Buku ini cukup bagus dikarenakan adanya kesimpulan di setiap bab yang
disajikan sehingga pembaca lebih mudah memahami setiap isi/isi dari bab/bab
yang di sajikan sehingga lebih efisien dalam penggunaan )aktu.
Fahrul Rozi -5113111014 Page 41

Anda mungkin juga menyukai