Kedua persamaan ini memberikan
energi kinetik elektron
dan energi potensial
4
maka, energi total elektron (nonreletivistik),
Energi total elektron berharga negatif, ini berarti bahwa elektron tidak akan
mengikuti orbit tertutup di sekeliling inti.
Pembahasan di atas menampilkan penerapan mekenika klasik (mekanika newton)
pada model atom hidrogen, dimana elektron diandaikan melakukan gerak mengelilingi
atom laksana planet mengelilingi matahari. Dalam geraknya itu elektron mengalami
percepatan sentripetal.
Apakah keadaan ini dapat stabil?
Menurut teori klasik elektrodinamika, juga gambaran Newtonian ini tidak
memberikan gambaran stabil. Karena mengalami percepatan maka elektron akan
memancarkan energi elektromagnetik. Energi pancaran ini akan mengurangi energi total
elektron, sehingga elektron mengitari inti dengan radius lintasan yang makin kecil.
Lintasan tidak lagi merupakan lingkaran dengan jari jari yang sama, tetapi merupakan
putaran berpilin (spiral around), seperti terlihat pada gambar 30. Jadi, elektron
mengelilingi inti dengan memancarkan energi elektromagnetik ; dan dalam prosesnya itu
pada akhirnya akan jatuh (menyatu) dengan inti atom. Karena itu, gambaran elektron dan
inti seperti planet mengelilingi matahari tidak merupakan situasi (menurut fisika
klasik).
5
Selanjutnya, apabila memang atom berperilaku sebagai yang diberikan dalam
gambaran Newton di atas, maka panjang gelombang elektromagnetik yang dipancarkan
merupakan spektrum kontinu. Padahal faktanya tidak demikian ; pengukurandengan
spectrometer, bahwa spectrum atom hydrogen adalah diskrit (diskontinu) atau spektrum
garis (line spectra).
Hal hal di atas merupakan kelemahan atau keberatan terhadap model atom
Rutherford. Dan kemudian dijelaskan Bohr dengan mengajukan seperangkat postulat.
C. Spektrum Atom Hidrogen
Peralatan untuk mengukur spektrum cahaya sudah berkembang sejak akhir abad ke
19. Studi tentang spektrum dinamakan spektroskopi (kualitatif) dan spektrometri
(kuantatif). Pengamatan menunjukkan bahwa gas yang bersuhu tinggi memancarkan
dengan cahaya berspektrum garis yang memiliki keteraturan sendiri. Spektrum gas juga
dapat diperoleh dengan menempatkan gas itu di dalam suatu tabung Geisler yang diberi
beda potensial tinggi. Di bawah ini diterangkan spektrum yang dipancarkan gas
hidrogen, helium, dan air raksa (mercury). Spektrum emisi ini menunjukkan pola diskrit.
6
Dalam pembahasan selanjutnya dibatasi pada spektrum atom hidrogen, karena hal itu
akan menyumbang pengertian tentang postulat postulat Bohr. Hasil penyelidikan
dengan spektrometer menunjukkan bahwa spektrum atom hydrogen terdiri dari deretan
deretan garis. Tiap garis menampilkan panjang gelombang tertentu seperti tampak
dalam gambar 31. Deretan deratan ini akhirnya dikenal dengan derat ; Lyman, Balmer,
Paschen, Brackket, dan Pfund.
Atom hidrogen merupakan atom yang paling sederhana, hanya tersusun oleh satu
proton dan satu elektron. Karena spektrum atom bersifat khas bagi atom yang
bersangkutan, adalah beralasan jika muncul dugaan adanya hubungan yang mendasar
antara spektrum atom dengan distribusi elektron di sekeliling inti atom hidrogen yang
merupakan suatu langkah awal yang paling fundamental dalam usaha elusidasi struktur
elektronik sautu atom. Spektrum emisi atom hidrogen bebas dalam keadaan tereksitasi
terdiri atas garis-garis spektrum yaitu satu set dalam daerah uv (ultra violet), satu set
dalam daerah tampak (visible, artinya tampak oleh mata manusia) dan beberapa set dalam
inframerah (IR, infrared) dari spektrum elektromagnetik seperti ditunjukkan oleh gambar
berikut. Spektrum ini diperoleh jika cahaya pucat kebiruan dari gas hidrogen yang
dipijarkan (artinya teratomisasi) dilewatkan pada sebuah prisma gelas.
7
Bertahun-tahun para ilmuwan berusaha mendapatkan suatu pola formula yang
melukiskan hubungan antar panjang gelombang garis-garis spektrum atom hidrogen, dan
akhirnya pada tahun 1885 J. Balmer (Swiss) berhasil menemukan suatu rumus empirik
sederhana dapat menyatakan panjang gelombang garis spektrum hidrogen yang terletak di
daerah spektrum tampak (visible spectrum). Rumus empirik yang ditemukan Balmer
tersebut adalah
dengan n = 3,4,5,..
|
.
|
\
|
=
|
.
|
\
|
=
2 2
1 15
2 2
1
2
1
det 10 2881 , 3
1
2
1
n
x
n
Rc f
Rumus yang lebih umum untuk persamaan Balmer
R = konstanta Rydberg 10.967.800 m
-1
, c kecepatan cahaya
2,997925 x 10
8
m det
-1
hasil kali R dan C diberikan diatas
8
Pada gambar 32 di atas terlihat spektrum garis garis deret Balmer, yaitu :
Garis :
H
)
kemudian tahun 1908, Paschen menemukan suatu seri lain garis spektrum hidrogen.
Seri ini berada di daerah inframerah. Seri tersebut memiliki keteraturan yang mengikuti
hubungan seperti dalam persamaan 143), juga merupakan hasil empiris,
)
dengan n : bilangan bulat yang lebih besar dari 3.
Dari kedua rumus empiris di atas (persamaan 143) dan 144), mengikuti bentuk
)
Dalam ungkapan tersebut deret balmer diperoleh dengan mengambil n
2
= 2 dan n
1
>
2. Sedangkan deret paschen apabila n
2
= 3 dan n
1
> 3.
Ternyata, selain kedua deret di atas masih ditemukan deret deret lain untuk
spektrum atom hidrogen. Menurut nama penemunya, maka deret deret itu dinamakan
deret Lyman, Brackett, dan Pfund. Deret Lyman berada di daerah ultraungu,
sedangkan deret Brackett dan Pfund di daerah inframerah. Kesemua deret deret ini
memenuhi hubungan persamaan 145), yang secara rinci diberikan dalam table di bawah
ini.
Tabel 2. Spectral Series For Hydrogen
SERIES
SPECTR
AL
REGION
SERIES
EQUATION
SERIES
LIMIT
(N = )
Lyman Ultraviolet
)
n =
2,3,4,
911,27
Balmer Visible
)
n = 3,4,5,..
3645,1
143)
144)
10
Paschen
Bracket
Infrared
Infrared
)
n =
4,5,6,
)
n =
5,6,7,
8201,4
14,580
Pfund Infrared
)
n =
6,7,8,
33,782
Selanjutnya Rydberg tahun 1890, menemukan cara yang lebih mudah untuk
menangani rumus Balmer tersebut. Dengan mendefinisikan suatu besaran baru yang
dinamakan resiprok panjang gelombang (reciprocal wavelength).
Dengan definisi baru ini, maka dari rumus dalam persamaan 142) diperoleh
)
Tetapannya
Harga tetapan Rydberg merupakan salah satu besaran fisika yang telah ditentukan
dengan ketelitian yang sangat tinggi.
Berbagai model telah dicoba untuk menerangkan rumus empirik tentang garis garis
spektrum, tetapibelum berhasil ketika itu. Panjang gelombang yang berhubungan dalam
spektrum atom hidrogen sangat berbeda dengan hubungan panjang gelombang nada
dasar dan nada harmoniknya pada suatu dawai yang dijepit pada kedua ujungnya. Hal ini
yang membingungkan para ilmuan ketika itu.
Akhirnya, Niels Bohr didasarkan pada model atom Rutherford dengan
mengemukakan seperangkat postulat, dapat menjelaskan spektrum garis atom hidrogen.
D. Model Atom Bohr
11
Niels Bohr seorang ahli fisika lulusan Universitas Kopenhagen muncul ditahun 1911
di Cavendish Laboratory Cambridge University. Tidak lama Bohr berada di Cavendish
Laboratory, terutama karena gagasan gagasannya tidak sejalan dengan J.J Thomson,
Direktur Laboratorium itu.
Bohr berpendapat bahwa karena cahaya tidak perlu dipandang sebagai gelombang
pada sistem atom dan subatom, maka juga sistem atom dari mana cahaya itu berasal harus
pula terkuantisasi. Oleh karena itu mekanika Newton harus ditinggalkan dan tidak dapat
digunakan sebagai landasan untuk sistem sistem atomik.
Akhirnya Bohr muncul di Manchester University dan bekerja dengan Rutherford.
Ketika itu Rutherford sedang sibuk mempelajari hamburan partikel alfa oleh lapisan
lapisan tipis Au dan Ag. Sesudah rutherford merumuskan model atom yang didasarkan
pada hasil percobaannya tentang hamburan partikel alfa, timbul pertanyaan sejauh mana
model ini dapat diperluas untuk dapat menerangkan spektrum garis yang dipancarkan
oleh atom gas tereksitasi.
Bohr memikirkan : Bagaimana mengkuantisasi sistem atom yang pada dasarnya
merupakan sistem mekanis. Jalan pikiran yang ditempuh Bohr kira kira sebagai
berikut:
- Karena radiasi yang dipancarkan atom itu terkuantisasi, maka seharusnya sistem
atom yang menjadi sumber pancaran radiasi itu harus terkuantisasi pula.
- Apabila atom memancarkan dalam kuantum , tentunya sistem atom akan
kehilangan energi sebanyuak itu pula.
- Berkenaan dengan itu, maka beda antara energi energi beragai tingkat energi
yang dimiliki sistem atom mempumyai harga harga tertentu.
Oleh karena itu mekanika modern yang dicari berbeda dengan mekanika klasik,
khususnya tentang atom. Bahwa mekanika modern ini memungkinkan adanya beberapa
keadaan stabil dalam atom ; yaitu : Bahwa dalam keadaan keadaan tertentu elektron
dalam atom tidak memancarkan radiasi elektromagnit meskipun elektron itu
melakukan gerak melingkar (atau eliptik) mengelilingi inti atom. Hal ini tidak
sejalan dengan teori elektromagnit (teori klasik).
Tahun 1913, Niels Bohr mengajukan postulat postulatnya tentang atom hidrogen
sebagai berikut :
Postulat I : atom hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang dalam suatu orbit
berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom, gerak elektron tersebut dibawah pengaruh
gaya tarik Coloumb sesuai dengan kaidah mekanika klasik.
Postilat II : lintasan orbit elektron dalam atom hidrogen yang mantap, hanyalah
yang mempunyai harga momentum anguler L yang merupakan kelipatan bilangan
bulat dari tetapan Planck dibagi dengan 2..
n = 1, 2, 3, ...bilangan kuantum
= h/2 , h : tetapan Planck
Postulat III : dalam orbit yang mantap, elektron yang mengelilingi inti atom tidak
memancarkan energi elektromagnet. Dalam hal ini energi totalnya E, tidak berubah.
12
Postulat IV : energi elektromagnet dipancarkan sistem atom hidrogen, apabila
suatu elektron yang melintasi orbit mantap dengan energi E
i
, pindah ke suatu orbit
mantap lainnya berenergi E
f
, pancaran energi elektromagnetnya memiliki frekuensi
yang besarnya sama dengan :
Gambar. Suatu atom saat melakukan transisi.
Penjelasan tentang postulat diatas adalah :
Postulat I : memberikan susunan atom hidrogen, dan gaya yang bekerja antara inti
atom dengan elektron.
Postulat II : memberikan kuantisasi sistem atom, yang dikuantisasikan adalah
momentum anguler L ( kuantisasi ini juga mngkuantisasikan orbit)
Postulat III : menyatakan bahwa dalam orbit yang stabil elektron tidak
memancarkan gelombang elektromagnet.
Postulat IV : menyatakan bahwa transisi dari suatu orbit stabil ke orbit stabil lainnya,
elektron memancarkan energi elektromagnet (foton) dengan beda energi atom pada dua
keadaan stabil diatas.
Perilaku atom hidrogen menurut Bohr diuraikan sebagaiberikut:
Gaya elektromagnit bekerja antara inti (muatan +Ze) dan elektron (muatan e), gaya
elektrostatik tersebut adalah gaya sentripetal, diperoleh
Dengan r : jejari orbit elektron, v : kecepatan elektron pada jejari r itu, dan m massa
elektron (massa inti M, dianggap sangat besar dibanding massa elektron m; M >> m).
Dari postulat II, memberikan
13
Sehingga diperoleh rumus kuantisasi jejari orbit, yaitu
Jika dihitung, dengan memasukkan semua konstanta, diperoleh
Untuk n = 1; r
1
= a
o
= 0,53
a
o
dinamakan radius (jejari) Bohr
sehingga jejari orbit berbanding sebagai kuadrat bilangan kuantum utama
Dengan mengetahui jejari orbit elektron, dapat ditentukan energi elektron yang juga
terkuantisasi. Dari persamaan 141) dan 153) mengungkapkan
Demikian halnya jika dimasukkan harga harga konstanta, diperoleh
n, disebut bilangan kuantum utama.
Dengan demikian, tingkat energi terendah untuk atom hidrogen (n = 1) adalah -13.6
eV. Tingkat energi berikutnya (n = 2) adalah -3.4 eV. Tingkat energi ketiga (n = 3)
adalah -1.51 eV, dan seterusnya. Harga-harga energi ini adalah negatif, yang menyatakan
bahwa elektron berada dalam keadaan terikat dengan proton. Harga energi yang positif
berhubungan dengan atom yang berada dalam keadaan terionisasi yaitu ketika elektron
tidak lagi terikat, tetapi dalam keadaan tersebar.
Lintasan orbit terkecil diperoleh dengan n = 1, untuk lintasan orbit tersebut energi
ikatan elektron dalam atom adalah terkuat. Apabila n = ~, elektron tidak lagi mengitari
inti atom, energi ikatannya sama dengan nol, dalam keadaan seperti ini atom tersebut
terionisasi.
14
Selanjutnya, tinjau tentang spektrum atom hidrogen. Bila elektron berpindah lintasan
(transisi), misalkan dari lintasan A (n
A
) kelintasasan B (n
B
) seperti terlihat dalam gambar
33, maka energi foton yang dipancarkan. Dari persamaan 150) dan 156) menghasilkan
+
Ternyata cocok dengan rumus empirik (hasil eksperimen) Balmer, lihat persamaan
142). Dengan
Jika dimasukkan harga harga tetapan diperoleh :
R= 1,0894 x 10
7
m
-1
adalah sesuai dengan harga tetapan Rydberg seperti dalam persamaan 148)
Jika garis garis spektrum deret ; Lyman misalnya, terbentuk bila elektron berpindah
ke lintasan terdalam dengan bilangan kuantum n = 1. Dalam hal ini n
B
= 1 dan n
A
= 2, 3,
4 ...
Dengan penalaran yang sama untuk deret ; Balmer, Paschen, Brackett, dan Pfund. Di
bawah ini tampak diagram tingkat energi untuk atom Hidrogen.
15
Dengan teori kuantum, Bohr juga menemukan rumus matematika yang dapat
dipergunakan untuk menghitung panjang gelombang dari semua garis yang muncul
dalam spektrum atom hidrogen. Nilai hasil perhitungan ternyata sangat cocok dengan
yang diperoleh dari percobaan langsung. Namun untuk unsur yang lebih rumit dari
hidrogen, teori Bohr ini ternyata tidak cocok dalam meramalkan panjang gelombang
garis spektrum. Meskipun demikian, teori ini diakui sebagai langkah maju dalam
menjelaskan fenomena-fenomena fisika yang terjadi dalam tingkatan atomik. Teori
kuantum dari Planck diakui kebenarannya karena dapat dipakai untuk menjelaskan
berbagai fenomena fisika yang saat itu tidak bisa diterangkan dengan teori klasik.
ATOM- ATOM LAIN
Untuk sistem satu elekktron lain, seperti ion He
+
dan Li
2+
, model atom Bohr
tersebut sangat tepat sehingga kita menyimpulkan pengaruh dari perubahan muatan
inti Z, dengan cara :
16
Dimana
dan