Anda di halaman 1dari 17

1

TEORI ATOM BOHR




I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifat-sifat dasar
tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri dari proton dan neutron dan
sejumlah elektron pada jarak yang jauh.
Pada tahun 1913 Neils Bohr pertama kali mengajukan teori kuantum untuk atom
hydrogen. Model ini merupakan transisi antara model mekanika klasik dan mekanika
gelombang. Karena pada prinsip fisika klasik tidak sesuai dengan kemantapan hidrogen
atom yang teramati.
Model atom Bohr memperbaiki kelemahan model atom Rutherford. Untuk menutupi
kelemahan model atom Rutherford, Bohr mengeluarkan empat postulat. Gagasan Bohr
menyatakan bahwa elektron harus mengorbit di sekeliling inti.
Namun demikian, teori atom yang dikemukakan oleh Neils Bohr juga memiliki
banyak kelemahan. Model Bohr hanyalah bermanfaat untuk atom-atom yang
mengandung satu elektron tetapi tidak untuk atom yang berelektron banyak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kelemahan dari teori atom Ernest Rutherford?
2. Bagaimanakah model atom Bohr memperbaiki kelemahan model atom
Rutherford?
3. Bagaimanakah spektrum atom hidrogen dapat menjelaskan model atom Bohr?
4. Apa saja kelebihan dan kelemahan dari teoriatom Bohr?

C. Tujuan Penulisan
1. Mendiskripsian kelemahan dari teori atom Ernest Rutherford.
2. Mendiskripsikan bagaimana model atom Bohr dapat memperbaiki kelemahan
model atom Rutherford
3. Menjelaskan model atom Bohr dengan spektrum atom hidrogen.
4. Mencari tahu kelebihan dan kelemahan teori atom bohr.

II. PEMBAHASAN
Di awal abad ke-20, percobaan oleh Ernest Rutherford telah dapat menunjukkan
bahwa atom terdiri dari sebentuk awan difus elektron bermuatan negatif mengelilingi inti
yang kecil, padat, dan bermuatan positif. Berdasarkan data percobaan ini, sangat wajar
jika fisikawan kemudian membayangkan sebuah model sistem keplanetan yang
diterapkan pada atom, model Rutherford tahun 1911, dengan elektron-elektron mengorbit
inti seperti layaknya planet mengorbit matahari. Namun demikian, model sistem
keplanetan untuk atom menemui beberapa kesulitan. Sebagai contoh, hukum mekanika
klasik (Newtonian) memprediksi bahwa elektron akan melepas radiasi elektromagnetik

2
ketika sedang mengorbit inti. Karena dalam pelepasan tersebut elektron kehilangan
energi, maka lama-kelamaan akan jatuh secara spiral menuju ke inti. Ketika ini terjadi,
frekuensi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan akan berubah. Namun percobaan
pada akhir abad 19 menunjukkan bahwa loncatan bunga api listrik yang dilalukan dalam
suatu gas bertekanan rendah di dalam sebuah tabung hampa akan membuat atom atom
gas memancarkan cahaya (yang berarti radiasi elektromagnetik) dalam frekuensi-
frekuensi tetap yang diskret.
Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan berkebangsaan Swedia, mengikuti jejak
Einstein menerapkan teori kuantum untuk menerangkan hasil studinya mengenai
spektrum atom hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai struktur dan sifat-
sifat atom. Teori atom Bohr ini pada prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck
dan teori atom dari Ernest Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr
mengemukakan bahwa apabila elektron dalam orbit atom menyerap suatu kuantum
energi, elektron akan meloncat keluar menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika
elektron itu memancarkan suatu kuantum energi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih
dekat dengan inti atom.

- Gagasan Kunci Model atom Bohr
Dua gagasan kunci adalah:
1. Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momentum yang
terkuantisasi, dan dengan demikian energi yang terkuantisasi ini berarti tidak setiap orbit,
melainkan hanya beberapa orbit spesifik yang dimungkinkan ada yang berada pada jarak
yang spesifik dari inti.
2. Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan
sebagaimana mereka bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil di dalam
sebuah orbit yang tidak meluruh.

Model atom Rutherford yang didukung hasil eksperimen, memberi gambaran
bahwa; Atom terdiri dari sebuah inti bermuatan positif dan masih dikelilingi
sejumlah elektron pada jarak yang relatif jauh dari inti, sehingga atau secara
keseluruhan bermuatan netral.
Tinjauan dinamika klasik atom hidrogen berelektron tunggal (atom paling
sederhana). Menurut model Rutherford, yaitu model planet (planetary model) dalam
susunan tatasurya, seperti dalam gambar 29 dibawah. Andaikan bahwa lintas edar
elektron (orbit) elektron berbentuk lingkaran dengan inti atom sebagai pusatnya. Maka
gaya sentrifetal yang diperlukan elektron untuk mengelilingi pusat itu diberikan oleh gaya
Coulomb antara elektron dan inti, dimana gaya sentrifetal.

3



Dari gaya Coulomb antara elektron dengan inti (proton)


Kedua persamaan ini memberikan



energi kinetik elektron



dan energi potensial


4



maka, energi total elektron (nonreletivistik),


Energi total elektron berharga negatif, ini berarti bahwa elektron tidak akan
mengikuti orbit tertutup di sekeliling inti.
Pembahasan di atas menampilkan penerapan mekenika klasik (mekanika newton)
pada model atom hidrogen, dimana elektron diandaikan melakukan gerak mengelilingi
atom laksana planet mengelilingi matahari. Dalam geraknya itu elektron mengalami
percepatan sentripetal.
Apakah keadaan ini dapat stabil?
Menurut teori klasik elektrodinamika, juga gambaran Newtonian ini tidak
memberikan gambaran stabil. Karena mengalami percepatan maka elektron akan
memancarkan energi elektromagnetik. Energi pancaran ini akan mengurangi energi total
elektron, sehingga elektron mengitari inti dengan radius lintasan yang makin kecil.
Lintasan tidak lagi merupakan lingkaran dengan jari jari yang sama, tetapi merupakan
putaran berpilin (spiral around), seperti terlihat pada gambar 30. Jadi, elektron
mengelilingi inti dengan memancarkan energi elektromagnetik ; dan dalam prosesnya itu
pada akhirnya akan jatuh (menyatu) dengan inti atom. Karena itu, gambaran elektron dan
inti seperti planet mengelilingi matahari tidak merupakan situasi (menurut fisika
klasik).



5


Selanjutnya, apabila memang atom berperilaku sebagai yang diberikan dalam
gambaran Newton di atas, maka panjang gelombang elektromagnetik yang dipancarkan
merupakan spektrum kontinu. Padahal faktanya tidak demikian ; pengukurandengan
spectrometer, bahwa spectrum atom hydrogen adalah diskrit (diskontinu) atau spektrum
garis (line spectra).
Hal hal di atas merupakan kelemahan atau keberatan terhadap model atom
Rutherford. Dan kemudian dijelaskan Bohr dengan mengajukan seperangkat postulat.
C. Spektrum Atom Hidrogen
Peralatan untuk mengukur spektrum cahaya sudah berkembang sejak akhir abad ke
19. Studi tentang spektrum dinamakan spektroskopi (kualitatif) dan spektrometri
(kuantatif). Pengamatan menunjukkan bahwa gas yang bersuhu tinggi memancarkan
dengan cahaya berspektrum garis yang memiliki keteraturan sendiri. Spektrum gas juga
dapat diperoleh dengan menempatkan gas itu di dalam suatu tabung Geisler yang diberi
beda potensial tinggi. Di bawah ini diterangkan spektrum yang dipancarkan gas
hidrogen, helium, dan air raksa (mercury). Spektrum emisi ini menunjukkan pola diskrit.


6


Dalam pembahasan selanjutnya dibatasi pada spektrum atom hidrogen, karena hal itu
akan menyumbang pengertian tentang postulat postulat Bohr. Hasil penyelidikan
dengan spektrometer menunjukkan bahwa spektrum atom hydrogen terdiri dari deretan
deretan garis. Tiap garis menampilkan panjang gelombang tertentu seperti tampak
dalam gambar 31. Deretan deratan ini akhirnya dikenal dengan derat ; Lyman, Balmer,
Paschen, Brackket, dan Pfund.
Atom hidrogen merupakan atom yang paling sederhana, hanya tersusun oleh satu
proton dan satu elektron. Karena spektrum atom bersifat khas bagi atom yang
bersangkutan, adalah beralasan jika muncul dugaan adanya hubungan yang mendasar
antara spektrum atom dengan distribusi elektron di sekeliling inti atom hidrogen yang
merupakan suatu langkah awal yang paling fundamental dalam usaha elusidasi struktur
elektronik sautu atom. Spektrum emisi atom hidrogen bebas dalam keadaan tereksitasi
terdiri atas garis-garis spektrum yaitu satu set dalam daerah uv (ultra violet), satu set
dalam daerah tampak (visible, artinya tampak oleh mata manusia) dan beberapa set dalam
inframerah (IR, infrared) dari spektrum elektromagnetik seperti ditunjukkan oleh gambar
berikut. Spektrum ini diperoleh jika cahaya pucat kebiruan dari gas hidrogen yang
dipijarkan (artinya teratomisasi) dilewatkan pada sebuah prisma gelas.

7


Bertahun-tahun para ilmuwan berusaha mendapatkan suatu pola formula yang
melukiskan hubungan antar panjang gelombang garis-garis spektrum atom hidrogen, dan
akhirnya pada tahun 1885 J. Balmer (Swiss) berhasil menemukan suatu rumus empirik
sederhana dapat menyatakan panjang gelombang garis spektrum hidrogen yang terletak di
daerah spektrum tampak (visible spectrum). Rumus empirik yang ditemukan Balmer
tersebut adalah


dengan n = 3,4,5,..





|
.
|

\
|
=
|
.
|

\
|
=

2 2
1 15
2 2
1
2
1
det 10 2881 , 3
1
2
1
n
x
n
Rc f
Rumus yang lebih umum untuk persamaan Balmer
R = konstanta Rydberg 10.967.800 m
-1
, c kecepatan cahaya
2,997925 x 10
8
m det
-1
hasil kali R dan C diberikan diatas


8


Pada gambar 32 di atas terlihat spektrum garis garis deret Balmer, yaitu :
Garis :
H

(merah), bersesuaian dengan n = 3 ; = 6563


H

(biru), bersesuaian dengan n = 4 ; = 4861


H

(ungu), bersesuaian dengan n = 5 ; = 4340


H

(ungu), bersesuaian dengan n =6 ; = 4162


H
~
(ungu), bersesuaian dengan n = ~ ; = 3464 (series limit)
Tabung sinar hidrogen adalah suatu tabung tipis yang berisi gas hidrogen pada
tekanan rendah dengan elektroda pada tiap-tiap ujungnya. Jika didalam
tabung dialirkan tegangan tinggi (seperti 5000 volt), tabung akan menghasilkan sinar
berwarna merah muda yang terang. Jika sinar tersebut dilewatkan pada prisma atau kisi
difraksi, sinar akan terpecah menjadi beberapa warna. Warna yang dapat dilihat
merupakan sebagian kecil dari spektrum emisi hidrogen. Sebagian besar spektrum tak
terlihat oleh mata karena berada pada daerah infra-merah atau ultra-violet.
Ada lebih banyak lagi spektrum hidrogen selain tiga garis yang dapat dilihat
dengan mata telanjang. Hal ini memungkinan untuk mendeteksi pola garis-garis pada
daerah ultra-violet dan infra-merah spektrum dengan baik. Hal ini memunculkan
sejumlah "deret" garis yang dinamakan dengan nama penemunya.Deret Lyman
merupakan deret garis pada daerah ultra-violet.Akhirnya, garis-garis makin rapat dan
tidak mungkin diamati satu per satu, terlihat seperti spektrum kontinu. Hal itu terlihat
sedikit gelap pada ujung kanan tiap spektrum. Kemudian pada titik tertentu, disebut

9
sebagai deret limit (limit series), deret terhenti. Jika dilihat deret Balmer atau Paschen,
membentuk pola yang sama tetapi deretnya menjadi makin dekat.
Dari persamaan 142) di atas, frekuensi spektrum yang dipancarkan atom hidrogen
menjadi

)
kemudian tahun 1908, Paschen menemukan suatu seri lain garis spektrum hidrogen.
Seri ini berada di daerah inframerah. Seri tersebut memiliki keteraturan yang mengikuti
hubungan seperti dalam persamaan 143), juga merupakan hasil empiris,

)
dengan n : bilangan bulat yang lebih besar dari 3.
Dari kedua rumus empiris di atas (persamaan 143) dan 144), mengikuti bentuk

)
Dalam ungkapan tersebut deret balmer diperoleh dengan mengambil n
2
= 2 dan n
1
>
2. Sedangkan deret paschen apabila n
2
= 3 dan n
1
> 3.
Ternyata, selain kedua deret di atas masih ditemukan deret deret lain untuk
spektrum atom hidrogen. Menurut nama penemunya, maka deret deret itu dinamakan
deret Lyman, Brackett, dan Pfund. Deret Lyman berada di daerah ultraungu,
sedangkan deret Brackett dan Pfund di daerah inframerah. Kesemua deret deret ini
memenuhi hubungan persamaan 145), yang secara rinci diberikan dalam table di bawah
ini.


Tabel 2. Spectral Series For Hydrogen

SERIES
SPECTR
AL
REGION

SERIES
EQUATION
SERIES
LIMIT
(N = )
Lyman Ultraviolet

)
n =
2,3,4,
911,27
Balmer Visible

)
n = 3,4,5,..
3645,1
143)
144)

10
Paschen


Bracket
Infrared


Infrared

)
n =
4,5,6,

)
n =
5,6,7,
8201,4


14,580
Pfund Infrared

)
n =
6,7,8,
33,782

Selanjutnya Rydberg tahun 1890, menemukan cara yang lebih mudah untuk
menangani rumus Balmer tersebut. Dengan mendefinisikan suatu besaran baru yang
dinamakan resiprok panjang gelombang (reciprocal wavelength).


Dengan definisi baru ini, maka dari rumus dalam persamaan 142) diperoleh

)
Tetapannya

dinamakan tetapan Rydberg, yaitu :




Harga tetapan Rydberg merupakan salah satu besaran fisika yang telah ditentukan
dengan ketelitian yang sangat tinggi.
Berbagai model telah dicoba untuk menerangkan rumus empirik tentang garis garis
spektrum, tetapibelum berhasil ketika itu. Panjang gelombang yang berhubungan dalam
spektrum atom hidrogen sangat berbeda dengan hubungan panjang gelombang nada
dasar dan nada harmoniknya pada suatu dawai yang dijepit pada kedua ujungnya. Hal ini
yang membingungkan para ilmuan ketika itu.
Akhirnya, Niels Bohr didasarkan pada model atom Rutherford dengan
mengemukakan seperangkat postulat, dapat menjelaskan spektrum garis atom hidrogen.

D. Model Atom Bohr

11
Niels Bohr seorang ahli fisika lulusan Universitas Kopenhagen muncul ditahun 1911
di Cavendish Laboratory Cambridge University. Tidak lama Bohr berada di Cavendish
Laboratory, terutama karena gagasan gagasannya tidak sejalan dengan J.J Thomson,
Direktur Laboratorium itu.
Bohr berpendapat bahwa karena cahaya tidak perlu dipandang sebagai gelombang
pada sistem atom dan subatom, maka juga sistem atom dari mana cahaya itu berasal harus
pula terkuantisasi. Oleh karena itu mekanika Newton harus ditinggalkan dan tidak dapat
digunakan sebagai landasan untuk sistem sistem atomik.
Akhirnya Bohr muncul di Manchester University dan bekerja dengan Rutherford.
Ketika itu Rutherford sedang sibuk mempelajari hamburan partikel alfa oleh lapisan
lapisan tipis Au dan Ag. Sesudah rutherford merumuskan model atom yang didasarkan
pada hasil percobaannya tentang hamburan partikel alfa, timbul pertanyaan sejauh mana
model ini dapat diperluas untuk dapat menerangkan spektrum garis yang dipancarkan
oleh atom gas tereksitasi.
Bohr memikirkan : Bagaimana mengkuantisasi sistem atom yang pada dasarnya
merupakan sistem mekanis. Jalan pikiran yang ditempuh Bohr kira kira sebagai
berikut:
- Karena radiasi yang dipancarkan atom itu terkuantisasi, maka seharusnya sistem
atom yang menjadi sumber pancaran radiasi itu harus terkuantisasi pula.
- Apabila atom memancarkan dalam kuantum , tentunya sistem atom akan
kehilangan energi sebanyuak itu pula.
- Berkenaan dengan itu, maka beda antara energi energi beragai tingkat energi
yang dimiliki sistem atom mempumyai harga harga tertentu.
Oleh karena itu mekanika modern yang dicari berbeda dengan mekanika klasik,
khususnya tentang atom. Bahwa mekanika modern ini memungkinkan adanya beberapa
keadaan stabil dalam atom ; yaitu : Bahwa dalam keadaan keadaan tertentu elektron
dalam atom tidak memancarkan radiasi elektromagnit meskipun elektron itu
melakukan gerak melingkar (atau eliptik) mengelilingi inti atom. Hal ini tidak
sejalan dengan teori elektromagnit (teori klasik).
Tahun 1913, Niels Bohr mengajukan postulat postulatnya tentang atom hidrogen
sebagai berikut :
Postulat I : atom hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang dalam suatu orbit
berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom, gerak elektron tersebut dibawah pengaruh
gaya tarik Coloumb sesuai dengan kaidah mekanika klasik.
Postilat II : lintasan orbit elektron dalam atom hidrogen yang mantap, hanyalah
yang mempunyai harga momentum anguler L yang merupakan kelipatan bilangan
bulat dari tetapan Planck dibagi dengan 2..

n = 1, 2, 3, ...bilangan kuantum
= h/2 , h : tetapan Planck
Postulat III : dalam orbit yang mantap, elektron yang mengelilingi inti atom tidak
memancarkan energi elektromagnet. Dalam hal ini energi totalnya E, tidak berubah.

12
Postulat IV : energi elektromagnet dipancarkan sistem atom hidrogen, apabila
suatu elektron yang melintasi orbit mantap dengan energi E
i
, pindah ke suatu orbit
mantap lainnya berenergi E
f
, pancaran energi elektromagnetnya memiliki frekuensi
yang besarnya sama dengan :




Gambar. Suatu atom saat melakukan transisi.

Penjelasan tentang postulat diatas adalah :
Postulat I : memberikan susunan atom hidrogen, dan gaya yang bekerja antara inti
atom dengan elektron.
Postulat II : memberikan kuantisasi sistem atom, yang dikuantisasikan adalah
momentum anguler L ( kuantisasi ini juga mngkuantisasikan orbit)
Postulat III : menyatakan bahwa dalam orbit yang stabil elektron tidak
memancarkan gelombang elektromagnet.
Postulat IV : menyatakan bahwa transisi dari suatu orbit stabil ke orbit stabil lainnya,
elektron memancarkan energi elektromagnet (foton) dengan beda energi atom pada dua
keadaan stabil diatas.
Perilaku atom hidrogen menurut Bohr diuraikan sebagaiberikut:
Gaya elektromagnit bekerja antara inti (muatan +Ze) dan elektron (muatan e), gaya
elektrostatik tersebut adalah gaya sentripetal, diperoleh


Dengan r : jejari orbit elektron, v : kecepatan elektron pada jejari r itu, dan m massa
elektron (massa inti M, dianggap sangat besar dibanding massa elektron m; M >> m).
Dari postulat II, memberikan

13


Sehingga diperoleh rumus kuantisasi jejari orbit, yaitu


Jika dihitung, dengan memasukkan semua konstanta, diperoleh


Untuk n = 1; r
1
= a
o
= 0,53
a
o
dinamakan radius (jejari) Bohr
sehingga jejari orbit berbanding sebagai kuadrat bilangan kuantum utama


Dengan mengetahui jejari orbit elektron, dapat ditentukan energi elektron yang juga
terkuantisasi. Dari persamaan 141) dan 153) mengungkapkan


Demikian halnya jika dimasukkan harga harga konstanta, diperoleh


n, disebut bilangan kuantum utama.
Dengan demikian, tingkat energi terendah untuk atom hidrogen (n = 1) adalah -13.6
eV. Tingkat energi berikutnya (n = 2) adalah -3.4 eV. Tingkat energi ketiga (n = 3)
adalah -1.51 eV, dan seterusnya. Harga-harga energi ini adalah negatif, yang menyatakan
bahwa elektron berada dalam keadaan terikat dengan proton. Harga energi yang positif
berhubungan dengan atom yang berada dalam keadaan terionisasi yaitu ketika elektron
tidak lagi terikat, tetapi dalam keadaan tersebar.
Lintasan orbit terkecil diperoleh dengan n = 1, untuk lintasan orbit tersebut energi
ikatan elektron dalam atom adalah terkuat. Apabila n = ~, elektron tidak lagi mengitari
inti atom, energi ikatannya sama dengan nol, dalam keadaan seperti ini atom tersebut
terionisasi.

14


Selanjutnya, tinjau tentang spektrum atom hidrogen. Bila elektron berpindah lintasan
(transisi), misalkan dari lintasan A (n
A
) kelintasasan B (n
B
) seperti terlihat dalam gambar
33, maka energi foton yang dipancarkan. Dari persamaan 150) dan 156) menghasilkan

+
Ternyata cocok dengan rumus empirik (hasil eksperimen) Balmer, lihat persamaan
142). Dengan


Jika dimasukkan harga harga tetapan diperoleh :
R= 1,0894 x 10
7
m
-1

adalah sesuai dengan harga tetapan Rydberg seperti dalam persamaan 148)
Jika garis garis spektrum deret ; Lyman misalnya, terbentuk bila elektron berpindah
ke lintasan terdalam dengan bilangan kuantum n = 1. Dalam hal ini n
B
= 1 dan n
A
= 2, 3,
4 ...
Dengan penalaran yang sama untuk deret ; Balmer, Paschen, Brackett, dan Pfund. Di
bawah ini tampak diagram tingkat energi untuk atom Hidrogen.


15






Dengan teori kuantum, Bohr juga menemukan rumus matematika yang dapat
dipergunakan untuk menghitung panjang gelombang dari semua garis yang muncul
dalam spektrum atom hidrogen. Nilai hasil perhitungan ternyata sangat cocok dengan
yang diperoleh dari percobaan langsung. Namun untuk unsur yang lebih rumit dari
hidrogen, teori Bohr ini ternyata tidak cocok dalam meramalkan panjang gelombang
garis spektrum. Meskipun demikian, teori ini diakui sebagai langkah maju dalam
menjelaskan fenomena-fenomena fisika yang terjadi dalam tingkatan atomik. Teori
kuantum dari Planck diakui kebenarannya karena dapat dipakai untuk menjelaskan
berbagai fenomena fisika yang saat itu tidak bisa diterangkan dengan teori klasik.
ATOM- ATOM LAIN
Untuk sistem satu elekktron lain, seperti ion He
+
dan Li
2+
, model atom Bohr
tersebut sangat tepat sehingga kita menyimpulkan pengaruh dari perubahan muatan
inti Z, dengan cara :

16


Dimana

dan

merupakan gambaran-gambaran yang telah dinyatakan untuk


atom hidrogen. Untuk inti yang bermuatan lebih besar energi stabilisasi elektronnya
lebih besar dan orbitnya lebih mendekati inti.


- Kelebihan dan Kelemahan Teori Bohr
o Keberhasilan teori Bohr terletak pada kemampuannya untuk meeramalkan garis-
garis dalam spektrum atom hidrogen
o Salah satu penemuan adalah sekumpulan garis halus, terutama jika atom-atom
yang dieksitasikan diletakkan pada medan magnet

Kelemahan
Struktur garis halus ini dijelaskan melalui modifikasi teori Bohr tetapi teori ini
tidak pernah berhasil memerikan spektrum selain atom hydrogen
Belum mampu menjelaskan adanya stuktur halus(fine structure) pada spectrum,
yaitu 2 atau lebih garis yang sangat berdekatan
Belum dapat menerangkan spektrum atom kompleks
Itensitas relatif dari tiap garis spektrum emisi.
Efek Zeeman, yaitu terpecahnya garis spektrum bila atom berada dalam medan
magnet.


III. KESIMPULAN
Kelemahan dari teori atom Rutherford
o Mekanik : Hukum Newton
o Listrik : Hukum Coulomb
o Elektromagnetik : partikel bermuatan yang sedang bergerak akan
meradiasikan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik
o Energi berkurang, sambil berputar elektron bergerak menuju proton

17
o Kenyataannya atom selalu stabil
o Fisika klasik gagal karena menggunakan pendekatan partikel murni dan
gelombang murni
Bohr memperbaiki kelemahan model atom Rutherford. Untuk menutupi kelemahan model
atom Rutherford, Bohr mengeluarkan empat postulat. Gagasan Bohr menyatakan bahwa
elektron harus mengorbit di sekeliling inti.
Dengan menggunakan spektrum atom hidrogen Bohr menjelaskan teori atomnya
Model Bohr disambut sebagai langkah maju yang penting karena dengan cara
memberi jarak pada orbit elektron,dapat menjelaskan spektrum cahaya dari
sebuah atom.
Elektron dapat berpindah dari satu orbit ke orbit lain dengan cara lompatan
kuantum, dan lompatannya selalu melibatkan emisi atau absorpsi kuantum utuh
dengan jumlah energi ekuivalen dengan hf atau kelipatannya,tapi tidak pernah
ada nilai diantaranya.
Bohr masih memakai hukum newton disamping beberapa postulat lain, nilai
teori bohr tidaklah pada prediksi yang dapat dihasilkan tetapi pada pengertian
dan hukum yang baru di ungkapkan.



IV. DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga
Gribbin, John. 2003. Fisika Kuantum. Jakarta : Erlangga
------. 2005. Bengkel Ilmu : Fisika Modern. Jakarta : Erlangga
Krane, Kenneth. 1988. Fisika Modern. Jakarta : UI Press
http://id.wikipedia.org/wiki/Model_Bohr
Elektro Indonesia no. 31/VI (Mei 2000)

Anda mungkin juga menyukai