Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BAHASA INDONESIA

KELOMPOK :
HUTOMO PANJI AHMAD
MUHAMAD RISKAN
HUDAYA PUTRA HUTAMA
ACHMAD FAISAL SUJARWANTO
NICO OKTO WAHYU HARTAMA
TRIKA OKTAVIANI


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2014
Antara 54 jtl 45 jtl (Eosen), di wilayah Lautan Hindia terjadi
reorganisasi lempeng ditandai dengan berkurangnya secara mencolok
kecepatan pergerakan ke utara India. Aktifitas pemekaran di sepanjang
Wharton Ridge, suatu pusat pemekaran berarah baratdaya timurlaut
yang berhenti aktifitasnya pada anomali 20 (45,6 jtl) yang
keberadaanya diindikasikan pertama kali oleh McDonald (1977, dalam
Liu dkk.,1983), berhenti atau mati tidak lama setelah pembentukan
anomali 19 atau 45 jtl. Berkurangnya secara mencolok gerak India ke
utara dan matinya Wharton Ridge ini diinterpretasikan sebagai
pertanda kontak pertama Benua India dengan zona subduksi di selatan
Asia dan menyebabkan terjadinya tektonik regangan (extension
tectonics) di sebagian besar wilayah Asia Tenggara yang ditandai
dengan pembentukan cekungan-cekungan utama (Natuna, Sumatra,
Sunda, Jawa Timur, Barito, dan Kutai) dan endapannya dikenal sebagai
endapan syn-rift. Pelamparan extension tectonics ini berasosiasi
dengan pergerakan sepanjang sesar regional yang telah ada
sebelumnya dalam fragmen mikrokontinen. Konfigurasi struktur
basement mempengaruhi arah cekungan syn-rift Paleogen di wilayah
tepian tenggara Sundaland (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan Tenggara) (
Gambar 2.2 B )

Sumber tugas kami ambil dari Widiasworo,
anindiyo., 2011, Geologi Dan Studi Fasies
Turbidit Formasi Sambipitu Daerah Ngalang,
Kecamatan Ngalang, Kabupaten Gunungkidul,
Propinsi D.I.Yogyakarta,
Yogyakarta:mengungkapkan bahwa ada
beberapa kesalahan dalam penulisan.
Kesalahan
Antara 54 jtl 45 jtl (Eosen), di wilayah Lautan Hindia terjadi
reorganisasi lempeng ditandai dengan berkurangnya secara mencolok
kecepatan pergerakan ke utara India. Aktifitas pemekaran di sepanjang
Wharton Ridge, suatu pusat pemekaran berarah baratdaya timurlaut
yang berhenti aktifitasnya pada anomali 20 (45,6 jtl) yang
keberadaanya diindikasikan pertama kali oleh McDonald (1977, dalam
Liu dkk.,1983), berhenti atau mati tidak lama setelah pembentukan
anomali 19 atau 45 jtl. Berkurangnya secara mencolok gerak India ke
utara dan matinya Wharton Ridge ini diinterpretasikan sebagai
pertanda kontak pertama Benua India dengan zona subduksi di selatan
Asia dan menyebabkan terjadinya tektonik regangan (extension
tectonics) di sebagian besar wilayah Asia Tenggara yang ditandai
dengan pembentukan cekungan-cekungan utama (Natuna, Sumatra,
Sunda, Jawa Timur, Barito, dan Kutai) dan endapannya dikenal sebagai
endapan syn-rift. Pelamparan extension tectonics ini berasosiasi
dengan pergerakan sepanjang sesar regional yang telah ada
sebelumnya dalam fragmen mikrokontinen. Konfigurasi struktur
basement mempengaruhi arah cekungan syn-rift Paleogen di wilayah
tepian tenggara Sundaland (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan Tenggara)
( Gambar 2.2 B )

ANALISIS
Antara 54 jtl 45 jtl (Eosen), di wilayah Lautan Hindia terjadi
reorganisasi lempeng ditandai dengan berkurangnya secara
mencolok kecepatan pergerakan ke utara India. Aktifitas pemekaran
di sepanjang Wharton Ridge, suatu pusat pemekaran berarah
baratdaya timurlaut yang berhenti aktifitasnya pada anomali 20
(45,6 jtl) yang keberadaanya diindikasikan pertama kali oleh
McDonald (1977, dalam Liu dkk.,1983), berhenti atau mati tidak
lama setelah pembentukan anomali 19 atau 45 jtl. Berkurangnya
secara mencolok gerak India ke utara dan matinya Wharton Ridge
ini diinterpretasikan sebagai pertanda kontak pertama Benua India
dengan zona subduksi di selatan Asia dan menyebabkan terjadinya
tektonik regangan (extension tectonics) di sebagian besar wilayah
Asia Tenggara yang ditandai dengan pembentukan cekungan-
cekungan utama (Natuna, Sumatra, Sunda, Jawa Timur, Barito, dan
Kutai) dan endapannya dikenal sebagai endapan syn-rift.
Pelamparan extension tectonics ini berasosiasi dengan pergerakan
sepanjang sesar regional yang telah ada sebelumnya dalam
fragmen mikrokontinen. Konfigurasi struktur basement
mempengaruhi arah cekungan syn-rift Paleogen di wilayah tepian
tenggara Sundaland (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan Tenggara)
(Gambar 2.2 B)

Jadi untuk penulisan dalam suatu kalimat
paragraf ilmiah yang akan bertemu dengan kata-
kata asing seharusnya kata tersebut
diketik/dicetak miring atau italic. Sesudah dan
sebelum tanda kurung tidak menggunakan
spasi.



TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai