Anda di halaman 1dari 10

Kegagalan Konstruksi Gedung Pada

Daerah Bukit Hambalang


KELOMPOK 3 :
ANGGORO DWI CAHYO NUGROHO (121101034)

MARSHEL YUSUF MAROETHA (121101050)


DIDI SAHKANDI (121101057)
MUHAMAD RIZKAN (121101061)
HERMAN VALMAR DA SILVA LACCRUNA (121101063)

ASTRI LINDA HASTUTI (121101049)


DANIEL BRIAN JUANITO WAMBRAUW (121101055)
GURES AL BAHAR (121101060)
HUDAYA PUTRA HUTAMA (121101062)

NICO OKTO WAHYU HARTAMA(121101071)

Bukit Hambalang terletak pada sebelah selatan Jakarta dan pada tepi
utara Gunung Gede. Pada lereng bukit sebelah baratlaut didirikan
sebuah konstruksi berupa komplek gedung bertingkat yang akan
digunakan sebagai pusat pelatihan olahraga nasional. Keadaan daerah
yang sejuk dan pemandangan yang indah diduga menjadi alasan
pemilihan daerah ini. Namun belum hingga selesai pembangunan,
sejumlah gedung roboh akibat tanah yang menjadi dasar berdirinya
gedung mengalami penurunan atau amblesan serta gerakan massa.
Akibatnya pembangunan menjadi terhambat dan biaya pembangunan
menjadi membesar. Turunnya muka tanah ini diakibatkan kondisi
litologi basement bangunan yang berupa batulempung (Formasi
Jatiluhur). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kelalaian pada
saat perencanaan pembangunan yang mengakibatkan kegagalan
konstruksi.

LITHOLOGI
Daerah Bukit Hambalang terbentuk dari batuan breksi gunung api
yang berada diatas Formasi Jatiluhur. Breksi gunung api ini terdiri atas
lahar dan aglomerat. Fragmen berupa batuan beku berukuran kerikil
bongkah dengan matrik pasir. Secara stratigrafi lapisan breksi
gunung api ini memiliki umur yang lebih muda. Pada bagian bawah
Bukit Hambalang, tersusun dari Formasi Jatiluhur yang terdiri atas
perlapisan batulempung, napal dan batupasir kuarsa. Pada lokasi
secara umum didominasi oleh batulempung dengan ukuran butir
lempung, mud supported, komposisi berupa material sedimen
berukuran lempung dan mineral lempung.

STRUKTUR GEOLOGI
Pada daerah Hambalang memiliki struktur geologi yang cukup
intensif. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejumlah struktur berupa
antiklin dengan orientasi sumbu berarah barat-timur dan sesar-sesar
geser dengan orientasi berarah utara-selatan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa deformasi batuan pada daerah Bukit Hambalang
berlangsung intensif.

Morfologi
Bukit Hambalang memiliki ketinggian sekitar 630 m diatas muka air
laut. Dengan kemiringan lereng sebesar 150 hingga 250. Berdasarkan
klasifikasi bentang lahan dan kelas lereng Dessaunettes,1977 maka
Bukit Hambalang dikelaskan dalam perbukitan berlereng sedang.
Bukit Hambalang merupakan suatu cuesta dengan arah TenggaraBaratlaut dengan backslope mengarah Baratlaut.

Geologi teknik
Bukit Hambalang secara umum didominasi oleh batuan berukuran halus
yaitu lempung. Batuan ini memiliki porositas yang besar namun
permeabilitasnya kecil, akibatnya ketika terkena air maka akan menyerap
air dan mengalami ekspansi yang besar. Sebaliknya ketika kering maka
kandungan air akan menguap dan batuan akan menyusut mengakibatkan
pecah atau retak pada batuan.
Komposisi batuan yang berupa mineral lempung, memiliki karakteristik
berupa bentuk pipih, permukaan halus, resistensi yang rendah dan bersifat
elastik atau lentur.
Karakteristik komposisi yang demikian dan sifat porositas-permeabilitas
batulempung ini mengakibatkan batulempung memiliki sifat mekanik yang
lemah. Compressive strength dan tensile strengh dari batulempung sangat
rendah, akibatnya dengan gaya sedikit saja maka batuan akan rusak.

Tektonik dan deformasi pada daerah Bukit Hambalang berlangsung


intensif, sehingga batuannya akan banyak memiliki retakan/ fracture
baik kekar-kekar ataupun sesar. Bidang-bidang fracture ini akan
meningkatkan porositas batuan sehingga akan semakin menurunkan
sifat mekanik batuan.
Bukit Hambalang memiliki kelerengan maksimum + 250 dengan tinggi
630 m, adanya kelerengan yang cukup besar ini mengakibatkan
kestabilan lereng rendah sehingga rentan terhadap gerakan massa.
Kerentanan ini diakibatkan pula oleh batuan penyusun yang berbutir
halus sehingga angle of repose nya juga berukuran kecil.

Perencanaan kontruksi
Konstruksi dibuat pada bagian lereng (dipslope) sebelah barat laut,
yang dibuat mencakup wilayah yang cukup luas dengan total
bangunan yang banyak sehingga kosntruksi ini memiliki total massa
yang besar. Akibatnya dasar konstruksi akan mendapat gaya tekan
yang besar, sementara konstruksi dibangun dengan ground berupa
batulempung yang memiliki kekuatan lemah karena faktor litologi
struktur geologi dan morfologi seperti dibahas sebelumnya. Akibatnya
pada musim kering akan terbentuk retakan-retakan tanah yang
memicu retakan pada konstruksi, sementara pada saaat musim
basah/hujan maka batulempung akan ambles dan terdorong
menuruni lereng. Hal ini terjadi pada tanggal 14-15 Desember, yaitu
berupa amblesan seluas 1000m2.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai