Anda di halaman 1dari 3

Putu Calista Gitta K/1106052745

Pengaruh Canai Dingin Terhadap Austenit Sisa pada Material Austempered


Ductile Iron

Austempered Ductile Iron (ADI) berasal dari Besi Tuang Nodular yang diberikan
perlakuan austemper dengan penambahan sejumlah kecil nikel, tembaga, atau
molybdenum untuk meningkatkan hardenability. Austempering akan menimbulkan
nukleasi dan pertumbuhan ferrite acicular sedangkan karbon akan masuk ke dalam fasa
austenite. Hasil dari perlakuan ini adalah terbentuknya acicular ferrite dalam austenite
yang kaya karbon yang disebut sebagai fasa ausferrite dengan grafit berbentuk
spheroidal.

Gambar 1. Tahapan Proses Austempering
Waktu dan temperature austenisasi harus terkontrol untuk memastikan
pembentukan austenite yang halus dan memiliki kadar karbon yang seragam. Waktu
quench juga harus dikontrol untuk menghindari pembentukan pearlite di sekitar grafit
nodular yang dapat mengurangi sifat mekanisnya. Temperatur quench harus diatas
temperature pembentukan martensite. Jika temperature quench terlalu rendah
austenite sisa akan sedikit bahkan dapat terbentuk fasa martensite. Morfologi akhir dari
fasa ausferrite ditentukan dari jumlah, bentuk, dan ukuran dari ferrite berbentuk
platelet pada tahap pertama reaksi austempering.
Ketika martensite diberikan perlakuan canai dingin lalu di uji tarik didapatkan
grafik sebagai berikut




Gambar.2. Kurva ln True Stress vs ln True Strain pada
ADI yang telah dicold rolling

Putu Calista Gitta K/1106052745
Pada regangan sebesar 0,0094 terdapat pertambahan kemiringan dari grafik.
Adanya perubahan ini disebabkan karena adanya efek TRIP yang terjadi (transformation
induced plasticity) yaitu transformasi yang terjadi karena adanya pemberian tegangan
dari pengerjaan yang dilakukan pada benda. Ketika dilakukan canai dingin, austenite sisa
mengalami deformasi plastis. Pada regangan yang lebih tinggi, proses deformasi
dipengaruhi oleh pembentukan martensit. Hal ini menyebabkan ada bagian kurva true
stress vs strain yang meningkat lebih ekstrem dikarenakan pembentukan fasa
martensite yang keras. Semakin rendah kadar karbon yang terdapat dalam austenite
maka regangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan martensit akan semakin kecil dan
energy pembentukan martensitnya juga semakin kecil.
Terdapat dua tipe martensit yang terbentuk dari hasil deformasi. Tipe pertama
adalah martensit yang berbentuk lath yang bernukleasi pada twin boundaries atau twin
intersection. Tipe kedua adalah martensit yang berbentuk plat yang terbentuk pada
daerah yang dipengaruhi oleh proses presipitasi homogen selama austemper dari
karbida dalam austenite. Tipe martensite kedua mengandung karbida yang lebih
besar dibandingkan pada austenite sebelum deformasi.
Martensit yang terbentuk pada ADI bersifat getas karena tinggi kadar
karbonnya. Jika daerah austenite sisa besar, hanya akan terbentuk martensit yang
pendek dan dapat meningkatkan ketangguhan ADI. Sehingga, ADI yang diaustemper
pada temperature yang lebih rendah dan memiliki ausferrite yang lebih halus akan
meningkat ketangguhannya jika dilakukan canai dingin. Sedangkan jika diaustemper
pada temperature yang lebih tinggi, austenite sisa banyak dan butir ferrite kasar,
sehingga martensit yang terbentuk banyak dan panjang dan dapat menurunkan
ketangguhan ADI. Selain itu semakin besar reduksi pada canai dingin, semakin banyak
martensit yang terbentuk.

Gambar.3. Mikrostruktur ADI pada besar reduksi yang berbeda

Putu Calista Gitta K/1106052745
Referensi :
http://www.keytometals.com/page.aspx?ID=CheckArticle&site=kts&NM=243
http://www.uctm.edu/bg/j2009-3/1_Revew_Jekova_213-228.pdf
http://www.me-
journal.org/journalpapersub/Global/DownloadService.aspx?PARAMS=SUReNTc5
OQ_0_0

Anda mungkin juga menyukai