Anda di halaman 1dari 37

Prinsip perencanaan frekuensi

TV Siaran di Indonesia
Denny Setiawan
Direktorat Kelembagaan Internasional
Ditjen Postel-Dephub
Rapat Koordinasi Nasional KPI
Hotel Preanger, andung, ! Desember !""#
!
Latar belakang

Sejarah

$%&"-$%%&' Dua regulator teknis

Ditjen R()-Deppen*RRI' +rekuensi RRI, (,RI

Ditjen Postel' +rekuensi Radio Swasta, (, swasta

$%%- . !""$' Deppen bubar, i/in di Ditjen Postel

!""$ . !""0' anyak regulator pemberi i/in

Pemda diberi wewenang memberi i/in +rekuensi untuk (,


Siaran lokal1

Ditjen Postel memberi i/in +rekuensi seperti biasa

22 No10! * !""! Penyiaran

Pembentukan KPI, wewenang i/in siaran ke KPI

!""#'3 (ransisi KPI, menunggu Peraturan Pemerintah


0
Kronologis Perizinan TV

(,RI ' sejak tahun $%4"-an

(, swasta terbatas dengan dekoder

R5(I wilayah 6akarta -7 tahun $%-&, Kep1 Direktur (,RI

S5(, wilayah Surabaya -7 tahun $%-%, Kepdirjen R()

(, swasta terbatas tanpa dekoder 8+ree-to-air9

R5(I wilayah 6akarta -7 tahun $%%", Kepdirjen R()

S5(, wilayah Surabaya -7 tahun $%%", Kepdirjen R()

Kebijakan ! programa (,RI dan : programa (, swasta nasional -7 Kepmen Penerangan


No1"#; tahun $%%0

I/in (, nasional untuk R5(I -7 $%%0, Kepdirjen R()

I/in (, nasional untuk S5(, -7 $%%0, Kepdirjen R()

I/in (, nasional untuk ;N(<,<, IND=SI;R, (PI -7 $%%#

22 No1!# tahun $%%&, penyelenggara (, hanya (, nasional

Kebijakan penambahan : programa (, swasta nasional terbatas 8Ibu Kota pro>insi9 -7


Kepmen Penerangan 0#- (ahun $%%-

22 No1!! (ahun $%%% dan PP No1!: tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah

Keruwetan pemberian I/in (, Siaran lokal dan Radio Siaran lokal

22 Penyiaran No10! tahun !""! disahkan akhir tahun !""!


#
Permasalahan

2ndang-undang penyiaran No10! tahun !""!'

?embuka peluang (, lokal

?elarang penyelenggaraan (, swasta nasional ke@uali berjaringan dengan


tele>isi lokal1

?engi/inkan didirikannya lembaga penyiaran komunitas

Dengan berkembangnya jumlah penyelenggara siaran tele>isi di


Indonesia, maka yang menjadi masalah penting adalah pengaturan
penggunaan +rekuensi saluran1

6ika semua penyelenggara siaran yang sudah ada dan yang akan
didirikan harus ditampung dalam setiap daerah layanan yang sama
yang berada di setiap ibukota propinsi atau kabupaten, penataan
saluran menjadi sulit, karena penggunaannya tetap harus
mempertimbangkan beberapa persyaratan teknis yang ada untuk
menghindari terjadinya inter+erensi1

(eknologi (, Digital dapat memiliki beberapa kelebihan dalam kualitas


dan jumlah program1 Kanal untuk (, Digital perlu disiapkan1
:
Perencanaan Frekuensi TV
Siaran di Indonesia

Peren@anaan ini adalah membuat suatu pedoman penataan dan penggunaan


saluran tele>isi bagi setiap penyelenggara siaran tele>isi di Indonesia, agar
penggunaan saluran dapat dilakukan se@ara e+isien dan benar, sehingga akan
diperoleh hasil penerimaan siaran yang baik sesuai standard di dalam daerah
jangkauan masing-masing, tanpa adanya gangguan inter+erensi dari peman@ar
atau sumber +rekuensi lain yang dapat mengganggu kenyamanan publik
menonton tele>isi1

;turan dan ketentuan yang dipakai dalam peren@anaan ini telah


mempertimbangkan berbagai aspek teknis yang berpengaruh pada penerimaan
siaran tele>isi antara lain si+at propagasi gelombang radio, kondisi geogra+is
wilayah, standard penerimaan kuat medan yang baik, inter+erensi dan prote@tion
ratio1

Dukungan pengalaman lapangan juga sangat membantu untuk memperoleh


hasil peren@anaan yang optimal bisa di@apai, tanpa dipengaruhi +aktor lain di
luar pertimbangan teknis1

Ailayah layanan atau jangkauan siaran dari sebuah stasiun peman@ar tele>isi
pada kenyataanya tidak mungkiin dibatasi hanya pada batas wilayah
administrati+ pemerintahan, karena si+at perambatan gelombang
elektromagnetik, sehingga kemungkinan dapat melewati batas daerah
kabupaten, bahkan batas daerah pro>insi1
4
Peren@anaan )rekuensi (, Siaran
di Indonesia

Distribusi kanal +rekuensi untuk satu daerah, akan sangat tergantung


dengan daerah lain yang bersebelahan 8kurang lebih s*d radius !:" km9

Kondisi eksisting pengguna (, Siaran 8! programa (,RI dan : programa


(, swasta nasional dan : programa (, swasta nasional terbatas9
sebetulnya melebihi kapasitas

Pita ,H), hampir semua kanal +rekuensi digunakan (,RI men@akup sekitar
-"B wilayah Indonesia

Pita 2H), master plan +rekuensi awal 8th1%"-an9 adalah & kanal +rekuensi di
setiap wilayah di Indonesia1 ;kibat kebijakan Deppen th1$%%- 8: (, swasta
nasional baru9, terpaksa dijatahkan $$ kanal +rekuensi untuk Ibu Kota
Pro>insi 8jatah daerah bersebelahan dengan IKP dikurangi9

Dasar peren@anaan distribusi +rekuensi (, siaran adalah kondisi eksisting


peman@ar (, siaran, @akupan wilayah layanan yang seluas-luasnya 8dapat
meliputi beberapa wilayah kabupaten*kodya, bahkan bisa meliputi beberapa
pro>insi9, potensi ekonomi serta jumlah pemirsa1

2ntuk daerah yang bersebelahan dengan negara lain 8terutama sebagian


besar pro>insi di Sumatera, Kalimantan9, perlu dikoordinasikan +rekuensi
se@ara bilateral dengan negara tetangga tsb 8?alaysia, Singapura, dsb9
&
Prinsip perencanaan frekuensi TV

Distribusi kanal tergantung parameter teknis, luas wilayah siaran


8termasuk daya pan@ar, tinggi antena, lokasi, dsb9, prote@tion ratio,
spasi +rekuensi serta arah gain antena

2ntuk menghitung' jarak minimum antara dua peman@ar1 esarnya


ber>ariasi tergantung parameter teknis1

Dalam planning, memakai asumsi Cdi darat, dan datarD1 2ntuk kondisi
seperti pegunungan, bukit, laut, dsb, ada +aktor koreksi, membutuhkan
perhitungan tambahan, juga pengukuran

Sangat dianjurkan dalam wilayah layanan yang sama, tower pada lokasi
yang sama, karena pemirsa menggunakan antena penerima yang
diarahkan1 ila tower tidak sama, maka pemirsa terpaksa membeli dua
antena, atau siaran penerimaannya tidak optimal1
-
Sejarah perencanaan frekuensi TV UF

(hn $%%"-an' (,RI dan Ditjen R() bekerjasama dengan 6I5; eEpert
telah membuat plan +rekuensi nasional untuk & kanal dengan wilayah
siaran nasional

(hn $%%- . ?enpen saat itu meminta dibuka : penyelenggara (, baru1


(erpaksa untuk mengakomodasinya, planning diubah tambal sulam1

Kondisi eksisting'

Dalam wilayah layanan yang sama, lokasi tower berbeda-beda1

Fokasi peman@ar (,RI dan peman@ar (, swasta, banyak yang tidak sama1
Sehingga daerah wilayah layanannya tumpang tindih1

Sejumlah (, lokal diberikan i/in oleh Pemda, +rekuensinya tidak teren@ana


dengan baik

(hn1 !""0 - K?1&4 ren@ana induk (,-2H)' master plan Ditjen R()
tahun $%%"-an dan modi+ikasi untuk mengakomodasi penambahan (,
di kota-kota besar1
%
Standar TV

Standar sistem (, berwarna analog' N(S5


8;merika9, P;F 8<ropa9, S<5;? 86epang9

Standar (, di Indonesia' ,H)' P;F-, 2H)' P;F-G

Standar sistem suara stereoa di Indonesia' NI5;?

Standar sistem (, digital di dunia' D,-( 8<ropa9,


ISD-( 86epang9, ;(S5 8;merika9

Saat ini Indonesia se@ara de jure belum


menentukan standar (, Digital1 (etapi se@ara de-
+a@to untuk (, Kabel dan (, Satelit digital
menggunakan D,1
$"
Kanal frekuensi TV
Pita
)rekuensi
atas
)rekuensi
8?H/9
andwidth
Saluran
8?H/9
Nomor
Saluran
6umlah
Saluran
,H) and I :# . 4- & ! dan 0 !
,H) and III $&# . !0" & # s*d $$ -
2H) and I, H , #&- . -"4 - !! s*d 4! #$

IDi suatu wilayah layanan, tidak semua kanal bisa digunakan1
I(erdapat sejumlah pembatasan-pembatasan penetapan kanal, antara lain'
I5o-@hannel inter+eren@e 8n9
I;dja@ent-@hannel inter+eren@e 8n-$ atau nJ$9
IImage @hannel inter+eren@e 8nJ: untuk ,H), nJ% untuk 2H)9
I)rekuensi harmonik
$$
Pembatasan kanal
and Saluran yang digunakan Saluran yang dihindari
I ! 0
0 !
III # :
: # dan 4
N nJ$ dan n-$
I,dan , !$ !!
!! !$ dan !0
N nJ$ dan n-$

;dja@ent 5hannel 8kanal tetangga9
and Saluran yag
digunakan
Saluran yang dihindari
,H) ! # dan :
0 :, &, dan -
,H) thd 2H) # !&
: 0" dan 0!
4 00 dan 0:
& 0: dan 0&
- 0- dan #"
% #$ dan #0
$" #0 dan #:
$$ #4 dan #-
2H) n tidak ada

atasan +rekuensi harmonik
$!
Pengelompokkan kanal TV UF
di Indonesia
5hannel
Group
5h1 2H) 5h1 2H) 5h1 2H) 5h1 2H) 5h1 2H) 5h1 2H) 5h1 2H)
; !! !# !4 !- 0" 0! 0#
D !0 !: !& !% 0$ 00 0:
04 0- #" #! ## #4 #-
< 0& 0% #$ #0 #: #& 0%
5 :" :! :# :4 :- 4" 4!
) :$ :0 :: :& :% 4$ 40

$0
Protection !atio

Protection Ratio adalah nilai minimum perbandingan yang harus


diperoleh antara sinyal yang diinginkan dengan sinyal yang tidak
diinginkan 8pengganggu9 di suatu daerah layanan, sehingga di
lokasi tersebut dapat diperoleh penerimaan sinyal tele>isi dengan
kualitas yang baik1

5o-@hannel prote@tion ratio (, ;nalog


Non Pre@ision =++set Pre@ision =++set Nominal =++set
8Fine )reKuen@y9 (
8d9
5
8d9
)reKuen@y =++set (
8d9
5
8d9
)reKuen@y =++set
" #: :! " - - -
-# * $! 0" #" -!41""" H/ !! !! -!41"!: H/
-- * $! 0" #" -:!1""" H/ !! !& -:!1":" H/

;dja@ent 5hannel Prote@tion Ratio
Fower ;dja@ent 5hannel -% d
2pper ;dja@ent 5hannel -$! d

;dja@ent @hannel prote@tion ratio (, ;nalog


$#
"ilai field strength
minimum dan maksimum

atas jangkauan suatu peman@ar tele>isi ditentukan oleh nilai


minimal penerimaan kuat medan 8+ield strength9 sinyal gambar1
Sesuai rekomendasi I(2-R (1#$&, besarnya kuat medan dalam
8d,*m9 terlihat pada tabel berikut1

Nilai field strength tersebut diperhitungkan untuk titik jangkauan


terjauh dari lokasi pemancar.

?aksimum +ield strength yang diperbolehkan dalam suatu ser>i@e area


adalah 7 $$" dL,*m yang diterima oleh lebih dari $ B populasi dalam
ser>i@e area tersebut, atau 7 $!" dL,*m yang diterima oleh lebih dari
",$ B populasi dalam ser>i@e area tersebut atau tidak lebih dari $""
orang1
and I and III and I, and ,
#- :: 4: &"

$:
Penempatan lokasi pemancar

Fetak lokasi peman@ar dan <RP yang diusulkan sebaiknya


diren@anakan sedemikian rupa sehingga akan di@apai kuat medan
maksimum sebagaimana yang dipersyaratkan, dan tidak menimbulkan
gangguan inter+erensi di daerah layanan lain1 Sebagai @atatan layanan
penyiaran tele>isi dengan daya yang tinggi dapat menyebabkan
inter+erensi yang serius pada layanan komunikasi, meskipun layanan
tele>isi telah memenuhi semua persyaratan teknis seperti radiasi di luar
band, dan telah dipisahkan dengan baik dari layanan lain1

Di dalam suatu daerah layanan, sebaiknya peman@ar tele>isi baru


berada @o-lo@ated dengan peman@ar tele>isi dan radio )?-,H) yang
ada, dan juga sebaiknya dapat menggunakan +asilitas 8menara, antena9
se@ara bersama terutama jika layanan yang akan diberikan berada
pada daerah yang sama1

;pabila beberapa stasiun peman@ar berada dalam satu lokasi tetapi


tidak menggunakan +asilitas antena dan menara se@ara bersama, maka
jarak orientasi dan tingginya harus dibuat sedemikian rupa untuk
men@egah terjadinya re+leksi dan re-radiasi1
$4
Prinsip perencanaan frekuensi
TV UF

Kanal 2H)' 5h1 !!-4! 8#$ kanal9

Dalam satu wilayah layanan yang sama, untuk (, analog'

(idak bisa adja@ent @hannel 8kanal sebelahnya9

Hindari selisih kanal %, image-@hannel inter+eren@e

Kombinasi kanal genap dan kanal ganjil saja

6umlah maksimum teoritis dalam satu wilayah layanan terisolasi adalah #$'! M
!" s*d !$ kanal1 (etapi tidak bisa semuanya digunakan, karena diperlukan untuk
mengakomodasi daerah layanan sekitarnya, serta juga untuk jatah gap +iller1
Gap +iller peman@ar daya pan@ar ke@il untuk menutup blank spot karena ada
halangan 8gunung, gedung tinggi, dsb91

Di ibu kota propinsi, sepanjang memungkinkan, jumlah maksimum, dengan


mempertimbangkan & kanal untuk jatah daerah sekitar lokasi tersebut, adalah
maksimum menjadi $# kanal1 8mengambil jatah daerah yg bersebelahan9

Dari $# kanal, perlu dipertimbangkan ! kanal untuk jatah (, digital1

5atatan' 5h1!!-!:, di beberapa daerah digunakan penyelenggara selular


analog N?(-#&" 8?obisel91 Perlu dikaji seksama agar tidak inter+erensi1 Hal ini
dapat mengurangi jumlah kanal yang dapat digunakan1
$&
#asar perhitungan $%

Planning ' Rekomendasi I(2-R (1#$&

)ieldstrength minimum '

and I, ' 4: d,*m

and , ' &" d,*m

Prote@tion Ratio 8d9

Steady (ropo

5o-@hannel ' :! #:

5o-@hannel o++set J#*-# ' #" 0"

Fower ;dja@ent ' $ -%

2pper ;dja@ent ' -! -$!

Image 5hannel 8NJ%9 ' % -$

Prediksi propagasi ' Rekomendasi I(2-R P10&" yang


diperbaharui dengan P1$:#4
$-
#asar perhitungan $&

;sumsi '

(inggi antena penerima pengukuran ' $" m

(inggi e+ekti+ antena peman@ar' <H;;(M$""m

Keandalan penerimaan sinyal '

:" B lo@ation

:" B time

(errain ' Darat, datar

Pengelompokkan kelas peman@ar

Fow Power, <RP daya sistem peman@ar di bawah $ kA

?edium Power, <RP daya sistem peman@ar di atas $ kA s*d :"


kA

High Power, <RP daya sistem peman@ar di atas :" kA


$%
P'"(UKU!)" '))T
<
H
;
;
(
0
$:
(INGGI R;(;-R;(;
P<R?2K;;N (;N;H
"
(
I
N
G
G
I

;
N
(
<
N
;
EHAAT : EFFEKTIF HIGH ABOVE AVERAGE TERRAIN
(TINGGI EFEKTIF YANG DIUKUR DARI RATA-RATA PERMUKAAN TANAH)
km
!"
P'!ITU"()" '!P
<RP 8dkA9
8kA9
<RP M P
tE
. F
+eed
J G
antena
(R;NS?I((<R
P=A<R (N 8kA9
8dkA9
F=SS )<<D<R 8d9
G;IN ;N( 8d9
dBkW = 10 Log (kW)
(kW) = 10 ^ (dBkW/10)
!$
*arak aman minimum

Peman@ar yang berada di lokasi ; dapat menjangkau wilayah


disekitarnya dengan jarak radius R$ yang dapat menerima +ield
strength pada ujung R$ M &# du>*m O jarak radius R! dengan +ield
strength pada ujung R! M 4: du>*m O jarak radius R0 yang dengan
+ield strength pada ujung R0 M $0 du>*mO
R 3
R 2
R 1
Tx A
!!
*arak minimum co+channel pada
perencanaan kanal TV
I 6arak aman minimum untuk penggunaan +rekuensi @o-@hannel harus memenuhi
@o-@hannel prote@tion ratio sebesar :! d1 6arak tersebut sama dengan jarak
R! dan peman@ar ; yang dapat menerima 4: du>*m 8R!;9 ditambah jarak R0
dari peman@ar yang dapat menerima $0 du>*m 8R09 M R!; J R01
R $
R !
R 0 R !
5 (E (E ;
!0
*arak minimum co+channel pada
perencanaan kanal TV
<RP
Peman@ar
Peman@ar ; Peman@ar N
=
; R
!;
R
0;
R
!
R
0

R
$;
J
R
$
R
$;
J
R
!

6arak
;man
$ Fow Fow $: km $"" km $: km $"" km $$: km $$: km $$: km
! Fow ?ed $: km $"" km 0" km !"" km !$: km $0" km !$: km
0 Fow High $: km $"" km 4" km :"" km :$: km $4" km :$: km
# ?ed ?ed 0" km !"" km 0" km !"" km !0" km !0" km !0" km
: ?ed High 0" km !"" km 4" km :"" km :0" km !4" km :0" km
4 High High 4" km :"" km 4" km :"" km :4" km :4" km :4" km

!#
*arak minimum adjacent+channel pada
perencanaan kanal TV
I 6arak aman minimum untuk penggunaan +rekuensi adja@ent-@hannel harus
memenuhi adja@ent-@hannel prote@tion ratio sebesar -% d1 6arak tersebut
sama dengan jarak R! dan peman@ar ; yang dapat menerima 4: du>*m
8R!;9 ditambah jarak R$ dari peman@ar yang dapat menerima &# du>*m
8R$9 M R!; J R$1
R $
R !
R 0
(E
(E ;
R !
!:
*arak minimum adjacent+channel pada
perencanaan kanal TV
<RP
Peman@ar
Peman@ar ; Peman@ar N
=
; R
$;
R
!;
R
$
R
!

R
$;
J
R
$
R
$;
J
R
!

6arak
;man
$ Fow Fow - km $: km - km $: km !0 km !0 km !0 km
! Fow ?ed - km $: km !" km 0" km 0- km 0: km 0- km
0 Fow High - km $: km #: km 4" km :4 km 4" km 4" km
# ?ed ?ed !" km 0" km !" km 0" km :" km :" km :" km
: ?ed High !" km 0" km #: km 4" km -" km &: km -" km
4 High High #: km 4" km #: km 4" km $": km $": km $": km

!4
PERENCANAAN SALURAN FREKUENSI (1/2)
PEMBATASAN PE
NETAPAN SALU
RAN FREK
41 salua!
"#ku#!s$
M#!%#ga& ga!ggua! $!'#"##!s$ (
)%o %&a!!#l $!'#"##!%# (!)
)ad*a%#!' %&a!!#l $!'#"##!%#
(!+1/!)1)
)$,ag# %&a!!#l $!'#"##!%# (!+-)
)"#ku#!s$ &a,o!$sa
PEREN.ANAAN
S.R NAS
Ko!d$s$ g#oga"$s /$l 0!d (
)N#gaa k#1ulaua!
)2$3a'as$ 1#gu!u!ga!
)P#,$sa&a! /$l (
U'aa)S#la'a! (P4 5a/a)
Baa')T$,u (Su,a'a6Sul)
PEREN.ANAAN
SALURAN L0N0ER
!&
PERENCANAAN SALURAN FREKUENSI (2/2)
PEREN.ANAAN
SALURAN L0N0ER
PERT0MBAN7AN
K8N20S0 N9ATA
)P#!:#l#!ggaa T; Eks$s'$!g
)Su<#: Po1agas$ 7#lo,3a!g
F#k ad$o 5a!gkaua! da#a&
la:a!a!
)K$'#$a '#k!$s *a!gkaua! la:a!a!
(s'a!da kua' ,#da!
1#!#$,aa!6#"##!s$ 1#!#$,aa!6
as$o 1o'#ks$ salua!)
7RUP
SALURAN
PETA
2AERA=
LA9ANAN
PETA
AL8KAS0
SAL FREK
T; U=F
!-
PEMANCAR
Batas Max Kat M!"a#
DAYA KE$UARAN
ANTENA (ERP)
T%t%& t!'(a' "a!'a)
(a*a#a# (t!st +,%#t)
SKEMA JANGKAUAN
G'+ -a('a# F'!&
!%

Pengelompokan dasar dalam 6 grup


(A,B,C,D,E,F) untuk kebutuhan 7 saluran di
tiap wilaah

!ntuk memenuhi kebutuhan lebih dari 7


saluran per wilaah dapat mengambil "atah
saluran dari wilaah tetangga konsekuensi
logis "ika tidak dapat dilakukan pengulangan
sal #rekuensi ang sama, akan mengurangi
"atah sal #rekuensi di wilaah tetangga tsb
GRUP SALURAN FREKUENSI
0"
Prosedur penetapan kanal
frekuensi

Sesuai pola dasar 8& kanal utama9 . Group kanal

Ditentukan wilayah layanan sesuai dengan ?aster Plan (, 2H)1

Dipilih lokasi peman@ar yang sesuai

Dihitung <RP peman@ar yang tidak menyebabkan melebihi batasan yang ditentukan1

Di luar pola dasar 8& kanal utama9

Penambahan kanal untuk peman@ar berdaya pan@ar besar

Dalam keadaan yang memaksa di satu wilayah siaran dapat ditambah saluran baru di
luar & 8tujuh9 saluran yang telah diren@anakan1

Dengan digunakannya saluran yang diren@anakan untuk wilayah lain mengakibatkan


berkurangnya jumlah saluran, atau bahkan tidak ada lagi saluran yang bisa digunakan di
wilayah tersebut1 Hal ini mengandung konsekuensi bahwa jumlah stasiun peman@ar baru
yang bisa dibangun di daerah tersebut akan berkurang dari & saluran yang disediakan,
sehingga mungkin perlu dilakukan seleksi atau pertimbangan lain yang lebih luas bagi
penyelenggara siaran yang mengajukan usulan baru1

Penambahan kanal untuk gap +iller dan (, komunitas 8low power9

Stasiun penyiaran gap +iller dan (, komunitas tidak selalu ada disetiap wilayah,
melainkan hanya ada di wilayah tertentu, yaitu wilayah dimana komunitas tersebut
tinggal1

Dengan demikian kebutuhan +rekuensi saluran untuk mengatasi blank spot 8gap +iller9
dan penyiaran komunitas memiliki kesamaan, yaitu untuk ser>i@e area yang tidak luas,
dan tidak harus ada di seluruh wilayah nasional1 Karena itu proses penetapan +rekuensi
saluran (, untuk keperluan blank spot 8gap +iller9 dan penyiaran (, komunitas dilakukan
diluar Pola Dasar1
0$
PETA AREA LAYANAN TV SIARAN UHF JABOTABEK DAN
JABAR
D<P;R(<?<N P<RH22NG;N
0!

Ba#"#./Pa"/C%0
a)%/C%a#1'
G',+ B 2 C
33/34/56/52/55/53
/54/76/72/75/73/7
4/36/32
C%(!.,#
G',+ F
77/78/31
Pa#"!.(a#.
G',+ C
76/72/75/73
/74/36/32
Ma(%#.+%#.
G',+ A
22/25/23/24
/36/32/35
P!(9)a# Rat
G',+ D
27/33/37
-&a90%
G',+ A
22/25/23/24
/36/32/35
C%a#1' -!(ata#
G',+ E
3:/38/51/53/57/
5:/58
;a9,ta9!&
G',+ D/ E// 2 F
23/2:/28/31/3:/38/5
1/53/57/5:/58/
51,53,57
P'<a&a'ta
G',+ F
77/78/31

C%'!9,#/I#"'a0a*
/K#%#.a#
G',+ B
33/34/56/
52/55/53/54

Ga't/Tas%&/C%a0%s
G',+ A
22/25/23/24/36/32/3
5
CONTOH PETA SALURAN FREK TV DI JABOTABEK
DAN JABAR
KET :
Bold : Ka#a( Ta09a)a# = 0!#1a"%
11 &a#a(
Ka#a( UHF 22-32 > 51 &a#a(
G'+ A : 22/25/23/24/36/32/35
G'+ B : 33/34/56/52/55/53/54
G'+ C : 76/72/75/73/74/36/32
G'+ D : 23/37/3:/38/31/33/37
G'+ E : 3:/38/51/53/57/5:/58
G'+ F : 71/73/77/7:/78/31
D<P;R(<?<N P<RH22NG;N
00
PETA AREA LAYANAN TV SIARAN UHF JATENG DAN
JOGYAKARTA
D<P;R(<?<N P<RH22NG;N
0#
P'<,&!'t,/B*0as/
P'9a(%#..a/K90!#/
C%(a?a+
G',+ E
3:/38/51/53/57/5:/5
8

B'!9!s/T!.a(/P0a(a
#./P!&a(,#.a#
G',+ F
71/73/7:/78/31
P'<,'!1,
G',+ F
71/73/77/7:/
78/31
Ma.!(a#./-a(at
%.a/T!0a#..#
.
G',+ C
76/72/75/73/74/
36/32

-!0a'a#./K!#"a(/U
#.a'a#/D!0a&/K"
s
G',+ D 2 E
23/27/2:/28/31/33/3
7
37,39,41,43,45,47,4
9
;!+a'a
G',+ F
71/73/77/7:
/31
B(,'a/C!+
G',+ C
76/72/75/73/74/
36/32

;,.*a&a'ta/-,(,/-(!0a#/@t!
s
G',+ A 2 B
22/25/23/24/36/32/35/36,38,
40,42,44,46,48
C$%&$' PE&A (A)!*A% F*E+ &, D- .A&E%/
0 .$/1A+A*&A
-,(,/K(at!#/Ka#*a'/
@.%'%/B(a(%
G',+ B
55/53/54
D<P;R(<?<N P<RH22NG;N
0:
C$%&$' PE&A (A)!*A% F*E+ &, D- .A&-2
Ma"%#/N.a<
%M.ta#/P',.,
G',+ B
33/34/56/52/5
5/53/54
Pa?%ta#
G',+ D
23/27/2:/28/31
33/37
T'!#..a(!&
G',+ C
76A72/75/73/74/
36/32

-'a9a*a/$a0,#.a#/
G'!s%&/M,1,&t,/Pas
'a#/Ba#.&a(a#
G',+ A2C
22/25/23/24/36/32/3
5
50,52,54,56,58,60,6
2

T9a#/B,1,#!.,'
,
G',+ E
3:/38/51/53/57/5:
/58
K!"%'%/Pa'!/Kts,#,/
;,09/B(%ta'/Ta.#.
G',+ F
71/73/77/7:/31
;!09!'
G',+ C
76/72/75/73/7
4/36
Ma(a#.
G',+ B
33/34/56/52
/55/53/54
-%t9,#",
G',+ E
3:/38/51/53/5
7/5:/58
Ba#*<a#.%
G',+ B
33/34/56/52/5
5/53/54
Pa0!&asa#/
-0!#!+
G',+ B
33/34/56/52/55/53/54
D<P;R(<?<N P<RH22NG;N
04
Usulan Kebijakan Perizinan Frekuensi
TV Siaran dari sisi teknis

Kemungkinan kanal +rekuensi (, sangat terbatas 8dibandingkan )?91 2ntuk band 2H)
maksimal $! s*d $0 kanal (, analog, $ kanal (, digital untuk wilayah layanan ibu kota
pro>insi1 Dan & kanal (, analog untuk wilayah lainnya1

?engingat jatah +rekuensi di berbagai daerah sangat terbatas, perlu dilakukan seleksi1
Peminat +rekuensi tsb termasuk penyelenggara (, Swasta Nasional, (,RI dan @alon (,
lokal1

2ntuk (, komunitas dan gap +iller harus dikaji se@ara hati-hati

Pada proses peri/inan +rekuensi (, perlu dibentuk suatu tim seleksi yang melibatkan
unsur-unsur terkait seperti KPI, Ditjen Postel-Dephub, ?enteri Negara Komunikasi dan
In+ormatika, serta Pemerintah Daerah1

(im seleksi dalam penentuan pemenang seleksi i/in +rekuensi pengembangan (, swasta
nasional dan*atau (,RI, dapat men@antumkan persyaratan yang spesi+ik berdasarkan
kebutuhan daerah, misalnya'

Kewajiban menyiarkan sebagian waktu tayang untuk programa daerah, budaya, pembangunan, dsb

Kewajiban memiliki studio di daerah, untuk memungkinkan penyiaran programa daerah, dsb

2ntuk pembangunan (, Siaran baru, tim seleksi dapat mengarahkan lokasi menara
peman@ar di tempat yang berdekatan, atau lebih baik lagi kalau bisa beberapa peman@ar
(, 8dan juga )?9 pada $ menara1

?enghemat biaya in>estasi, memudahkan tata ruang*tata kota

?asyarakat hanya perlu mengarahkan $ antena ke arah yang sama

AIlayah layanan tidak akan tumpang tindih, sehingga konsisten dengan peren@anaan +rekuensi
0&

Anda mungkin juga menyukai