TV Siaran di Indonesia
Denny Setiawan
Direktorat Kelembagaan Internasional
Ditjen Postel-Dephub
Rapat Koordinasi Nasional KPI
Hotel Preanger, andung, ! Desember !""#
!
Latar belakang
Sejarah
22 No1!! (ahun $%%% dan PP No1!: tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah
6ika semua penyelenggara siaran yang sudah ada dan yang akan
didirikan harus ditampung dalam setiap daerah layanan yang sama
yang berada di setiap ibukota propinsi atau kabupaten, penataan
saluran menjadi sulit, karena penggunaannya tetap harus
mempertimbangkan beberapa persyaratan teknis yang ada untuk
menghindari terjadinya inter+erensi1
Ailayah layanan atau jangkauan siaran dari sebuah stasiun peman@ar tele>isi
pada kenyataanya tidak mungkiin dibatasi hanya pada batas wilayah
administrati+ pemerintahan, karena si+at perambatan gelombang
elektromagnetik, sehingga kemungkinan dapat melewati batas daerah
kabupaten, bahkan batas daerah pro>insi1
4
Peren@anaan )rekuensi (, Siaran
di Indonesia
Pita ,H), hampir semua kanal +rekuensi digunakan (,RI men@akup sekitar
-"B wilayah Indonesia
Pita 2H), master plan +rekuensi awal 8th1%"-an9 adalah & kanal +rekuensi di
setiap wilayah di Indonesia1 ;kibat kebijakan Deppen th1$%%- 8: (, swasta
nasional baru9, terpaksa dijatahkan $$ kanal +rekuensi untuk Ibu Kota
Pro>insi 8jatah daerah bersebelahan dengan IKP dikurangi9
Dalam planning, memakai asumsi Cdi darat, dan datarD1 2ntuk kondisi
seperti pegunungan, bukit, laut, dsb, ada +aktor koreksi, membutuhkan
perhitungan tambahan, juga pengukuran
Sangat dianjurkan dalam wilayah layanan yang sama, tower pada lokasi
yang sama, karena pemirsa menggunakan antena penerima yang
diarahkan1 ila tower tidak sama, maka pemirsa terpaksa membeli dua
antena, atau siaran penerimaannya tidak optimal1
-
Sejarah perencanaan frekuensi TV UF
(hn $%%"-an' (,RI dan Ditjen R() bekerjasama dengan 6I5; eEpert
telah membuat plan +rekuensi nasional untuk & kanal dengan wilayah
siaran nasional
Kondisi eksisting'
Fokasi peman@ar (,RI dan peman@ar (, swasta, banyak yang tidak sama1
Sehingga daerah wilayah layanannya tumpang tindih1
(hn1 !""0 - K?1&4 ren@ana induk (,-2H)' master plan Ditjen R()
tahun $%%"-an dan modi+ikasi untuk mengakomodasi penambahan (,
di kota-kota besar1
%
Standar TV
6umlah maksimum teoritis dalam satu wilayah layanan terisolasi adalah #$'! M
!" s*d !$ kanal1 (etapi tidak bisa semuanya digunakan, karena diperlukan untuk
mengakomodasi daerah layanan sekitarnya, serta juga untuk jatah gap +iller1
Gap +iller peman@ar daya pan@ar ke@il untuk menutup blank spot karena ada
halangan 8gunung, gedung tinggi, dsb91
Steady (ropo
5o-@hannel ' :! #:
;sumsi '
:" B lo@ation
:" B time
Dihitung <RP peman@ar yang tidak menyebabkan melebihi batasan yang ditentukan1
Dalam keadaan yang memaksa di satu wilayah siaran dapat ditambah saluran baru di
luar & 8tujuh9 saluran yang telah diren@anakan1
Stasiun penyiaran gap +iller dan (, komunitas tidak selalu ada disetiap wilayah,
melainkan hanya ada di wilayah tertentu, yaitu wilayah dimana komunitas tersebut
tinggal1
Dengan demikian kebutuhan +rekuensi saluran untuk mengatasi blank spot 8gap +iller9
dan penyiaran komunitas memiliki kesamaan, yaitu untuk ser>i@e area yang tidak luas,
dan tidak harus ada di seluruh wilayah nasional1 Karena itu proses penetapan +rekuensi
saluran (, untuk keperluan blank spot 8gap +iller9 dan penyiaran (, komunitas dilakukan
diluar Pola Dasar1
0$
PETA AREA LAYANAN TV SIARAN UHF JABOTABEK DAN
JABAR
D<P;R(<?<N P<RH22NG;N
0!
Ba#"#./Pa"/C%0
a)%/C%a#1'
G',+ B 2 C
33/34/56/52/55/53
/54/76/72/75/73/7
4/36/32
C%(!.,#
G',+ F
77/78/31
Pa#"!.(a#.
G',+ C
76/72/75/73
/74/36/32
Ma(%#.+%#.
G',+ A
22/25/23/24
/36/32/35
P!(9)a# Rat
G',+ D
27/33/37
-&a90%
G',+ A
22/25/23/24
/36/32/35
C%a#1' -!(ata#
G',+ E
3:/38/51/53/57/
5:/58
;a9,ta9!&
G',+ D/ E// 2 F
23/2:/28/31/3:/38/5
1/53/57/5:/58/
51,53,57
P'<a&a'ta
G',+ F
77/78/31
C%'!9,#/I#"'a0a*
/K#%#.a#
G',+ B
33/34/56/
52/55/53/54
Ga't/Tas%&/C%a0%s
G',+ A
22/25/23/24/36/32/3
5
CONTOH PETA SALURAN FREK TV DI JABOTABEK
DAN JABAR
KET :
Bold : Ka#a( Ta09a)a# = 0!#1a"%
11 &a#a(
Ka#a( UHF 22-32 > 51 &a#a(
G'+ A : 22/25/23/24/36/32/35
G'+ B : 33/34/56/52/55/53/54
G'+ C : 76/72/75/73/74/36/32
G'+ D : 23/37/3:/38/31/33/37
G'+ E : 3:/38/51/53/57/5:/58
G'+ F : 71/73/77/7:/78/31
D<P;R(<?<N P<RH22NG;N
00
PETA AREA LAYANAN TV SIARAN UHF JATENG DAN
JOGYAKARTA
D<P;R(<?<N P<RH22NG;N
0#
P'<,&!'t,/B*0as/
P'9a(%#..a/K90!#/
C%(a?a+
G',+ E
3:/38/51/53/57/5:/5
8
B'!9!s/T!.a(/P0a(a
#./P!&a(,#.a#
G',+ F
71/73/7:/78/31
P'<,'!1,
G',+ F
71/73/77/7:/
78/31
Ma.!(a#./-a(at
%.a/T!0a#..#
.
G',+ C
76/72/75/73/74/
36/32
-!0a'a#./K!#"a(/U
#.a'a#/D!0a&/K"
s
G',+ D 2 E
23/27/2:/28/31/33/3
7
37,39,41,43,45,47,4
9
;!+a'a
G',+ F
71/73/77/7:
/31
B(,'a/C!+
G',+ C
76/72/75/73/74/
36/32
;,.*a&a'ta/-,(,/-(!0a#/@t!
s
G',+ A 2 B
22/25/23/24/36/32/35/36,38,
40,42,44,46,48
C$%&$' PE&A (A)!*A% F*E+ &, D- .A&E%/
0 .$/1A+A*&A
-,(,/K(at!#/Ka#*a'/
@.%'%/B(a(%
G',+ B
55/53/54
D<P;R(<?<N P<RH22NG;N
0:
C$%&$' PE&A (A)!*A% F*E+ &, D- .A&-2
Ma"%#/N.a<
%M.ta#/P',.,
G',+ B
33/34/56/52/5
5/53/54
Pa?%ta#
G',+ D
23/27/2:/28/31
33/37
T'!#..a(!&
G',+ C
76A72/75/73/74/
36/32
-'a9a*a/$a0,#.a#/
G'!s%&/M,1,&t,/Pas
'a#/Ba#.&a(a#
G',+ A2C
22/25/23/24/36/32/3
5
50,52,54,56,58,60,6
2
T9a#/B,1,#!.,'
,
G',+ E
3:/38/51/53/57/5:
/58
K!"%'%/Pa'!/Kts,#,/
;,09/B(%ta'/Ta.#.
G',+ F
71/73/77/7:/31
;!09!'
G',+ C
76/72/75/73/7
4/36
Ma(a#.
G',+ B
33/34/56/52
/55/53/54
-%t9,#",
G',+ E
3:/38/51/53/5
7/5:/58
Ba#*<a#.%
G',+ B
33/34/56/52/5
5/53/54
Pa0!&asa#/
-0!#!+
G',+ B
33/34/56/52/55/53/54
D<P;R(<?<N P<RH22NG;N
04
Usulan Kebijakan Perizinan Frekuensi
TV Siaran dari sisi teknis
Kemungkinan kanal +rekuensi (, sangat terbatas 8dibandingkan )?91 2ntuk band 2H)
maksimal $! s*d $0 kanal (, analog, $ kanal (, digital untuk wilayah layanan ibu kota
pro>insi1 Dan & kanal (, analog untuk wilayah lainnya1
?engingat jatah +rekuensi di berbagai daerah sangat terbatas, perlu dilakukan seleksi1
Peminat +rekuensi tsb termasuk penyelenggara (, Swasta Nasional, (,RI dan @alon (,
lokal1
Pada proses peri/inan +rekuensi (, perlu dibentuk suatu tim seleksi yang melibatkan
unsur-unsur terkait seperti KPI, Ditjen Postel-Dephub, ?enteri Negara Komunikasi dan
In+ormatika, serta Pemerintah Daerah1
(im seleksi dalam penentuan pemenang seleksi i/in +rekuensi pengembangan (, swasta
nasional dan*atau (,RI, dapat men@antumkan persyaratan yang spesi+ik berdasarkan
kebutuhan daerah, misalnya'
Kewajiban menyiarkan sebagian waktu tayang untuk programa daerah, budaya, pembangunan, dsb
Kewajiban memiliki studio di daerah, untuk memungkinkan penyiaran programa daerah, dsb
2ntuk pembangunan (, Siaran baru, tim seleksi dapat mengarahkan lokasi menara
peman@ar di tempat yang berdekatan, atau lebih baik lagi kalau bisa beberapa peman@ar
(, 8dan juga )?9 pada $ menara1
AIlayah layanan tidak akan tumpang tindih, sehingga konsisten dengan peren@anaan +rekuensi
0&