Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ergonomi
Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan,
hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama
sama dengan ilmu ilmu tehnik dan tehnologi untuk mencapai penyesuaian satu
sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang mempunyai
manfaat diukur dengan efisiensi dan kesejahteraan kerja
5
.
Pengertian ergonomi yang disepakati di Indonesia adalah ilmu yang penerapannya
berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau
sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi
tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal optimalnya
7
. Ergonomi
merupakan gabungan dari berbagai lapangan ilmu seperti antropologi, biometrika,
faal kerja, higene perusahaan dan kesehatan kerja, perencanaan kerja, riset terpakai,
dan cybernetika. Tetapi pada khususnya adalah perencanaan dari cara bekerja yang
baik meliputi tata kerja dan peralatannya
5
.
Ergonomi digunakan untuk merencanakan cara bekerja yang lebih baik meliputi
tata kerja dan peralatannya. Banyak keuntungan yang dapat diambil dari penerapan
ergonomi di tempat kerja begitu juga di sekolahan. Tenaga kerja dalam hal ini adalah
siswa menjadi lebih nyaman dalam melakukan pekerjaannya karena peralatan kerja
dan lingkungannya mendukung sehingga tidak menimbulkan beban tambahan bagi
siswa.

B. Prinsip Ergonomi
Ergonomi dalam penerapannya mempunyai prinsip prinsip sebagai berikut
5
:
1. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan
penempatan mesin mesin, penempatan alat alat petunjuk, cara cara harus
melayani mesin ( macam gerak, arah dan kekuatan ).
2. Untuk normalisasi ukuran mesin dan alat alat industri, harus diambil ukuran
terbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara, sehingga ukuran tersebut
dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil. Contoh:
kursi dapat dinaik turunkan, tempat duduk yang dapat distel mundur atau maju
dan lain lain.
3. Ukuran ukuran antropometri terpenting sebagai dasar ukuran ukuran dan
penempatan alat alat industri :
Berdiri :
a. tinggi badan berdiri
b. tinggi bahu
c. tinggi siku
d. tinggi pinggul
e. panjang lengan
Duduk :
a. tinggi duduk
b. panjang lengan atas
c. panjang lengan bawah dan tangan
d. jarak lekuk lutut garis punggung
e. jarak lekuk lutut telapak kaki
4. Ukuran ukuran kerja :
a. Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tinggi kerja sebaiknya 5-10 cm
dibawah siku.
b. Apabila bekerja berdiri dengan pekerjaan diatas meja dan jika dataran tinggi
siku disebut 0 maka hendaknya dataran kerja :
1). Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian 0 +( 5 10 ) cm
2). Untuk pekerjaan ringan 0 - ( 5 - 10 ) cm
3). Untuk pekerjaan berat 0 - ( 10 20 ) cm
5. Dari sudut otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk.
Sedangkan dari sudut tulang, dinasehatkan duduk tegak, agar punggung tidak
bungkuk dan otot perut tidak lemas. Maka dianjurkan pemilihan sikap duduk yang
tegak yang diselinggi istirahat sedikit membungkuk.
6. Tempat duduk yang baik memenuhi syarat syarat sebagai berikut :
a. Tinggi dataran duduk yang dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai dengan
tinggi lutut, sedangkan paha dalam keadaan datar.
b. Papan tolak punggung yang tingginya dapat diatur dan menekan pada
punggung.
c. Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm.
d. Tinggi meja merupakan ukuran dasar sesuai dengan 4b.
7. Pekerjaan berdiri sedapat mungkin dirubah menjadi pekerjaan duduk. Dalam hal
ini jika tidak mungkin, kepada pekerja diberi tempat dan kesempatan untuk duduk.
8. Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23 37
O
ke bawah, sedangkan
untuk pekerjaan duduk 32 44
O
ke bawah. Arah penglihatan ini sesuai dengan
sikap kepala yang istirahat ( =relaxed ).
9. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan lengan
bawah. Pegangan pegangan harus diletakkan di daerah tersebut, lebih lebih bila
sikap tubuh tidak berubah.
10. Kemampuan seseorang bekerja seharinya adalah 8 10 jam, lebih dari itu
effisiensi dan kwalitas kerja sangat menurun.
11. Waktu istirahat didasarkan kepada keperluan atas dasar pertimbangan ergonomi.
Harus dihindari istirahat istirahat sekehendak tenaga kerja, istirahat oleh karena
turunnya kapasitas tubuh dan istirahat curian.
12. Beban tambahan akibat lingkungan sebaiknya ditekan menjadi sekecil kecilnya.
13. Daya penglihatan dipelihara sebaik baiknya terutama dengan penerangan yang
baik.
14. Kondisi mental psikologis dipertahankan dengan adanya premi perangsang,
motivasi, iklim kerja dan lain lain.
C. Antropometri
Antropometri berasal dari kata antro yang berarti manusia dan metri yang berarti
ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Data antropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan / menggunakan produk
tersebut
8
.
Ukuran tubuh / antropometri masing masing orang berbeda beda
9
. Dalam
merancang suatu peralatan kerja perlu memperhatikan bermacam faktor antara lain
8
:
1. Umur
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan berkembang besar, seiring
dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai dengan umur
sekitar 20 tahun.
2. J enis Kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki laki umumnya akan lebih besar dibandingkan dengan
perempuan, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul dan
sebagainya.
3. Suku / Bangsa
Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik akan memiliki karakteristik fisik yang
akan berbeda satu dengan lainnya.
4. Posisi Tubuh
Posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh, oleh sebab itu posisi tubuh
standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.
Pengukuran antropometri tidak hanya dilakukan saat tubuh dalam kondisi diam /
statis tetapi juga dilakukan saat tubuh melakukan gerakan. Dari pengukuran diatas
dihasilkan dua jenis data antropometri, yaitu data struktural yang merupakan data
antropometri pada saat tubuh dalam kondisi diam antara lain : tinggi badan posisi
berdiri maupun duduk, panjang lengan dan sebagainya. Data ini digunakan antara lain
untuk menentukan ukuran kursi dan meja kerja yang sesuai dengan antropometri
tenaga kerja, sedangkan dari pengukuran tubuh saat melakukan gerakan diperoleh data
fungsional yang antara lain berguna untuk menentukan luas area kerja yang
memberikan kemudahan bagi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan
9
.
Keselarasan antara berbagai ukuran tubuh dan bagiannya dengan ukuran alat kerja
dalam hal ini ukuran meja dan kursi belajar siswa diharapkan tercapainya optimalisasi
dan efisiensi kerja secara maksimal, karena ukuran manusia tidak dapat diubah,
sehingga alat kerja dan ruangan kerja yang menyesuaikan bermacam ukuran tubuh
manusia
7
.
Dari ergonomi, sebelum membuat berbagai peralatan kerja semestinya selalu diketahui
mengenai antropometri tenaga kerja untuk mempersiapkan dan merancang alat serta
ruangan kerja yang ergonomis
7
.

D. Sikap Kerja Duduk
Dalam ergonomi selalu dianjurkan bahwa pekerjaan sedapat mungkin
dilaksanakan dalam sikap duduk
2
.Alasan tersebut dikemukakan karena bekerja sambil
duduk mempunyai keuntungan keuntungan sebagai berikut
7
:
1. Kurangnya kelelahan pada kaki
2. Terhindarnya sikap sikap yang tidak alamiah
3. Berkurangnya pemakaian energi
4. Kurangnya tingkat keperluan sirkulasi darah.
Namun demikian terdapat pula kerugian kerugian sebagai akibat bekerja sambil
duduk , yaitu
7
:
1. Melembekkan otot otot perut
2. Melengkungnya punggung
3. Tidak baik bagi alat alat dalam khususnya peralatan pencernaan jika posisi
dilakukan secara membungkuk.
Sikap duduk paling baik yang tidak berpengaruh buruk terhadap sikap badan dan
tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit lordosa pada pinggang dan sedikit
mungkin kifosa pada punggung. Sikap demikian dapat dicapai dengan kursi dan
sandaran punggung yang tepat. Dengan sikap begitu otot otot punggung terasa
enak
7
.
Untuk mengetahui tepat tidaknya kursi, perlu dipelajari keluhan keluhan yang
dirasakan seperti
7
:
1. Keluhan kepala
2. Keluhan leher dan bahu
3. Keluhan pinggang
4. Keluhan pada pantat
5. Keluhan lengan dan tungkai
6. Keluhan lutut dan kaki
7. Keluhan paha

E. Desain Ergonomi Ukuran Meja dan Kursi
J enis pekerjaan yang dilakukan dengan posisi duduk memerlukan kursi dan meja
kerja yang memberikan kenyamanan selama bekerja. Pembuatan meja dan kursi yang
ergonomis sebaiknya mempertimbangkan :
7
1. Tinggi area kerja harus sedemikian rapi sehingga pekerjaan dapat dilakukan
dengan mudah ( optimal ) dengan sikap duduk yang enak.
2. Pegangan, handel, peralatan dan alat alat pembantu kerja lainnya ditempatkan
sedemikian pada meja / bangku ( kursi ) kerja agar gerakan gerakan yang
dilakukan dengan posisi tangan dekat tubuh dan dengan siku dalam keadaan rileks
( flexi ).
3. Kerja otot statis dapat dihilangkan / dikurangi dengan pemberian penunjang siku,
lengan bagian bawah / tangan. Topangan diberi bahan lembut dan dapat diatur
sesuai pemakainya.
Ketentuan ketentuan dan ukuran ukuran baku tentang meja dan kursi kerja
yang berpedoman pada ukuran ukuran antropometri orang Indonesia adalah sebagai
berikut :
10,11
1. Tempat Duduk
Kriteria : tempat duduk harus dibuat sedemikian agar memberikan posisi dan
sikap yang mantap, memberikan relaksasi otot yang tidak sedang mengalami
penekanan penekanan bagi tubuh yang menganggu sirkulasi darah dan
sensibilitas.
a. Tinggi alas duduk
Kriteria : tinggi alas duduk harus sedikit lebih pendek dari panjang lipat lutut
bagian belakang telapak kaki.
Ukuran yang diusulkan adalah 40 48 cm.
b. Panjang alas duduk
Kriteria : panjang alas duduk harus lebih pendek dari pada jarak lipat lutut
bagian belakang garis punggung.
Ukuran yang diusulkan adalah 40 cm.
c. Lebar tempat duduk
Kriteria : harus lebih besar dari lebar panggul.
Ukuran yang diusulkan adalah 40 44 cm.
d. Sandaran pinggang
Kriteria : bagian atas sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung
tulang belikat dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul.
e. Sandaran tangan ( apabila diperlukan)
Kriteria :
1). J arak antara tepi dalam kedua sandaran tangan lebih lebar dari
lebar pinggul dan tidak melebihi lebar bahu.
2). Tinggi sandaran tangan adalah tinggi siku duduk.
3). Panjang sandaran tangan adalah sepanjang lengan bawah.
Ukuran yang diperkenankan :
1). J arak antara tepi dalam kedua sandaran tangan adalah 42 46 cm.
2). Tinggi sandaran tangan adalah 20 cm dari alas duduk.
3). Panjang sandaran tangan adalah 21 cm.
f. Sudut alas duduk
Kriteria : alas duduk harus sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan
pada pekerja untuk melaksanakan pemilihan pemilihan gerakan.
Ukuran yang diusulkan alas duduk adalah horizontal. Ukuran pekerjaan
pekerjaan yang tidak memerlukan sedikit membungkuk ke depan alas duduk
miring ke belakang 3 5 derajat.
g. Bila keadaan memungkinkan penyediaan tempat duduk yang ukuran
ukurannya dapat diatur dianjurkan.
2. Meja kerja
a. Tinggi meja
Kriteria : Tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan
dengan sikap tubuh pada waktu kerja.
Ukuran : tinggi meja 68 74 cm diukur dari permukaan daun meja sampai ke
lantai.
b. Tebal daun meja
Kriteria : tebal daun meja dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
kebebasan bergerak pada kaki.
c. Lebar meja
Kriteria : tidak melebihi jarak jangkauan tangan.
Ukuran yang diusulkan adalah 80 cm.

F. Status Gizi
Untuk melakukan suatu pekerjaan diperlukan tenaga. Sumber tenaga dapat
diperoleh dari makanan, tetapi makanan tidak hanya digunakan oleh tubuh sebagai
sumber tenaga. Tubuh memerlukan bermacam zat dari makanan untuk pemeliharaan
tubuh, perbaikan kerusakan dari sel dan jaringan dan untuk pertumbuhan, yang
banyak sedikitnya keperluan ini sangat tergantung kepada usia, jenis kelamin dan
beban yang diderita oleh seseorang
5
.
Kesehatan dan daya kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi
seseorang
5
. Status gizi merupakan salah satu unsur dalam menentukan kondisi fisik /
kualitas fisik seorang tenaga kerja, yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja .
Ada beberapa cara penilaian status gizi antara lain melalui
12
:
1. Pemeriksaan klinis
2. Pemeriksaan laboratoris, misalnya kadar Hb darah
3. Survei diit
4. Pemeriksaan biofisik
5. Pemeriksaan antropometri

G. Lingkungan Kerja
1. Suhu Ruang Kerja
Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap oleh suatu sistem
pengatur suhu. Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan antara panas yang
dihasilkan dari dalam tubuh akibat metabolisme dan pertukaran panas antara
tubuh dengan lingkungan sekitar
5
.
Efisiensi kerja sangat dipengaruhi oleh cuaca kerja dalam daerah nikmat
kerja. J adi tidak dingin dan kepanasan. Suhu nikmat demikian sekitar 24 26
O
C
bagi orang orang Indonesia. Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan
kaku / kurangnya koordinasi otot. Suhu panas berakibat menurunnya prestasi
kerja. Suhu panas mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan
waktu pengambilan keputusan, mengurangi kecermatan kerja otak, menganggu
koordinasi syaraf sensoris dan motoris
5
.
2. Penerangan di Tempat Kerja
Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan seorang
tenaga kerja melihat pekerjaanya dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak
perlu, serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan
menyenangkan. Upaya mata yang melelahkan menjadi sebab kelelahan mental
yang gejalanya meliputi : sakit kepala, penurunan kemampuan intelektual, daya
konsentrasi dan kecepatan berpikir
5
.

H. Kelelahan
Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda beda, tetapi semuannya
berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Kelelahan mudah
ditiadakan dengan istirahat. Tetapi jika dipaksakan terus, kelelahan akan bertambah
dan sangat menganggu
5
.
Lelah bagi setiap orang akan mempunyai arti tersendiri dan tentu saja subyektif
sifatnya. Lelah merupakan suatu perasaan. Kelelahan disini adalah aneka keadaan
yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja
13
.
Kelelahan terdapat dua jenis yaitu
5
:
1. Kelelahan otot
Merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri yang terdapat pada otot.
2. Kelelahan umum
Ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja, yang sebabnya adalah
persarafan atau psikis. Sebab sebab kelelahan umum adalah monoton, intensitas
dan lamanya kerja mental dan fisik, keadaan lingkungan, sebab sebab mental
seperti tanggung jawab, kekhawatiran dan konflik serta penyakit penyakit.
Kelelahan dengan turunnya efisiensi dan ketahanan dalam bekerja meliputi
sebab sebab seperti dibawah ini
7
:
1. Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata ( kelelahan visual )
2. Kelelahan fisik umum
3. Kelelahan mental
4. Kelelahan saraf
5. Kelelahan oleh lingkungan yang monoton
6. Kelelahan oleh lingkungan kronis terus menerus sebagai pengaruh aneka faktor
secara menetap.
Sebab sebab dari kelelahan dibagi dalam 5 kelompok yaitu
7
:
1. Keadaan monoton
2. Beban dan lama pekerjaan baik fisik maupun mental
3. Keadaan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran atau konflik
4. Penyakit, perasaan sakit, dan keadaan gizi.
Tanda tanda kelelahan yang utama adalah hambatan terhadap fungsi fungsi
kesadaran otak dan perubahan perubahan pada organ organ di luar kesadaran serta
proses pemulihan. Tanda tanda orang yang mengalami kelelahan adalah
7
:
1. Penurunan perhatian
2. Perlambatan dan hambatan persepsi
3. Lambat dan sukar berpikir
4. Penurunan kemauan atau dorongan untuk bekerja
5. Kurangnya efisiensi kegiatan kegiatan fisik dan mental.
Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan kepada keadaan
umum dan lingkungan fisik di tempat kerja. Penerapan ergonomi dalam hal pengadaan
tempat duduk, meja dan bangku bangku kerja juga dapat membantu mengurangi
kelelahan
5
.











































I. Kerangka Teori

Karakteristik Individu:
- J enis kelamin
- Umur
- Status gizi
- Kondisi kesehatan
- Antropometri
- Ketrampilan










Beban kerja :
- J enis kerja
- Waktu kerja
- Masa kerja
Kapasitas kerja Lingkungan :
- Ukuran desain
peralatan (ukuran
meja dan kursi)
- Penerangan ,Suhu
ruangan,
Kebisingan
- Sikap duduk

























Problem fisik : tanggung jawab, konflik Monotonisitas pekerjaan
Kelelahan

Gambar 1. Kerangka Teori


Sumber : 5,7

J. Kerangka Konsep

Variabel Bebas
Ukuran meja dan kursi
belajar
Variabel Terikat
Kelelahan
Variabel Penganggu
- Kondisi kesehatan
- Antropometri
- Status Gizi
- Melakukan aktivitas lain














Gambar 2. Kerangka Konsep


K. Hipotesa
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang ada maka dirumuskan hipotesa
penelitian sebagai berikut :
Ada hubungan antara ukuran meja dan kursi belajar dengan kelelahan siswa kelas 4
dan 5 SDN Rembes II Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang .

Anda mungkin juga menyukai