Farmakoterapi
Inkontinensia Urin
Wening Sari,dr.,MKes.
2
Pendahuluan
Inkontinensia Urin Pengeluaran urin yang
involunter :
Keluhan: urgensi, frekuensi berkemih >>, nokturia
> 1/3 usia > 65 tahun
Pasien: depresi, harga diri, kebebasan <,
menarik diri dr lingkungan, gangguan tidur
kualitas hidup
Komplikasi: dermatitis perineal, ulkus, ISK
3
Anatomi Vesica Urinaria (VU)
4
Fisiologi berkemih (1)
2 fase Pengisian & pengosongan
Siklus berkemih membutuhkan kerjasama antara
otot detrusor VU & otot sphincter uretra sebagai unit
yg terkordinasi pd proses pengisian dan
pengosongan
Pengisian (penyimpanan)
VU wadah dgn tekanan rendah (relaksasi)
Sphincter uretra menutup dgn tahanan tinggi utk cegah
urin keluar
Pengosongan (pengeluaran)
VU berkontraksi mengeluarkan urin
Sphincter uretra membuka urin mengalir keluar
5
Fisiologi berkemih (2)
Fase pengisian
VU Mengembang untuk menampung urin
tekanan intra VU << tekanan uretra
Pengisian VU tergantung :
Viscoelastisitas Intrinsik VU
Hambatan saraf parasimpatis
Saraf simpatis jg aktif pd fase pengisian
Menghambat parasimpatis yang memacu kontraksi
VU
Secara langsung menyebabkan relaksasi & ekspansi
otot detrusor
Merangsang sphincter uretra kontraksi leher VU
menutup
6
Fisiologi berkemih (3)
Fase pengosongan Involuntary (reflex) atau voluntary (disadari)
Bayi reflex involunter saat volume urin melampaui ambang
berkemih
Reseptor regangan pd dinding VU sacral cord pudendal
nerve :
otot levator ani relaksasi relaksasi otot dasar pelvis
Sphincter eksternal terbuka
Tekanan VU > tekanan uretra urin mengalir keluar
Orang dewasa sehat dapat mengontrol berkemih memulai /
menahan berkemih
Fungsi pengosongan on-off switch yg diaktifkan oleh
reseptor regangan pd dinding VU dan diatur oleh pengaruh
hambatan & rangsangan saraf dari otak
Saat menahan berkemih
Otak mengirim sinyal hambatan cegah kontraksi otot detrusor
Individu: scr aktif mengkontraksi otot levator sphincter eksternal
menutup
7
Jenis Inkontinensia
Stress urinary Incontinence
Sfingter uretra tdk mampu menahan aliran urin
Batuk, bersin, tertawa tekanan intraabdomen
Urge urinary incontinence
Otot detrusor VU overaktif & kontraksi tidak bersesuaian
Pasien mendadak ingin segera berkemih
Overflow incontinence
Overdistensi VU obstruksi, DM, cedera spinal, obat
Otot detrusor VU kehilangan kontrol utk kontraksi
Pasien bisa merasakan urin sering menetes, overaktif VU,
stres inkontinensia
Mixed incontinence
8
Obat yang Mempengaruhi VU
Obat Efek samping
Antidepresan, antipsikotik,
hipnotik /sedatif
Sedasi, retensi urin (overflow)
Duretik Frekuensi, urgensi
Kafein Frekuensi, urgensi
Alkohol Sedasi, Frekuensi
Narkotik Sedasi, konstipasi, retensi urin
Antagonis alfa adrenergik Tonus uretra << stres inkontinen
Agonis alfa adrenergik Tonus uretra >> retensi urin
Antagonis beta adrenergik Menghambat fungsi detrusor retensi
Penghambat kanal Kalsium Retensi urin
9
Pilihan Terapi Inkontinensia
Tipe IU Golongan Obat
Overaktif VU
Stress
Overflow
(BPH)
Antikolinergik /
antispasmodik
Antidepresan trisiklik
Alfa adrenergik
Estrogen
Antidepresan trisiklik
Kolinergik
Antagonis alfa adrenergik
Antagonis androgen
Oxybutinin, tolterodine, trospium
chloride, hyoscyamine, solifenacin
Imipramin
Pseudoefedrin, fenilpropanolamin
Estrogen (topikal)
Imipramin
Betanekol
Tamsulosin, Alfuzosin, doxazosin
Finasterid, dutasterid
Behaviour therapy 1
st
line therapy:
Overaktif VU : Kegel excersice
Stress inkontinence : Bladder training, Kegel excersice
10
Oksibutinin
Antagonis non selektif asetilkolin reseptor muskarinik
pada otot polos
Tidak mempunyai efek terhadap resptor nikotinik pada
sambungan saraf-otot dan ganglion otonom
Merelaksasikan otot polos VU pd pasien yang
mengalami kontraksi VU yg involunter
Penelitian cystometric :
meningkatkan kapasitas VU
Mengurangi frekuensi kontraksi otot detrusor
Menunda keinginan untuk berkemih
Mengurangi urgensi
Mengurangi frekuensi inkontinensia dan berkemih
volunter
11
Oksibutinin (Farmakokinetika)
Kadar plasma tercapai dlm 4-6 jam, kadar mantap
tercapai 3 hari pemberian dosis berulang
Metabolisme enzim P450 CYP3A4 pd hepar &
dinding usus Produk metabolit :
Phenylcyclohexylglycolic acid tidak aktif
Desethyloxybutynin (DEO) aktif scr farmakologi
Ekskresi melalui urin:
< 0.1% dr dosis dikeluarkan dlm bentuk utuh
< 0.1% dr dosis dikeluarkan dlm bentuk metabolit DEO
12
Oksibutinin (Sediaan) 1
Tersedia: immediate (IR) & extended-release
(ER), transdermal (TD)
Oxybutinin IR 5mg, 3x/hr IU << sd >50%
Penggunaan IR dibatasi krn Efek samping yg
disebabkan metabolit oxybutinin DEO
mulut kering,konstipasi, gangguan visual,
bingung.
oxybutinin ER & TD DEO <<
13
Oksibutinin (Sediaan) 2
Oxybutinin ER 5-30mg 1x/hr sama efektif
dg oxybutinin IR dgn ES <<
Oxybutinin ER absorbsi tdk dipengaruhi
makanan, obat tidak boleh dikunyah
Oxybutinin TD 3,9mg / patch,2x / mggu
efektifitas sama dg IR
ES lain Oxybutinin TD: eritema kulit lokal
(50%), gatal (17%)
14
Oksibutinin
(Indikasi, Kontraindikasi, Efek Samping)
Indikasi : urge incontinence overaktif VU dgn
gejala urgensi dan frekuensi
Kontraindikasi: retensi urin, retensi
gastrointestinal, Glaukoma sudut sempit yg tidak
terkontrol
Efek samping:
Efek antikolinergik: mulut kering >>, konstipasi,
gangguan visual,
Saluran cerna: mual, diare, dispepsia
Traktus urinarius: retensi urin
SSP: mengantuk, bingung, fungsi kognitif menurun
hati-hati pasien demensia
Lain: nyeri kepala, reaksi kulit Transdermal
15
Tolterodine
Antagonis kompetitif reseptor muskarinik
afinitasnya lebih kuat pd reseptor kolinergik di
VU drpd kelenjar saliva / organ lain
Efektifitas hampir sama dg oxybutinin ER dan
lebih unggul dibandingkan oksibutinin IR dengan
ES lebih minimal
Efek terhadap parameter urodinamik :
Peningkatan residu urin
Penurunan tekanan otot detrusor pressure
16
Tolterodine (Farmakokinetika)
Absorbsi oral : 77% diabsorbsi dgn baik , kadar
maksimal tolterodin ER dalam darah 2-6 jam
Metabolisme di hepar metabolit 5-
hydroxymethyl punya efek farmakologi
utama sama seperti tolterodine spesifikasi
tinggi dlm menghambat reseptor muscarinik
Distribusi: obat terikat kuat pd plasma protein
Ekskresi: 77% melalui urin, 17 feses dlm 7 hari
17
Tolterodine
(Indikasi, Kontraindikasi, Efek Samping)
Indikasi: urge incontinence overaktif VU dgn
gejala urgency dan frekuensi
Kontraindikasi : retensi urin, retensi saluran cerna,
glaukoma sudut tertutup yg tidak terkontrol
Efek samping: mulut kering, dispepsia, nyeri
kepala, konstipasi & mata kering ES <<
dibandingkan oxybutinin IR (pasien DO 8%,
oxybutinin 27%)
Sediaan: Tolterodine IR (1-2mg 2x/hr) & ER (2-4mg
1x/hr)
18
Antimuskarinik pd VU & GIT
Absorbsi << 70% bila ada makanan, T 10-
12 jam, ekskresi mll urin,
Efektif utk urge urinary incontinence dgn ES
<< oxybutinin
ES seperti ES antikolinergik lainnya, dan ES
meningkat pd pasien usia th75
Trospium Chloride
19
Solifenacin
Antagonis reseptor M1, M2 & M3 muskarinik
Efikasi oxybutinin & tolteridon
Aborbsi baik, tidak dipengaruhi makanan, T
50-60 jam, eliminasi melalui renal
Dosis 5-10 mg 1 x sehari
ES oxybutinin & tolteridon
20
Estrogen Topikal
Telah digunakan scr luas utk stress incontinence
Estrogen meningkatkan vaskularisasi dan ketebalan
mukosa uretra serta sensitifitas reseptor alfa
adrenergik pd leher VU memperbaiki penutupan
uretra
FDA belum menyetujui 23 penelitian: tidak
perbaikan yg objektif pd stress incontinence, jg
terkait ES estrogen >>
Pemakaian utk stress incontinence efektif bila tdpt
uretritis vaginitis karena defisiensi estrogen
(postmenopause). Sebaiknya topikal
21
Agonis Alfa Adrenergik
Agonis -adrenergik merangsang penutupan
uretra efikasi sedang utk stress incontinence
ringan-sedang.
Efedrin, pseudo-efedrin, fenilpropanolamin ,
namun belum disetujui FDA
Efedrin : 25-50mg 4 x sehari, Pseudoefedrin: 60mg
3 x sehari. rekomendasi: Pseudoefedrin
ES: hipertensi, nyeri kepala, nausea, insomnia, sulit
beristirahat
KI: hipertensi, aritmia, penyakit jantung koroner,
infark miokard, hipertiroidism, gagal ginjal, glaukoma
sudut sempit
22
Duloxetine
Duloxetine menghambat serotonin & norepinefrin
uptake kadar serotonin & NE pd sacral spinal
cord meningkat aktivitas saraf pudendus >>
kontraksi uretra saat fase pengisian terapi stress
incontinence
Telah digunakan sebagai antidepresan, namun
belum disetujui oleh FDA sbg terapi stress
incontinence belum bisa direkomendasikan
Pada pasien yg kadang-kadang mengalami stress
incontinence dan tidak ada kontraindikasi terhadap
estrogen / pseudoefedrin pilihannya kombinasi
estrogen & pseudoefedrin
23
Kepustakaan
Inkontinensia Urin
Culligan PJ., Heit M. Urinary Incontinence in Women:
evaluation and management. Am Fam Physician
2000;62:2433-44
Rovner ES., Wyman J., Lackner, Guay. Urinary
incontinence in Pharmacotherapy a pathophysiologic
approach. 2005
Weiss B. Selecting medications for the treatment of
urinary incontinence. Am Fam Physician 2005;71:315-
22
www.fda.gov
24
Terima Kasih