Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.1.1 Maksud Percobaan
Mengatahui dan memahami cara mengidentifikasi serta
penentuan kadar senyawa xanthin dan barbiturat dengan metode
tertentu
I.1.2 Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi dan menentukan kadar teofilin, teobromin,
kofein, dan luminal dalam sediaan farmasi dengan metode yang
ditetapkan.
I.3 Prinsip Percobaan
1. enetapan kadar pada sediaan farmasi yang mengandung Teobrorim
dan Teofilin dengan !g"#
$
pada argentometri yang membentuk
endapan dalam suasan basa. %ementara itu kafein tidak bereaksi
dengan !g karena tidak mempunyai atom hydrogen yang dapat
dilepas.
2. enetapan kadar suatu sediaan farmasi yang mengandung &afein jika
direaksikan denga iod. ada metode iodometri akan membentuk
endapan periodida. Teobromin bereaksi serupa. 'umlah iod yang
bereaksi ber(ariasi tergantung dari kelebihan iod selama titrasi.
3. enetapan kadar fgolongan )antin pada metode T*! yang dapat
dititrasi sebagai basa pada pelarut bebas air.
4. enetapan kadar suatu sediaan yang mengandung luminal dengan
metode aside+alkalimetri. Titrasi dalam air dihindari karena sifat
keasaman barbiturat yang lemah kelarutannya dalam air yang kecil.
#leh karena itu titrasi dilakukan denganpelarut campuran air+alkohol
atau alcohol.
5. enetapan kadar suatu sediaan yang mengandung luminal dengan
metode !rgentometri yang dalam suasana basa membentuk garam
yang tidak larut. ,eaksi yang terjadi tergantung pada larutannya.
6. enetapan kadar golongan barbiturat dengan menggunakan metode
*romometri yang mempunyai substituent pada larutan yang
merupakan gigis yang tidak jenih, seperti dial. -ugus ini dititrasi
kuantitatif dengan metode *romometri.
BAB II
TINJAUAN PUTA!A
II.1 Teori U"u"
.erifat xantin yang mengandung gugus metal. )antin sendiri adalah
dioksi purin yang mempunnyai struktur mirip dengan asam urat. &afein
ialah 1,$,/+trimetilxntin0 teofilin ialah 1,$+dimetilxantin0 dan teobromin ialah
$,/+dimetilxantin.
Teofilin, kafein dan teobromin mempunyai efek farmakologi yang
sama yang bermanfaat secara klinin. #bat+obat ini menyebabkan
relaksasi otot polos. Terutama otot polos bronkus, merangsang %%, otot
jantung, dan meningkatkan diuresis. Teobromin tidak bermanfaat secara
klinin karenaefek farmakologinya rendah 112223+22/4
&ofein berkhasiat menstimulasi %%, dengan efek menghilangkan
rasa letih, lapar dan mengantuk, juga daya konsentrasi dan kecepatan
reaksi dipertinggi, prestasi otak dan suasana jiwa diperbaiki. &erjanya
terhadap kulit otak lebih ringan dan singkat daripada amfetamin. &ofein
juga berefefk inotrop positif terhadap jantung 1memperkuat daya
kontraksi4, (asodilatasi perifer, dan diuretik. &ofein bersifat menghambat
en5im fosfodiesterase. 6at ini sering dikombinasi dengan parasetamol
atau asetosal guna memperkuat efek analgetisnya, juga untuk ergotamin
guna memperlancar absorbsinya 122$714.
Teofilin dan teobromin merupakan asam lemah dengan pka 8,3 dan
9,9. &ofein tidak bersifat asam karena tidak mempunyai atom hydrogen
yang dapat dilepas, sehingga kofein merupakan basa yang sangat lemahh
dan garamnya mudah terurai oleh air, karenanya kofein dapat disari dari
larutan asam atau basa dengan kloroform. Tetapi kofein mudah terurai
oleh basa kuat, maka larutan dalam basa harus segera disari.
enentuan kadar untuk senyawa xanthin dapat dilakukan dengan
metode argentometri 1untuk teofilin dan teobromin4, iodometri 1untuk
kofein4, titrasi bebas air dan spektrofotometri 1$22:4.
,eaksi (olumetri didasarkan pada pengukuran (lume sejumlah
larutan pereaksi yang diperlukan untuk bereaksi dengan senyawa yang
hendak ditentukan. ;arutan pereaksi yang digunakan untuk memenuhi
suatu penentuan (olumetric ada empat persyaratan yang harus dipenuhi
1<21<74
1. ,eaksi antara larutan baku dan 5at yang hendak ditentukan
harus berjalan secara kuantitatif dan stoikiometrik.
2. ,eaksi harus berjalan cepat yaitu secara praktis hanya
sekejap.
3. &onsentrasi senyawa dalam larutan baku harus betul+betul
diketahui atau harus dapat ditentukan dengan percobaan blangko.
<. Titik akhir penentuan (olumetric harus dapat ditentukan
dengan indicator (isual atau secara elektrometrik.
Titrasi pengendapan termasuk golongan prosedur kombinasi ion.
Titrasi ini didasarkan atas terjadinya pengendapan kuantitatif, yang
dilakukan dengan penambahan larutan pengukur yang diketahui kadarnya
pada laruta senyawa yang hendak ditentukan. Titik akhir titrasi tercapai
bila semua bagian titran sudah membentuk endapan. %eperti pada titrasi
protolisis dalam hal ini juga diperlukan agar titik ekui(alen jatuh bersama+
sama titik akhir titrasi 1<22<84.
Titrasi argentometri ialah titrasi dengan menggunakan perak nitrat
sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut 1 72814
*anyak metode dipergunakan dalam penetapan titik akhir titrasi
dalam reaksi pengendapan, yang paling penting adalah 1728$42
a. embentukan suatu endapan berwarna
b. embentukan suatu senyawa berwarna yang dapat larut
c. engguanaan indikator adsorbs.
II.# Uraian Ba$an
1. !sam asetat -lasial 134
"ama resmi 2 !cidum !ceticum -laciale
"ama lain 2 !sam !setat -lasial
,M=*M 2 >?
$
>##?=3:.7
emerian 2 >airan jernih, tidak berwarna, bau khas
&elarutan 2 .apt bercampur dengan air
enyimpanan 2 .alam wadah tertutup baik
&egunaan 2 %ebagai pelarut
2. !sam perklorat 134
"ama resmi 2 !cidum erchlorat
"ama lain 2 !sam erklorat
,M=*M 2 ?>l#
<
=3:.7
emerian 2 >airan jernih, tidak berwarna
&elarutan 2 *ercampur dengan air
enyimpanan 2 .alam wadah tertutup rapat
&egunaan 2 %ebagai titran
3. !sam sulfat 1?
2
%#
<
4 132 784
"ama resmi 2 !cidum sulfuricum
"ama lain 2 !sam sulfat
,M = *M 2 ?
2
%#
<
= 98,:/
emerian 2 >airan jernih, seperti minyak, tidak berwarna, bau
sangat tajam dan korosif
enyimpanan 2 .alam wadah tertutup rapat
&egunaan 2 enetral kelebihan basa
4. !@uades 134
"ama resmi 2 !@ua destillata
"ama lain 2 !ir suling
,M = *M 2 ?
2
#=18,:2
emerian 2 >airan jernih, tidak berasa, tidak berbau, tidak
berwarna
enyimpanan 2 .alam wadah tertutup rapat
&egunaan 2 %ebagai pelarut
7. &ofein 134
"ama resmi 2 >offenium
"ama lain 2 &ofeina
,M=*M 2 >
8
?1
:
"
<
#
2
=19<,19
,* 2
emerian 2 %erbuk hablur bentuk jarum, mengkilat, biasanya
menggumpal, putih, tidak berbau, rasa pahit
&elarutan 2 !gak sukar larut, larut dalam air dan dalam etanol
197A4 , mudah larut dalam kloroform , sukar larut
dalam eter
enyimpanan 2 .alam wadah tertutup baik.
&andungan 2 Mengandung tidak kurang dari 98,:A dan tidak lebih
dari 1:1,:A >
8
?1
:
"
<
#
2
, dihitung terhadap 5at yang
telah dikeringkan.
&hasiat 2 %timulan saraf pusat, kardiotonikum
&egunaan 2 %ebagai sampel
3. &ristal Biolet 134
"ama resmi 2 &ristal (iolet
%inonim 2 -ertian (iolet
,M=*M 2 >
27
?
$:
>l"
$
= <:8
emerian 2 ?ablur berwarna hijau tua.
&elarutan 2 %ukar larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
197A4 . ;arutannya berwarna lembayung tua.
&hasiat 2 6at tambahan
&egunaan 2 %ebagai indikator
enyimpanan 2 .alam wadah tertutup baik
/. ;uminal 134
"ama resmi 2 henobarbitalum
"ama lain 2 ;uminal
,M=*M 2 >
12
?
12
"
2
#
$
=2$2,2
emerian 2 ?ablur atau serbuk hablur, putih tidak berbau, rasa
agak pahit
&elarutan 2 %angat sukar larut dalam air, larut dalam etanol 197A4
dalam eter dalam larutan alkali hidroksida dan
dalam larutan alakali karbonat.
enyimpanan 2 .alam wadah tertutup baik
&egunaan 2 %ebagai sampel
8. erak nitrat 134
"ama resmi 2 !rgenti nitras
"ama lain 2 erak nitrat
,M = *M 2 !g"#
$
= 139,8/
emerian 2 ?ablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih0
tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya.
&elarutan 2 %angat mudah larut dalam air, dalam etanol 197A4 .
enyimpanan 2 .alam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
&egunaan 2 %ebagai titran
9. Teobromin 134
"ama resmi 2 Theobromine
"ama lain 2 Teobromiini
,M=*M 2 C
7
H
8
N
4
O
2
/180,2
emerian 2 %erbuk putih atau bentuk jarum, mengkilat putih
&elarutan 2 !gak sukar larut dalam air
enyimpanan 2 .alam wadah tertutup baik
&egunaan 2%ebagai sampel
10. Theofilin 134
"ama resmi 2 Theophillinum
,M=*M 2 >
/
?
8
"
<
.?
2
#=198,18
emerian 2 %erbuk hablur, putih, tidak berbau, pahit, mantap di
udara.
&elarutan 2 ;arut dalam C 18: bagian air, lebih mudah larut dalam
air panas, larut dalam C 12: bagian etanol 197A4 ,
mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan
ammonia encer.
&egunaan 2 %ebagai sampel.
II.3 Prosedur !erja
II.3.1 Analisis Kualitatif
1. &ofein
a. ,eksi Murexid 15at C ?>l pekat 1?
2
#
2
4 uapkan diatas penangas2
kuning+jingga C "?
<
#? 1uap "?
$
4 2 reaksi 1C4 1ungu4
6at C 1 tetes ?
2
#
2
1&>l#
<
padat4 C 1 tetes ?>l 27A, panaskan
diatas waterbath2 kuning C "?
$
2 Dngu
b. Test asam amalik2 E orange (iolet
c. 6wikker 17 tetes larutan 5at C$ tetes pereaksi42 hijau+ungu
d. !@.*rom2 'ingga tdk stabil
e. ;arutan dalam air C I
2
2 Tdk ada endapan.
C ?>l 2 endapan coklat.
C "a#? 2 endapan larut
f. ;arutan 5at C larutan Tannin2 endapan putih
C berlebih 2 endapan larut
g. ,eaksi &ristal
?g>l2
,eaksi 6wikker 1pyridine C larutan >u%#
<
4
h. .ragendorff2 kuning oranye
1. Teofilin
a. ,x Murexid
b. 2 mg 5at C 1 ml air, dipanaskan, C $+< tetes !g"#
$
7A terbentuk
endapan putih.
C"?
<
#? encer, endapan tetap
c. Test asam amalik 2 kuning (iolet
d. Folin+>iocalteu reagent 2 *iru
e. ,oux 2 hijau
f. arri 15atC cobalt nitrat C uap "?
<
#?4 2 ungu
g. 6wikker 2 biru
h. !@.*rom 2 endapan putih stabil
i. ;arutan 5at C "?
<
#? C !g"#
$
2 Gndapan seperti selai.
C ?"#$ 2 endapan larut.
j. ,eaksi *urian2 6at C .ia5o ! C .ia5o * C "a#? 2 Merah
k. ;arutan jenuh 5at C larutan Tannin 2 endapan putih
C berlebih 2 endapan larut.
l. >u. !setat2 terbentuk endapan, berbeda dengan kofein H
teobromin
m.,eaksi &ristal
Meyer *ouchardat
.ragendorff Fe kompleks
1. Teobromin
a. ,x Murexid 2 C
b. 2 mg 5at C 1 ml air, dipanaskan, C $+< tetes !g"#
$
7A terbentuk
endapan kental tembus cahaya.
C"?<#? encer, endapan larut.
c. Test asam amalik 2 kuning (iolet
d. ,oux 2 hijau
e. 6wikker 2 biru+ungu
f. !@.*rom 2 &uning tidak stabil
g. .ragendorff 2 merah terang.
h. ,eaksi. &ristal
.ragendorff Fe &ompleks >u &ompleks
i. 6at C ?>l C !@.Iod 2 endapan coklat sampai hijau tua
j. ;arutan 5at C larutan tannin 2endapan putih
k. 6at C ?"#$ encer C !g"#$ 2 endapan putih=&ristal
2. ;uminal
a. arri 2 C
b. 6wikker 2 1C4 (iole
c. 6at C air C larutan !g"#
$
2 putih
d. ;iebermen test 2 merah oranye
e. Merkurium nitrat 2 hitam
f. ?
2
%#
<
pekat C I+naftol 2 ungu
g. Gkert 2 1 + 4
h. Formalin C ?
2
%#
<
pekat 2 merah
i. ,x &ristal
%ublimasi Fe kompleks >u kompleks
*i kompleks Jagenaar !monium fosfat
II.3.2 Analisis Kuantitatif
1. Teofilin
a. FI III2798
.itimbang seksama 27: mg, larutkan dalam 1:: ml air.
Tambahkan !g"#
$
:.1 " menggunakan indicator 1 ml larutan
merah fenol
1 ml "a#? :.1 " setara dengan 18.:2 mg Teofilin
b. !nalisis &uantitatif #bat219:
i. Titrasi larutan 5at dalam dimetilformaldehid dengan "a#? :,1 "
11=1: mol4 indicator timolftalein
ii.Titrasi $:: mg 5at dilarutkan dalam $,7 ml asam formiat lalu
ditambahkan 7: ml anhidrida asetat sesudah ditetsi 2+$ tetes
larutan, dititrai dengan :,1 " ?>l#
<
mmol sampai warna ungu
kelabu
c. *rirtish harmacopee29/7
;arutkan :,17 g dalam 1:: ml air tambahkan 2: ml :,1 M !g"#
$
dan kocok tambahkan larutan *T*. Titrasi dengan :,1 m "a#?
1. &ofein
a. FI III21/7
;akukan penetapan kadar menurut cara yang tertera pada T*!
menggunakan 1:: mg yang ditimbang. ;arutka dalam <: ml
!nhidrida asetat , panaskan dinginkan, tambahkan 8: ml
*en5ene
11 ml ?>l#
<
:,1 " setara dengan 19,<2 mg kofein4
b. Identifikasi #bat21/7
i.&ofein dititrasi larutan 5at dalam anhidrida asetat. .ititrasi
dengan ?>l#
<
timbul warna 11=1: mol4 , indicator ungu &ristal
ii.Titrasi2 $:: mg 5at dilarutkan dalam $,7 ml asam formiat lalu
ditambahkan 7: ml anhidrida asetat, setelah diberi 2+$ tetes
larutan. ;arutan dititrasi dengan :,1 " ?>l#
<
11=1: mmol4 sampai
warna kembali menjadi ungu kelabu.
2. Teobromin
a. FI III2189
*asa2 titrasi larut 5at dalam anhidrat asetat atau ben5al 17214.
.ititrasi dengan :,:7 " ?>l#
<
11=2: mmol4, indicator %udan III
sampai timbul warna ungu kelabu.
b. !nalisis &uantitaif #bat217/
%ejumlah sampel setara dengan K 7:: mg Teobromin ditimbang
secara sekasama lalu ditambah 127 ml air. ;arutan ditambaha 1
ml larutan merah fenol :,1A dalam alcohol dan < ml asam sulfat 1
". 'ika perlu larutan ditambah asam lagi sampai larutan sedikit
asam yang dapat dilihat larutannya berwarna kuning. ;arutan
didihkan selama 1:+17 menit lalu didinginkan K <:
o
>. ;arutan
ditambah "a#? 1 " sampai berwarna merah kebiruan kemudian
ditambah tetes demi tetes ?
2
%#
<
:,1 " hingga berwarna kuning.
;arutan ditambah <: ml !g"#
$
:,1 " dan ditetesi dngan "a#?
:,1 " samapai berwarna merah kebiruan.
c. *ritish ahrmacopee2793/
d. ;arutkan :,17 g dalam 127 ml air mendidih, dingnkan hingga sushu 7:+
3:
o
> dan tambahkan 27 ml :.1 M !g"#
$
. -unakan larutan pp sebagai
indicator titrasi dengan :,1 M "a#? hingga warna perak muncul.
$. ;uminal
a. FI III
K 7:: mg yang ditimbang seksama.;arutkan dalam <: ml etanol
197A4 dan 27 ml larutan. Titrasi dengan "a#? :,1 "
menggunakan indicator timolftalein. ;akukan titrasi blanko.
b. !nalisis &uantitatif #bat217/
%ejumlah sampel setara dengan K 7:: mg ditimbang sekasama
dilarutkan dalam 2: ml etil formaldehid. ;arutan didtitrasi dengan
litium metoksida :,1 " menggunakan indicator tomilftalen secara
potensiometri. .ilakukan juga titrasi blanko.
c. *ritish harmacopee
;arutkan :,1 g dalam 7 ml pyridine. Tambahkan :,7 ml timolgtalein
dan 1: ml !g"#
$
. Titrasi dengan "ao? :,1 " menggunakan
indicator timolftalein. ;akukan titrasi blanko.
BAB III
MET%DE !E&JA
III.1 A'a( dan ba$an
III.1.1 Alat
!lat+alat yang digunakan adalah *uret 7: ml, corong, gelas ukur 7:
ml, labu Grlenmeyer, neraca analitik, penangas air , pipet tetes,
pipet (olume, plat tetes, rak tabung, sikat tabung, sendok tanduk,
statif dan klem, tabung reaksi.
III.1.2 Bahan
*ahan yang dugunakan adalah aluminium foil, amonium tiosulfat
baku, !g"#
$

baku, a@uades, ?>l#
<
baku, indicator , indicator
&ristal (iolet, kertas perkamen, kertas saring, "ao? baku, perak
nitrat, &ofein, ;uminal, Teobromin, teofilin.
III.# )ara kerja
1. ;uminal 1!rgentometri4
a. .isiapkan alat dan bahan
b. .imasukkan sampel dalam Grlemnmeyer
c. .ilarutkan "a
2
>#
$
17 ml
d. .ititrasi dengan !g"#
$
baku hingga warna tidak hilang selama 2
menit
1. Teofilin 1argentometri4
a. .imasukkan sampel dalam Grlenmeyer
b. .ilarutkan dengan !g"#
$
baku :,1 "
c. .itambahkan merah fenol
d. .ititrasi dengan "a#? baku
BAB I*
HAIL PEN+AMATAN
I*.1 Da(a Pen,a"a(an
1. &ualitatif
Pereaksi A- A. / +. /1 B1
,oux
arri
!g"#
$
6wikker
.ia5o
!C*
?"#
$
?
2
%#
<
Formalin
IC?>l
?ijau
Dngu
utih
?ijau+
ungu
Merah
utih
>oklat
?ijau
Dngu
utih
?ijau+
ungu
Merah
utih
>oklat
?ijau
Dngu
utih
*iru
Merah
?ijau
*iru+
ungu
utih
?ijau
Dngu
utih
*iru
Merah
?ijau
Dngu
utih
*iru
utih
>oklat
2. &uantitatif
!'p a"pe' Me(ode Bs 0",1 *( 0"'1 N 2!
1
&ofein
;uminal
T*!
*romo
2::
1::
1<,7 :,1:$7
:,:9
7,/
$9,2
2
$
;uminal
Teofilin
Teofilin
&ofein
!rgento
!rgento
T*!
Iodo
1::
1::
1::
1::
2,3
<,/
2,2
:.1:$:
:.11:
:.11:
3.21
191,3
<$,3:
<
;uminal
&ofein
!rgento
Iodo
1::
2::
2,9
2,/
:,1:$:
:,172
3,9$3
93,/27
7
Teofilin
;uminal
T*!
*romo
1::
1::
2,<
11,7
:,11:
:,:9
1$,$2
3
&ofein
Teofilin
T*!
T*!
1::
1::
1,7 :,:/88 11,<8
I*.# Per$i(un,an
1. ;uminal 1!rgentometri4
*GL 1=1: *M, *M L 2$2,2$ jadi *GL 22,2$$
A& L
100%
b.sampel
x
titranxBE VtsampelxN
L
100%
100
233 , 23 1030 , 0 36
x
x x
L 3,21A
2. Teofilin 1!rgentometri4
A& L
100%
b.sampel
) 2 2 ( ) 1 1 (
x
xBE xN V xN V
"?"?##>
3
?
7
>
2
?
7
#"?"?##>
3
?
7
>
2
?
7

g
!
"
a

g
"
#
3
!$
"
#
3
%en&ba'bi(al
L
100%
100
18 , 198 ) 110 , 0 ) , 4 ( ) 1030 , 0 10 (
x
x x x
L 1:1,3A
I*.3 &eaksi
1. ;uminal
2. Teofilin
"
"
"
"?
#
#
?
$
>
?
$
>
"
"
"
"
#
#
?
$
>
?
$
>
!g
! g"#
3
! $"#
3
*e&filin
!g"#
$
C "a#? E "a"#
$
C !g#?
,eakso indikator merah fenol
BAB *
PEMBAHAAN
)antin merupakan turunan alamiah urina. %enyawa xantin yang
banyak digunakan adalah &afein, Teobromin, dan Teofilin. %edangkan
barbiturat adalah berifat barbiturat. !sam barbiturat merupakan hasil
kondensasi antara urea dngan asam malonat.
ada uji kualitatif dengan kode *1 memiliki fisik yang tidak berwarna,
berbau, dan sukar larut dalam air. ada saat ditambahkan larutan0
6wikker berwarna hijau birul0 ?>l dan "a#? terbentuk endapan coklat
yang kemudian larut0 ;arutan roux berwarna hijau0 parri berwarna ungu0
"?
<
#? dan !g"#
$
terbentuk endapan putih seperti selai yang kemudian
larut0 .ia5o ! C .ia5o * C "a#? berwarna merah0 >u.!setat berwarna
biru sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut mengandung
kofein dan teofilin.
Dntuk sampel dengan kode !3, jika dilihat dari hasil uji pereaksi
dimana pada pereaksi roux berwarna hijau, parri warna ungu, !g"#
$
diperoleh endapan putih, 5wikker berwarna hijau ungu. I
2
C ?>l berwarna
coklat endapannya. 'ika dibandingakan dengan tabulasi hasilnya semua
1C4. *egitupun dampel !u menunjukkan hasil yang sama pada dampel !3
sehingga disimpulkan bahwa sampel keduanya mengandung teofilin,
teobromin, dan kofein.
ada sampel F dan F1 jika dilihat adri hasil uji pereaksi yang
dilakukan diperoleh hasil bahwa pereaksi ,oux berwarna hijau, parri
berwarna ungu, !g"#
$
diperoleh endapan purtih. 6wikker berwarna biru,
burian berwarna merah dan sisanya tidak diketahui. 'ikadibandingakn
dengan tabulasi diperoleh hasil uji pereaksi yang dulakukan 1C4 sehingga
dapat dikatakan bahwa keduanya mengandung Teofilin.
ada danpek -u, jika dilihat dari hasil uji pereaksi yang dilakukan
bahwa ereasi roux berwarna ungu.
ada percobaan kali ini digunakan sampel ;uminal dan Teofilin.
%ampel tersebut menggunakan penetapan kadar dengan cara
!rgentometri. Dntuk sampel luminal dilarutkan dengan "a
2
>#
$
sebagai
katalisator untuk mempercepat reaksi. &emudian dititrasi dengan !g"#
$
baku hingga warna yang terbentuk tidak hilang selama 2 menit.
ersentase kadarnya adalah 3,21 A
Dntuk sampel teofilin dilarutkan dengan !g"#
$
baku sebagai
katalisator pada metode argentometri yang kemudian ditambahkan merah
fenol dan dititrasi dengan "a#? baku. ersentase kadarnya adalah
1:1,3A. ada saat penetapan kadar tidak didapatkan hasil yang
sempurna karena seharusnya sebelum ditambahkan indicator merah fenol
sampel didiankam erlebih dahulu lalu endapanyang terbentuk disaring
kemudian filtratnya dititrasi dengan "a#? baku.
BAB *I
PENUTUP
*.1 !esi"pu'an
*erdasarkan percobaan didapatkan konsentrasi teofilin 3,21 A dan
luminal 1:1,3 A
*.# aran
1. !lat dan bahan dilengkapi
2. .igunakan pula analisis kuantitatif dengan menggunakan instrument
$. 'umlah asisten dapat ditambah
DA/TA& PUTA!A
1. -unawan, %ulistia -an. Gd. 12::94. Farmakologi dan Terai. Gdisi
;ima. 'akarta2 *alai enerbit F& DI
2. Tjay, Tan ?oan. 12::94. !bat"!bat Penting, Gdisi ke enam. 'akarta2
T. Glex Media &omputindo.
3. ,oth, ?erman '. 119884. Analisis Farmasi. Mogyakarta2 -adjah Mada
Dni(ersity ress.
4. %usanti. dan Meanny, Junas. 2:1:. !nalisa &imia Farmasi
&uantitatif. Makassar2 Dni(ersitas ?asanuddin
5. .irjen #M. 119/94. Farmakoe Indonesia. Gdisi III. 'akarta2 .epkes
,I
3. %udjadi. .an ,ohman, !bdul. 12::84. !analisis &uantitatif #bat.
Mogyakarta2 D-M ress
/. !uterhoff. .an &o(ar. 198/. Identifikasi #bat. Terbitan IB. *andung2
IT*
Labora(oriu" !i"ia /ar"asi
/aku'(as /ar"asi
Uni3ersi(as Hasanuddin
LAP%&AN P&A!TI!UM !EL%MP%!
ANALII !UALITATI/ !UANTITATI/
4ANTIN dan BA&BITU&AT
Disusun %'e$5
!e'o"pok III
+o'on,an ab(u ian,5
Asis(en5 Nur )$o'is 6 i Ap(
MA!AA&
#711

Anda mungkin juga menyukai