janin terbatas pd pertumbuhan uterus, pergerakan janin yg dirasakan oleh ibu dan bunyi jantung janin melalui steteskop
Kini kardiotokografi merupakan perlengkapan tetap dlm kamar bersalin
Pola DJJ ( FHR ) yg normal hampir 100% pasti janin berada dlm kondisi yg baik Pada KTG ada 3 bgn besar kondisi yg dipantau yaitu ; (1) DJJ (2) Kontraksi Uterus (3) Gerak Janin serta korelasi diantara ketiga parameter tsb. Kardiotokografi didasarkan pd asumsi bahwa janin yang sehat akan lebih aktif dari pd janin yang beresiko dan jantungnya akan berespon terhadap kontraksi uterus dgn berdetak lebih cepat
CTG/KTG CARDIOTOKOGRAFI Adalah suatu instrumen elektronik yang dirancang untuk mendeteksi kecepatan DJJ secara serentak dan mengukur intensitas dan lamanya kontraksi uterus Merupakan alat bantu di dalam pemantauan kesejahtraan janin. Suatu metode elektronik untuk memantau kesejahteraan janin dlm kehamilan dan atau dalam persalinan
Cara Pemeriksaan 1. Metode Eksternal Dilakukan dgn memasang sensor bertekanan (pressure sensor) dipasangkan pada abdomen ibu dgn posisi setengah duduk dihubungkan ke ultrasound 2. Metode Internal Pencatatan langsung dgn cara lain bisa dilakukan, setelah ketuban pecah dgn menggunakan slang yg dimasukkan kerongga amnion melalui vagina Indikasi Indikasi pemeriksaan CTG sebelum dan selama persalinan (menurut Berg, 1988) : A. Indikasi Absolut 1. Post maturitas > 7 hari 2. Insufisiensi placenta 3. Hipertonus, imaturitas janin 4. Kontraksi terlampau dini 5. Berisiko persalinan prematur 6. Diabetes 7. Kehamilan ganda 8. Inkompatibilitas Rh 9. Plasenta letak rendah 10. Plasenta previa 11. Perdarahan trimester ke dua 12. Setelah mengalami trauma/kecelakaan B. Indikasi Relatif 1. Usia ibu dibawah 18 tahun 2. Riwayat kehamilan dgn komplikasi 3. Oligohidramnion, Polihidramnion 4. Gerakan janin terasa berkurang Tekhnik Pemeriksaan A. Persiapan Pasien 1. Persetujuan tindakan medik (Informed Consent) misal ; menjelaskan indikasi, cara pemeriksaan,dan kemungkinan hasil yg didapat. 2. Kosongkan kandung kencing 3. Periksa kesadaran dan tanda vital ibu 4. Ibu tidur setengah duduk 5. Lakukan pemeriksaan Leopold 6. Hitung DJJ selama satu menit 7. Pasang transduser untuk tokomentri di daerah fundus uteri dan punggung bayi (daerah DJJ) 8. Setelah transduser terpasang baik, beritahu ibu bila janin terasa bergerak, pencet bel yg telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yg dirasakan ibu selama perekaman CTG 9. Hidupkan komputer dan kardiotokograf 10.Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yg ingin dicapai) 11. Lakukan pencetakkan hasil rekapan KTG 12. Lakukan dokumentasi data pd disket komputer (data untuk Rumah Sakit) 13. Matikan komputer dan mesin Kardiotokograf 14. Bersihkan dan kembalikan alat pada tempatnya 15. Beritahu ibu pd pasien bahwa pemeriksaan telah selesai 16. Berikan hasil rekaman kepada dokter penanggung jawab. Atau para medik/bidan membantu membacakan hasil interpretasi komputer secara lengkap kepada dokter. Paramedik/bidan dilarang memberikan interpretasi hasil KTG kepd ibu/pasien B. Evaluasi/pembacaan hasil CTG Ada 4 pola CTG yg mungkin terjadi, yaitu : 1. Normal Pola normal menunjukkan bahwa janin tdk mempunyai risiko mati dlm 7 10 hari berikutnya. Janin ini di sbt reaktif. Frekuensi DJJ normal yaitu antara 120 160 dpm dgn variabilitas bts dsr normal antara 5 15 dpm Selama pola ini persisten sepanjang persalinan, prognosis neonatus baik 2. Suboptimal Jika didapati pola suboptimal, resiko janin sedikit meningkat dan tes hrs diulang dlm 3 4 hari 3. Deselerasi Pola deselerasi menunjukkan bahwa tes hrs diulang keesokan harinya, kecuali jika kondisi2 untuk melahirkan sudah memungkinkan, sehingga persalinan hrs diinduksi 4. Preterminal Pola preterminal menunjukkan bahwa janin mempunyai resiko kematian di dlm uterus yg tinggi dan hrs dilahirkan segera.
Kesejahteraan janin intrauterin dan intrapartum merupakan kesatuan yang memerlukan perhatian khusus. Dengan demikian pd saat persalinan diharapkan dpt tercapai well born baby and well health mother