Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual. Penyakit tersebut ditularkan
melalui hubungan seksual, penyakit ini bersifat Laten atau dapat kambuh lagi
sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis. Penyakit ini dapat cepat
diobati bila sudah dapat dideteksi seak dini. !uman yang dapat menyebabkan
penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembus selaput lendir yang normal
dan mampu menembus plasenta sehingga dapat menginfeksi anin. " Soedarto, 1##$ %
II.& 'tiologi
Sifilis disebabkan oleh (reponema Pallidum. (reponema Pallidum termasuk
golongan Spirochaeta yang berbentuk seperti spiral dengan panang antara )- &$
mikron dan lebar $,1- $,& mikron, mudah dilihat dengan mikroskop lapangan gelap
akan nampak seperti spiral yang bisa melakukan gerakan seperti rotasi. *rganisme
ini bersifat anaerob mudah dimatikan oleh sabun, oksigen, sapranin, bahkan oleh
+,uades. Didalam darah donor yang disimpan dalam lemari es (reponema Pallidum
akan mati dalam waktu tiga hari tetapi dapat ditularkan melalui tranfusi mengunakan
darah segar. " Soedarto, 1##$ %
II.- Patogenitas dan geala klinis
Sifat-sifat yang mendasari .irelensi (reponema pallidum belum dipahami
selengkapnya tidak ada tanda- tanda bahwa kuman ini bersifat toksigenik karena
didalam dinding selnya tidak ditemukan eksotosin ataupun endotoksin. /eskipun
didalam lesi primer diumpai banyak kuman namun tidak ditemukan kerusakan
aringan yang cukup luas karena kebanyakan kuman yang berada diluar sel akan
terbunuh oleh fagosit tetapi ada seumlah kecil (reponema yang dapat tetap bertahan
didalam sel makrofag dan didalam sel lainya yang bukan fagosit misalnya sel endotel
dan fibroblas. Ini dapat menadi petunuk mengapa (reponema pallidum dapat hidup
dalam tubuh manusia dalam angka waktu yang lama ,yaitu selama masa
asimtomatik merupakan ciri khas dari penyakit sifilis. Sifat in.asif (reponema
sangat membantu memperpanang daya tahan kuman didalam tubuh manusia.
Sifilis merupakan penyakit kronik 0ranulomatosa dimana peralanan
penyakitnya berlangsung lama. Lesi pada stadium akhir mungkin baru muncul -$
tahun setelah infeksi pertama. Pada penyakit sifilis terdiri dari - stadium yaitu
stadium primer, sekunder dan tersier.ketiga stadium ini dipisahkan oleh periode
asimtomatik, yang masa tunasnya --1 minggu muncul lesi primer yang terlokalisasi
yang akan sembuh setelah &-2 minggu. Stadium ini disusul dengan stadium
sekunder, diumpai lesi diseluruh tubuh atau generalisata luka ini sembuh dalam
waktu &- 2-minggu. Stadium ini disertai dengan periode laten selama beberapa tahun.
Selama periode tersebut tidak diumpai manifestasi klinik tetapi dalam tubuh
seumlah kecil penderita berlangsung proses yang mengarah kebentuk sifilis yang
lebih berat yaitu sifilis tersier. " Par.in a3ini ,1##2 %
II. 1 'pidemiologi
Penularan utama dari penyakit adalah lewat kontak seksual "coitus %, bisa uga
lewat mukosa misalnya dengan berciuman atau memakai gelas dan sendok yang
selesai dipakai oleh penderita sifilis dan penularan perenteral melalui arum suntik
dan tranfusi darah. /asa inkubasi dari penyakit sifilis berlngsung sekitar &- 2
minggu setelah hubungan seksual yang dianggap sebagai penularan penyakit tersebut
" coitus suspectus %.
Secara garis besar penularan sifilis dibagi atas 4
1. Sifilis kongenital atau bawaan
Sifilis kongenital akibat dari penularan spirokaeta tranplasenta5 bayi arang
berkontak langsung dengan 6hancre ibu yang menimbulkan infeksi pasca lahir.
7esiko penularan transplasenta ber.ariasi menurut stadium penyakit yang diderita
oleh ibu. 8ila wanita hamil dengan sifilis primer dan sekunder serta spirokaetamia
yang tidak diobati, besar kemungkinan untuk menularkan infeksi pada bayi yang
belum dilahirkan daripada wanita dengan infeksi laten. Penularan dapat teradi
selama kehamilan. Insiden dari infeksi sifilis kongenital tetap paling tinggi selama 1
tahun pertama sesudah mendapat infeksi primer, sekunder dan penyakit laten awal.
&. Sifilis +kuisita " dapatan %
Sifilis dapatan penularanya hampir selalu akbat dari kontak seksual walupun
penangananya secara kuratif telah tersedia untuk sifilis selama lebih dari empat
dekade, sifilis tetap penting dan tetap merupakan masalah kesehatan yang la3im di
Indonesia. Pembagian sifilis dapatan berdasarkan epidemiologi , tergantung sifat
penyakit tersebut menular atau tidak. Stadium menular bila peralanan penyakit kurang
dari & tahun dan stadium tidak menular peralanan penyakit lebih dari & tahun.
Pembagian secara klinis 4
Stadium I
Stadium II Stadium menular
Stadium Laten Dini
Stadium 7ekurens
Stadium Laten Lanut
Stadium III Stadium tidak menular
!ardio.askuler Dan 9euosifilis
II. ) /anifestasi klinis
II. ). 1 Sifilis primer
8erlangsung selama 1$ - #$ hari sesudah infeksi ditandai oleh 6hancre sifilis
dan adenitis regional. Papula tidak nyeri tampakpada tempat sesudah masuknya
(reponema pallidum. Papula segra berkembang menadi ulkus bersih, tidak nyeri
dengan tepi menonol yang disebut chancre. Infeksinya sebagai lesi primer akan
terlihat ulserasi " chancre % yang soliter, tidak nyeri, mengeras, dan terutama
terdapat di daerah genitalia disertai dengan pembesaran kelenar regional yang
tidak nyeri. 6hancre biasanya pada genitalia berisi (reponema pallidum yang hidup
yang hidup dan sangat menular, chancre e:tragenitalia dapat uga ditemukan pada
tempat masuknya sifilis primer. 6hancre biasanya bisa sembuh dengan sendirinya
dalam 1 ; 2 minggu dan setelah sembuh menimbulkan aringan parut. Penderita
yang tidak diobati infeksinya berkembang ke manifestasi sifilis sekunder.
II. ). & Sifilis Sekunder
(eradi sifilis sekunder, & ; 1$ minggu setelah chancre sembuh. /anifestasi
sifilis sekunder terkait dengan spiroketa dan meliputi ruam, mukola papuler non
pruritus, yang dapat teradi diseluruh tubuh yang meliputi telapak tangan dan
telapak kaki5 Lesi pustuler dapat uga berkembang pada daerah yang lembab
disekitar anus dan .agina, teradi kondilomata lata " plak seperti .eruka, abu ; abu
putih sampai eritematosa %. Dan plak putih disebut ( Mukous patkes % dapat
ditemukan padfa membrana mukosa, geala yang ditimbulkan dari sifilis sekunder
adalah penyakit seperti flu seperti demam ringan, nyeri kepala, malaise, anoreksia,
penurunan berat badan, nyeri tenggorokan, mialgia, dan artralgia serta
limfadenopati menyeluruh sering ada. /anifestasi ginal, hati, dan mata dapat
ditemukan uga, meningitis teradi -$ < penderita. Sifilis sekunder
dimanifestasikan oleh pleositosis dan kenaikan cairan protein serebrospinal
"6SS %, tetapi penderita tidak dapat menunukkan geala neurologis sifilis laten.
II.). - 7elapsing sifilis
!ekambuhan penyakit sifilis teradi karena pengobatan yang tidak tepat dosis
dan enisnya. Pada waktu teradi kekambuhan geala ; geala klinik dapat timbul
kembali, tetapi mungkin uga tanpa geala hanya perubahan serologinya yaitu dari
reaksi S(S " Serologis Test for Syfilis % yang negatif menadi positif. 0eala yang
timbul kembali sama dengan geala klinik pada stadium sifilis sekunder.
7elapsing sifilis yang ada terdiri dari 4
a. Sifilis laten
=ase tenang yang terdapat antara hilangnya geala klinik sifilis sekunder
dan tersier, ini berlangsung selama 1 tahun pertama masa laten " laten awal %.
(idak teradi kekambuhan sesudah tahun pertama disertai sifilis lambat yang
tidak mungkin bergeala. Sifilis laten yang infektif dapat ditularkan selama 1
tahun pertama sedang sifilis laten yang tidak menular berlangsung setelah 1
tahun tersebut. Sifilis laten selama berlangsung tidak diumpai geala klinik
hanya reaksi S(S positif.
b. Sifilis tersier
Sifilis lanut ini dapat teradi bertahun ; tahun seak sesudah geala
sekunder menghilang. Pada stadium ini penderita dapat mulai menunukkan
manifestasi penyakit tersier yang meliputi neurologis, kardio.askuler dan lesi
gummatosa, pada kulit dapat teradi lesi berupa nodul, noduloulseratif atau
gumma. 0umma selain mengenai kulit dapat mengenai semua bagian tubuh
sehingga dapat teradi aneurisma aorta, insufisiensi aorta, aortitis dan kelainan
pada susunan syaraf pusat " neurosifilis %.
c. Sifilis kongenital
Sifilis kongenital yang teradi akibat penularan dari ibu hamil yang
menderita sifilis kepada anaknya melalui plasenta. Ibu hamil dengan sifilis
dengan pengobatan tidak tepat atau tidak diobati akan mengakibatkan sifilis
kongenital pada bayinya. Infeksi intrauterin dengan sifilis mengakibatkan anak
lahir mati, infantille congenital sifilis atau sifilis timbul sesudah anak menadi
besar dan bahkan sesudah dewasa. Pada infantil kongenital sifilis bayi
mempunyai lesi ; lesi mukokutan. !ondiloma, pelunakan tulang ; tulang
panang, paralisis dan rinitis yang persisten. Sedangkan ika sifilis timbul
sesudah anak menadi besar atau dewasa maka kelainan yang timbul pada
umumnya menyangkut susunan syaraf pusat misalnya parasis atau tabes, atrofi
ner.ous optikus dan tuli akibat kelainan syaraf ner.ous kedelapan, uga
interstitial keratitis, stig mata tulang dan gigi, saddel ; nose, saber shin " tulang
kering terbentuk seperti pedang % dan kadang ; kadang gigi >utchinson dapat
diumpai. Prognosis sifilis kongenital tergantung beratnya infeksi tetapi kelainan
yang sudah teradi akibat neurosifilis biasanya sudah bisa disembuhkan.
" Soedarto, 1##$ %.

II. 2 Diagnosis
?ntuk menentukan diagnosis sifilis maka dilakukan pemeriksaan klinik,
serologi atau pemeriksaan dengan mengunakan mikroskop lapangan gelap
" darkfield microscope %. Pada kasus tidak bergeala diagnosis didasarkan pada ui
serologis treponema dan non protonema. ?i non protonema seperti Venereal
Disease Research Laboratory " @D7L %. ?ntuk mengetahui antibodi dalam tubuh
terhadap masuknya (reponema pallidum. >asil ui kuantitatif ui @D7L cenderung
berkorelasi dengan aktifitas penyakit sehingga amat membantu dalam skrining, titer
naik bila penyakit aktif " gagal pengobatan atau reinfeksi % dan turun bila
pengobatan cukup. !elainan sifilis primer yaitu chancre harus dibedakan dari
berbagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin yaitu chancroid,
granuloma inguinale, limfogranuloma .enerium, .errucae acuminata, skabies, dan
keganasan " kanker %.

Anda mungkin juga menyukai