Anda di halaman 1dari 45

1

MANUSIA, MAKNA DAN SEJARAH AGAMA ISLAM


D
I
S
U
S
U
N


OLEH

NAMA : BUDI ZAMIL
NIM : 5111111002
JURUSAN : Pendidikan Teknik Bangunan





JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN REGULER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
2





DAFTAR ISI
Daftar isi..........................................................................................................................2
Pendahuluan.......................................................................................................................3
Isi........................................................................................................................................5
I. Manusia dan Agama........................................................................................5
I.I Hubungan Manusia dan Agama.............................................................5
I.II Manusia Menurut tinjauan Islam...........................................................6
II. Makna Agama Islam......................................................................................10
II.I Pengertian dan Karakteristik Agama Islam.........................................10
II.II Sumber Ajaran Islam............................................................................12
III. Asal-usul Perkembangan Agama Islam..........................................................24
III.I Perkembangan Islam di masa Na..........................................................24
III.II Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia............................................31















3

BAB I
PENDAHULUAN

Petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT untuk membantu kita agar
menyembah dan mengesakan-Nya berupa insting, panca indra, dan akal sering
kali tidak dapat membantu manusia untuk menemukan hakikat dan tujuan
hidupnya di dunia. Oleh karena itu, untuk melengkapi ketiganya perlu lagi
petunjuk keempat berupa agama. Selain itu, agama juga mengajarkan bahwa
sesungguhnya manusia memiliki dua fungsi hidup di dunia ini yaitu selaku hamba
Allah dan selaku khalifah di bumi ini.
Ketika agama ditinggalkan dari hati dan kehidupan seseorang, segala
sesuatu dan dunia ini akan dinilai berdasarkan pandangan yang salah. Pada
kondisi ini, seseorang akan kehilangan pengetahuannya dan akan berperilaku
lebih buruk dari seekor binatang. Oleh karena itu, Allah mengutus para nabi yang
merupakan pilihan dari kaum manusia itu sendiri untuk menyebarluaskan agama
ini. Allah akan mengutus seorang nabi kepada suatu kaum ketika kaum tersebut
sudah menyimpang dari ajaran Allah. Nabi tersebut berfungsi untuk membimbing
manusia menuju jalan kebenaran dan membersihkan mereka dari dosa-dosa.
Selain itu, Ibrahim al-Haqqi ,seorang penyair, pernah mengatakan suatu
syair yang berbunyi Sang Mahabenar berfirman, Aku adalah harta kekayaan
yang tidak dapat tertampung oleh bumi dan tidak pula oleh langit, tetapi kalbu
dapat menampung-Ku. Tentunya yang dimaksudkan dengan kalbu adalah
suatu hati, dimana hati tersebut harus bersih. Untuk mempunyai hati yang bersih,
manusia akan memerlukan petunjuk yang berupa agama yang benar. Agama ini
diturunkan kepada seorang nabi secara berangsur-angsur dan bertahap untuk
kemudian disampaikan kepada umat manusia.
Kehidupan manusia tidak lepas dari adanya pedoman hidup. Banyak versi
pedoman hidup yang selama ini dikenal manusia, namun pastilah agama menjadi
pedoman utama yang diperlukan manusia untuk menjalani kehidupannya. Negara
Indonesia sendiri memiliki beberapa agama yang diyakini oleh masyarakat,
seperti Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kong hu Chu, dan yang paling dominan
adalah Islam. Setiap agama yang dianut oleh manusia pasti memiliki ajaran yang
sama yaitu semata-mata untuk melaksanakan kebaikan, dan menjauhi larangan
yang telah diperintahkan Tuhan.
Agama Islam sendiri merupakan suatu agama universal yang didalamnya
berisi pedoman untuk manusia dalam menjalani kehidupannya agar tercapai
4

keselamatan di dunia maupun di akhirat atau di kehidupan yang akan mendatang.
Dalam bahasa Indonesia kata agama sendiri berarti sama dengan kata Al-Dien
dalam bahsa Arab. Kata Al-Dien ini sering sekali ditemukan dalam Al-Quran
yaitu sebanyak 94 kali namun dengan berbagai makna dan konteks, antara lain
berate pembalasan ( QS 1:4 ) serta undang-undang yang datang dari Allah
Dienullah ( QS 3:83 ).
Agama islam sudah mulai dikenal sejak zaman nabi Muhammad Saw, yang
merupakan utusan rasul yang ditugaskan untuk memimpin dan meluruskan
tindakan manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Ajaran dalam agama islam
ini,merupakan kelanjutan dari ajaran-ajaran sebelumnya yang telah di bawakan
oleh nabi-nabi terdahulu sebelum nabi Muhammad Saw. Karena kelogisannya
agama islam dianggap sebagai agama universal yang dapat menjadi pedoman
hidup manusia.
Terminologi Islam secara bahasa (secara lafaz) memiliki beberapa makna.
Makna-makna tersebut ada kaitannya dengan sumber kata dari Islam itu sendiri,
yang notabene berasal dari bahasa Arab. Islam terdiri dari huruf dasar (dalam
bahasa Arab): Sin, Lam, dan Mim. Beberapa kata dalam bahasa Arab yang
meimiliki huruf dasar yang sama dengan Islam, memiliki kaitan makna dengan
Islam. Dari situlah kita bias memahami arti Islam secara bahasa. Jadi makna-
makna Islam dari segi bahasa antara lain Islamul wajh (menundukkan wajah), Al
Istislam (berserah diri), As Salamah (suci bersih), As Salam ( selamat dan
sejahtera), As Silmu (perdamaian), dan Sullam (tangga, bertahap, atau tad daruj).




















5

BAB II
ISI


I. Manusia dan Agama
I.I Hubungan Manusia dengan Agama
Sebagai manusia yang telah percaya akan adanya pencipta yang
menciptakan dirinya maka kita pasti akan mengikuti ajaran-ajaran yang telah
diatur oleh Tuhan. Ajaran-ajaran dari Tuhan biasanya telah diatur dalam agama.
Selain itu, sebagai makhluk Allah, manusia diciptakan dengan insting,
pancaidera, dan akal. Untuk melengkapi hal tersebut ditambahkan lagi agama
untuk membantu manusia menemukan fungsi dan tujuan hidupnya di dunia. Oleh
karena itu agama dikatakan sebagai Hidayah Allah.
Agama mengajarkan manusia memiliki dwi fungsi, yaitu hablum minallah
dan hablum minannas, seperti yang tertera dalam al-Quran, yaitu (QS Al-Imran,
3:112).
Agama mengatur semua tentang kehidupan manusia. Agama mengajarkan
bahwa manusia tidak hanya hidup di dunia melainkan juga di alam akhirat.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia sesungguhnya berpindah-
pindah dari suatu alam ke alam lain. hal tersebut tertera dalam Al-Quran pada
ayat-ayat berikut.
Dan ingatlah ketika TuhanMu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang)
anak cucu adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh
mereka (seraya berfirman) Bukankah Aku ini TuhanMu? mereka menjawab,
Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi. (kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, sesungguhnya ketika itu kami
lengah terhadap ini (QS Al-Araf, 7 : 172)
Ayat-ayat lainnya yang menerangkan hal tersebut adalah (QS Al-Muminun,
23 : 1- 14), (QS Al-Hadid, 57 : 20), (QS Al-Muminun, 100-104). Oleh karena itu
semua kehidupan manusia harus berdasarkan ajaran agama.
Agama juga ada sebagai pedoman hidup manusia sehingga dalam
menjalankan kehidupannya manusia tidak hilang arah. Pedoman tersebut juga
termasuk pedoman tentang akhlak dan budi pekerti manusia. Oleh karena itu,
perkembangan akhlak dan budi pekerti manusia saat ini disebabkan oleh agama.
6

Bahkan, agama disebut sebagai kekuatan raksasa yang telah mewujudkan
perkembangan manusia seperti saat ini.
Tugas-tugas keagamaan berpijak kepada 5 tujuan syariah, yaitu :
1. Memelihara agama dengan melakukan ibadah kepada Allah semata (tauhid),
termasuk di dalamnya melaksanakan shalat, puasa, zakat, haji, dll.
2. Memelihara jiwa (diri) dengan kewajiban mempertahankan hidup, dan dilarang
membunuh diri maupun jiwa orang lain dan apapun yang berkaitan dengan
kerusakan diri.
3. Memelihara keturunan dengan adanya lembaga pernikahan untuk memelihara
kejelasan keturunan seseorang dan dilarang melakukan perzinahan (hubungan
seks diluar nikah)
4. Memelihara akal dan kewajiban menjauhi dan menghindari segala macam hal
yang menyebabkan akal cidera dan tidak normal, seperti meminum segala
macam minum-minuman yang memabukkan, minuman keras,
termasukmacam-macam narkoba: narkotika, ganja, putaw, heroin, mor-fin,
ekstasi, dsb.
5. Memelihara harta dengan keharusan ememperoleh harta dan rezeki secara halal
serta dilarang mendapatkannya dengan cara haram, seperti mencuri, merampas,
menggarong, menipu, korupsi, sogok, dll.


I.II Manusia menurut tinjauan Islam
Kata manusia berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu manu, Laten : mens
yang atinya berpikir, berakal budi; homo artinya seorang yang dilahirkan dari
tanah; humus artinya tanah.
Manusia tidak akan ada tanpa ada yang menciptakannya, yaitu Allah SWT.
Tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk menyembahNya, seperti yang
di tuliskan dalam Al-Quran :
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku (QS : Adz-Dzariyat, 51 : 56)
Allah menciptakan manusia dengan asal yang berbeda dengan makhluk
lainnya. Jika malaikat diciptakan dari cahaya, syetan diciptakan dari api, maka
manusia berasal dari tanah. Selain itu, dengan penciptaan manusia dari tanah juga
dapat memberikan pelajaran kepada manusia untuk tidak sombong karena
manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
7

Manusia yang pertama diciptakan Tuhan adalah Nabi Adam as. Kemudian
barulah diciptakan pasangan hidup nabi Adam as., yaitu Hawa.
Setelah diciptakan, manusia dijadikan Allah sebagai khalifah di bumi.
Khalifah di bumi berarti manusia sebagai pemimpin di bumi untuk mengelola
bumi dan isinya.
Al-Quran memberi informasi tentang hakekat manusia dengan memberi
sebutan yang berbeda-beda menurut sisi dan fungsinya, seperti Bani Adam, Al-
Basyar, Al-Insan, An-Nas.
Manusia disebut Bani Adam karena semua manusia merupakan keturunan
dari Nabi Adam as. Seperti yang tertera dalam Al- Quran yaitu: (QS Al-Araf,
7:26)
Al-Basyar artinya manusia sama dengan makhluk hidup lainnya yaitu
membutuhkan makan dan minum. Seperti yang tertera dalam Al- Quran yaitu:
(QS Al-Muminun, 23:33) dan (QS Al-Muminun, 23:34)
Al-Insan artinya manusia dianugerahi Allah kecerdasan sehingga dapat
menyerap apa yang dipandang, didengar, dialami, dan mengolahnya sebagai ilmu
pengetahuan. Seperti yang tertera dalam Al- Quran yaitu:
(QS Ar-rahman, 55: 3-4) dan (QS Ar-rahman, 55: 33)
Sedangkan, An-Nas berarti manusia juga termasuk makhluk sosial yang
pasti tidak bisa hidup sendiri, melainkan hidup dengan manusia lainnya secara
berkelompok-kelompok. Seperti yang tertera dalam Al- Quran, yaitu (QS Al-
Baqarah, 2 : 21).
Manusia diciptakan juga untuk menerima rahmat dari Allah SWT. Hal
tersebut tertera dalam Al-Quran, yaitu, (QS: Al-Luqman, 31:20).
Dan Dia (Allah) menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berpikir (QS Al Jatsiyah, 45:13)
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa alam semesta ini ada yang
menciptakan, yaitu Allah SWT dan alam semesta ini diciptakan untuk manusia.
Alam semesta juga diciptakan untuk manusia agar manusia bisa merasakan
kekuasaan Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus bersyukur dengan cara
mengelola bumi dengan baik.
8

Manusia juga diciptakan untuk memangku amanat. Akan tetapi, sebelumnya
Allah SWT telah menawarkan kepada alam semesta apakah mereka sanggup
untuk memangku amanat tersebut, hal ini sesuai dengan yang tertera dalam Al-
Quran, yaitu :
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan menghianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh. (QS Al-Ahzab, 33:72)
Berdasarkan ayat tersebut, sebelum memberikan amanat kepada manusia,
Allah telah menawarkan amanat-Nya kepada alam semesta, tetapi mereka merasa
tidak sanggup dan sangat khwatatir tidak bisa menjaga amanat tersebut dengan
baik. Maka kemudian Allah SWT mempercayakan amanat-Nya kepada manusia.
Menurut para ahli kitab, amanat pada ayat sebelumnya bermakna pada
tugas-tugas kekhalifahan dan fingsi-fungsi manusia, yaitu sebagai hamba Allah
dan khalifah di bumi.
Selain itu, manusia juga memiliki dwi fungsi, yaitu hak-hak dan kewajiban
yang dibebankan kepada manusia :
Hak-hak manusia, yaitu :
1. Anugrah Allah SWT berupa bumi dan alam semesta yang ditundukkan sebagai
bekal hidup manusia
2. Kewenangan manusia untuk mengelola bumi dan alam lingkungannya
Kewajiban-kewajiban manusia, yaitu:
1. Tunduk, patuh, dan mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT,
serta beribadah kepada-Nya
2. Mengelola, memakmurkan, melestarikan bumi dan alam lingkungannya untuk
kemakmuran hidup manusia, yaitu sesuai tugasnya sebagai khalifah
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, untuk dapat melaksanakan
kewajiban-kewajiban tersebut, manusia telah diberi bekal oleh Allah SWT berupa
insting, pancaindera, akal, dan agama, serta kebebasan untuk melakukan ataupun
tidak melakukan apa yang diperintah Allah SWT.
Fungsi manusia yang pertama adalah sebagai hamba Allah SWT. Dari
fungsi tersebut jelas sekali bahwa manusia harus tunduk, patuh, beribadah semata
kepada Allah, dan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
9

Fungsi manusia yang kedua adalah sebagai khalifah, yaitu memiliki
wewenang untuk mengelola, memakmurkan, melestarikan bumi dan alam
lingkungannya. Sebagai khalifah, manusia memiliki kebebasan untuk melakukan
apapun kepada dirinya dan lingkungannya. Akan tetapi, kebebasan yang diberikan
Allah SWT sudah pasti terbatas dan setiap pilihan yang dibuat manusia
berpengaruh kepada kehidupannya atau bisa dikatakan selalu memiliki
konsekuensi.
Manusia diciptakan juga dengan fungsi sebagai hablum minannas dan
hablum minallah. Hablum minannas maksudnya adalah manusia diciptakan untuk
berhubungan dengan manusia lainnya atau sering dikenal dengan makhluk sosial.
Bersama dengan manusia lainnya, manusia ditugaskan untuk memakmurkan bumi
untuk keperluan kehidupan manusia itu sendiri. Sedangkan, hablum minallah
maksudnya adalah manusia harus menjalin hubungan vertikal, yaitu kepada
penciptanya, Allah SWT. Hubungan manusia dan Allah dapat terjalin dengan cara
beribadah kepada-Nya. Jika seorang muslim sudah bertakwa, yaitu menjalankan
perintah dan menjauhi larangan Allah SWT maka akan mendapat balasan dari
Allah SWT sesuai firman-Nya :
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman
(surga) dan sungai. Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan yang berkuasa. (Al-
Qamar: 54-55)
Dalam pandangan Islam,manusia digolongkan menjadi beberapa golongan,
yaitu:
1. Muttaqi
Muttaqi artinya orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang selalu
menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
2. Muhsin
Muhsin artinya orang-orang yang berbuat baik, yaitu orang-orang yang
beriman dan berbuat kebaikan
3. Mumin
Mumin artinya orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang beriman.
Iman artinya berada di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Muslim
Muslim artinya orang-orang yang tunduk dan patuh serta berserah diri kepada
Allah SWT.
5. Kafir
Kafir artinya orang-orang yang tidak percaya, ingkar,dan menolak kebenaran
dari Allah SWT.
10

6. Musyrik
Musyrik artinya orang-orang yang menganggap ada Tuhan selain Allah SWT.
7. Munafiq
Munafiq artinya orang-orang yang bermuka dua, yaitu orang-orang yang
mengatakan dirinya beriman tetapi di hatinya tidak.
8. Fasiq
Fasiq artinya orang-orang yang melakukan dosa, padahal dia mengerti bahwa
perbuatannya melanggar hukum, aturan dan ketentuan Tuhan.


II. Makna Agama Islam

II.I Pengertian Agama Islam
Etimologi
Islam berasal dari bahasa arab yaitu aslama yang berarti berserah diri,
masuk dalamkedalam. Orang yang berserah diri disebut muslim. Agama islam
adalah agama samawiyang diturunkan oleh Allah SWT kepada para utusannya,
Nabi Muhammad SAW yangterdapat pada kitab suci Al-Quran dan sunnah dalam
bentuk perintah., larangan danpetunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan
akhirat.Agama islam mempunyai karakteristik sebagai berikut.1. Agama islam
sesuai dengan fitrah manusia. Allah telah menciptakan manusiasesuai fitrah
alah.2. Ajaran agama islam adalah agama yang sempurna. Dalam ajaran agama
islamtelah ditetapkan tentang beberapa makanan haram/halal.3. Kebenaran agama
islam mutlak. Agama islam merupakan agama yang berasaldari Allah SWT, jadi
tidak ada kerugian didalamnya.4. Islam mengajarkan keseimbangan dalam
berbagai aspek kehidupan.5. Islam fleksibel dan ringan.6. Islam, ajaran yang
universal, terasa bagi seluruh manusia.7. Islam rasional.8. Islam agama tauhid,
hanya menyembah dan mengabdi kepada Allah SWT.9. Islam sebagai rahmat bagi
seluruh alam.Dalam ajaran agama islam, inti ajarannya ada 3 hal yaitu aqidah,
syariah, dan akhlaq.Aqidah berhubngan dengan keyakinan terhadap Allah SWT.
Syariah berhubungandengan aturan hokum yang telah ditetapkan Allah SWT dan
Akhlaq berhubungandengan moral, perilaku terhadap allah SWT, terhadap sesame
maupun terhadaplingkungan.Dalam menjalani kehidupan, masyarakat beragama
islam berpegang teguh kepadahokum islam. Sumber hokum islam adalah Al-
Quran dan As-Sunnah (al hadits) dandisemurnakan dengan akal manusia yang
mengenal islam secara mendalam (ijtihad).Fungsi utama hokum islam yaitu :
fungsi ibadah, fungsi amar maruf wa nahi munkar.


11

Terminologi
Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui seorang rasul.
Ajaran-ajaran yang dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia mengenai
berbagai segi dari kehidupan manusia. Islam merupakan ajaran yang lengkap ,
menyeluruh dan sempurna yang mengatur tata cara kehidupan seorang muslim
baik ketika beribadah maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya.Islam
juga merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi
Yakub, Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi lainnya.
Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 132, Allah berfirman :


Artinya :
Nabi Ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi
Yakub, Ibrahim berkata : Sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam
sebagai agamamu, sebab itu janganlah kamu meninggal melainkan dalam
memeluk agama Islam. (QS. Al-Baqarah, 2:132)
Nabi Isa juga membawa agama Islam, seperti dijelaskan dalam ayat yang
berbunyi sebagai berikut :


Artinya :
Maka ketika Nabi Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkata
dia : Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan
agama Allah (Islam)? Para Hawariyin (sahabat beriman kepada Allah, dan
saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim (QS. Ali
Imran, 3:52).
Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada
Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan kepada manusia.Dibawa secara berantai
(estafet) dari satu generasi ke generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan
berikutnya.Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan
merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt.
Agama-agama selain Islam umumnya diberi nama yang dihubungkan
dengan manusia yang mendirikan atau yang menyampaikan agama itu atau
12

dengan tempat lahir agama bersangkutan seperti agama Budha (Budhism), agama
Kristen (Christianity), atau agama Yahudi (Judaism). Nama agama yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad ini tidak dihubungkan dengan nama orang
yang menyampaikan wahyu itu kepada manusia atau nama tempat agama itu
mula-mula tumbuh dan berkembang.
Oleh karena itu penamaan Muhamedanism untuk agama Islam dan
Mohammedan untuk orang-orang Islam yang telah dilakukan berabad- abad oleh
orang Barat, terutama oleh para orientalis adalah salah. Kesalahan ini disebabkan
karena para penulis Barat menyamakan agama Islam dengan agama-agama lain,
misalnya dengan Chrisianity yang diajarkan oleh Jesus Kristus atau Budhism yang
diajarkan oleh Budha Gautama dan lain-lain.
Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan komitmen umat
Islam terhadap Islam.Komitmen tersebut intinya terdapat dalam QS. Al-Asr(103)
yang berbunyi :

(
Artinya :
Demi masa. (1)Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
(2) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran. (3)
Berdasarkan dari surat Al-Asr di atas ada 5 (lima) komitmen atau kerikatan
seorang muslim dan muslimat terhadap Islam. Komitmen tersebut adalah :
1. Meyakini, mengimani kebebaran agama Islam seyakin-yakinnya.
2. Mempelajari, mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar.
3. Mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
4. Mendakwahkan, menyebarkan ajaran Islam secara bijaksana disertai
argumentasi yang meyakinkan dengan bahasa yang baik dan,
5. Sabar dalam berIslam, dalam meyakini mempelajari, mengamalkan dan
mendakwahkan agama Islam.
Ajaran Islam mengandung berbagai arti pula, yaitu sebagai berikut:
1. Menurut dan menyerahkan
13

Orang yang memeluk Islam adalah orang yang menyerahkan diri kepada
Allah SWT, dan menurut segala yang telah ditentukanNya
2. Sejahtera, tidak tercela, tidak cacat, selamat, teteram dan bahagia.
Ini berarti setiap muslim adalah orang sejahtera, tentram, selamat dan
bahagia, baik didunia maupun diakhirat dengan tuntunan ajaran Rabbul
Alamin1[1].Ajaran yang bersumber dari Allah SWT, bukan dari manusia
sedangkan nabi Muhammad SAW, tidak membuat agama ini tetapi beliau hanya
menyampaikannya. Allah berfirman dalam surat An-Najm 3-4


3. Mengaku, menyerahkan dan menyelamatkan
Ini berarti bahwa orang yang memeluk Islam itu adalah orang yang
mengaku dengan sadar adanya Allah SWT, kemudian ia menyerahkan diri pada
kekuasaan-Nya dengan menurut segala titah dan firmanNya sehingga ia selamat
di dunia dan akherat.

4. Damai dan sejahtera
Artinya bahwa islam adalah agama yang membawa kepada kedamaian dan
perdamaian. Orang yang memeluk islam adalah orang yang menganut ajaran
perdamaian dalam segala tingkah laku dan perbuatan.2[3] Islam mengajarkan
persamaan, persaudaraan sesama muslim. Islam anti terhadap yang bersifat
perbedaan daerah dan tingkat sosial. Allah SWT berfirman:







14

Artinya; Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia pada
sisi Allah diantara kamu adalah yang paling taqwa diantaramu.3[4]
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik ajaran
Islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap umat muslim dengan
berpedoman kepada Al-quran dan hadits dalam berbagai ilmu dan kebudayaan,
pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dalam berbagai bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki ciri-ciri khas tersebut.
Secara sederhana karakteristik ajaran islam dapat diartikan menjadi suatu
ciri yang khas atau khusus yang mempelajari tentang ilmu pengetahuan dan
kehidupan mnusia dalam berbagai bidang agama, muamalah (kemanusian), yang
didalamnya termasuk ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan, pekerjaan,
lingkungan hidup, dan disiplin ilmu.
Islam secara bahasa berasal dari kata Salam, Aslama, Silmun, Sulamun yang mempunyai
bermacam-macam arti.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
Aslama yang artinya menyerah, berserah diri, tunduk, patuh, dan masuk
Islam. dengan demikian Islamdengan makna tersebut berarti agama yang
mengajarkan penyerahan diri kepada Alloh, tunduk dan taat kepada hukum Allah
tanpa tawar menawar. Kata Aslama terdapat dalam Al-Quran surat Al-Baqarah:
112, surat Ali Imron: 20 dan 83, surat An-Nisa: 125 dan surat Al-Anam: 14.
2) Silmun yang artinya keselamatan dan perdamaian. Dengan makna
tersebut berarti Islam adalah
agama yang mengajarkan hidup damai, tentram, dan selamat. Kata Silmun
terdapat dalam Al-Quran surat Al-Baqarah; 208 dan surat Muhammad: 35.
3) Sulamun yang artinya tangga, sendi dan kendaraan. Dengan arti tersebut,
Islam berarti agama yang memuat peraturan yang dapat mengangkat derajat
kemanusiaan manusia dan mengantarkannya kepada kehidupan yang bahagia dan
sejahtera di dunia dan akhirat.
4) Salam yang artinya selamat, aman sentosa, dan sejahtera. Dengan
demikian Islam dengan makna tersebut berarti aturan hidup yang dapat



15

menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat. Kata Salam terdapat dalam Al-
Quran Surat Al-Anam :45, Surat Al-Araf: 46 dan Surat An-Naml: 32.
Dengan demikian secara bahasa, makna Islam dapat dirangkum sebagai berserah
diri kepada Alloh SWT untuk tunduk dan taat kepada hukum-Nya (Aslama)
sehingga dirinya siap untuk hidup damai dan menebar perdamaian dalam
masyarakat (Silmun) dalam rangka untuk menaiki tangga atau kendaraan
kemuliaan (Sulamun) yang akan membawanya kepada kehidupan sejahtera dunia
dan akhirat (Salamun).
Sementara secara Istilah, pengertian Islam yang diberikan oleh para ulama dan
para cendikiawan muslim sangat bervariasi sesuai dengan sudut pandang dan latar
belakang keilmuan masing-masing. Akan tetapi definisi yang berbeda tersebut
saling melengkapi antara satu dengan yang lain.
1. Ahmad Abdullah al-Masdoosi menyatakan bahwa Islam adalah satu-
satunya aturan hidup yang diwahyukan untuk segenap umat manusia dari zaman
ke zaman, dan bentuk terakhir yang sempurna adalah Islam yang ajaranya tersebut
di dalam Al-Quran yang diwahyukan kepada Rasul terakhir, yaitu Nabi
Muhammad SAW.
2. Syaikh Mahmud Syaltut dalam bukunya Al-Islam: Aqidah wa Syariah
mendifinisikan Islam sebagai agama Allah yang ajaran-ajaranya diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dan memberikan penegasan kepada nabi untuk
menyampaikan agama tersebut kepada seluiruh umat manusia dan mengajak
mereka untuk memeluknya.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Islam adalah
agama Alloh (agama samawi) yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya sejak
Nabi Adam AS hingga yang terakhir Nabi Muhammad SAW. agama tersebut
mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik keyakinan, ibadah, sosial,
hukum, politik, ekonomi, akhlak dan lain sebagainya maupun pedoman hidup
bagi seluruh umat manusia agar dapat tercapai kehidupan yang diridhai Alloh
SWT dan kebehagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Antara Islam sebagai agama samawi terakhir dengan agama wahyu sebelumnya
jelas mempunyai hubungan yang erat karena keberadaanya merupakan mata rantai
terakhir agama Alloh. Hanya saja beberapa perbedaan yang menjadi ciri
fundamental Islam sebagai wahyu terakhir yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad dan Islam sebagai wahyu yang diturunkan kepada Nabi-nabi
sebelumnya
a. Islam sebagai agama wahyu terakhir merupakan agama universal, yakni
agama yang berlaku untuk segenap umat manusia sepanjang masa di seluruh
dunia. Sementara agama wahyu sebelum Islam bersifat lokal yang hanya berlaku
16

untuk bangsa tertentu dan untuk waktu tertentu. Universalitas Islam yang dibawa
oleh Nabi Muhammad dapat ditemukan dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya(21):
107, Surat Al-Furqon: 1, Surat Al-Araf: 158, surat Saba: 28, Surat Sad: 87 dan
Surat Al-Fath: 28
.
b. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw merupakan
penyempurna agama Alloh yang diwahyukan kepada Rasul sebelumnya. Ini
berarti bahwa seluruh umat manusia wajib menganut agama Islam yang telah
disempurnakan karena agama yang pernah diajarkan oleh para nabi sebelumnya
telah diganti kedudukanya oleh agama yang dibawakan oleh Nabi Muhammad
saw.

c. Agama Islam sebagai agama wahyu terakhir juga merupakan pelurus dan
peneliti (pengoreksi) terhadap perubahan atau penyimpangan yang terjadi pada
agama-agama sebelumnya, terutama dalam bidang Aqidah (keyakinan) agar tetap
berpedoman kembali kepada kepercayaan bahwa Tuhan itu maha Esa (agama
tauhid). Hal ini dapat dilihat dalam QS Al-Maidah: 64.

II.II Karakteristik Agama Islam
Islam adalah Dien yang diturunkan Allah untuk kehidupan manusia yang
ciri-cirinya adalah rabbaniyah, sempurna, integral dan universal.
Islam adalah Ajaran Rabbaniyah
Islam sebagai ajaran yang Rabbaniyah adalah bahwa ajaran Islam
bersumber daari Alah, bukan hasil pemikiran manusia. Ajaran Islam diturunkan
dalam bentuk Al Quran yang merupakan wahyu AlIah kepada Muhammad secara
lafadz dan mana, maupun As Sunnah yang merupakan wahyu Allah secara
manawie. Allah berfirman :
Turunnya Al Quran tidak ada keraguan padanya adalah daari Rabb
(Tuhan) semesta alam. (QS. As-Sajadah (32), 2).
Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah
yang diucapkan itu (Al Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu
tidak lain adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm (53), 2-
4).
Islam adalah Dien dari Allah Yang Maha Mengetahui, maka Dien Islamlah
yang mampu menyelesaikan seluruh permasalahan ummat manusia, mengungguli
17

setiap konsep lain yang merupakan produk pemikiran rnanusia. Dien Islam
mengarahkan manusia, sedangkan konsep-konsep lain arahnya ditentukan
manusia. Allah berfirman :
Dialah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dari agama
yang haq agar dimenangkan Allah terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah
sebagai saksi. (QS. Al Fath (48), 28).

Islam adalah Ajaran yang Sempurna
Kesempurnaan Islam tidak terlepas dari Allah SWT. Allah yang
menciptakan seluruh alam dalam keadaan sempurna, maka secara otomatis agama
yang Allah berikan kepada manusia juga rnerupakan agama yang sempurna. Tidak
satu pun ajaran Islam yang kontradiktif, semuanya merupakan satu kesatuan yang
padu, yang pada intinya terfokus pada ajaran tauhid. Allah berfirman:
Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan Kucukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam Jadi agama bagimu. (QS. Al
Maidah (5), 3).
Islam sebagai Ajaran yang Universal
Islam dengan sifat keasliannya yang universal, diturunkan untuk seluruh
umat manusia. Islam merupakan konsumsi pokok bagi seluruh alam. Allah
berfirman :
Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan kepada sekalian
manusia, untuk memberi kabar gembira dengan surga dan memberi kabar takut
dengan neraka (QS. Saba(34) 28).
Katakanlah! Wahai manusta sesungguhnya aku adalah Rasul Allah kepada
kamu semua. (QS. Al Araf (7),158).
Dan Kami tidak utus engkau melainkan menjadi rahmat bagi seluruh
alam. (QS. Al Anbiya (21), 107).
Sifat universal Islam bukan hanya terbatas untuk waktu tertentu atau
generasi tertentu, tapi berlaku untuk sepanjang masa dan di semua tempat, karena
itu Islam tidak akan hilang dari permukaan bumi, tidak pernah berubah ataupun
diganti.
Islam adalah Ajaran yang Bersifat Integral
18

Sifat integral (lengkap) adalah merupakan sifat keaslian Islam. Integralitas
Islam terletak pada ajarannya, yaitu ajaran yang mencakup seluruh aspek
kehidupan. Tak satu aspekpun yang terlepas dari ajaran Islam. Islam rnengatur
hal-hal yang berkenaan dengan aspek jasmani maupun aspek rohani. Islam
memberi aturan bagaimana seharusnya berhubungan dengan Allah, bagaimana
berhubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan alam lingkungannya.


Pembahasan Karakteristik
Konsepsi islam dalam berbagai bidang yang menjadi karakteristiknya itu
dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Dalam Bidang Agama
Menurut Nurcholis Madjid, bahwa dalam bidang agama, Islam mengakui
adanya pluralisme. Menurutnya, Pluralisme adalah sebuah aturan Tuhan (sunnah
Allah) yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau
diingkari. Dan Islam adalah agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui hak
agama lain, kecuali berdasarkan paganisme dan syirik, untuk hidup dan
mengajarkan agama masing-masing dengan penuh kesungguhan. Karena itu
agama tidak boleh dipaksakan. Bahkan Al-quran juga mengisyaratkan bahwa
para penganut berbagai agama, asalkan percaya kepada Tuhan dan hari kemudian
serta berbuat baik semuanya akan selamat.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang agama juga mengakui adanya
universalisme, mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, nyuruh
berbuat baik, dan mengajak pada keselamatan.
Dengan demikian, karakteristik ajaran islam dalam visi keagamaanya
bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling menghargai karena dalam
pluralitas agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian pada Tuhan.
b. Dalam Bidang Ibadah
Ibadah yang dibahas dalam bagian ini adalah ibadah dalam arti khusus.
Yakni apa yang telah di tetapkan oleh Allah akan perincian-perincianya, tingkat
dan cara-caranya tertentu. Ketentuan ibadah demikian itu termasuk salah satu
bidang ajaran islam dimana akal manisia tidak perlu campur tangan, melainkan
hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya. Kedudukan manusia dalam hal ini adalah
19

mematuhi, mentaati, melaksanakan, dan menjalankannya, dengan penuh
ketundukan pada Tuhan, sebagai bukti pengabdian dan terimakasih-Nya.
Dengan demikian, visi Islam tentang ibadah adalah merupakan sifat, jiwa,
dan misi ajaran islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas penciptaan manusia
sebagai makhluk yang diperintahkan agar beribadah kepada-Nya.
c. Dalam bidang Akidah
Karakteristik Islam yang dapat di ketahui dalam bidang akidah ini adalah
bahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. yang
diakui dan diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah
SWT. Dalam prosesnya keyakinan tersebut harus langsung tidak boleh melalui
perantara.
Akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah SWT
sebagai Tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua
kalimat syahadat dan perbuatan dengan amal soleh. Dan selanjutnya harus
berpengaruh kedalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai
aktvitas tersebut bernilai ibadah.
Dengan demikian akidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati,
melainkan pada tahap yang selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam
bertingkah laku serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal saleh.
d. Dalam Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersika
terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi
bersamaan dengan islam yang selektif, yaitu tidak begitu saja menerima seluruh
jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan
Islam.
Karakteristik ajaran Islam adalah ilmu pengetahuan dijelaskan oleh Allah
SWT: (QS. Alalaq 1-5)
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Kata iqra pada ayat tersebut menurut A. Baiquni, berarti membaca dalam
arti biasa, menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur,
mendeskripsikan, menganalisis dan menyimpulkan secara induktif.
20

Kebudayaan adalah penjelmaan (manifestasi) akal dan rasa manusia. Ini
berarti bahwa manusialah yang menciptakan kebudayaan. Kebudayaan Islam,
berarti menyaring kebudayaan yang tidak melenceng dari Islam. Kebudayaan
Islam mengandung tiga unsur yang sangat prinsip sebagai berikut :
1) Kebudayaan Islam adalah ciptaan orang Islam
2) Kebudayaan Islam adalah didasarkan kepada ajaran Islam
3) Kebudayaan Islam merupakan pencerminan dari ajaran Islam.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan dan kebudayaan mengantarkan umat
manusia hidup bahagia meningkatkan mutu dan peranan dalam kehidupan
manusia untuk meraih berbagai kesempatan dan peluang.
e. Dalam Bidang Pendidikan
Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orag (education
for all), laki-laki dan perempayn, dan berlangsung sepanjang hayat (long live
education). Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam
bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan lain sebagainya.
f. Dalam Bidang Sosial
Karakteristik ajaran Islam di bidang sosial ini Islam menjunjung tinggi
tolong menolong, saling menasihati, tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan,
egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa, dan kebersamaan. Ukuran ketinggian
derajat manusia dalam pandangan Islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya,
kebangsaannya, warna kulit, bahasa, jenis kelamin dan lain sebagainya yang
berbau rasialis. Kualitas dan ketinggian derajat seseorang ditentukan oleh
ketakwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi
manusia.
g. Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi
Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah
hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat.
Urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan akhirat dan kehidupan
akhirat dicapai dengan dunia.
Pandangan Islam mengenai kehidupan demikian itu, secara tidak langsung
menolak kehidupan yang bercorak sekularistik, yaitu kehidupan yang
memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama. Agama harus terlibat
dalam mengatur kehidupan dunia.
21

h. Dalam Bidang Kesehatan
Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih
diutamakan daripada penyembuhan. Dalam bahasa Arab, prinsip ini berbunyi, al
wiqayah khair min al-ilaj. Berkenaan dengan konteks kesehatan ini ditemukan
sekian banyak petunjuk kitab suci dan sunnah Nabi SAW yang pada
dasarnyamengarah pada upaya pencegahan.
Untuk menuju pada upaya pencegahan tersebut, Islam menekankan segi
kebersihan lahir dan batin, seperti dalam firman Allah SWT (QS. Al-Baqarah :
222) :
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
i. Dalam Bidang Politik
Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap pemimpin. Islam
menghendaki suatu ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang didasarkan pada tolok ukur
kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin tersebut berpegang teguh pada tuntutan
Allah dan Rasul-Nya, maka wajib ditaati. Sebaliknya jika pemimpin tersebut
bertentangan dengan kehendak Allah dan RAsul-Nya, boleh dikritik atau diberi
saran agar kembali ke jalan yang benar dengan cara-cara yang persuasif. Dan jika
cara tersebut juga tidak dihiraukan oleh pimpinan tersebut, boleh saja untuk tidak
dipatuhi.
j. Dalam Bidang Pekerjaan
Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Atas
dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah
pada pengabdian terhadap Allah SWT, dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain.
sebagaimana firman Allah Swt:
Artinya: Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.(QS. Al-Mulk : 2).
k. Dalam Bidang Disiplin Ilmu
Isam juga tampil sebagai sebuah disiplin ilmu yaitu ilmu keislaman.
Menurut peraturan Agama Republik Indonesia tahun 1985, bahwa yang termasuk
disiplin ilmu keislaman adalah Al-Quran / tafsir, hadits / ilmu hadits, ilmu kalam.
Filsafat, tasawuf, hukum Islam (fiqih), sejarah dan kebudayaan Islam, serta
pendidikan Islam.
22





KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
1.Rabbaniyah
Rabbaniyah artinya bersumber dari Alloh SWT, bukan buatan manusia. Dan
tujuan pertama dan terakhirnya adalah agar manusia menyembah Alloh yang
merupakan tujuan penciptaan manusia(QS (51): 56).
2. Al-Insaniyah
Bersifat kemanusiaan yang universal (al-insaniyah), yaitu diturunkan oleh
Alloh SWT sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia, bukan hanya
dikhususkan untuk suatu kaum atau golongan (QS (21): 107, (34): 28, (7): 158)

3. Kamulah
Lengkap dan mencakup ( kamulah) seluruh aspek kehidupan. Tidak suatu
perkara baik kecil maupun besar kecuali Islam telah menerangkan hukumnya (QS
(6): 38, (16): 89).
4. Sahlah
Ajaran Islam mudah untuk dikerjakan tanpa kesulitan sedikitpun, sebab
Islam tidak membebankan manusia suatu kewajiban kecuali sebatas kemampunya
(QS Al-Baqarah (2): 286)
5. Al-Adalah
Ajaran Islam bertujuan menegakkan keadilan mutlak dan mewujudkan
persaudaraan dan persamaan di tengah kehidupan manusia, serta memelihara jiwa,
kehormatan, harta, akal dan agama mereka (QS (5): 8, (6): 152, (4): 125)
6. Tawazuniyah
Bersifat seimbang (tawazun), di mana seluruh ajaran Islam menjaga
keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara jasad
23

dan ruh, antara dunia dan akhirat

7. Marunah
Perpaduan antara yang tidak berubah (tsabat) dan menerima perubahan.
Ajaran islam tidak berubah pada pokok-pokok dan tujuanya, namun menerima
perubahan pada cabang (furu), sarana dan cara-caranya, sehingga dengan sifat
menerima perubahan ini Islam dapat menyesuaikan diri dan dapat menghadapi
perkembangan zaman. Dan dengan sifat tidak berubah pada pokok-pokok dan
tujuanya, Islam tidak larut dan tunduk pada perubahan zaman dan perputaran
waktu.

II.III Sumber Ajaran Islam
Hadits Rasulullah SAW, yaitu:
Kutinggalkan kepadamu dua perkara, dan kamu sekalian tidak akan sesat
selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Quran dan
Sunnah Rasul-Nya).
Al-Quran
Al-Quran adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Quran adalah
wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-
Quran dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT, sesuai dengan firmannya sebagai
berikut:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al=Quran dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya. (QS 15:9)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran. Kalau sekiranya Al-
Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang
banyak di dalamnya. (QS 4:82)
Al-Quran menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat
mengaggumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang
kafir. Al-Quran pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul
Quran). Wahyu yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-5. Al-
Quran memiliki beberapa nama lain, antara lain adalah Al-Quran (QS. Al-Isra:
9), Al-Kitab (QS. Al-Baqoroh: 1-2), Al-Furqon (QS. Al-Furqon: 1), At-Tanzil
(QS. As-Syuara: 192), Adz-Dzikir (QS. Al-Hijr: 1-9).
24

Kandungan Al-Quran, antara lain adalah:
1. Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada malaikat,
rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, qodli-qodor, dan sebagainya.
2. Prinsip-prinsip syariah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar tidak
salah jalan dan tetap dalam koridor yang benar bagaiman amenjalin hubungan
kepada Allah (hablun minallah, ibadah) dan (hablun minannas, muamalah).
3. Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan ancaman siksa
bagi yang berbuat dosa (nadzir).
4. Kisah-kisa sejarah, seperti kisah para nabi, para kaum masyarakat terdahulu,
baik yang berbuat benar maupun yang durhaka kepada Tuhan.
5. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan: astronomi, fisika, kimia,
ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian, kesehatan, teknologi, sastra,
budaya, sosiologi, psikologi, dan sebagainya

Keutamaan Al-Quran ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain:
1. Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al-Quran
dan mengajarkannya
2. Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Quran (HR.
Turmuzi)
3. Orang-orang yang mahir dengan Al-Quran adalah beserta malaikat-malaikat
yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al-Quran dan kurang fasih
lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat dua pahala (HR.
Muslim).
4. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan
Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
5. Bacalah Al-Quran sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al-Quran sebagai
penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).
Al-Quran sebagai Kalamullah
Al-Quran adalah wahyu harfiah dari Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dengan bahasa Arab dan membacanya adalah ibadah. Sebagai
Kalamullah, Al-Quran dalam bentuk aslinya berada dalam indu Al-Kitab (Lauh
Mahfuzh) dalam lindungan Tuhan. Lalu diturunkan kepada Nabi dalam bahasa
kaumnya (bahasa Arab).
Tuhan dalam menyampaikan firman-Nya kepada mansusia dilakukan dengan
tiga cara, yaitu:
1. Dengan wahyu (langsung ke dalam hati Nabi)
2. Di belakang tabir (wahyu diserap oleh indera Nabi tanpa melihat pemberi
wahyu)
25

3. Dengan mengutus malaikat (Jibril) yang membacakan wahyu.
Fungsi Al-Quran antara lain adalah:
1. Menerangkan dan menjelaskan (QS. 16:89; 44:4-5)
2. Al-Quran kebenaran mutlak (Al-Haq) (QS. 2: 91, 76)
3. Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS. 2: 41, 91, 97; 3: 3; 5:
48; 6: 92; 10: 37; 35: 31; 46: 1; 12: 30)
4. Sebagai Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil, baik dan buruk)
5. Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. 10: 57; 17:82; 41: 44)
6. Sebagai pemberi kabar gembira
7. Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. 2:1, 97, 185; 3: 138; 7: 52, 203, dll)
8. Sebagai peringatan
9. Sebagai cahaya petunjuk (QS. 42: 52)
10. Sebagai pedoman hidup (QS. 45: 20)
11. Sebagai pelajaran
Al-Quran sebagai Mukjizat
Mukjizat memiliki arti melemahkan, mengalahkan, atau membuat tidak
kuasa. Al-Quran sebagai mukjizat berarti ia dapat mengalahkan atai melemahkan
sehingga tida ada seorangpun yang kuasa melawannya. Mukjizat tersebut dapat
berupa keindahan susunan bahasanya dan dari kedalaman isinya.
Dari segi bahasa, Al-Quran, tidak ada seorang pun yang dapat
menandinginya. Hal ini membuktikan bahwa Al-Quran bukanlah buatan
manusia, melainkan murni wahyu dari Allah SWT. Terhadap orang-orang yang
tidak percaya kepada Al-Quran, Tuhan menantang mereka secara bertahap:
1. Menantang mereka untuk menyusun karangan semacam Al-Quran secara
keseluruhan
2. Kalau tak bisa, silakan menyusun sepuluh surat saja semacam Al-Quran
3. Kalau tak bisa, silakan menyusun satu surat saja
4. Jika tidak bisa juga, Tuhan menantang manusia unti membuat sesuatu seperti
atau lebih kurang sama dengan surat Al-Quran
Bagaimanapun usahanya, manusia tidak akan bisa dan pasti tidak akan
mampu untuk menyaingi Al-Quran.
Dari segi isi, susunan bahasa, sastra, dan keindahannya, apa yang ada dalam
Al-Quran bukan sekadar tanpa makna. Makna-makna yang terkandung dalam Al-
Quran begitu luas. Ayat-ayatnya selalu memberikan kemungkinan arti yang tak
terbatas, dan selalu terbuka untuk menerima interpretasi baru. Al-Quran telah
26

disesuaikan (sudah pasti disesuaikan) bagi seluruh zaman. Al-Quran berisi
petunjuk agama atau syariat, dan mengandung mukjizat, tuntunan hidup di dunia
dan hidup sesudah mati, serta berita-berita gaib, seperti berita tentang manusia
akan dibangkitkan di hari akhirat. Al-Quran juga mengandung keterangan
tentang isyarat-isyarat ilmiah. Seluruh ilmu pengetahuan dan teknologi pada
dasarnya berasal dari Al-Quran.
Keutamaan membaca Al-Quran, yaitu membacanya adalah ibadah. Bagi
orang yang membaca Al-Quran akan mendapat pahala yang telah dijanjika Allah
SWT. Menurut Ali Bin Abi Thalib, membaca Al-Quran dalah 50 kebajikan untuk
tiap-tiap hurufnya apabila dibaca waktu melaksanakan sholat, 25 kebajikan
apabila di luar sholat (dalam keadaan berwudhu), dan 10 kebajikan apabila tidak
berwudhu. Bukan hanya membaca, mendengarkan orang yang membaca Al-
Quran pun akan mendapat kan pahala. Selain membaca dan mendengar, belajar
dan mengajarkan membaca Al-Quran pun adalah suatu kebajikan.
Dari definisi di atas sebuah kitab atau mushaf bisa dikatakan sebagai al-
Quran manakala memenuhidelapan syarat, yaitu:
a) Firman Allah,
Artinya bahwa kitab suci Al-Quran merupakan kumpulan firman-firman
Allah yang diformulasikan oleh Alloh swt sendiri baik makna maupun teksnya.
Sementara Nabi Muhammad SAW sekedar menerima, tanpa memformulasikan
ulang. Ini sekaligus memberikan penegasan untuk membedakan antara hadits dan
al-Quran. Hadits walaupun kandungan maknanya berasal dari Allah, tetapi
formulasi verbalnya berasal dari kreatifitas Nabi. Sementara Al-Quran baik
makna maupun formulasi verbalnya sepenuhnya berasal dari Alloh swt, Nabi
sekedar menerima jadi (taken for granted) apa yang diturunkan Alloh kepadanya.

b) Berlafal bahasa arab.
Artinya bahwa Al-Quran itu disebut sebagai Al-Quran manakala
berlafalkan bahasa Arab, bukan bahasa lainya. Ini sekaligus untuk membedakan
antara al-Quran dan terjemah Al-Quran atau tafsir Al-Quran. Sekalipun
terjemah Al-Quran sangat sempurna dalam penyalinan makna Al-Quran dalam
bahasa lain, tidak bisa dan tidak boleh disebut sebagai Al-Quran sendiri. Karena
penerjemahan walaupun sangat sempurna tidak bisa mewakili makna dan
kandungan Al-Quran secara keseluruhan. Karena penerjemahan sudah tidak lagi
murni, akan tetapi peran akal manusia sangat dominan. Sehingga seringkali
penerjemahan antara satu orang dengan orang lain, atau satu masa dengan masa
27

yang lain seringkali mengalami perubahan. Oleh karena itu terjemahan atau yang
lainya tidak bisa dan tidak boleh disebut sebagai Al-Quran itu sendiri. Ini
dilakukan dalam rangka untuk menjaga otentisitas Al-Quran dari dahulu sampai
akhir zaman.
c)Mengandung mukjizat.
Mukjizat Al-Quran tidak diragukan lagi. Dari susunan huruf, kata, kalimat,
ayat, maupun surat semuanya mengandung keistimewaan yang tidak dimiliki oleh
buku-buku karangan manusia. Demikian juga dari segi makna, isyarat-isyarat
ilmiah, dan pembacaan telah begitu banyak melahirkan kekaguman, pencerahan,
karya dan peradaban manusia dari periode ke periode.

d) Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
Ini sekaligus untuk membedakan dengan kitab-kitab suci lainya. Bahwa
kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah Al-Quran.
Sementara kitab-kitab lain yang diturunkan kepada selain Nabi Muhammad bukan
disebut Al-Quran. Sehingga Al-Quran merupakan istilah yang digunakan untuk
menyebut secara khusus kitab suci yang telah diturunkan oleh Alloh kepada Nabi
Muhammad SAW.

e) Tertulis di dalam Mushaf.
Ini artinya bahwa Al-Quran itu disebut sebagai Al-Quran, karena tertulis
atau ditulis dalam Mushaf, tidak sekedar dihafal dalam otak manusia dalam
bentuk cerita, dongeng atau tutur tinular, dari mulut ke mulut. Al-Quran itu
ditulis dari generasi pertama hingga sampai saat ini, dan akan terus berlangsung
sampai akhir zaman. Transmisi Al-Quran disamping mengandalkan tradisi oral
(lisan) yang sudah terbentuk dari generasi awal Islam juga dipandu oleh tradisi
tulis al-Quran, sehingga keduanya saling melengkapi dan memperkuat otentisitas
Al-Quran hingga sampai saat ini.

f) Ditransmisikan secara mutawatir.
Mutawatir adalah diriwayatkan dari orang banyak kepada orang yang
banyak pula dan seterusnya, sehingga tidak dimungkinkan terjadinya kebohongan,
pemalsuan, ataupun kesalahan dalam transmisi.
g) Dianggap sebagai Ibadah bagi yang membacanya.
28

Artinya pembacaan Al-Quran yang berbahasa Arab tersebut mempunyai
nilai Taabudi (Ibadah), walaupun tidak memahami isi kandunganya.

- -


Nabi SAW bersabda: Barang siapa membaca satu huruf dari kitab Alloh, maka
baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh
kebaikan. Aku tidak mengatakan bahwa alif-lam-mim adalah satu huruf,
melainkan alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf. (HR Tirmiziy:
3158)
h) Dimulai dari surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.
Susunan surat dan ayat Al-Quran didasarkan pada Tauqifi (ketetapan dan
petunjuk dari Nabi SAW langsung) yang dimulai dari surat Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat An-Nas. Sehingga susunan selain ini, dianggap sebagai
tafsir Al-Quran bukan Al-Quran itu sendiri. Seperti Susunan Al-Quran yang
didasarkan pada kronologi turunya Al-Quran, tidak diangap sebagai Al-Quran,
tetapi tafsir Al-Quran.

As-Sunnah
Sunnah dalam bahasa berarti tradisi, kebiasaan adat-istiadat. Dalam
terminologi Islam, sunnah berarti perbuatan, perkataan dan keizinan Nabi
Muhammad SAW (afal, aqwal, dan taqrir).
Dalam mengukur keotentikan suatu hadits (As-Sunnah), para ahli telah
menciptakan suatu ilmu yang dikenal dengan musthalah hadits. Untuk menguji
validitas dan kebenaran suatu hadits, para muhadditsin menyeleksinya dengan
memperhatikan jumlah dan kualitas jaringan periwayat hadits tersebut yang
dengan sanaad.
Macam-macam As-Sunnah:
Ditinjau dari bentuknya
1. Fili (perbuatan Nabi)
2. Qauli (perkataan Nabi)
3. Taqriri (persetujuan atau izin Nabi)
Ditinjau dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya
29

1. Mutawir, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak
2. Masyhur, diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai (jumlahnya)
kepada derajat mutawir
3. Ahad, yang diriwayatkan oleh satu orang
Ditinjau dari kualitasnya
1. Shahih, yaitu hadits yang sehat, benar, dan sah
2. Hasan, yaitu hadits yang baik, memenuhi syarat shahih, tetapi dari segi hafalan
pembawaannya yang kurang baik.
3. Dhaif, yaitu hadits yang lemah
4. Maudhu, yaitu hadits yang palsu
Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya
1. Maqbul, yang diterima
2. Mardud, yang ditolak
Kedudukan As-Sunnah:
1. Sunnah adalah sumber hukum Islam kedua setelah Al-Quran
2. Orang yang menyalahi Sunnah akan mendapat siksa (QS. Al-Mujadilah, 58: 5)
3. Menjadikan Sunnah sebagai sumber hukum adalah tanda orang yang beriman
(QS. An-Nisa, 4: 65)
Perbedaan Al-Quran dengan As-Sunnah:
1. Segala yang ditetapkan Al-Quran adalah absolut nilainya. Sedangkan yang
ditetapkan As-Sunnah tidak semuanya bernilai absolut. Ada yang bersigat
absolut, ada yang bersifat nisbi zhanni
2. Penerimaan seorang muslim terhadap Al-Quran adalah dengan keyakinan.
Sedangakan terhadap As-Sunnah, sebagian besar hanyalah zhanny (dugaan-
dugaan yang kuat)
Di dalam Islam ada banyak kitab Sunnah/Hadits yang menjadi rujukan
utama dalam penggalian hukum Islam. Dari sekian banyak kitab Hadits/Sunnah
paling tidak ada 12 kitab hadis yang paling populer. Dua belas kitab Hadits
tersebut adalah:
Sahih Al-Bukhari
Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Bukhari, dikenal juga dengan Al-jami
Al-Musnad As-Sahih Al-Mukhtasar Min Umur Rasulilah SAW Wa Sunanihi Wa
Ayyamihi. Berdasarkan judul yang dkemukan Imam Bukhari tersebut, Hadits
30

yang dikatakan sahih dalam kitabnya adalah hadis yang bersambung sanadnya
sampai kepada Rasulullah SAW. Ada Hadits yang sanadnya terputus atau tanpa
sanad sama sekali, namun hadis tersebut hanya bersifat pengulangan dan
merupakan pendukung terhadap Hadits yang sedang dibahas. Oleh sebab itu,
Imam Az-Zahabi mengatakan bahwa kitab ini merupakan kitab yang bernilai
tinggi dan paling baik setelah Al-Quran.
Selema 16 tahun Imam Bukhari berkeliling ke berbagai wilayah Islam untuk
menemui para guru Hadits dan meriwayatkan hadis dari mereka. Dalan mencari
kebenaran suatu Hadits, ia secara tekun menemui para periwayat Hadits tersebut
sehingga yakin benar bahwa Hadits itu sahih.
Sahih al-Bukhari memuat Hadits sahih yang diseleksi Imam Bukhari dari 600.000
hadis yang dihafalnya. Hadits tersebut diterimanya dari sekitar 90.000 perawi
Hadis. Berdasarkan informasi dalam Mausuah Al-Hadits As-Syarif (ensiklopedia
Hadits) yang dikeluarkan oleh Kementerian Wakaf - Majelis Tinggi Urusan Islam
Pemerintah Mesir, bahwa sahih Al-Bukhari memuat sebanyak 98 tema (kitab),
dengan 7563 koleksi Hadits Nabi di dalamnya.

2. Sahih Al-Muslim
Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Muslim. Hadits dalam kitab ini disusun
berdasarkan sistematika fikih yang topiknya sama dengan Sahih Al-Bukhari.
Menurut mausuah Hadits Syarif, bahwa Sahih Muslim memuat 57 tema (kitab)
dengan 7748 koleksi Hadits di dalamnya. Kitab ini merupakan hasil seleksi Imam
Muslim dari 300.000 Hadits yang dihafal Imam Muslim.
Imam Muslim tidak mengemukan syarat terlalu ketat dalam menuliskan
Hadits pada kitabnya jika dibandingkan dengan Imam Al-Bukhari. Sekalipun
mengemukakan syarat yang sama, yaitu sanad Hadits bersambung serta diterima
dari dan oleh orang yang adil dan dapat dipercaya, keduanya berbeda pendapat
mengena syarat antara murid (penerima hadis) dan guru (sumber hadis). Menurut
Imam Muslim, murid dan guru tidak harus bertemu, tetapi ckup bahwa keduanya
sama-sama hidup satu masa (Al-Muasarah). Namun Imam Al-Bukhari
mensyaratkan, murid dan guru harus bertemu (Al-Liqa). Atas dasar ini, ulama
Hadits menempatkan Sahih Al-Bukhari lebih baik dari Sahih Muslim meskipun
mereka sepakat menyatakan bahwa kedua kitab tersebut memuat Hadits sahih.

3. Sunan Abu Dawud
31

Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Abu Dawud. Menurut mausuah Hadits
Syarif, Sunan Abi Dawud memuat 42 tema (kitab) dengan 5276 koleksi Hadits di
dalamnya, 4.800 hadis di antaranya merupakan Hadits hukum. Diantara Imam
yang enam yang termasuk dalam Al-Kutub As-Sittah, Abu Dawud merupakan
Imam yang paling fakih. Oleh sebab itu, Sunan Abi Dawud dikenal dengan
sebagai kitab Hadits hukum, sehinga ulama Hadits fikih mengakui bahwa
seseorang Mujtahid cukup merujuk Sunan Abi Dawud di samping Al-Quran.

4. Sunan at-Tirmiziy
Kitab ini juga dikenal dengan Nama Jami At-Tirmizi. Kitab ini disusun
oleh Abu Isa Muhammad At-Tirmizi. Menurut mausuah Hadits Syarif, bahwa
Sunan At-Tirmiziy memuat 46 tema (kitab) dengan 4415 koleksi Hadits di
dalamnya.
Sunan At-Tirmizi memuat beberapa istilah ilmu Hadits yang belum pernah
diungkap oleh para pakar Hadits sebelumnya, misalnya istilah Hadits hasan sahih,
Hadits sahih garib (asing, ganjil), Hadits hasan garib, dan Hadits hasan sahih
garib. Imam At-Tirmizi tidak menjelaskan pengertian istilah tersebut. Ulama
Hadits sesudahnya mencoba untuk menjelaskan istilah yang digunakan Imam
Tirmizi tersebut, misalnya: Ibn As-Shalah.

5. Sunan an-Nasaiy
Kitab ini disusun oleh Imam An-Nasai. Kitab Hadits ini juga dikenal dengan
nama Sunan Al-Mujtaba dan Sunan As-Sugra yang merupakan hasil seleksi dari
Hadits yang terdapat dalam kitab As-Sunan Al-Kubra karya Imam An-Nasai
sebelumnya. Menurut Mausuah Hadits Syarif, Sunan An-Nasaiy memuat 52 tema
(kitab) dengan 5776 koleksi Hadits di dalamnya.
Sunan An-Nasai disusun sesuai dengan sistematika fikih dengan mempergunakan
bab yang menjelaskan serta mengistinbatkan berbagai hokum yang dikandung
suatu hadis. Oleh karena itu, kitab in menjadi rujukan para ahli fikih setelah Sahih
Al-Bukhari dan Sahih Muslim, karena kualitas Hadits yang ada di dalamnya
menempati posisi dibawah kedua kitab hadis tersebut dan di atas Sunan Abi
Dawud dan Sunan At-Tirmizi.
6. Sunan Ibn Majah
Kitab hadis ini adalah karya Abu Abdullah bin Yazid Al-Qazwaini yang
dikenal dengan Ibn Majah (209 H/825 M- 273 H/887 M). Kitab ini disusun oleh
32

Imam Ibn Majah. Menurut Mausuah Hadits Syarif, Sunan Ibn Majah memuat 38
tema (kitab) dengan 4485 koleksi Hadits di dalamnya.
Kitab Sunan ini adalah kitab Sunan yang ke-6, sebagaimana yang
dinyatakan oleh Abu Al-Fadl Ibn Tahir Al-Maqdisi. Dalam kitab Sunan ini,
menurut penilaian sebagain ahli, terdapat Hadits matruk dan maudu. Walaupun
demikian, Hadits ini tetap dimasukan ke dalam kelompok Kutub As-Sitah karena
banyak Hadits yang sahih atau hasan, dan banyak pula Hadits yang tidak
tercantum dalam kitab sebelumnya.
7. Muwatha Imam Malik
Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Malik. Dan merupakan kitab Hadits
yang tertua yang sampai ke tangan umat Islam saat ini. Imam Malik
mengumpulkan Hadits yang dipandangnya kuat, fatwa para sahabat dan tabiin,
pendapat fikih yang disandarkan kepada konsensus penduduk Madinah, dan
kemudian menjelaskan ijtihadnya sendiri dalam permasalahan yang dibahas.
Bahkan sering ia mengemukakan kaidah usul fikih dalam mengistinbathkan
hukum dari Hadits yang dibahas. Oleh karena itu, sebagain ulama hadai
menganggap Al-Muwatha lebih dekat kepada fikih dari pada buku Hadits, karena
banyak sekali persoalan fikih yang diaungkapkan dalam kitab tersebut.
Al-Muwwatha disusun atas permintaan Abu Jafar Al-Mansur (khalifah
Abbasiyah, 137 H/754 M 159 H/775 M). Menurut Mausuah Hadits Syarif,
Muwatha Imam Malik memuat 61 tema (kitab) dengan 1861 koleksi Hadits Nabi
di dalmnya.

8. Musnad Imam Ahmad
Kitab ini disusun oleh Imam Ahmad bin Hambal, dikenal dengan Imam
Hambali, merupakan kitab Hadits terbesar dan terbanyak memuat Hadits.
Menurut Mausuah Hadits Syarif, Musnad Imam Ahmad memuat 1295 tema
(kitab) dengan 28464 koleksi Hadits Nabi di dalamnya.
Hadits dalam kitab ini disusun secara berurut, sesuai dengan nama sahabat
yang meriwayatkannya dengan memperioritaskan sahabat besar terlebih dahulu,
seperti Abu Bakar aAs-Sidik, Umar Ibn Al-Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin
Abi Thalib. Di samping itu, prioritas mendahulukan riwayat sahabat juga
ditentukan berdasarkan tempat tinggal meraka. Misalnya mendahulukan Sahabat
yang bermukim di Madinah dari yang di Mekah. Hadits dalam kitab ini diakhiri
dengan riwayat para sahabat wanita yang dimulai dengan Aisyah binti Abi bakar,
Fatimah Az-Zahra, Hafsah binti Umar, dan istri Nabi lainya. Hadits dalam
33

Musnad Ahmad bin Hambal yang ada sekarang ini tidak seluruhnya diriwayatkan
oleh Imam Hambali sendiri, tetapi juga oleh Abdulah bin Ahmad bin hambal
(anak Imam hanbali) dan Abu Bakr Al-QutaiI(dari Abdullah bin Ahmad bin
Hambal).

9. Sunan Ad-Darimiy
Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Ad-Darimi. Menurut Mausuah Hadits
Syarif, Sunan Ad-Darimiy memuat 24 tema (kitab) dengan 3567 koleksi Hadits
Nabi di dalamnya. Kitab ini disusun berdasarkan sistematika ilmu fikih namun di
dalamnya terdapat Hadits yang sama sekali tidak berkaitan dengan fikih. Kitab ini
juga dikenal dengan Musnad Ad-Darmi, sedangkan penyusunan Hadits di
dalamnya tidak mengikuti metode Al-Musnad. Namun demikian, Ad-Darimi juga
memilki kitab Hadits yang lain yang disebut Al-Musnad dan dianggap oleh para
ahli Hadits sebagai kitab sahih.
10. Sunan Ad-Daruquthniy
Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Ad-Daruquthni (Abu Hasan bin Umar
Ad-Daruquthni) pada abad ke- 4 hijriyah. Menurut Mausuah Hadits Syarif, Sunan
Ad-Daruquthniy memuat 31 tema (kitab) dengan 4898 koleksi Hadits Nabi di
dalamnya.

11. Musnad Al-Khumaidiy
Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Al-Humaidy. Menurut Mausuah Hadits
Syarif, Sunan Al-Khumaidiy memuat 183 tema (kitab) dengan 1361 koleksi
Hadits Nabi di dalamnya.

12. Sunan Al-Baihaqiy
Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Al-Baihaqi. Kitab ini juga dikenal
dengan nama Kitab Sunan Al-Kubra. Menurut Mausuah Hadits Syarif, Sunan Al-
Baihaqiy memuat 72 tema (kitab) dengan 22340 koleksi Hadits Nabi di dalamnya.
Imam Al-Baihaqi adalah seorang ahli Hadits terkemuka dan pengikut
Mazhab Syafii. Ia adalah seorang saleh dan sederhana, serta menganut teologi
Asyariyah. Nama lengkapnya adalah Abu bakar Ahmad bin Al-Husain bin Ali
bin Musa Al-Khorujirdi (334 H/994 M 458 H/1066 M). untuk belajar Hadits,
Al-Baihaqi mengembara ke beberapa negara dan belajar pada seratus ulama,
34

antara lain Abu Hasan Muhammad bin Husain Al-Alawi dan Al-Hakim Abi
Abdillah Muhammad bin Abdullah.
Meskipun dipandang sebagai ahli Hadits terkemuka, Al-Baihaqi tidak cukup
mengenal karya Hadits At-Tirmizi, An-Nasai, dan Ibn Majah. Ia juga tidak
berjumpa dengan buku Hadits atau Musnad Ahmad bin Hambal (imam Hambali).
Ia menggunakan Mustadrak Al-Hakim karya Imam Al-Hakim secara bebas.
Munurut Zz-Zahabi, kajian Al-Baihaqi dalam Hadits tidak begitu besar, tetapi ia
mahir dalam meriwayatkan Hadits karena ia benar-benar mengetahui sub bagian
Hadits dan para tokohnya yang telah muncul dalam isnad.
Karya Al-Baihaqi, Kitab As-Sunan Al-Kubra (terbit di Hydarabad, India, 10 jilid,
1344-1355) merupakan karya yang paling terkenal. Menurut As-Subki (ahli fikih,
usul fikih dan hadis), tidak ada sesuatu yang lebih baik dari kitab ini, baik dalam
peneyesuaian penyusunannya maupun mutunya.
Pemahaman terhadap Al-Quran dan As-Sunah Al-Maqbulah dilakukan
secara konprehensif integralistik baik dengan pendektan tekstual maupun
kontekstual.

IJTIHAD
I jtihad menurut bahasa yaitu memeras pikiran, mencurahkan tenaga secara
maksimal atau berusaha dengan sungguh-sungguh. Kata ijtihad memang tidak
digunakan kecuali untuk perbuatan yang harus dikerjakan dengan susah payah.
Sedangkan menurut istilah, yang disebut dengan Ijtihad ialah Mengerahkan
segala potensi dan kemampuan semaksimal mungkin untuk menetapkan hukum-
hukum syariah
Selain dari itu adanya timbul masalah-masalah yang terjadi dalam
masyarakat yang ketetapan hukumnya belum ada baik dalam Alquran maupun
hadis. Seperti masalah inseminasi buatan (kawin suntik) pada manusia, bayi
tabung, penggantian kelamin, donor mata dan lain-lain. Semua ini memerlukan
Ijtihad untuk menetapkan hukumnya.
Menurut istilah ijtihad yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapan hukumnya, baik dalam Al
Quran maupun hadist, dengan menggunakan akal pikiran serta berpedoman
kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Orang yang melakukan ijtihad
disebut Mujtahid.
35

Ijtihad berasal dari (bahasa Arab ) yang merupakan suatu proses
penelitian yang serius yang dilakukan secara sungguh-sungguh oleh cendikiawan
Islam (disebut mujtahid) untuk menerbitkan hukum-hukum yang bersifat praktis.
Proses ijtihad hanya berlaku terhadap hukum-hukum yang tidak jelas yang
ada di dalam al-Quran atau al-Sunnah, sama ada ketidakjelasan itu bersumber dari
lafaz yang terlalu umum, atau bersumber dari kredibilitas dalil yang digunakan itu
sendiri.
Jika sesuatu dalil teks telah jelas dan putus, jelas maknanya tanpa bisa
ditakwilkan lagi, dan dalil itu pula disahkan berotoritas, maka ijtihad tidak lagi
perlu.
Ijtihad biasanya terjadi dengan mengambil pengajaran-pengajaran di dalam
sumber hukum seperti quran dan sunnah untuk direalisasikan dalam realitas saat
yang memerlukan hukum untuk dilakukan.
Persyaratan melakukan ijtihad adalah para cendikiawan yang dipercayakan
dan layak yang dapat menjabarkan hukum-hukum dan melakukan pengujian
terhadap hukum ini. Jika cendikiawan itu kurang layak dalam satu-satu aspek,
tetapi sangat ahli dalam aspek-aspek yang lain, maka dia bisa mendapatkan
keahlian-keahlian dari para cendikiawan lainnya. Konsep ini disebut ijtihad
kolektif, yang berdasarkan kepada pakar (tajazzu 'al-ijtihad). Contoh sederhana
adalah penentuan hukum dalam eutanasia atau mercy killing. Para cendikiawan
fiqh dan sarjana kedokteran bisa bergabung pikiran untuk melakukan ijtihad
secara kolektif. Begitu juga dalam kasus-kasus seperti GM Food atau "makanan
diubah secara genetik", para cendikiawan fiqh perlu mendapatkan pandangan-
pandangan pakar dalam bidang bio-teknologi dan sebaliknya.
Penelitian menemukan terlalu banyak kasus kasus hukum fiqh terutama
dalam bab-bab kepenggunaan yang ada di dalam fiqh sebelumnya memerlukan
perubahan dalam berbagai konteks. Fiqh yang terintegrasi dalam konteks umat
dahulu tersusun di atas dasar penelitian yang terbatas dalam ruang lingkup
teknologi dan situasi saat sekarang.
Adapun dasar-dasar keharusan Ijtihad antara lain terdapat di dalam Al
Quran surat An Nisa 4 : 59 dan sabda rasullullah SAW kepada Abdullah bin
Masud : Berhukumlah engkau dengan Al Quran dan As Sunnah apabila
persoalan itu kau temukan pada dua sumber tersebut, tapi apabila engkau tidak
menemukannya pada dua sumber tersebut maka berijtihadlah
Syarat-syarat melakukan ijtihad :
36

1. Mengetahui isi dan kandungan Al Quran dan Al Hadist
2. Mengetahui seluk beluk bahasa Arab dan segala kelengkapannya
3. Mengetahui ilmu ushul dan kaidah-kaidah fiqih secara mendalam
4. Mengetahui soal-soal ijma
Adapun hal-hal yang bisa diijtihadkan adalah hal-hal yang didalam Al
Quran dan hadist tidak bisa ditemukannya hukumnya secara pasti.

III. Asal-usul Perkembangan Agama Islam

III.I Perkembangan Islam di masa nabi
Pada zaman nabi perkembangan agama islam ini terbagi atas periode klasik
( 625-1250 M ), periode pertengahan ( 1250-1800 ), serta periode modern ( 1800-
sekarang ).

A. Periode klasik
Bangsa Arab sebelum Islam biasanya disebut Arab Jahiliyah, bangsa yang
belum berperadapan, bodoh, tidak mengenal aksara. Sebutan itu tidak perlu
menyebabkan kita berkesimpulan bahwa tidak seorang pun dari penduduk Jazirah
Arab yang mampu membaca dan menulis, karena beberapa orang sahabat Nabi
Muhammad SAW diketahui sudah mampu membaca dan menulis sebelum
mereka masuk Islam. Baca tulis waktu itu belum menjadi tradisi, tidak dinilai
sebagai sesuatu yang penting, tidak pula menjadi ukuran kepandaian dan
kecendikiaan. Kaum Quraisy sendiri sebagai bangsawan di kalangan bangsa Arab
hanya memiliki 17 orang yang pandai baca tulis. Suku Aus dan Khazroj penduduk
Yatsrib (Madinah) hanya memiliki 11 orang yang pandai membaca. Hal ini
menyebabkan bangsa Arab sedikit sekali mengenal ilmu pengetahuan dan
kepandaiaan lainnya, hidup mereka mengikuti hawa nafsu, judi, berpecah belah,
saling berperang, satu dengan yang lain, yang kuat menguasai yang lemah, wanita
tidak ada harganya. Keistimewaan mereka hanyalah ketinggian dalam bidang
syair-syair jahili yang disebarkan secara hafalan saja.
Pada masa itulah nabi Muhammad Saw lahir dari keluarga miskin secara
materi namun berdarah ningrat dan terhormat. Beliau lahir pada tahun 571 M dari
rahim seorang ibu yang bernama Aminah dengan ayah yang bernama Abdullah
bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab. Pada saat
beliau lahir, beliau lahir dengan keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia
setelah 3 bulan ia menikahi Aminah.
37

Agama islam sendiri diturunkan pertama kali pada tanggal 17 ramadhan/6
Agustus 611. Saat itu nabi Muhaammad melihat cahaya terang benderang
memenuhi ruang gua hira selam ini ia berkhalawat. Tiba-tiba suatu makhluk yang
diketahui sebagai malaikat jibril berada di depannyalalu memerintah : Iqra (
bacalah ). Namun Muhammad menjawab ia tidak pandai membaca. Setelah 3 kali
diulang, dan dia menjawab hal yang serupa, malaikat jibril lalu memeluk nabi
Muhammad erat-erat, lalu menyampaikan :


Bacalah dengan ( menyebut ) nama Tuhnmu Yang Menciptakan. Dia
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha
Pemurah. Yang mengajar ( manusia ) dengan perantaraan qalam. Dan yang
mengajarkan kepada manusia apa yang vbelum diketahuinya. ( QS 96:1-5 )
Dengan turunnya wahyu yang pertama ini, maka resmilah Muhammad Saw
sebagai nabi dan rasul yang ditugaskan untuk membawa kabar gembira dan
peringatan kepada manusia di bumi serta menyampaiakna ajaran Allah berupa
agama islam yang merupakan kelanjutan dan penyempurnaan agam yang telah
dibawa nabi-nabi sebelumnya.
Pada awal turunnya wahyu pertama Nabi Muhammad SAW mulai
berdakwah mengajarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, mengingat sosial
politik pada waktu itu belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga
dekatnya. Mula-mula Nabi mengajarkan kepada istrinya khadijah untuk beriman
kepada Allah, kemudian di ikuti oleh anak angkatnya Ali ibn Abi Thalib (anak
pamannya) dan Zaid ibn Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya yang
kemudian diangkat menjadi anak angkatnya). Kemuadian sahabat karibnya Abu
Bakar Siddiq. Secara berangsur-angsur ajakan itu diajarkan secara meluas, tetapi
masih terbatas di kalangan keluarga dekat dari suku Quraisy saja, seperti Usman
ibn Affan, Zubair ibn Awam, Saad ibn Abi Waqas, Abdurrahman ibn Auf,
38

Thalhah ibn Ubaidillah, Abu Ubaidillah ibn Jahrah, Arqam ibn Arqam, Fatimah
binti Khattab, Said ibn Zaid dan bebrapa orang lainnya, mereka semua disebut
Assabiquna al Awwalun, artinya orang-orang yang pertama masuk Islam.
Langkah dakwah seterusnya yang diambil Nabi Muhammad SAW adalah
menyeru masyarakat umum. Nabi mulai mengajak segenap lapisan masyarakat
untuk belajar mengenai Islam dengan terang-terangan, baik golongan bangsawan
maupun hamba sahaya. Mula-mula Nabi menyeru penduduk Makkah, kemudian
penduduk negeri-negeri lain. Di samping itu, Nabi juga menyeru orang-orang
yang datang ke Makkah, dari berbagai negeri untuk mengerjakan haji. Kegiatan
dakwah dijalankannya tanpa mengenal lelah. Dengan usahanya yang gigih, hasil
yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut Nabi Muhammad SAW yang
tadinya hanya belasan orang, makin hari makin bertambah. Mereka terutama
terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja, dan orang-orang yang tak punya.
Mekipun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang lemah, namun semangat
mereka sungguah membaja.
Ketika gerakan Nabi Muhammad SAW makin meluas, jumlah pengikutnya
bertambah banyak dan seruannya semakin tegas dan lantang, bahkan secara
terang-terangan mengecam agama berhala dan mencela kebodohan nenek moyang
mereka yang memuja-muja berhala itu. Orang-orang Quraisy terkejut dan marah.
Mereka bangkit menentang dakwah Nabi Muhammad SAW dan dengan berbagai
macam cara berusaha menghalang-halanginya. Kebencian musyrikin Quraisy
terhadap Nabi Muhammad SAW makin meningkat manakala mereka
menyaksikan penganut Islam terus bertambah. Tidak hanya penghinaan yang
ditimpakan kepada Nabi Muhammad SAW melainkan juga rencana pembunuhan
yang disusun oleh Abu Sufyan. Kegagalan musyrikin Quraisy menghentikan
dakwah Nabi Muhammad SAW dikarenakan Nabi Muhammad SAW dilindungi
oleh Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Menyadari hal itu musyrikin Quraisy
memboikot kedua keluarga besar pelindung Nabi itu. Belum sembuh kepedihan
yang dirasakan Nabi Muhammad SAW akibat pemboikotan itu, Abu Thalib
(paman nabi) dan Khadijah istri beliau meninggal dunia. Oleh karena itu, tahun itu
dikenal dengan am al-huzn (tahun kesedihan).
Pada saat menghadapi ujian berat, Nabi Muhammad SAW diperintahkan
Allah untuk melakukan perjalanan malam dari Masjid al-Haram di Mekah ke Bait
al-Maqdis di Palestina, kemudian ke sidrah al-Muntaha. Di situlah Nabi
Muhammad SAW menerima syariat kewajiban mengerjakan shalat lima waktu.
Peristiwa ini dikenal dengan Isra dan Miraj yang terjadi pada tanggal 27 Rajab
tahun 11 sesudah kenabian. Isra dan Miraj di samping memperkuat iman dan
memperkokoh batin Nabi Muhammad SAW menghadapi ujian berat berkaitan
39

dengan misi risalahnya, juga sebagai batu ujian bagi kaum muslimin apakah
mereka mempercayai atau mengingkarinya. Bagi kaun musyrikin Quraisy ,
peristiwa itu dijadikan bahan untuk mengolok-olok Nabi muhammad SAW
bahkan menuduhnya sebagai manusia yang berotak tidak waras.
Setelah peristiwa Isra dan Mikraj, suatu perkembangan besar bagi
perkembangan dakwah Islam muncul, perkembangan datang dari penduduk
Yatsrib yang berhaji ke Makkah. Mereka yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj
masuk Islam. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta Nabi Muhammad
SAW agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membela Nabi
Muhammad SAW dari berbagai ancaman. Nabi pun menyetujui usul yang mereka
ajukan. Perjanjian ini disebut perjanjian Aqobah. Dan kemudian Nabi
Muhammad SAW pindah ke Yatsrib.
Tahun islam dimulai dengan hijrahnya nabi Muhammad Saw dari Mekkah
ke Madinah yang dulunya bernama Yastrib. Di kota Madinah ini Nabi
Muhammad lebih mudah untuk menyebarkan agama islam kepada penduduk,
beliau pun menjadikan Madinah sebagai Negara Islam pertama. Untuk
memperkokoh masyarakat dan Negara baru Nabi Muhammad membuat dasar-
dasar kehidupan bermasyarakat, yaitu :
1. Dasar Pertama, pembangunan masjid, selain untuk tempat salat, juga sebagi
sarana penting untuk mempersatukan kaum Muslimin dan mempertalikan jiwa
mereka, di samping sebagai tempat bermusyawarah merundingkan masalah-
masalah yang dihadapi. Masjid pada masa Nabi bahkan juga berfungsi sebagai
pusat pemerintahan.
2. Dasar kedua, adalah ukhuwwah islamiyyah, persaudaraan sesama Muslim.
Diharapakan setiap muslim dapat terikat dalam tali persaudaraan
3. Dasar ketiga, hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak
memeluk agama Islam. Selain muslim, di madinah masih terdapat banyak
orang arab dan yahudi yang masih menganut agama nenek moyang mereka.
Sehingga dibentuklah piagam madinah, sebuah piagam yang menjamin
kebebasan orang yahudi untuk memeluk agama masing masing.
Sepeninggalnya Nabi Muhammad Saw, masyarakat umat muslim
mengalami krisis dalam hal konstitusional, karena beliau tidak pernah menunjuk
siapa yang akan menggantikannya ataupun mengadakan majelis untuk
membicarakan hal tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan banyaknya umat
muslim yang akhirnya memutuskan untuk keluar dari islam dan tidak mau
melakukan hal hal yang diperintahkan rasul seperti berzakat karena dianggap
sebagai upeti kepada nabi Muhammad Saw. Yang masih mengikuti ajaran islam
40

mereka tetap melaksanakan kewajiban dan mau mengorbankan apa saja demi
mengembalikan kejayaan Islam.
Dalam masalah pemilihan pengganti nabi Muhammad Saw, umat muslim
menggunakan prinsip musyawarah yang selama ini selalu diterapkan oleh nabi
Muhammad Saw. Berikut adalah daftar khalifah yang telah dipilih berdasarkan
prinsip musyawarah oleh umat muslim:

1. Abu Bakar As-Siddiq
2. Umar Bin Khatab
3. Ustman bin Affan
4. Ali bin Abi Thalib
Perkembangan Islam pada masa Bani Umaiyah
Perkembangan Islam selanjutnya adalah perkembangan islam pada masa
Bani Umaiyah. Dinasti umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan bin
Harb bin Umayyah. Muawiyah dapat mendirikan kekuasaannya bukan atas dasar
demokrasi yang berdasarkan atas hasil pilihan umat islam . Berdirinya dinasti
umayyah bukan juga hasil dari musyawarah , jabatan raja menjadi pusaka yang
diwariskan secara turun menurun yaitu sistem monarkhi.
Dinasti umayyah berdiri selama 90 tahun (40-132H/661-750M) dengan
Damaskus sebagai pusat pemerintahannya. Pada dinasti ini banyak kemajuan
,perkembangan dan perluasan daerah yang dicapai terlebih pada masa
pemerintahan khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96H/ 705-715M). Pada masa
awal pemerintahann muawiyah bin Abi Sufyan ada usaha perluasan wilayah
kekuasaan ke berbagai wilayah seperti ke india dengan mengutus muhalllab bin
Abu Sufrah dan usaha perluasan ke barat ke darah Bizantium di bawah pimpinan
Yazid bin Muawiyah selain itu juga diadakan peluasan wilayah Afrika Utara.
Perluasan wilayah ini mengantarkan dinasti Bani Umaiyah menjadi Negara
adikuasa yang mampu menumbangkan dua Adikuasa Bizantium.
Perkembangan Islam pada Masa Bani Abbasiyah
Pada masa dinasti Bani Abbasiyah tidak terjadi perluasan yang berarti
karena difokuskan pada pembinaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan,
budaya, dan peradaban sehingga masa ini disebut kejayaan peradaban Islam.
Dinasti umayyah berdiri selama 90 tahun (40-132H/661-750M) dengan
Damaskus sebagai pusat pemerintahannya.pada dinasti ini banyak kemajuan
,perkembangan dan perluasan daerah yang dicapai terlebih pada masa
41

pemerintahan khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96H/ 705-715M).Pada masa
awal pemerintahann muawiyah bin Abi Sufyan ada usaha perluasan wilayah
kekuasaan ke berbagai wilayah seperti ke india dengan mengutus muhalllab bin
Abu Sufrah dan usaha perluasan ke barat ke darah Bizantium di bawah pimpinan
Yazid bin Muawiyah selain itu juga diadakan peluasan wilayah Afrika Utara.
Pada pemerintahan dinasti abbasiyah dibedakan menjadi 5 perode ,setiap
periode ditandai adanya perubahan dalam hal pemegang kekuasaan, sistem
pemerintahan dan kebijakan militer.
1. Periode pertama adalah periode yang banyak dipengaruhi Persia pertama
2. Periode kedua adalah periode yang banyak dipengaruhi Turki pertama
3. Periode ketiga adalah periode yang banyak dipengaruhi Persia kedua
4. Periode keempat adalah periode yang banyak dipengaruhi Turki kedua
5. Periode kelima adalah periode yang tidak banyak dipengaruhi oleh pihak
manapun akan tetapi pertahanan dinasti abbasiyah sangat lemah dan akhirnya
pada tahun 1250 M dinasti abbasiyah runtuh karena mendapat serangan tentara
Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.

a. Periode Pertengahan
Setelah beberapa abad umat Islam mengusai dunia, di awal abad ke tiga
belas kekuasaan Islam mulai terguncang. Banyak kerajaan-kerajaan kecil yang
mulai berani melakukan serangan-serangan karena merasa tidak lagi diperhatikan
dan juga ingin bebas dari kekuasaan kekhalifahan pada saat itu. Dan puncak dari
keruntuhan kekhalifahan Islam pada masa itu adalah kehancuran Bagdad sebagai
pusat pemerintahan oleh serangan Hulaghu khan (cucu Jengis Khan). Ia adalah
pemimpin bangsa Mongol yang disegani pada saat itu. Perpustakaan Islam
dibakar dan buku-buku banyak yang dilarikan ke perpustakaan mereka. Sehingga
banyak karya-karya cendikia muslim yang tak dapat lagi ditemukan jejaknya.
Periode ini terbagi menjadi dua fase, yaitu fase kemunduran (1250-1500)
dan fase tiga kerajaan yang dimulai dengan kemajuan (1500-1700) lalu
kemunduran (1700-1800). Pada fase pertama, disentralisasi dan disintegrasi mulai
meningkat. Perbedaan antara sekte pun meningkat terutama antara Sunni dan
Syiah, demikian juga antara Arab dan Persia bertambah nyata dan kelihatan.
Dunia Islam pada saat itu terbagi dua yakni bagian Arab yang terdiri dari Arabia,
Irak, Suriah, Palestina, Mesir, dan Afrika Utara dengan Mesir; serta bagian Persia
yang terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia, dan Asia tengah dengan Iran sebagai
pusat. Kebudayaan Persia mengambil bentuk internasional dan dengan demikian
mendesak lapangan kebudayaan Arab. Perhatian pada ilmu pengetahuan kurang
sekali. Umat islam di Spanyol dipaksa masuk Kristen atau keluar daerah itu.
42

Pada fase kedua -tiga kerajaan-, dimulai dengan kemajuan. Yang dimaksud
dengan tiga kerajaan disini adalah kerajaan Usmani (ottoman empire) di Turki,
kerajaan Safawi di persia, dan kerajaan Mughal di India. Di masa kemajuan,
ketiga kerajaan besar ini mempunyai kejayaan masing-masing terutama dalam
bentuk literatur dan arsitek. Mesjid-mesjid dan gedung-gedung indah yang
didirikan di zaman ini masih dapat dilihat di Istambul, di Tibriz, Isfahan serta
kota-kota lain di Iran dan di Delhi. Kemajuan umat Islam di zaman ini lebih
banyak merupakan kemajuan di periode klasik. Perhatian pada ilmu pengetahuan
masih kurang sekali.
b. Periode Modern
Masa pembaharuan (Modern) bagi dunia islam adalah masa yang dimula dar
tahun 1800M sampai sekarang. Masa pembaharuan ditandai dengan adanya
kesadaran umat islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk
memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pada awal masa pembaharuan , kondisi islam secara politis berbeda di
bawah penetrasi kolonialisme. Baru pada pertengahan abad ke-20 M dunia islam
bangkit memerdekakan negaranya dari penjajahan bangsa barat (Eropa).
Diantara Negara-negara islam atau Negara-negara penduduk mayoritas umat
islam, yang memerdekakan dirinya dar penjajahan seperti:
1. Indonesia, memperoleh kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1947.
2. Pakistan pada tanggal 15 Agustus 1947.
3. Mesir secara pormal memperoleh kemerdekaan dari Inggris tahun 1922 M.
namun mesir baru merasa benar-benar merdeka pada tanggal 23 Juli 1952.
yakni setelah jamal Abdul Nasir menjadi penguasa. Karena dapat
menggulingkan raja Faruq yang dalam masa pemerintahannya pengaruh inggris
sangat besar.
4. Irak merdeka secara pormal dari penjajah inggris tahun 1932M, tetapi
sebenarnya baru benar-benar merdeka tahun 1958M,.
5. Syira dan Libanon merdeka dari penjajah prancis tahun 1946M.
6. Beberapa Negara di Afrika merdeka dar Negara prancis, seperti Lybia tahun
1951M, Sudan dan maroko tahun 1956M, dan Aljazair tahun 1962M.
7. Di Asia tenggara Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam, yang
merdeka dari penjajah inggris adalah Malaysia tahun 1957 M, dan Brunei
Darussalam tahun 1984 M.
43

8. Di Asia Tengah, Negara-negara yang merdeka dari Uni Soviet tahun 1992M.
adalahUzbekistan, Kirghstan, Kazakhtan, danAzerbaijan.
Sedangkan Bosnia merdeka dar penjajah Yogoslavia juga tahun 1992 M.
Munculah gerakan pembaharuan yang dilakukan di berbagai Negara,
terutama Turki Usmani dan Mesir. Para pembaharu di Turki melahirkan berbagai
aliran pembaharuan, seperti Usmani Muda yang di pelopori oleh Ziya pasha
(1825-1880) dan Namik Kemal (1840-1888), Turki Muda yang dimotori oleh
Ahmed Reza (1859-1931), Mahmed Murad (1853-1912), dan Sabahuddin (1877-
1948). Dari Mesir juga ada beberapa pembaharu diantaranya Muhammad Ali
Pasha, Al Tahawi (1801-1873), Jamaluddin Al Afghani (1839-1897), Muhammad
Abduh (1849-1905), dan muridnya Rasyid Ridha (1865-1935). Dari Pakistan juga
dikenal Muhammad Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah.
Masing-masing mereka melakukan pembaharuan dan bergerak pada bidang
yang berbeda-beda. Ada yang melakukan gerakan pembaharuan dalam bidang
teologis dan ada juga yang masuk dalam bidang perpolitikan dan pemerintahan.
Sehingga usaha pembaharuan dilakukan dalam berbagai aspek.

III.II Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Sebelum islam masuk ke Indonesia, telah da kerajaan kerajaan Hindu-
Budha yang memerintah seperti kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan sebagainya.
Salah satu penyebab kerajaan tersebut runtuh adalah masuknya ajaran Islam
secara damai di nusantara. Islam mudah diterima karena selain logis juga
memberikan harapan kehidupan yang baik.
Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra
dan Jawa sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh),
Barus dan Palembang di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di
Jawa.
Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad
ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para
pedagang dan mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig
memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat tentang
Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati
dan tolong menolong.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama,
kecuali takwanya.
44

3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha
Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih,
bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak
menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama
manusia tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan
demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan
masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa.
Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu
terjadi. Di Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad ke-
13 M sehingga perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu
Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir
dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.
Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak
abad ke-11 M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran
Gresik yang bertahun 475 H/1082 M.
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku,
tidak dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat
lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
Perkembangan Islam di Nusantara
Cepat tersiarnya Islam di nusantaraksrens beberapa hal antara lain :
1. Ajarannya yang mudah diterima oleh masyarakat nusantara, baik itu
pengusaha, pedagang, ataupun petani.
2. Kesungguhan, katekunan, dan keikhlasan para daI dalam menyampaikan
ajaran Islam kepada masyarakat.
Di nusantara, penyebaran agama Islam dilakukan oleh berbagai kalangan
seperti walisongo yang melakukan dakwah di pulau jawa. Walisongo merupakan
sebutan untuk Sembilan sunan yang menyebarkan agama Islam melalui berbagai
cara seperti mencampur kesenian daerah ( wayang, gamelan, dll ) dengan unsure
dakwah islami. Selain olwh walisongo penyebaran ajaran agama Islam di Jawa
juga mendapatkan bantuan dari peran Raja dari kerajaan islam di Jawa.
Lahirnya organisasi-organisasi Islam juga tidak luput dari bagian
perkembangan Islam di Indonesia. Organisasi tersebut seperti Budi Utomo yang
45

berdiri pada tanggal 20 Mei 1908 dengan tujuan memperbaiki pendidikan dan
perekonomian. Lalu ada Sarekat Islam, sarikat Dagang Islam, dll.
Islam di Masa Penjajahan
Ditengah-tengah proses transformasi sosial yang relative damai itu,
datanglah pedagang-pedagang Barat, yaitu portugis, kemudian spanyol, di susul
Belanda dan Inggris. Tujuannya adalah menaklukkan kerajaan-kerajaan Islam
Indonesia di sepanjang pesisir kepulauan Nusantara ini.
Pada mulanya mereka datang ke Indonesia hanya untuk menjalinkan
hubungan dagang karena Indonesia kaya akan rempah-rempah, tetapi kemudian
mereka ingin memonopoli perdagangan tersebut dan menjadi tuan bagi bangsa
Indonesia.
Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi menjadi
penasehat urusan pribumi dan Arab, pemerintah Hindia-Belanda lebih berani
membuat kebijaksanaan mengenai masalah Islam di Indonesia karena Snouck
mempunyai pengalaman dalam penelitian lapangan di Negeri Arab, Jawa dan
Aceh. Lalu ia mengemukakan gagasannya yang di kenal dengan politik Islam di
Indonesia. Dengan politik itu ia membagi masalah Islam dalam tiga kategori,
yaitu:
1. Bidang agama murni atau ibadah;
2. Bidang sosial kemasyarakatan; dan
3. Politik.
Terhadap bidang agama murni, pemerintah colonial memberikan
kemerdekaan kepada umat Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya sepanjang
tidak mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda.
Dalam bidang kemasyarakatan, pemerintah memamfaatkan adat kebiasaan
yang berlaku sehingga pada waktu itu dicetuskanlah teori untuk membatasi
keberlakuan hukum Islam, yakni teori reseptie yang maksudnya hukum Islam
baru bisa diberlakukan apabila tidak bertentangan dengan alat kebiasaan. Oleh
karena itu, terjadi kemandekan hukum Islam.
Sedangkan dalam bidang politik, pemerintah melarang keras orang Islam
membahas hukum Islam baik dari Al-Quran maupun Sunnah yang menerangkan
tentang politik kenegaraan atau ketatanegaraan.

Anda mungkin juga menyukai