Anda di halaman 1dari 33

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Medan
Program Keahlian : Teknik Bangunan
Mata Pelajaran : Statika
Kelas/Semester : XI / 3
Materi Pokok :

Pertemuan : 3
Waktu : 24 45 menit

A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
1. Mengidentifikasi konstruksi statis tertentu dan statis tak tentu.

Menghitung Kekuatan Konstruksi
Bangunan Sederhana




C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian konstruksi statis tertentu dan statis tak tentu.
2. Mangidentifikasi macam-macam konstruksi statis tertentu dalam perhitungan statika.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian konstruksi statis tertentu dengan benar
minimal 75 %.
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian konstruksi statis tak tentu dengan benar
minimal 75 %.
3. Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam konstruksi statis tertentu dalam
perhitungan statika dengan benar minimal 75 %.

E. Skenario Pembelajaran
Kegiatan
Alokasi Waktu Media Belajar
Pengajar Siswa
Pendahuluan
Membuka pertemuan dengan
salam pembuka dan berdoa .
Mengabsensi siswa.
Mengevaluasi pertemuan
sebelumnya.
Menjelaskan deskripsi singkat
tentang materi yang akan
dibahas.
Menjelaskan proses belajar
yang akan dilaksanakan.
Memperhatikan hal-hal
yang dijelaskan
pengajar pada kegiatan
pra pembelajaran
beserta absensi.
Mengajukan
pertanyaan tentang
materi sebelumnya
(bila siswa
memperoleh kesulitan).

3 menit

Kegiatan inti







Menjelaskan fungsi
menggambar teknik.
Menjelaskan tentang peralatan
gambar .
Menjelaskan tentang macam-
macam garis.
Menjelaskan pengertian
perspektif.
Melaksanakan metode NHT
Memperhatikan
penjelasan materi
pelajaran yang
Disampaikan pengajar.
Menjawab pertanyaan
pengajar

30 menit




50 menit
Laptop dan
Proyektor

Memberikan praktek/studi
kasus pada siswa.
Membimbing siswa bila
mendapat kesulitan dalam
memahami materi.
Membimbing siswa bila
mendapat kesulitan dalam
menyelesaikan praktek/studi
kasus.

Mengajukan
pertanyaan tentang
materi yang telah
Disampaikan pengajar.
Menyelesaikan
praktek/studi kasus.
Meminta bimbingan
kepada pengajar bila
mengalami Kesulitan.

50 menit
Satu set
peralatan
gambar
(pensil,
pengaris,
penghapus)
dan kertas uk.
A3

Meja gambar
Penutup
Merangkum inti pelajaran
Mengevaluasi pertemuan dan
memberi tugas
Menyampaikan materi yang
akan datang
Menutup pertemuan
Memperhatikan dan
memberi tanggapan
tentang inti pelajaran
Menyelesaikan tugas
Tertib

8 menit




F. Materi Pembelajaran
Bangunan atas adalah bagian bangunan yang terletak di atas permukaan tanah, seperti
tembok, kolom, pintu & jendela, ringbalok, rangka atap, atap.
4.1 Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang bertugas menyangga beban aksial tekan vertikal
dengan bagian tinggi yang ditopang paling tidak tiga kali dimensi laterial terkecil (Dipohisodo,1994). Kolom
merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Kolom beton (tiang beton) adalah beton bertulang yang
diletakkan dengan posisi vertikal. Kolom berfungsi sebagai pengikat pasangan dindng bata dan penerus
beban dari atas menuju sloof yang kemudian diterima oleh pondasi.

Seperti kita ketahui bahwa kolom adalah bagian dari struktur atas dalam posisi vertical yang berfungsi
sebagai pengikat pasangan dinding bata dan meneruskan beban diatasnya. Sedangkan komponen struktur
yang menahan beban aksial vertikal dengan rasio bagian tinggi dengan dimensi lateral terkecil kurang dari
tiga dinamakan pedestal. Sebagian dari suatu kerangka bangunan dengan fungsi dan peran seperti tersebut.
Kolom menempati posisi penting di dalam sistem struktur bangunan.
Dalam dunia bangunan, kolom secara umum terbagi dua yaitu :
Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada
diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi
balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom
dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi
kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan
tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton
diameter 12mm 8 buah, 8 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).



















Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan
pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10
begel d 8-20. Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari
lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada
tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya.
Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai.
Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang
didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan
pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip
penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom-kolom menjadi
satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-
kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem
dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah
kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.

4.2 Balok
Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan
bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas.
Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.















Apabila suatu gelagar balok bentangan sederhana menahan beban yang
mengakibatkan timbulnya momen lentur akan terjadi deformasi (regangan) lentur di dalam
balok tersebut. Regangan-regangan balok tersebut mengakibatkan timbulnya tegangan
yang harus ditahan oleh balok, tegangan tekan di sebelah atas dan tegangan tarik dibagian
bawah. Agar stabilitas terjamin, batang balok sebagai bagian dari sistem yang menahan
lentur harus kuat untuk menahan tegangan tekan dan tarik tersebut karena tegangan baja
dipasang di daerah tegangan tarik bekerja, di dekat serat terbawah, maka secara teoritis
balok disebut sebagai bertulangan baja tarik saja (Dipohusodo,1996).

4.3 Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/
membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa
dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural
(bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat
dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat
dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural dinding geser, pengisi clayding wall/ beton pra cetak)

a. Dinding Bata
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat
digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi
standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah).
Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural)
dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus
diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk
mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada bangunan
agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata dan
plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran
plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)

















Fungsi dinding bata pada rangka bangunan
Penutup dari rangka bangunan adlah pasangan dinding tembok bata yang
mempunyai fungsi sebagai pembatas antar ruangan.
Pasangan dinding batu bata dibuat dengan pasangan batu yang disusun bergigi
atau bertangga dengan menggunakan spesi/ adukan 1 Pc: 4Ps atau satu bagian
Portland cement berbanding empat bagian pasir ditambahkan dengan air
secukupnya. bangunan yang dari sisi pengamanan, atau dari sisi arsitektonis
mungkin dapat ditempatkan pada bangunan yang mempunyai bentang yang
panjang.
Kualitas batu bata harus yang baik dan matang pembakarannya, yang harus
diperhatikan juga persediaan bata dan tata cara memasang juga harus lebih
diperhatikan.
Perkuatan dinding bata dengan kolom praktis
Untuk menjaga agar dinding pasangan batu bata dapat kuat berdiri ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan;
o Mutu bahan batu bata.
o Adukan harus merata dan sistem pemasangan.
o Pemasangan kolom - kolom praktis.



Pasangan dinding batu bata disamping adukannya harus baik dengan spesi 1 Pc:
4Ps, hal yang perlu diperhatikan penempatan kusen atau kolom praktisnya,
sehingga pada pekerjaannya saling mengisi dan memperkuat konstruksi dinding
bata tersebut.
Kolom - kolom praktis merupakan bagian kerangka yang membantu dan
memperkuat posisi dinding pasangan batu bata, dan pemasangan kolom
ditempatkan pada sudut pertemuan pasangan batu bata dan tempat tertentu
misalnya sebagai penjepit kedudukan kusen gendong yang cukup besar.
Pasangan dan penempatan kolom - kolom praktis yang berukuran 13 x 13 atau 15 x
15 ditempatkan pada seluas bidang dinding tembok batu bata 12 m2. Jadi,
penampang kolom praktis yang berukuran 15 x 15 cm itu ditempatkan penulangan
/ pembesian 4 12 mm dan pemasangan sengkang / cincinnya dengan 8- 20 cm.
Bahan pengait untuk kekokohan pada konstruksi dinding pasangan batu bata ada
stek yang dipasangkan pada tempat dan jarak tertentu di kolom praktis, termasuk
juga angkur yang dipasangkan tiga buah pada tiang - tiang kusen yang didirikan.
Hubungan dinding bata dengan pasangan kusen:
Pemasangan kusen apakah kusen pintu atau kusen jendela, merupakan penghubung
antar ruang dan juga sebagai tempat sirkulasi udara / oksigen dan juga penerangan
atau cahaya matahari yang diharapkan dapat menerangkan kondisi ruang - ruang
tertentu.
Kusen gendong yang diartikan konstruksi kusen pintu dan jendelanya menjadi satu,
sehingga kusen ini ukurannya lebih besar yang perlu diperhatikan di bagian atas
dari ambang atas kusen dipasangkan batu bata berdiri atau disebutkan sebagai
rollag dengan adukan menggunakan 1 Pc: 3 Ps.
Kolom praktis dipasangkan pada kiri kanannya pada kusen gendong tersebut
dengan penambahan perkuatan tetap diberikan angkur dari kusennya.
Locis / neut merupakan angkur yang dicor pada kaki - kaki tiang kusennya dengan
menggunakan adukan 1 Pc: 2 Ps: 3 Kr artinya satu bagian semen berbanding dua
bagian pasir dan berbanding tiga bagian krikil atau split.



Pada konstruksi kusen pintu atau konstruksi kusen jendela, ada yang disebut telinga
kusen, ini merupakan bagian konstruksi kusen sebagai perkuatan pada pasangan
dinding batu batanya.
Fungsi kolom praktis dan kolom konstruksi :
Dalam pemasangan dinding batu bata, ada perkuatan pasangan dinding yang
disebut kolom praktis 15/15 terpasang pada dinding bata sejarak 3 - 4 m2 dan
didalam pelaksanaannya dikerjakan pengecoran beton 1 Pc: 2 Ps: 3 Kr. Secara
bertahap setiap tinggi 1 M, sampai ke pertemuan ringbalk atau balok beton yang
mendatar atau sebagai tumpuan / perletakan kuda - kuda kayu.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa kolom praktis 15/15 yang terpasang pada
seluas 12 m2, bagian kolom ini bertemu diatas dengan ringbalk dan dibagian
bawahnya berhubungan atau masuk ke beton sloof yang ada diatas pasangan
pondasi batu kali.
Yang berhubungan dengan dinding batu bata selain kusen pintu, kusen jendela dan
juga kolom praktis 15/ 15 ada lagi kolom konstruksi.
Kolom konstruksi merupakan kolom yang menerima pembebanan suatu konstruksi
dan menyalurkan ke arah balok beton dan ke arah beton soof, dimensi kolom
konstruksi dan banyaknya pembesian serta diameter yang ditentukan seluruhnya
berdasarkan perhitungan konstruksi.
Pelaksanaan pekerjaan/ pengecoran khusus kolom konstruksi tidak boleh dicor
secara bertahap tetapi harus menerus dari pelat lantai dua sampai ke beton sloof,
begitu juga kolom kolom konstruksi dibagian atasnya dan seterusnya.

b. Dinding batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang
tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang kadang ditambah PC.
Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan
bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain
itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak
memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.










Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara
lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh
direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/
batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di
tengah - tengah.
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan
balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang
pada sudut- sudut, pertemuan dan persilangan.


c. Dinding Kayu
a. Dinding Kayu Log/ Batang Tersusun
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di
eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi
seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah
merupakan dinding struktural.











b. Dinding papan
Dinding papan biasanya digunakan
pada bangunan konstruksi rangka kayu.
Papan digunakan untuk dinding
eksterior maupun interior, dengan
sistem pemasangan horizontal dan
vertikal. Konstruksi papan dipaku/
diskrup pada rangka kayu horizontal
dan vertikal dengan jarak sekitar 1
meter (panjang papan di pasaran 2 m,
tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan
harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air
hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa
mengalami muai dan susut.

c. Dinding sirap
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan
material yang paling baik dalam penyesuaian
terhadap susut dan muai. Selain itu juga
memberikan perlindungan yang baik terhadap
iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan
perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku
(paku kepala datar ukuran 1) pada papan atau
reng, dengan 2 4 lapis tergantung kualitas sirap.
(panjang sirap 55 60 cm).


d. Dinding Batu Alam
Dinding batu alam biasanya terbuat
dari batu kali utuh atau pecahan batu



cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal
harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1
kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan PC : 1 kapur : 6
pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam
umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom
praktis, hanya diperlukan.

4.4 Pintu Dan Jendela
Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau
jendela dipengaruhi oleh perletakan/penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam
merencanakan pintu dan jendela, ada 4 (empat) hal yang harus dipertimbangkan, yaitu :
1. Matahari
Pintu dan jendela merupakan sumber pengurangan dan penambahan panas,
sehingga jendela dapat diletakkan di sisi sebelah timur dan/atau barat .
2. Penerangan
Untuk menghasilkan penerangan alami sebuah ruangan, dengan menempatkan
jendela dekat sudut ruangan maka dinding didekatnya disinari cahaya akan
memantulkan ke dalam ruangan.
3. Pemandangan
Jendela sebaiknya ditempatkan untuk memberi bingkai pada pemandangan.
Ketinggian ambang atas jendela sebaiknya tidak memotong pemandangan orang
yang duduk ataupun berdiri di dalam ruangan, juga jangan sampai kerangka jendela
membagi dua atau lebih suatu pemandangan.
4. Penampilan
Jendela akan dapat mempengaruhi penampilan ekterior rumah/bangunan.











Gambar Pintu dan Jendela Pada Suatu Bangunan

Syarat pintu dan jendela pada sebuah bangunan meliputi :
1. Bekerja dengan aman
2. Tahan cuaca, untuk mendapatkan ketahanan terhadap cuaca maka harus dipilih dari
bahan yang baik, tidak mudah lapuk, tidak mudah mengalami kembang/susut
(muai, melengkung)
3. Tidak ada celah/ cahaya yang tidak dikehendaki masuk, cuaca (suhu, udara) masuk
ke dalam ruangan.
4. Kuat
5. Minimal ada 1(satu) buah jendela dalam sebuah ruangan.
Fungsi pintu dan jendela dalam sebuah bangunan
1. Fungsi pintu Dalam kegiatan/komunikasi antar ruang maka pintu sangat
dibutuhkan, demikian juga sarana lintas antara bagian dalam dan bagian luar
bangunan.
2. Fungsi jendela
a. Penerangan alami ruangan
b. Pengatur suhu ruangan, sirkulasi angin
c. Melihat pemandangan/situasi luar bangunan

Jenis-Jenis Kusen Pintu
a. Kusen Pintu Tunggal









b. Kusen Pintu Gendong







c. Kusen Pintu Gendong Ventilasi Melingkar














Jenis-Jenis Kusen Jendela
a. Kusen Jendela Tunggal

















b. Kusen Jendela Ganda












4.5 Atap
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yng befungsi sebagai
penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan
kenyamanan bagi penggunan bangunan. Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga
bagian utama yaitu : struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap
akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan
reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan/atau balok.
Konstruksi atap memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Lebih detail
bagian-bagian atap seperti gambar.


Bentuk-bentuk Atap
a. Atap Limasan




b. Atap Pelana






c. Atap Gerigi (Gergaji)/ Sawteeth


d. Atap Tenda Terpatah (Joglo)
1) Tanpa soko guru









2) Dengan Soko Guru


Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan,
usuk, reng, penutup atap, dan talang
a. Kuda-kuda
Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat
memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada
struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss).
Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang.

Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal
sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umunya mampu mendukung beban atap
sampai dengan 10 meter, Sedangkan kuda-kuda baja sebagai pendukung atap,
dengan sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai
dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga,
bangunan pabrik, dll. Kuda-



kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10
hingga 12 meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk
memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horisontal.

Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangakaian batang yang selalu
membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan
bentuk penutupnya, maka konstruksi kuda-kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi
setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh
yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan.

Kuda-kuda diletakkan diatas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan
bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal maupun momen, karena
tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan
mampu mendukung beban-beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-
beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk,
gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat
memasang/memperbaiki atap).

b. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi
horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban
angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas
kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat
ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang
tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-
kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Bahan- bahan
untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada gording
dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan dengan sagrod untuk
memperkuat dan mencegah dari terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan
sedemikian rupa sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording
Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan
lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5 m. Gording dari baja



profil canal (Iight lip channel) umumnya akan mempunyi dimensi; panjang satu
batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm.
Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12
cm dan tebal sekitar 0,5 cm.

c. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework yang
disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar.

d. Sagrod
Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya
memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser (diperpanjang/diperpendek).

e. Usuk/kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke
gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m.
Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah
tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan
paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk
menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.

f. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3
m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke
usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak
digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng
akan dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan
panjang dari penutup atapnya (genteng).


g. Penutup Atap



Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai
sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak
rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap
merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca)
sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca.

G. Model/Metode Pembelajaran
1. Model STAD (Student Team Achievement Division)
2. Pembimbingan
3. Penugasan
4. Tanya Jawab
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Orientasi
Membuka pelajaran dengan memberikan
salam.
Menyiapkan peserta didik secara psikis dan
fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Menjelaskan secara singkat tentang pengertian
dasar bangunan gedung.
Menuliskan indicator yang harus di kuasai
siswa.
2. Apersepsi
Mengajukan pertanyaan tentang pemahaman
siswa tentang dasar bangunan gedung yang
akan dilaksanakan.
Menanggapi situasi kelas.
3. Motivasi
Memberikan gambaran manfaat dari materi
konstruksi bangunan atas gedung.
30 menit



Mengidentifikasi materi mengenai bagian-
bagian konstruksi bangunan atas gedung.
Inti 1. Eksplorasi
Siswa menyimak dan konstruksi bangunan atas
gedung.
Siswa menyimak dan mencermati uraian
singkat mengenai bagian-bagian konstruksi
bangunan atas gedung.
2. Elaborasi
Guru membagi siswa kedalam beberapa
kelompok belajar yakni dengan sifat
pembagian yang heterogen.
Guru membagi siswa dalam enam kelompok
dengan cara memberikan kartu nomor 1, 2, 3,
4, dan 5 kepada siswa dimana setiap siswa
mendapatkan satu kartu nomor, setiap siswa
yang mendapatkan nomor yang sama akan
dimasukkan dalam kelompok yang sama pula.
Tiap kelompok mendapat tugas:
- Kelompok 1 mendiskusikan tentang kolom.
- Kelompok 2 mendiskusikan tentang
dinding.
- Kelompok 3 mendiskusikan tentang ring
balok.
- Kelompok 4 mendiskusikan tentang pintu
dan jendela.
- Kelompok 5 mendiskusikan tentang atap.
Guru menanggapi hasil presentasi kelompok
dan meluruskan perbedaan pendapat yang
terjadi pada saat proses diskusi berlangsung.
Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru
185 menit



memperhatikan dan mendorong semua siswa
untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila
ada kelompok yang melenceng jauh
pekerjaannya.
3.Konfirmasi:
Guru melakukan tanya jawab sambil
mengarahkan siswa menemukan jawaban atas
permasalahan yang ditemukan
Siswa yang aktif atau berhasil menyelesaikan
permasalahan diberikan reward
Siswa yang belum aktif diberikan motivasi
Penutup Guru bersama siswa baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan
hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama
menemukan manfaat langsung maupun tidak
langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung;
memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran;
melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas, baik tugas individual maupun
kelompok; dan
menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
20 menit



I. Alat/Media Pembelajaran
1. Spidol dan White board.



2. Worksheet atau lembar kerja (siswa)
3. Infocus
4. Lembar penilaian

J. Sumber Pembelajaran
Buku Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Jilid 1

K. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2. Prosedur Penilaian:
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1. Sikap
a. Terlibat aktif dalam
pembelajaran
menginterpretasikan ilmu
bangunan.
b. Bekerjasama dalam
kegiatan individu.
c. Toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
Pengamatan Selama pembelajaran dan
saat diskusi
2. Pengetahuan
a. Menjelaskan kembali
materi mengenai dasar-
dasar konstruksi bangunan
gedung, bagian-bagian
bangunan gedung serta
fungsinya.
b. Menyatakan kembali
hubungan nilai fungsi
menginterpretasikan ilmu
bangunan.

Pengamatan dan tes

Penyelesaian tugas individu
dan kelompok



No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

3.

Keterampilan
a. Terampil dalam
mempresentasikan hasil
diskusi.
b. Terampil dalam
memahami dan menjawab
semua pertanyaan tentang
konstruksi bangunan
gedung.

Pengamatan

Penyelesaian tugas (baik
individu maupun kelompok)
dan saat diskusi


L. Instrumen Penilaian Hasil belajar
Tes tertulis
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bangunan gedung, konstruksi bangunan
gedung bagian bawah dan kontruksi bangunan gedung bagian atas!
2. Sebutkan bagian-bagian konstruksi bangunan gedung bagian bawah! Jelaskan
fungsinya masing-masing!
3. Sebutkan bagian-bagian konstruksi bangunan gedung bagian atas! Jelaskan
fungsinya masing-masing!









INSTRUMEN PENILAIAN



NO SOAL KUNCI JAWABAN SKOR
MAKS.
SOAL ESSAY/lisan
1. Jelaskan secara singkat
mengenai konstruksi
bangunan bawah gedung!
Serta jelaskan macam-
macam struktur
bangunannya!
Bangunan bawah berfungsi untuk
menahan seluruh berat bangunan yang
ada di atasnya, kemudian
meneruskannya ke tanah. Bangunan
bawah harus kuat, tidak mudah
bergerak dan stabil. Bagian bangunan
yang letaknya di bawah lantai :
pondasi dan balok sloof.
Pondasi adalah bagian bangunan
paling bawah yang mempunyai bidang
kontak langsung dengan dasar tanah
keras di bawahnya yang berfungsi
memikul seluruh bobot bangunan
beserta isi/muatannya dan
menyalurkan/mendistribusikan-nya
secara merata ke tanah di bawahnya.

Sloof adalah struktur dari bangunan
yang terletak diatas fondasi, berfungsi
untuk meratakan beban yang diterima
oleh fondasi, juga berpungsi sebagi
pengunci dinding agar apabila terjadi
pergerakan pada tanah, dinding tidak
roboh.
30
2. Sebutkan dan jelaskan
bagian-bagian dari
pondasi batu kali!
1. Lapisan Pasir Dasar
Lapisan pasir yang dipadatkan
setebal 5-10 cm, berfungsi sebagai
drainase untuk mengeringkan air

35






tanah yang terdapat di sekitar
badan pondasi, juga agar pori-pori
pada permukaan tanah dasar dan
bidang bawah pondasi dapat
tertutup rapat.
2. Anstamping/pas. Batu kosong
Lapis atas pasir dasar, terbuat dari
batu kali berdiameter sekitar 10-
15 cm, disusun tegak dan rapat
tanpa adukan (batu kosong),
disela-selanya diisi pasir yang
disiram air lalu dipadatkan
(ditumbuk) sehingga tidak ada
rongga kosong dan susunan batu
menjadi kokoh bersama-sama.

3. Badan Pondasi
Dibuat dari pasangan batu kali
dengan perekat (beraping)
campuran 1 kp:1 sm:2 ps atau 1
pc:3 ps.
4. Tembok Dg Perekat Trasram
Tingginya sampai 20 cm di atas
permukaan lantai. Fungsi untuk
mencegah merembesnya air dari
tanah naik ke tembok sehingga
tembok menjadi rusak.







5. Tanah Urug
Untuk mengisi sisa lubang
pondasi yang tidak terisi pasangan
pondasi.
3. Sebutkan bagian-bagian
konstruksi bangunan
gedung bagian atas!
Jelaskan fungsinya
masing-masing!
Kolom adalah batang tekan vertikal
dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Fungsi kolom adalah
sebagai penerus beban seluruh
bangunan ke pondasi.

Ring balok adalah struktur yang di
letakan di atas pasangan batu dan bata.
Fungsi ring balok adalah sebagai
tumpuan konstruksi atap dan sebagai
pengikat pasangan dinding batu bata
bagian atas agar tidak runtuh.

Atap adalah penutup atas suatu
bangunan yang melindungi bagian
dalam bangunan dari hujan maupun
salju. Atap adalah bagaian paling atas
dari suatu bangunan, yang melilndungi
gedung dan
penghuninya secara fisik maupun
metafisik
(mikrokosmos/makrokosmos).

Dinding adalah suatu struktur padat
yang membatasi dan kadang
melindungi suatu area. Dinding
bangunan memiliki dua fungsi utama,

35










yaitu menyokong atap dan langit-
langit, membagi ruangan, serta
melindungi terhadap intrusi dan cuaca.

pintu adalah tempat untuk masuk dan
keluar dari suatu tempat atau
bangunan maka fungsi dan
keberadaannya sangat diperlukan
sebagai media penghubung (antara).
Jendela ialah tempat keluar masuknya
cahaya dan uadara, di jendela
tergantung di kusen .

Catatan:
Penyekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk jawaban akhir, tetapi
juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman.

Keterangan :
Penyekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk
jawaban akhir, tetapi juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman,
komunikasi matematis (ketepatan penggunaan simbol dan istilah), penalaran
(logis), serta ketepatan strategi memecahkan masalah.
Peserta uji dinyatakan mencapai kompetensi jika mencapai nilai KKM 75.








LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP



Mata Pelajaran : Ilmu Bangunan
Kelas/Semester : X/1
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Waktu Pengamatan : Selama Pembelajaran

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran Fungsi dan Sifat Gambar
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi
belum ajeg/konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok
tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.




Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.



No Nama Siswa Sikap
Aktif Bekerjasama Toleran
KB B SB KB B SB KB B SB
1 Budi Zamil
2 Tamba Tua Rambe
3 Agus Tri Harsoyo
4 M.Ramadhan
5 Fahrul Rozi
6 Husnul Fahmi
7 Kintan Jenisa
8 Lisa Gusmira
9 M.Syafii
10 Yafri Riandi Nst



Keterangan:
KB : Kurang baik
B : Baik
SB : Sangat baik












LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Pelajaran : Ilmu Bangunan
Kelas/Semester : X/1
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Waktu Pengamatan : Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok)

Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang
relevan yang berkaitan dengan Fungsi dan sifat gambar sebagai bahasa teknik
1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan Fungsi dan sifat gambar
sebagai bahasa teknik
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan Fungsi dan sifat
gambar sebagai bahasa teknik tetapi belum tepat.
3. Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip
dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan Fungsi dan sifat
gambar sebagai bahasa teknik dan sudah tepat.









Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.



No Nama Siswa Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip
dan strategi pemecahan
masalah
KT T ST
1 Budi Zamil
2 Tamba Tua Rambe
3 Agus Tri Harsoyo
4 M.Ramadhan
5 Fahrul Rozi
6 Husnul Fahmi
7 Kintan Jenisa
8 Lisa Gusmira
9 M. Syafii
10 Yafri Riandi Nst

Keterangan:
KT : Kurang terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil

Stabat, Juni 2014
Kepala sekolah Mahasiswa Calon Guru


Drs. SEMPURNA P. M.Pd HENDRA SYAHPUTRA
NIP. NIM. 5113111017

Anda mungkin juga menyukai