Anda di halaman 1dari 7

16

Lampiran
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Besaran Skalar Dan Besaran Vektor
1. Besaran skalar
Pada saat anda menghitung luas sebuah bidang bujur sangkar, maka anda hanya
menyebut angka (nilai) nya saja, misalkan 25 cm Demikian pula, saat anda membeli dan
menimbang satu keranjang buah mangga, maka pada timbangan tertera angka yang
menunjukkan massa mangga tersebut, misalkan 4 kg.
Pada contoh tersebut diatas, besaran Luas bujur sangkar dan Massa mangga
merupakan besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memilik besar (nilai) saja dan
tidak memiliki arah.
Contoh besaran Skalar yaitu, panjang, massa, waktu, suhu, massa jenis, volume,
enegi potensial, usaha, potensial listrik, energi listrik dan lain sebagainya.

2. Besaran vektor
Jika sebuah mangga yang anda beli tadi, berada dalam genggaman tangan anda, yang
semula diam, kemudian terjatuh. Apa yang anda amati? Buah mangga tersebut jatuh
kearah lantai, yang disebabkan oleh Gravitasi Bumi (Gaya). Pada gerak mangga, dari
keadaan diam bergerak dengan kecepatan yang terus bertambah dengan arah kebawah
hingga menyentuh lantai. Dari kejadian tersebut, kita dapat menyebutkan bahwa,
besaran Gaya dan besaran Kecepatan merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang
memiliki nilai dan arah.

Vektor dapat dituliskan dalam huruf kecil dan besar, atau dengan dua huruf seperti
berikut :

a atau A dan AB atau PQ

Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah (lihat gambar), yaitu panjang
panah menunjukkan nilai atau besarnya vektor dan arah anak panah menunjukkan arah
vektor

A
B
17

Keterangan :
Titik A : adalah titik awal ( titik tangkap ) vektor
Titik B : adalah arah vektor
Panjang AB merupakan panjang atau besar vektor

B. Hukum Newton
1. Hukum I newton
Hukum ini sering juga disebut sebagai hukum inersia (kelembaman). Hukum I
Newton berbunyi : Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka
benda yang mula-mula diam akan terus diam. Sedangkan, benda yang mula-mula
bergerak, akan terus bergerak dengan kecepatan tetap.
Pernyataan Hukum I Newton ini secara matematis dapat dituliskan sebagai:

F = 0
(Jumlah dari semua gaya yang bekerja sama dengan nol)

Contoh:
a. Penumpang akan serasa terdorong kedepan saat mobil yang bergerak cepat direm
mendadak.
b. Koin yang berada di atas kertas di meja akan tetap disana ketika kertas ditarik secara
cepat.
c. Ayunan bandul sederhana.
d. Pemakaian roda gila pada mesin mobil.

2. Hukum II Newton
Hukum ini berbunyi Percepatan dari suatu benda akan sebanding dengan jumlah
gaya (resultan gaya) yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan
massanya

Gaya dinyatakan dalam satuan Newton, massa dalam satuan kg dan percepatan dalam
satuan meter per detik. Semakin besar massa benda maka semakin besar gaya yang
diperlukan dan semakin besar percepatan suatu benda maka gaya yang diperlukan
juga akan semakin besar Hukum II Newton ini dapat pula dinyatakan dengan laju
18

perubahan momentum sebuah benda yang bergerak sebanding dan searah dengan
gaya yang mempengaruhinya dan diformulasikan sebagai:

F = m.g
Keterangan :
F = gaya
m = massa
g = gravitasi

Gaya merupakan hasil kali antara massa benda dengan turunan fungsi kecepatan suatu
benda terhadap waktu.

Contoh
a. Mobil yang melaju dijalan raya akan mendapatkan percepatan yang sebanding dengan
gaya dan berbading terbalik dengan massa mobil tersebut

3. Hukum III newton
Hukum ini sering juga disebut dengan hukum aksi-reaksi. Hukum ini berbunyi Jika
suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain maka benda yang di kenai gaya akan
mengerjakan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang di terima dari benda
pertama tetapi arahnya berlawanan.
Hukum ini menyatakan jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka
benda yang kedua ini akan mengerjakan gaya pada benda pertama yang besarnya
sama dan arahnya berlawanan. Secara matematis dituliskan sebagai:

Faksi = -Freaksi

Besarnya gaya reaksi sama dengan besarnya gaya aksi. Tanda negatif menyatakan
bahwa arah gaya reaksi berlawanan dengan arah gaya aksi.

Contoh:
a. Adanya gaya gravitasi
b. Peristiwa gaya magnet
c. Gaya listrik
19

C. Menguraikan Vektor
Sebuah vektor V berada dalam bidang datar yang membentuk sudut terhadap sumbu X
(lihat gambar). Vektor tersebut jika diproyeksikan terhadap sumbu X dan sumbu Y akan
memiliki komponen-komponen vektor terhadap sumbu-sumbu tersebut, yaitu Vx dan Vy.




Contoh :

D. Aplikasi Vektor
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai aplikasi vektor, contoh sederhana adalah
sebuah benda yang jatuh dari tangan anda kebawah lantai. Dalam hal ini benda jatuh akibat
Gravitasi bumi (gaya tarik bumi) yang arahnya menuju pusat bumi. Hal ini juga menunjukkan
benda mmiliki berat yang arah dan besarnya sama dengan gaya tarik bumi terhadap benda
tersebut.
Contoh lain dapat anda lihat dalam gambar berikut :
20


E. Perhitungan Vektor
Dua buah vektor atau lebih dapat dijumlahkan atau dikurangi. Ada beberapa cara
penjumlahan dan pengurangan vektor.
1. Cara Grafis
Cara ini menekankan pada cara menggambarnya. Yang termasuk dalam cara grafis
adalah cara poligon, cara segitiga dan cara jajaran genjang.

a. Cara Poligon
gambarkan salah satu vektor yang kita pilih, misalnya vektor a
Berikut menggambarkan vektor b dengan cara pangkal vektor b berada diujung
vektor a
Kemudian gambarkan vektor c dengan cara yang sama
Gambarkan resultan vektor r yang merupakan jumlah dari vektor a, b dan c
dengan cara menggambarkan vektor dari pangkal vektor a ke ujung vektor c,
vektor resultan dinyatakan dengan besarnya atau penjang vektor resultan dan
arahnya sesuai dengan hasil dari gambar yang didapat seperti vector berikut ini.


21


b. Cara Segitiga
Untuk cara segitiga, berlaku untuk tiap-tiap dua vektor. Semua pangkal vektor-vektor
yang akan dijumlahkan digabung menjadi satu titik tangkap. Kemudian gambarkan
vektor resultan dengan menghubungkan kedua ujung vektor.

c. Cara jajar genjang
Untuk cara jajaran genjang, semua pangkal vektor-vektor yang akan dijumlahkan
digabung menjadi satu titik tangkap. Kemudian gambarkan vektor bayangan masing-
masing vektor. Selanjutnya gambarlah vektor resultan dari titik tangkap ke
perpotongan vektor bayangan. Perhatikan contoh .


2. Cara Analisis
Masing-masing vektor diuraikan menjadi komponen-komponen vektor searah sumbu
X dan sumbu Y dari sistem koordinat cartesius.

a. Segaris
22


b. Vektor yang membentuk sudut

c. Selisih antara vektor a dan vektor b dapat dirumuskan :


Contoh soal

Anda mungkin juga menyukai