Anda di halaman 1dari 18

ANEMIA HEMOLITIK

CELINE MARTINO 102011005 / B5 / CELINE_CCEY@YAHOO.COM


Skenario 5 - Seorang wanita, usia 25 tahun, datang
keluhan mudah lelah sejak 3 minggu ini, dan
wajahnya terlihat agak pucat. Pasien tidak merasakan
demam, mual, muntah, BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Pada pemeriksaan fisik mata ditemukan konjungtiva
anemis +/+, sklera ikterik. Sedangkan pada pemeriksaan
fisik lain ditemukan lien SII.

Hipotesis - Pasien menderita Anemia Hemolitik.
ANAMNESIS (AUTO)
Identitas
Keluhan utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Pribadi dan Sosial
Riwayat Keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
Derajat kesadaran
Keadaan umum pasien
Pemeriksaan tanda-tanda vital
PEMERIKSAAN FISIK
KULIT ABDOMEN
Inspeksi: anemia, ikterus





Pada pemeriksaan fisik mata
ditemukan konjungtiva anemis
+/+, sklera ikterik.
Pada pemeriksaan fisik
abdomen ditemukan lien SII.

Inspeksi : simetris, bentuk /
kontur, ukuran, kondisi dinding
perut (kelaianan kulit, vena,
umbilicus, striae alba),
pergerakan dinding perut
Palpasi: kelainan, nyeri, rasa
tidak enak, organ (hati, limpa,
ginjal)
Perkusi: pembesaran hati dan
limpa, nyeri ketok, dan diagnosis
adanya cairan atau massa padat
Auskultasi: suara peristaltik dan
pembuluh darah

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanda peningkatan destruksi eritrosit:
kadar Hb (9,5 g/dl) dan Ht (35%) menurun 12,0 14,0 g/dl dan
40 50%
hitung leukosit (8.900 /ul) meningkat atau normal 5.000 10.000
u/l
hitung trombosit (230.000 /ul) meningkat atau normal 150.000
400.000 /ul
jumlah retikulosit (6%) meningkat
Sediaan hapus darah tepi:
eritrosit normositik
polikromasi
kelainan morfologi eritrosit
eritrosit berinti
leukosit meningkat dengan pergeseran ke kiri
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sumsum tulang:
hiperseluler dengan peningkatan aktivitas ke-3 seri sel darah meningkat
terutama seri eritrosit
cadangan besi meningkat dan akan menurun pada hemolisis intravaskuler.
hyperplasia normoblastik
rasio ME (myeloid : eritroid) menurun di bawah 1,5 kadang-kadang < 0,5
normoblast yang meningkat adalah pada semua tingkatan
Pemeriksaan lain:
peningkatan ekskresi urobilinogen urin dan kadar bilirubin indirek serum
meningkat.
pernurunan kadar hepatoglobin dan hemopeksin serum
hemoglobinemia, hemoglobinuria, dan hemosiderinuria
Pemeriksaan guna mencari penyebab anemia
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Anemia pasca perdarahan akut dan fase pemulihan defisiensi yang sedang
mendapat terapi tidak ada ikterus , kadar Hb meningkat
Anemia karena eritropoesis inefektif ikterus, hyperplasia normoblastik
sumsum tulang, retikulosit tidak meningkat
Anemia yang disertai dengan perdarahan ke rongga retropenial atau ke
jaringan lain Hb turun, retikulositosis , ikterus
Sindrom Gilbert atau kelainan katabolisme ikterus, tanpa anemia, tidak
dijumpai kelainan morfologi eritrosit, retikulosit normal

Kerusakan otot yang luas atau crush syndrome mioglobinuria
WORKING DIAGNOSIS ANEMIA HEMOLITIK
Meningkatnya penghancuran dari sel
eritrosit yang diikuti dengan
ketidakmampuan dari sumsum tulang
dalam memproduksi sel eritrosit untuk
mengatasi kebutuhan tubuh terhadap
berkurangnya sel eritrosit.

Diagnosis anamnesis + PF + PP
ETIOLOGI
FAKTOR INTRINSIK (INTRA
KORPUSKULER)
FAKTOR EKSTRINSIK (EKSTRA
KORPUSKULER)
kelainan bawaan:
kelainan membran
kelainan molekul hemoglobin
kelainan salah satu enzim
yang berperan dalam
metabolisme sel eritrosit
kelainan yang didapat
disebabkan oleh faktor
imun dan non imun:
Leukemia
limfoma malignum
gagal ginjal kronik
penyakit liver kronik
rheumatoid artheritis
anemia megaloblastik

EPIDEMIOLOGI
Kebanyakan jenis anemia hemolitik sama-
sama sering terjadi pada pria maupun
wanita dan dapat terjadi di usia berapapun.
Orang-orang dari semua ras dapat
mengembangkan anemia hemolitik.
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
GEJALA KLINIS
Gejala umum anemia
Gejala hemolitik
Ikterus timbul karena peningkatan bilirubin
indirek (unconjugated bilirubin)
Splenomegali karena makrofag dalam limpa
lebih aktif dibandingkan dengan makrofag pada
hati
Hepatomegali
Kholelithiasis black pigment stone

GEJALA KLINIS
Ulkus pada kaki
Kelainan tulang apabila proses hemolisis
terjadi pada saat fase pertumbuhan tower-
shaped skull, penebalan tulang frontalis dan
parietalis
Krisis karena penurunan kadar hemoglobin
Krisis aplastik: kegagalan hemopoesis transien penurunan
hemoglobin secara drastis, leukopenia dan trombositopenia
ringan, dan retikulositopenia.
Krisis hemolitik: hemolisis masif penurunan hemoglobin
secara tiba-tiba, disertai retikulositosis dan pembesaran limpa.
Krisis megaloblastik: kekurangan asam folat karena
kebutuhan akibat eritropoesis yang sangat meningkat

PENATALAKSANAAN
Disesuaikan dengan penyebabnya
Reaksi toksik-imunologik yang didapat
kortikosteroid (prednison, prednisolon),
splenektomi
Apabila keduanya tidak berhasil, dapat
diberikan obat-obat sitostatik, seperti
klorambusil dan siklofosfamid.
PROGNOSIS
Prognosis jangka panjang pada pasien
penyakit ini adalah baik. Splenektomi
sering kali dapat mengontrol penyakit ini
atau paling tidak memperbaikinya.
HIPOTESIS DITERIMA

Anda mungkin juga menyukai