- -
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah berkhutbah di
tengah-tengah kami. Beliau bersabda, Wahai sekalian manusia,
Allah telah mewajibkan haji bagi kalian, maka berhajilah. Lantas
ada yang bertanya, Wahai Rasulullah, apakah setiap tahun (kami
mesti berhaji)? Beliau lantas diam, sampai orang tadi bertanya
hingga tiga kali. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lantas
bersabda, Seandainya aku mengatakan iya, maka tentu haji akan
diwajibkan bagi kalian setiap tahun, dan belum tentu kalian
sanggup. (HR. Muslim no. 1337).
8
Sungguh banyak sekali hadits yang menyebutkan wajibnya haji
hingga mencapai derajat mutawatir (jalur yang amat banyak)
sehingga kita dapat memastikan hukum haji itu wajib.
3. Dalil Ijma (Konsensus Ulama)
Para ulama pun sepakat bahwa hukum haji itu wajib sekali
seumur hidup bagi yang mampu. Bahkan kewajiban haji termasuk
perkara al malum minad diini bidh dhoruroh (dengan sendirinya
sudah diketahui wajibnya) dan yang mengingkari kewajibannya
dinyatakan kafir.
C. Syarat Wajib Haji
1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Merdeka
5. Mampu
Kelima syarat di atas adalah syarat yang disepakati oleh para ulama.
Sampai-sampai Ibnu Qudamah dalam Al Mughni berkata, Saya
tidak mengetahui ada khilaf (perselisihan) dalam penetapan syarat-
syarat ini. (Al Mughni, 3:164)
Catatan:
1. Seandainya anak kecil berhaji, maka hajinya sah. Namun hajinya
tersebut dianggap haji tathowwu (sunnah). Jika sudah baligh, ia
masih tetap terkena kewajiban haji. Hal ini berdasarkan kesepakatan
para ulama (baca: ijma).
9
2. Syarat mampu bagi laki-laki dan perempuan adalah:
a. Mampu dari sisi bekal dan kendaraan
b. Sehat badan
c. Jalan penuh rasa aman
d. Mampu melakukan perjalanan.
3. Mampu dari sisi bekal mencakup kelebihan dari tiga kebutuhan:
a. Nafkah bagi keluarga yang ditinggal dan yang diberi nafkah
b. Kebutuhan keluarga berupa tempat tinggal dan pakaian
c. Penunaian utang.
Syarat mampu yang khusus bagi perempuan adalah:
a. Ditemani suami ataumahrom
b. Tidak berada dalam masa iddah.
D. Syarat Sahnya Haji
1. Islam
2. Berakal
3. Miqot zamani, artinya haji dilakukan di waktu tertentu (pada
bulan-bulan haji), tidak di waktu lainnya. Abullah bin Umar,
mayoritas sahabat dan ulama sesudahnya berkata bahwa waktu
tersebut adalah bulan Syawwal, Dzulqodah, dan sepuluh hari
(pertama) dari bulan Dzulhijjah.
4. Miqot makani, artinya haji (penunaian rukun dan wajib haji)
dilakukan di tempat tertentu yang telah ditetapkan, tidak sah
dilakukan tempat lainnya. Wukuf dilakukan di daerah Arafah.
Thowaf dilakukan di sekeliling Kabah. Sai dilakukan di jalan
antara Shofa dan Marwah. Dan seterusnya.
10
E. Makna Simbol Ibadah Haji
Haji adalah gerakan terarah dan secara sadar serta beragam
yang dilakukan bersama-sama dengan tujuan yang sama. Inti dari
seluruh gerakan itu adalah dzikirullah dan solidaritas dengan sesama
hamba Allah. Tujuannya adalah mewujudkan pangkalan spiritual
yang kokoh bagi kebahagiaan hidup manusia .
Allah telah menjadikan Kabah, rumah suci itu sebagai pusat
(peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan demikian pula
bulan haram, binatang kurban hady dan qalaid (Q.S. Al-Maidah
97)
F. Kedudukan Haji dalam Islam
Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang lima, dan
salah satu kewajiban dalam Islam, berdasarkan al-Quran, as-Sunnah
dan ijma' kaum Muslimin.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
"Mengerjakan haji itu adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah. Barangsiapa mengingkari (ke-wajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam." (QS. Ali 'Imran: 97).
Dan Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
"Islam dibangun di atas lima perkara; bersaksi bahwasanya tiada
Ilah yang haq kecuali Allah, dan bersaksi bahwasanya Muhammad
adalah Rasul utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
11
berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji ke
Baitullah." (Hadits shahih riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Demikian pula kaum muslimin telah sepakat akan kewajiban
ibadah haji bagi mereka yang mampu, dan tiada seorangpun
menyelisihi kesepakatan ini. ( Lihat Tafsir Ibni Katsir I/364 dalam
penafsiran ayat di atas, dan al-Mughni, Ibnu Qudamah 5/5)
G. Keutamaan Ibadah Haji
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Perintah
rukun Islam yang kelima itu wajib bagi yang mampu
menjalankannya.
Setiap Muslim ingin menunaikan ibadah haji bukan semata karena
kewajiban, melainkan karena berbagai keutamaan ibadah haji yang
tidak dimiliki oleh ibadah lain:
1. Kewajiban kepada Allah.
2. Perintah Allah yang harus dikerjakan.
3. Sebagai tamu Allah.
4. Dibanggakan Allah kepada malaikat-Nya.
5. Ibadah haji merupakan jihad fi sabilillah.
6. Ganjaran yang sama dengan membelanjakan harta di jalan
Allah.
7. Wafat dalam perjalanan haji sama dengan mati syahid.
8. Dapat menghapus doa.
9. Menghapus kemiskinan.
10. Membawa pahala.
11. Balasan surga bagi haji yang mabrur.
12. Doanya diterima untuk orang lain.
12
H. Ibadah Haji dan Ketahanan Mental , Jiwa dan Raga
Pengalaman Spiritual
Bagi seorang manusia, haji merupakan kesempatan untuk
memasuki ruang spiritualitas yang tak bertepi. Kita keluarkan
diri kita dari relung kehidupan sehari-hari dengan segenap noda
dan persoalannya, menuju ruang hidup yang penuh dengan
ketenangan, spiritualitas, kedekatan kepada Allah, dan pelatihan
jiwa secara sadar. Sejak awal kalian memasuki ritus ini, sesuatu
yang selama ini dibolehkan dalam kehidupan sehari-hari kita,
kalian haramkan bagi diri kalian. Ihram adalah mengharamkan
hal-hal yang dianggap biasa dan mubah di kehidupan sehari-
hari, yakni hal-hal yang diperbolehkan. Sebagian besar dari hal-
hal yang diperbolehkan itu merupakan penyebab kelalaian,
bahkan sebagian lagi menyebabkan penyimpangan.
Melepas Diri Dari Simbol Kecongkakan
Seluruh perangkat kesenangan lahiriah dan materi dalam ihram
tercabut dari kita diantarnya sbb :
Pakaian, pangakat, jabatan, peringkat, baju mewah
Dilarang bercermin
Dilarang memakai wewangian
Jangan menghindar dari sengatan matahari dan guyuran hujan
Jangan berjalan di bawah atap
Kesempatan Menempa Diri
Langkah awal yang dilakukan pesalik haji adalah
penempaan diri. Ihram, tawaf, salat, Masyar (Muzdalifah),
Arafah, Mina, berkorban, melontar jumrah, mencukur
rambut, semua itu adalah bentuk lahiriyah dari kekhusyukan
dan kerendahan manusia di hadapan Allah Swt, dan semua
itu adalah dzikir, khidmat dan upaya mendekatkan diri
13
kepadaNya. Manasik yang penuh makna ini jangan sampai
dilalaikan
Haji adalah peluang besar untuk menyampaikan kepada
masyarakat umum dunia akan hakikat yang ada pada kita
yang diperoleh oleh bangsa Iran yang muslim berkat marifat
dan hidayah Islam, untuk menggugah mereka.
Ibadah Untuk Mengikis Kelalaian
Ibadah haji adalah satu kesempatan yang istimewa. Seluruh
ibadah adalah sarana bagi manusia untuk mengenal dan
menemukan kembali jatidirinya. Manusia sering lupa terhadap
Allah SWT - padahal Allah adalah Wujud Yang Hakiki -, lupa
terhadap dirinya sendiri, terhadap jiwanya, dan terhadap hakikat
dirinya.
"Dan jangan kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah,
maka Allah-pun menjadikan mereka lupa kepada mereka
sendiri. (QS: :1)
Safari Dengan Jiwa dan Raga
Haji secara esensial memiliki dua sisi utama, pertama,
mendekatkan diri kepada Allah dalam pemikiran dan tindakan,
dan kedua menghindari thaghut dan syaitan dengan jiwa dan
raga. Seluruh amalan dalam haji, baik yang harus dilaksanakan
maupun yang harus ditinggalkan, dimaksudkan untuk mencapai
dua tujuan tersebut atau menjadi pembuka jalan untuk
mewujudkannya.
14
I. Ibadah Haji Sarana Pemersatu & Perdamaian
Keagungan Rasa Persatuan
Haji adalah manifestasi persatuan dan kesatuan umat Islam.
Bahwa Allah SWT menyeru umat Islam yang mampu untuk
menuju ke satu tempat dan pada waktu tertentu, mengumpulkan
mereka bersama-sama selama beberapa hari untuk melakukan
amal dan manasik yang merupakan manifestasi keharmonisan,
kedisiplinan dan kekompakan, dampak pertamanya adalah
menyuntikkan semangat persatuan dan kebersamaan di hati
setiap insan Muslim dan menunjukkan kebesaran dan kecintaan
kebersamaan umat Islam serta untuk melepaskan dahaga mereka
terhadap rasa keagungan ini.
Makna Pertemuan Agung Ini
Jelas bahwa menurut Islam dan perspektif Islami, persatuan
hati dan jiwa tidak hanya di medan politik atau perjuangan
saja, tetapi dalam berziarah ke rumah Allah SWT dalam
keadaan hati dan jiwa yang satu, adalah hal yang sangat
krusial. Oleh karena itu Anda menemukan dalam Al-Quran
disebutkan firman berbunyi;
Berpegangteguhlah kalian pada tali Allah.. (Q.S. Aali
Imran:103)
Berpegang teguh pada tali Allah saja tidak ada gunanya: yang
penting adalah kebersamaan dalam berpegang teguh pada tali
Allah itu. Yang penting adalah bersama-sama: hati, jiwa,
pemikiran, dan raga bersama-sama. Tawaf yang kalian lakukan -
mengelilingi satu pusat putaran ini- merupakan simbol gerakan
umat Islam pada poros tauhid.
15
Penyalahgunaan Isu Persatuan
Jadikanlah haji sebagai alat perekat, alat persatuan dan
pemersatu kalbu, niat dan tekad di dunia Islam. Sebaliknya, hal
itu jangan sampai digunakan sebagai alat pemecah-belah dan
menciptakan kebencian. Untuk mengenali masalah dan contoh
nyata akan hal ini memang diperlukan kewaspadaan dan kehati-
hatian.
Imperialisme dan Perpecahan Umat
Cermati baik-baik apa yang dikehendaki musuh. Adalah satu
kesalahan besar ketika seseorang beranggapan sedang membela
sebuah kebenaran, tetapi kenyataannya justu membela dan
melayani rencana musuh. Ada orang-orang yang memang
dibayar untuk berbuat makar, tetapi ada pula orang-orang awam
dan fanatik buta yang sengaja digerakkan untuk mengusik
keyakinan dan kesucian-kesucian pihak lain.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Haji adalah salah satu rukun islam, haji adalah ibadah yang
tergabung padanya antara amalan badan dan pengorbanan harta, dan haji
adalah salah satu ibadah yang paling agung, yang memiliki kandungan
makna, dan hikmah yang sangat luas lagi mendalam.