Anda di halaman 1dari 25

1

PENUNTUN SKILLS LAB




BLOK RESPIRASI










Diberikan pada Mahasiswa Semester IV
Prodi Pendidikan Dokter UNIBA



FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BATAM
2014
2


PENUNTUN SKILLS LAB BLOK RESPIRASI

I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan pemetaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi FK UNIBA kegiatan
Keterampilan klinik untuk mahasiswa semester 4 dilaksanakan pada blok Respirasi. Setelah
mahasiswa selesai mengikuti keterampilan klinik pada blok Respirasi,
Salah satu keterampilan klinik yang menjadi kompetensi seorang dokter sesuai dengan
KIPDI III adalah keterampilan klinik yang akan diajarkan pada mahasiswa adalahketerampilan
untuk melakukan :
1. Anamnesis Penyakit yang berhubungan dengan Sistem Respirasi
2. Pemeriksaan Fisik diagnosis sistem Respirasi
3. Pembacaan Foto Rontgen dada (normal)
4. Pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam)
5. Teknik Nebulisasi

II. TUJUAN
II.1 TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan Skills Lab pada blok Respirasi ini mahasiswa dapat terampil
melakukan komunikai dokter-pasien (anamnesis) penyakit yang berhubungan dengan sistem
respirasi, terampil melakukan pemeriksaan fisik paru pada orang dewasa, terampil membaca
foto Rontgen dada (normal), terampil dalam pemeriksaan BTA dan Terampil dalam melakukan
teknik nebulisasi dengan benar.
II.2 TUJUAN KHUSUS/KOMPETENSI
1. Mahasiswa mampu melakukan komunikasi dokter-pasien (anamnesis) penyakit yang
berhubungan dengan sistem Respirasi
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik sistem respirasi
3. Mahasiswa mampu membaca Foto Rontgen dada (normal) dengan benar
4. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam)
5. Mahasiswa mampu melakukan teknik nebulisasi


















3


KETERAMPILAN KLINIK
ANAMNESIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM RESPIRASI

I. PENDAHULUAN
Pada pertemuan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan anamnesis pada pasien
sehingga mahasiswa mendapatkan informasi gejala dan riwayat penyakit pasien dan
mengarahkan diagnosa sementara pasien sebagai kelainan paru.
Seorang dokter harus mampu mengelaborasi keterangan penderita yang paling signifikan
untuk ditetapkan sebagi keluhan utama. Ada beberapa pertanyaan yang harus diingat pada
komunikasi dokter dan pasien dalam mengelaborasi keluhan penderita agar hasilnya sesuai
dengan diharapkan.
Gejala Respirasi :
1. Batuk (kering/produktif)
2. Batuk darah
3. Sesak napas (akut, progresif,paroksimal)
4. Nyeri dada
5. Mengi
Gejala sistemik yang berhubungan dengan penyakit respirasi
1. Demam
2. Suara serak
3. Keringat malam
Pertanyaan tersebut meliputi :
a. Onset (akut atau gradual)
b. Location (lokasi)
c. Pola (intermitten atau terus menerus)
d. Frekuensi (setiap hari , perminggu atau perbulan)
e. Duration (durasi) : menit ataubeberapajam
f. Progression : semakin membaik atau semakin memburuk dibandingkan sebelumnya
g. Severity (tingkat keparahan): ringan, sedang, berat
h. Karakter (nyeri bersifat tajam, tumpul atau aching)
i. Radiation (penyebaran)
j. Precipitating and relieving factors (faktor-faktor yang memperberat dan faktor yang
mengurangi gejala , misal :apakah ada menggunakan pengobatan sebelumnya?)
k. Associated symtomps (yang berhubungan dengan gejala lainnya misal batuk, mengi, batuk
darah, sesak napas, nyeri dada, ortpnea)
l. Systemik symptom (gejala-gejala sistemik mis demam, malaise,anoreksia, penurunan berat
badan)
Kata-kata tesebut dapat disingkat sehingga mudah diingat yaitu : OLD CARTS atau :
Onset, Paliating/Provoking factor (Faktor-faktor yang mempengaruhi atau memprovokasi
gejala), Quality (kwalitas), Radiation (penyebaran), Site (Lokasi), Timming(waktu). Kata-kata
tersebut dapat disingkat menjadi OPQRST


4


Tujuan pertanyaan yang berkaitan dengan gejala penderita :
1. Lokasi, dimana Lokasinya?Apakah menyebar?
2. Kualitas. Seperti apa keluhan tesebut?
3. Kuantitas atau keparahan. Seberapa parah keluhan tersebut?
4. Waktu . Kapan keluhan muali dirsakan? Berapa lama keluhan tersebut
berlangsung?seberapa sering keluhan tersebut muncul?
5. Keadaan/situasi saat serangan berlangsung. Termasuk faktor lingkungan, aktifitas, emosi
atau keadaan lain yang mungkin dapat mempengaruhi penyakit.
6. Faktor-faktor yang menyebabkan remisi atau eksaserbasi. Apakah ada hal-hal yang
membuat gejala membaik atau semakin parah?
7. Manifestasi lain yang berhubungan dengan gejala. Apakah penderita merasakan hal-hal lain
yang menyertai serangan?

II. RANCANGAN PEMBELAJARAN
Waktu Aktifitas Belajar Mengajar Keterangan
20 menit









1o menit




























Introduksi pada kelas besar (terdiri dari 18
mahasiswa)
Penjelasan narasumber tentang anamnesa
kelainan utama &keluahan tambahan pada
kelainan resirasi (15 menit)
Pemutaran film cara namnesa gangguan
respirasi (10 menit)
Tanya jawab singkathal yang belumjelas dari
penjelasan dari film yang diputar(10 menit)

Demonstrasi pada kelas besar
Narasumber memperlihatkan tata cara
komunikasi dokter pasien pada penderita
gangguan respirasi

Tahap I : Perkenalan
Ketika pasien masuk ke ruang periksa,
dokter menyembut dengan ramah dan
senyum , kemudian memperkenalkan diri.
Menanyakan identitas pasien, nama, umur,
alamat sambil mencocokakan dengan data
rekam medis.
Perhatikan penampilan wajah, padangan
mata , komunikasi, cara berbisara dan
interaksi lingkungan, perhatikan.Perhatikan
pendamping yang menyertai pasien, interaksi
asien dengan pendamping.
Tahap II : Anamnesa penyakit
Menanyakan keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakti
sebelumnya yang behubungan dengan
penyakit sekarang, riwayat penyakit dalam
keluarga,riwayat pemakaian obat dan alergi
obat.

Tahap III :
Riwayat Sosioekonomi, pekerjaan dan
riwayat merokok dan konsumsi
alkohol.Menanyakan status sosial, pekerjaan
Narasumber









Narasumber




























5




20-30
menit









90 menit
dan pendapatan.Menanyakan riwat merokok
dan konsumsi alkohol..

Coacing oleh instruktur
Mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok kecil
(i kelompok terdiri dari 9 mahasiswa)
Tiap kelompok kecil memilikiinstruktur
Mahasiswa melakukan simulasi secara
bergantian (2-3 orang mahasiswa dengan
dibimbing oleh instruktur.
Kepada mahasiswa diberikan satu kasus
simulasi
Pasien simulasi akan diperankan oleh sesama
mahasiswa.

Self Practice
Mahasiswa melakukan anamnesis sendiri
secara bergantian masing-masing selama 10
menit.
Mahasiswa diberikan 1 kasus dan mencata
hal-hal yang penting dari anamnesis dan
menyimpulkannya.Instruktur memberikan
penilaian pada lembar pengamatan

Diskusi Akhir:
Instruktur memberikan kesimpulan dari
kasus simulasi.


Instruktur Mahasiswa










Instruktur Mahasiswa












III. TUJUAN KEGIATAN
III.1 TUJUAN UMUM
Melakukan mahasiswa untuk dapat meingkatkan keterampilan anamnesis dengan menggunakan
teknik komunikasi yang benar pada pasien.
III.2 TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mengetahui kerangka anamnesis pada gangguan respirasi
2. Mahasiswa menelusuri keluhan utama dan keluhan tambahan
3. Mahasiswa mampu menguraikan penyakti secara deskriptif dan kronologis
4. Mahasiswa mendapatkan riwayat penyakti yang berhubungan dengan penyakit keluarga
5. Mahasiswa mampu mendapatkan riwayatpenyakit penyerta yang berhubungan dengan penyakit
utama/sekarang
6. Mahasiswa mampu menerapkan dasar teknik komunikasi dan peilaku yang sesuai dengan sosio
budaya pasien dalam hubungan dokter pasien

IV. PEDOMAN INSTRUKTUR
IV.1. PELAKSANAAN
1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 10 orang
2. Diskusi dipimpin oelh seorang intruktur yang telah ditetapkan oelh koordinator
3. Cara pelaksanaan kegiatan
Pada saat self practice intruktur mengamati peragaan mahasiswa dengan berpedoman pada
cheklist yang tersedia
6


Pada pelaksanaan, mahasiswa bergantian bertindak sebagai dokter umum maupun sebagai
pasien
4. Waktu pelaksanaan
Setiap kegiatan skills Lab dilaksanakan selama selama 150 menit
5. Tempat pelaksanaan
Ruang Skills Lab FK UNIBA
6. Sarana yang diperlukan
Alat Audiovisual
Materi audiovisual
Pensil/pulpen
Formulir anamnese

V. RUJUKAN
1. Bahan Kuliah
2. Patel H, Gwilt C, Respiratory System 3rd edition, 2008.Elsevier,Philadelphia p 187-207
3. Talley N, O Connor S, Respiratory system dan breast examination.Clinical examination.A
Systemic a Guide to Physical Diagnosis 5th edition.Australia Elsevier 2006 P .93-125




















7


LAMPIRAN
FORMULIR ANAMNESIS BLOK RESPIRASI
Nama Mahasiswa :
Grup :
Tanggal Anamnesa :
Instruktur : Paraf :

IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien :
Alamat dan Tanggal Lahir :
Umur :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin :
Status perkawinan :
Agama :
Tanggal masuk ke RS :

RIWAYAT PENYAKIT

Keluhan Utama :
Keluhan Tambahan

Telaah :
1. Batuk ( ) onset ( ) waktu (pagi/malam), (kering/produktif), warna ( ), bau ( ), volume ( ),
konsistensi ( ), jika batuk apakah yang berhubungan dengan gejala lainnya ( )
2. Batuk darah ( ), onset ( ), warna ( ), bercak darah ( ), darah kental ( ), intermitten ( ),
terus-menerus ( ), Frekuensi ( )
3. Sesak Napas ( ),onset ( ), pola ( ), tingkat keparahan ( ), berhubungan dengan cuaca ( ),
sesak napas ketika jalan ( ........meter), kerja ( ), olahraga ( ), cemas ( ), ketinggian ( ),
posisi berbaring ( ), sesak napas yang berhubungan dengan gejala lainnya (
), napas berbunyi ( )
4. Nyeri dada ( ), onset ( ), lokasi ( ), pola ( ) frekuensi ( ), durasi ( ), progression ( ),
karakter ( ), menyebar ( ), jika menyebar ke lokasi mana kah ( )
5. Demam ( ), onset (lokasi), waktu (pagi/malam), tingkat keparahan ( ), keringat malam ( )
6. Malaise ( ), kurang nafsu makan ( ), penurunan berat badan kg/bln
7. Suara serak ( ), onset ( )

Riwayat pemakaian obat :
Obat ACE inhibitor ( ),obat beta blocker ( ), obat NSAID ( ), Pil kontrasepsi ( ) dan obat-
obat
Obat lainnya ( )

Riwayat alergi obat :
Pernah ( ), tidak pernah ( ), jika pernahapa gejala yang ditimbulkan oleh obat itu :
Kapan kejadian tersebut :

Riwayat penyakit keluarga :
Asma ( ), eksema/atopi ( ), Diabetes Mellitus ( ), Hipertensi ( ), tumor ( ), Kontak dengan
8


Penderita TB paru ( )

Riwayat sosial :
Situasi tempat tinggal : rumah ( ), jika rumah terbuat beton ( ), gubuk ( ), apartemen ( ),
Berapa orang yang tinggal dirumah tersebut : tinggal pedesaan ( ), tinggal perkotaan ( )
Padat penduduk ( )
Peliharaan binatang ( ), jenis binatang :
Pendapatan : Rp. 500.000,- ( ), Rp.500.000,-1.000.000,-( ), Rp. 1.000.000,-

Riwayat merokok : cerutu ( ), pipa ( ), rokok ( ), sejak kapan mulai ( ), jumlah ( ) batang
Atau bungkus /hari ), jenis rokok :(kretek/filter ), kapan diberhentikan ( )

Alkohol : minum alkohol ( ), berapa botol per hari ( )
Riwayat pekejaan : jenis pekerjaan ( ) sudah berapa lama ( )





































9


DAFTAR TILIK ANAMNESIS SISTEM RESPIRASI

LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
TAHAP I : Komunikasi dokter dengan pasien yang berhubungan
dengan gangguan respirasi
O 1 2
1. Menyapa dan mempekenalkan diri dengan pasien/keluarga
pasien

2. Menempatkanpasien pada posisi ang benar sesuai dengan
kondisinya

TAHAP II : Anamnesis pribadi
1. Menanyakan identitas penderita
TAHAP III : Anamnesis Penyakit
1. Menanyakan keluhan utama pada penderita atau keluarga pasien
:
a. Batuk :
b. Sesak napas
c. Batuk darah
d. Nyeri dada
e. Suara napas berbunyi (mengi)

2. Menelusuri/menelaah keluhan penyerta
a. Batuk : onset, waktu (pagi/malam), kering/produktif,warna
dahak,bau,volume
b. Sesak napas : onset, pola
(intermittent /terus-menerus), tingkat keparahan
ringan,sedang,berat),sesak napas (ketika berjalan,
kerja,olahraga, cemas,ketinggian,posisi berbaring)
c. Batuk darah : onset, warna,bercak darah, darah kental
d. Nyeri dada : onset,lokasi, pola, durasi, karakter (tarasa
ditekan,ditusuk), menyebar ke lokasi mana
e. Suara napas berbunyi (mengi)

3. Menanyakan keluhan tambahan pada penderita :
(Demam, Penurunan Berat Badan, Suara serak, Penurunan nafsu
makan)

4. Menelusuri/menelaah Riwayat penyakit terdahulu , Riwayat
pengobatan dan pemakaian obat sekarang, Riwayat alergi obat

5. Menanyakan riwayat penyakit keluarga :
(sma, atopi, Diabetes Melitus, Hipertensi, tumor, Kontak
dengan penderita TB Paru)

6. Menanyakan riwayat merokok
(Sejak kapan, Berapa batang/bungkus per hari,Jenis rokok
(kretek/filter)

7. Menelusuri status sosial-ekonomi
8. Menanyakan konsumsi alkohol : berapa botol per hari
9. Menanyakan riwayat pekerjaan
10. Menuliskan/merangkum data dalam status
11. Menjelaskan pemeriksaan yang harus dikerjakan
12. Mengucapkan salam dan terima kasih









10


KETERAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN FISIK PARU

I. PENDAHULUAN
Pada pertemuan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik toraks pada
pasien sehingga mahasiswa mendapatkan informasi kelainan pada pemeriksaan fisik pasien dan
mengarahkan diagnosa sementara pasien sebagai kelainan paru.

Tata cara pemeriksaan fisik paru pada orang dewasa
1. Observasi
Memperhatikan pasien saat masuk ruangan periksa, cara berjalan, penampilan wajah dan
penampilan fisik
2. Inspeksi secara keseluruhan :
Mengamati mulai dari kepala (mata , mulut dan lidah), leher, kedua tangan dan kedua
tungkai.Kemudian memperhatikan toraks ketika istirahat (bentuk toraks) dan pola pernapasan,
pergerakan dinding dada
3. Palpasi :
Memeriksa simteris/asimetris letak trakea
Perabaan kelenjar getah bening pada daerah leher (regio coli), regio supraklavikula
Pemeriksaan dinding dada (asimetris/simetris( dengan ukuran normal 4 cm
Pemeriksaan vokal fremitus toraks kiri dibanding toraks kanan dari atas, tengah hingga bawah
dengan menyeluruh pasien mengucapkan 77 dan tangan pemeriksa diletakkan didinding dada
pasien sambil merasakan getaran yang dihasilkan.
Pemeriksaan palpasi di kedua tangan (nyeri), edema perifer (pitting edema) pada kedua tungkai.
4. Perkusi
Menentukan kondisi perkusi paru, perkusi dari toraks kanan ke toraks kiri begitu seterusnya
berpindah dari kanan ke kiri mulai lapangan atas, tengah hingga lapangan bawah
Menilai kondisi perkusi basis paru dari toraks kanan atas terus ke bawah dan kemudian toraks kiri
atas terus ke bawah
Cara perkusi jari tengah kiri melekat pada dinding toraks pasien pada sela iga dan jari tengah
kanan mengetuk berulang kali ke atas jari tengah kiri dengan mengayunkan pergelangan tangan
5. Auskultasi
Meletakkan stetoskop pada dinding toraks dan melakukan pemeriksan paru secara sistematis dari
toraks kanan kemudian ke toraks kiri.Hal ini terus dilakukan dari mulai lapangan atas toraks,
tengah hingga lapangan bawah
6. Mencatat hasil pemeriksaan fisik secara baik dan benar
II.1 TUJUAN UMUM
Melatih mahasiswa untuk dapat meningkatkan keerampilan pemeriksaan fisik pada toraks
Dengan menggunakan teknik fisik diagnostik yang benar pada pasien

II.2 TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan secara inspeksi pada toraks
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan palpasi pada toraks
3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan perkusi pada toraks
4. Mhasiswa mampu melakukan pemeriksaan asukultasi pada toraks






11


III.RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

WAKTU LANGKAH PEMERIKSAAN FISIK TORAKS KETERANGAN
10 menit






















































1. Observasi : Memperhatikan pasien saat masuk
ruangan periksa, cara berjalan, penampilan wajah
dan penampilan fisik
2. Inspeksi : Mengamati mulai dari kepala, leher,
toraks,kedua tangan dan kaki
Bentuk toraks :
a. Barel Chest
b. Pigeon chest (pectus carinatum)
c. Funnel chest (Pectus excavatum)
d. Kifosis
e. Skoliosis
f. Kifoskoliosis
Pola pernapasan ; frekuensi, irama (teratur/tidak
teratur), kedalaman (bernapas secara normal,dangkal
atau dalam) dan usaha bernapas (menilai ada
tidaknya otot-otot pernapasan tambahan
Gerakan dinding dada(ketinggalan bernapas)
Dilatasi vena dinding dada pada obstruksi vena cava
superior (venektasi/vena kolateral0
Iktus kordis dapat dilihat dan dapat diraba pada
pasien kurus, tinggi dan langsing.

3. Palpasi
Leher & supraklavikula : meraba kelenjar pada
leher, supraklavikulas kanan dan kiri
Trakea : Posisi trakea ditentukan dengan
menempatkan ujung jari II dan jari III yang
membentuk hutuf V atau ujung jari II tangan kiri dan
kanan di incisura suprasternalis dan kemudian
menentukan kedudukan gelang-gelang trakes adalah
hubungan dengan sternum.Pergeseran trakea ke satu
sisi merupakan petunjuk yang peka pergeseran posisi
struktur mediastinum
Toraks : memeriksa stem fremitus toraks kiri
dibandingkan toraks kanan dari atas, tengah, hingga
bawah dengan menyuruh pasien mengucapkan 77
dan tangan pemeriksa diletakkan didinding dada
pasien sambil merasakan getaran yang
dihasilkan.Menilai ekspansi dinding toraks
Emfisema subkutis
Identifikasi daerah nyeri/lesi
Menilai tanda-tanda abnormalitas (tumor,abses,
peradangan dan fratur iga)
4. Perkusi
a. Menentukan kondisi perkusi paru
Sonor (resonant) : terjadi bila udara cukup
banyak dalam jaringan (alveolus) terdapat pada
orang normal
Pekak (dul) : terjadi pada jaringan tanpa udara
didalamnya, misalnya tumor paru,
penebalanpleura
Redup (stony dull) : bila bagian padat jaringan
lebih banyak dari udara didalamnya.misalnya
:infiltrat, konsolidasi, cairan di rongga pleura
Hipesonor (Hiperresonant) : bila udara lebih

12



































banyak daripada jaringan padat, misalnya pada
emfisema paru, kavitas besar yang letaknya di
tepi pneumotoraks, bula yang besar
b. Disamping menentukan kelainan pada paru
dengan perkusi dapat ditentukan bats-batas paru
dengan organ sekitarnya
Batas paru jantung
Batas paru hati, bunyi sonor dari paru
selanjutnya menjadi redup pada garis
midklavikula yaitu pada sela iga 6. Peranjakan
antara ekspirasi dan inspirasi yang normal adalah
2 jari
Batas paru lambung : perubahan sonor ke
timpani apda garis aksila anterior, biasanya pada
sela iga 8, batas ini sangat tergantung dari ada
tidaknya isi lambung
Batas paru belakang bawah ditentukan pada garis
skapula.Biasanya setinggi vertebra torakalis 10
untuk paru kiri dan 1 jari lebih tinggi dari paru
kanan
5. Auskultasi
Meletakkan stetoskop pada dinding toraks dan
melakukan pemeriksaan paru secara sistematis
Suara napas : trakeal, bronkial, bronkovesikuler
dan vesikuler
Suara napas tambahan : ronki basah
(rales/crackles), wheezes, ronki kering (ronki)
Suara napas tambahan lainya : amforik, pleuiral
friction rub, succutio hipocrates, egofoni,
bronkofoni, whispered pectotiloquy.
6. Mencatat hasil pemeriksaa fisik secara baik dan
benar

IV.PEDOMAN INSTRUKTUR
IV.1 PELAKSANAAN
1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok besar dan kecil
Kelompok besar dipimpin para narasumber dan kelompok kecil dipimpin instruktur
2. Cara pelaksanaan kegiatan choacing selam 20-30 menit, beberapa mahasiswa melakukan
pemeriksaan simulasi dibimbing intruktur dan peserta lain dapat melakukan pengamatan
Menggunakan pasien simulasi, mahasiswa.
Ditunjuk seorang mahasiswa untuk melakukan pemeriksaan. Mahasiswa lainnya bertugas
sebagai pengamat.
Setiap mahasiswa harus mendapt kesempatan melakukan
3. Waktu pelaksanaan
Setiap sklils lab dilaksanakan selama 150 menit
Disesuaikan dengan jadwal mahasiswa
4. Tempat pelaksanaan
Ruang skills lab






13


V.1 SARANA YANG DIPERLUKAN
a. Pensil/pulpen
b. Formulir pemeriksaan
c. Manikin
d. Meja
e. Tempat tidur pasien
f. stetoskop
g. Stetoskop
h. Tempat cuci tangan, sabun, air, alat pengering tangan.

V.2. RUJUKAN
1. Bahan Kuliah
2. Patel H, Gwilt C, Respiratory System 3rd edition, 2008.Elsevier.Philadelphia: 187-297
3. Swartz M. Dada dalam buku ajar Diagnostik Fisik : Jakarta : Penerbit buku Kedokteran EGC
: 1995 :154-178.
4. Talley N, OConnor S. Respiratory System and breast examination. Clinical Examination. A
Systemic Guide Physical Diagnosis 5th edition. Australia . Elsevier 2006 : 93 125
5. Wijaya T, Utami S. Pemeriksaan Fisik Toraks dan Paru Dalam buku Panduan Diagnosis Fisik
di Klinik : 63 86
6. Willms, J, Schneiderman Buku Fisik Diagnostik 2005, Jakarta Penerbit Buku Kedokteran
EGC 217 242.






























14


LAMPIRAN

FORMULIR PEMERIKSAAN FISIK BLOK RESPIRASI

Nama Mahasiswa :
Kelompok :
Tanggal Anamnesis :
Instruktur :

VITAL SIGN :
(Dianggap sudah dikerjakan)

PEMERIKSAAN SECARA UMUM
Kepala :
Mata : ikterus (+/-), anemia (+/-), pupil (konstriksi +/-), ptosis (+/-)
Mulut : lidah : sianosis sentral (+/-), mulut mencucu (pursed lip breathing (+/-)
Suara serak (+/-)
Leher :
Tekanan vena jugular (+/-)
Pembesaran kelenjar tiroid (+/-)
Pembesaran kelenjar getah bening (+/-)

Abdomen : Batas paru-hati :
Ekstremitas superior :
Nicotine staining (noda nikotin) (+/-), clubbing finggers (+/-), edema perifer (+/-), sianosis perifer (+/),
tremor (+/-), nyeri tekan pada sendi-sendi tangan hipertropik pulmonary osteoarthrophy (+/-) dan
kelemahan pada jari terutama ketika abduksi (+/-)
Estremitas























15


KETERAMPILAN KLINIK
PEWARNAAN BAKTERI TAHAN ASAM (BTA)
DENGAN TEKNIK ZIEHL NEEHLSEN

I. PENDAHULUAN

Bakteri tahan asam (BTA) sangat sukar diwarnai dengan zat warna anilin. Tetapi dengan
menggunakan larutan zat warna yang keras (umpamanya yang mengandung fenol) disertai pemanasan
(atau memasuki zat kimia tergitol), zat warna dapat memasuki sel bakteri tersebut. Dan sekali zat
warna sudah memasuki sel bakteri tersebut, sukar melepaskannya dengan zat peluntur biarpun bahan
pelarut lebih kuat.

II. TUJUAN KEGIATAN

II.1.TUJUAN UMUM
Setelah selesai latihan ini mahasiswa mampu membuat preparat Bakteri Tahan Asam (BTA) secara
langsung.

II.2.TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa mampu :
1. Membuat preparat Bakteri Tahan Asam (BTA) dengan teknik Ziehl Neelsen.
2. Membaca preparat Bakteri Tahan Asam (BTA).

III. PERALATAN DAN BAHAN
1. Sputum
2. Gelas objek
3. Kain bersih
4. Lampu Bunsen
5. Pensil kaca/spidol
6. Ose/sengkelit
7. Carbol fuchsin
8. HCl Alkohol
9. Biru metilin (methylen blue)
10. Mikroskop
11. Minyak imersi
12. Penjepit kayu

IV. TEKNIK PELAKSANAAN
1. Bersihkan gelas objek dengan kain bersih agar tidak berlemak, gelas objek dilayangkan di atas
nyala api
2. Dinginkan gelas objek itu & beri tanda/label dengan pensil kaca / spidol.
3. Ose (sengkelit) dipijarkan dan setelah dingin dipakai mengambil sediaan sputum yang akan
diwarnai lalu disebarkan agar rata seluas 1-2 cm2. Jangan lupa memijarkan kembali ose yang
telah digunakan mengambil sediaan yang mengandung bakteri tadi.
4. Biarkan sediaan mengering di udara, kemudian lewatkan di atas nyala api sebanyak 3 kali agar
sediaan melekat dengan sempurna di atas permukaan gelas objek (bagian yang berisi sediaan
jangan terkena nyala api, jadi menghadap ke atas).
5. Genangi dengan larutan carbol fuchsin selama 5 menit
6. Panaskan di atas nyala api sampai menguap, jangan mendidih atau kering selama 5 menit
7. Cuci dengan air kran 5 detik
8. Lunturkan dengan HCl alkohol sehingga tak ada lagi zat warna yang luntur
9. Cuci dengan air kran 5 detik
10. Genangi dengan biru metilin (methylen blue) 30 detik
11. Cuci dengan air kran dan keringkan. Preparat siap untuk diperiksa di bawah mikroskop.
12. Baca hasil preparat BTA (skala IUATLD) : tampak berbentuk batang dan berwarna merah.



16


Negatif: tidak ditemukan per 100 lapangan pandang (LP)
Ditulis jumlah kuman: ditemukan1-9 BTA per 100 LP
(1+): ditemukan 10-99 BTA per100 LP
(2+): ditemukan 1-10 BTA per 1 LP
(3+): ditemukan >10 BTA per 1 LP
Pembacaan preparat BTA dilakukan dengan skala IUATLD

Catatan :
1. Pembacaan paling sedikit 100 lapangan pandang (1 preparat) setelah pemeriksaan kurang lebih
10 menit, dengan cara menggeserkan sediaan menurut arah seperti gambar dibawah ini :





2. Bila ditemukan 1-3 BTA dalam 100 lapangan pandang, pemeriksaan harus diulang dengan
spesimen dahak yang baru. Bila ditemukan tetap 1-3 BTA, hasilnya dilaporkan negatif. Bila
ditemukan 4-9 BTA, dilaporkan positif.








































17


V. LEMBAR PENGAMATAN PEWARNAAN BTA DENGAN TEKNIK ZIEHL NEELSEN


LANGKAH / TUGAS

PENGAMATAN
Ya Tidak
1. Membersihkan gelas objek dengan kain bersih agar tidak
berlemak, gelas objek dilayangkan di atas nyala api

2. Mendinginkan gelas objek itu dan beri tanda/label dengan pensil
kaca atau spidol

3. Memijarkan ose (sengkelit) dan setelah dingin dipakai
mengambil sediaan sputum yang akan diwarnai lalu disebarkan
agar rata seluas 1-2 cm2. Jangan lupa memijarkan kembali ose
yang telah digunakan mengambil sediaan yang mengandung
bakteri tadi.

4. Mengeringkan sediaan di udara, kemudian lewatkan di atas
nyala api sebanyak 3 kali agar sediaan melekat dengan
sempurna di atas permukaan gelas objek (bagian yang berisi
sediaan jangan terkena nyala api, jadi menghadap ke atas).

5. Menggenangi sediaan dengan larutan carbol fuchsin


6. Memanaskan sediaan di atas nyala api sampai menguap, jangan
mendidih atau kering, selama 5 menit


1. Mencuci sediaan dengan air kran selama 5 detik
2. Melunturkan sediaan dengan HCl Alkohol sehingga tak ada
lagi zat warna yang luntur

9. Mencuci sediaan dengan air kran selama 5 detik
10. Menggenangi sediaan dengan biru metilen (methylen blue)
selama 30 detik

1. Mencuci sediaan dengan air kran dan keringkan. Sediaan siap
untuk diperiksa di bawah mikroskop

2. Membaca kuman BTA di bawah mikroskop
3. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
- Tanggal pembuatan sediaan
- Hasil pembacaan sediaan
- Anjuran selanjutnya


Note : Ya = Mahasiswa melakukan
Tidak = Mahasiswa tidak melakukan

















18


KETERAMPILAN KLINIK
TEKNIK INHALASI ASMA BRONKIAL

Asma adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran pernapasan, sehingga pasien yang
mengalami keluhan sesak napas/kesulitan bernapas. Tingkat keparahan asma ditentukan dengan
mengukur kemampuan paru dalam menyimpan oksigen. Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma. Dengan menggunakan spirometer dapat mengukur berapa banyak udara
yang tersimpan di paru-paru tersebut.

Tujuan pengobatan asma untuk menghentikan serangan secepat mungkin dan mencegah serangan
berikutnya. Untuk mencapat tujuan tersebut diberikan obat yang bersifat bronkodilator pada waktu
serangan dan obat anti inflamasi untuk menurunkan hiperaktivitas bronkus sebagai tindakan
pencegahan. Pemberian obat asma bisa dilakukan dengan cara perenteral, oral dan inhalasi. Pemberian
obat secara parenteral atau oral sering menimbulkan efek samping seperti gangguan gastrointestinal
atau efek samping lain.

Prinsip terapi inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui
penghisapan. Terapi pemberian ini, saat ini makin berkembang luas dan banyak dipakai pada
pengobatan penyakit-penyakit saluran napas. Berbagai macam obat seperti antibiotik, mukolitik, anti
inflamasi dan bronkodilator sering digunakan pada terapi inhalasi. Obat asma inhalasi yang
memungkinkan penghantaran obat langsung ke paru-paru, dimana saja dan kapan saja akan
memudahkan pasien mengatasi keluhan sesak napas. Untuk mencapai sasaran di paru-pari, partikel
obat asma inhalasi harus berukuran sangat kecil (2-5 mikron).

Keuntungan terapi inhalasi ini adalah obat bekerja langsung pada saluran napas sehingga memberikan
efek lebih cepat untuk mengatasi serangan asma karena setelah dihisap, obat akan langsung menuju
paru-paru untuk melonggarkan saluran pernapasan yang menyempit.
Selain itu memerlukan dosis yang lebih rendah untuk mendapatkan efek yang sama, dan harga untuk
setiap dosis lebih murah. Untuk efek samping obat minimal karena konsentrasi obat didalam rendah

Inhaler/MDI/Metered-Dose Inhaler
Digunakan dengan cara menyemprotkan obat ke dalam mulut, kemudian dihisap agar masuk ke dalam
mulut, kemudian dihisap agar masuk ke paru-paru. Pasien perlu melakukan beberapa kali agar dapat
menggunakan inhaler dengan benar. Jika pasien kesulitan untuk melakukan gerakan menyemprotkan
dan menghisap obat secara beruntun, maka dapat digunakan alat bantu spancer.

Manfaat spancer adalah memungkinkan pasien menghisap obat beberapa kali, memaksimalkan usaha
agar seluruh obat masuk ke paru-paru, dan dapat membantu menekan inhaler untuk anak-anak.
Untuk satu produk inhaler 60-400 dosis/semprotan. Contoh produk: Alupent, Becotide, Bricasma,
Seretide, Barotec, Ventolin.

Turbuhaler

Digunakan dengan cara menghisap, dosis obat ke dalam mulut, kemudian diteruskan ke paruparu.
Pasien tidak akan mendapat kesulitan dengan menggunakan turbuhaler karena tidak perlu
menyemprotkan obat terlebih dahulu. Satu produk turbuhaler mengandung 60-200 dosis. Ada indicator
dosis yang akan memberitahu anda jika obat hampir habis. Contoh produk: Bricasma, Pulmicort,
Symbicort

Rotahaler

Digunakan dengan cara yang mirip dengan turbuhaler. Perbedaan setiap kali akan menghisap obat,
rotahaler harus didiisi dulu dengan obat yang berbentuk kapsul/rotacap. Jadi rotahaler hanya berisi satu
dosis, rotahaler sangat cocok untuk anak-anak dan usia lanjut. Contoh produk:Ventolin Rotacap


19


Nebulizer
Nebulizer digunakan dengan cara menghirup dengan cara menghirup larutan obat yang telah diubah
menjadi bentuk kabut. Nebulizer sangat cocok digunakan untuk anak-anak, usila dan mereka yang
sedang mengalami serangan asma parah. Dua jenis nebulizer berupa kompresor dan ultrasonic. Tidak
ada kesulitan sama sekali dalam menggunakan nebulizer, karena pasien cukup bernapas seperti biasa
dan kabut obat akan terhirup masuk ke dalam paru-paru. Satu dosis obat akan terhirup habis tidak lebih
dari 10 menit. Contoh produk yang bisa digunakan daengan nebulizer: Bisolvon solution, Pulmicort
respules, Ventolin nebulas.

Anak-anak usia kurang dari 2 tahun membutuhkan masker tambahan untuk dipasangkan ke nebulizer
Untuk memberikan medikasi secara langsung pada saluran napas untuk mengobati bronkospasme akut,
produksi mucus yang berlebihan, batuk dan sesak napas dan epiglottis

Keuntungan nebulizer terapi adalah medikasi dapat diberikan langsung pada tempat/sasaran aksinya
seperti paru-paru sehingga dosis yang diberikan rendah. Dosis yang rendah dapat menurunkan absorpsi
sistemik dan efek samping sistemik. Pengiriman obat melalui nebulizer ke paru-paru sangat cepat,
sehingga aksinya lebih cepat daripada rute lainnya seperti: subkutan/oral. Udara yang dihirup melalui
nebulizer telah lembab, yang dapat membantu mengeluarkan sekresi bronkus.

Perhatian dan Kontraindikasi
1. Pasien yang tidak sadar/confusion tidak kooperatif dengan prosedur ini, membutuhkan
mask/sungkup, tetapi mask efektifnya berkurang secara spesifik.
2. Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan dimana suara napas tidak ada/berkurang,
kecuali jika medikasi nebulizer diberikan melalui endotracheal tube yang menggunakan tekanan
positif. Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga tidak
3. dapat menggerakkan/memasukkan medikasi secara adekuat ke dalam saluran napas.
4. Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac irritability harus dengan perlahan. Ketika
diinhalasi katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate dan menimbulkan disritmia
5. Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui IPPB/Intermittent Positive
Pressure Breathing, Sebab IPPB mengiritasi dan meningkatkan bronkhospasme

Peralatan:
1. Nebulizer dan tube penghubung
2. Cannula oksigen
3. Tube berkerut, pendek
4. Sumber kompresi gas/O2/udara/compressor udara
5. Medikasi/obat yang diberikan melalui nebulizer

Persiapan:
1. Tempatkan pasien pada posisi tegak/40-90 derajat yang memungkinkan klien ventilasi dan
pergerakan diafragma maksimal
2. Kaji suara napas, pulse rate, status respirasi, saturasi oksigen sebelum medikasi diberikan
3. Kaji heart rate selama pengobatan, jika heart rate meningkat 20x per menit, hentikan terapi
nebulizer, pada pasien hamil, heart fetus harus dikaji
4. Instruksikan pasien untuk mengikuti prosedur dengan benar, lakukan perlahan, napas dalam
dam tahan napas saat inspirasi puncak beberapa saat.

Tahapan prosedur
1. Berikan oksigen suplemen, dengan flow rate disesuaikan menurut kondisi/keadaan pasien, pulse
oxymetri/ hasil AGD. Inhalsi katekolamin dapat merubah ventilasi perfusi paru dan
memperburuk hipoksemia untuk periode singkat
2. Pasang nebulizer dan tube dan masukkan obat ke dalam nebulizer sesuai program (obatobat
bronchodilator ada yang berupa cairan untuk pengobatan hirup, cairan bronchodilator sebanyak
0,3-0,5 ml.
3. Ditambahkan /dicampur sejumlah normal saline steril sebanyak 1 ml sampai 1,5 ml ke nebulizer
sesuai program
20


4. Hubungkan nebulizer ke sumber kompresi gas, berikan oksigen 6-8 liter/menit, sesuaikan flow
rate oksigen sampai kabut yang keluar sedikit tipis, jika terlalu kuat arusnya obat dapat terbuang
sia-sia
5. Pandu pasien untuk mengikuti tehnik bernapas yang benar
6. Lanjutkan pengobatan sampai kabut tidak lagi diproduksi
7. Kaji ulang suara napas, pulse rate, saturasi oksigen dan respiratory rate
8. Pemberian mungkin membutuhkan waktu selama 10-15 menit/30-40 menit
9. Komplikasi/efek samping obat berupa nausea, vomit, tremor, bronkospasme, takikardia
10. Masker Masker oksigen menutup hidung dan mulut dengan rapat, merupakan metode yang
paling efektif dalam pemberian oksigen tingkat tinggi dan dipilih pada kondisi perawatan yang
kritis.

Kerugian menggunakan masker adalah:
1. Masker mengganggu kemampuan pasien untuk berkomunikasi
2. Dapat dipindahkan pada saat makan, minum, makan obat diganti nasal canula
3. Menyebabkan individu Claustrophobia
4. Dengan masker mambuta beberapa pasien tidak nyaman
5. Lembab
6. Mengikat/sungkup harus terus melekat pada pipi/wajah pasien untuk mencegah kebocoran
7. Dapat terjadi aspirasi jika pasien muntah, terutama pada pasien yang tidak sadar/pasien anak

































21


DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN ANAMNESIS PENYAKIT RESPIRASI

PETUNJUK
Berilah angka 0 dalam kotak penilaian jika keterampilan/kegiatan tidak dilakukan, angka 1 bila belum
memuaskan, dan angka 2 bila sudah memuaskan

LANGKAH/TUGAS
PENGAMATAN
0 1 2
TAHAP I : Komunikasi dokter dengan pasien yang berhubungan dengan gangguan
respirasi
3. Menyapa dan mempekenalkan diri dengan pasien/keluarga
pasien

4. Menempatkanpasien pada posisi ang benar sesuai dengan
kondisinya

TAHAP II : Anamnesis pribadi
2. Menanyakan identitas penderita
TAHAP III : Anamnesis Penyakit
13. Menanyakan keluhan utama pada penderita atau keluarga pasien
:
f. Batuk :
g. Sesak napas
h. Batuk darah
i. Nyeri dada
j. Suara napas berbunyi (mengi)

14. Menelusuri/menelaah keluhan penyerta
f. Batuk : onset, waktu (pagi/malam), kering/produktif,warna
dahak,bau,volume
g. Sesak napas : onset, pola
(intermittent /terus-menerus), tingkat keparahan
ringan,sedang,berat),sesak napas (ketika berjalan,
kerja,olahraga, cemas,ketinggian,posisi berbaring)
h. Batuk darah : onset, warna,bercak darah, darah kental
i. Nyeri dada : onset,lokasi, pola, durasi, karakter (tarasa
ditekan,ditusuk), menyebar ke lokasi mana
j. Suara napas berbunyi (mengi)

15. Menanyakan keluhan tambahan pada penderita :
(Demam, Penurunan Berat Badan, Suara serak, Penurunan nafsu
makan)

16. Menelusuri/menelaah Riwayat penyakit terdahulu , Riwayat
pengobatan dan pemakaian obat sekarang, Riwayat alergi obat

17. Menanyakan riwayat penyakit keluarga :
(sma, atopi, Diabetes Melitus, Hipertensi, tumor, Kontak
dengan penderita TB Paru)

18. Menanyakan riwayat merokok
(Sejak kapan, Berapa batang/bungkus per hari,Jenis rokok
(kretek/filter)

19. Menelusuri status sosial-ekonomi
20. Menanyakan konsumsi alkohol : berapa botol per hari
21. Menanyakan riwayat pekerjaan
22. Menuliskan/merangkum data dalam status
23. Menjelaskan pemeriksaan yang harus dikerjakan
24. Mengucapkan salam dan terima kasih



22


Nilai Batas Lulus 80%
Nilai:

=

NAMA PENGUJI: NAMA MAHASISWA:

NIM:

TANDA TANGAN:

TANDA TANGAN:


23


DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK SISTEM RESPIRASI

PETUNJUK
Berilah angka 0 dalam kotak penilaian jika keterampilan/kegiatan tidak dilakukan, angka 1 bila belum
memuaskan, dan angka 2 bila sudah memuaskan

NO. LANGKAH/KEGIATAN
PENILAIAN
0 1 2
1. Memperhatikan pasien saat masuk ruangan periksa, cara berjalan, penampilan
wajah dan penampilan fisik

2. Menyapa pasien dengan ramah, menjabat tangan pasien dan mempersilahkan
duduk

3. Menjelaskan kepada pasien pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta
persetujuannya

4. INSPEKSI
Bentuk toraks
Pola pernapasan
Gerakan dinding dada
5. PALPASI
Leher & supraklavikula: meraba kelenjar pada leher, supraklavikulas
kanan dan kiri

Trakea : menentukan posisi trakea
Toraks : memeriksa stem fremitus toraks kiri dibandingkan toraks kanan
dari atas, tengah, hingga bawah

Emfisema subkutis
Identifikasi daerah nyeri/lesi
Menilai tanda-tanda abnormalitas (tumor,abses, peradangan dan fraktur
iga)

6. PERKUSI
Menentukan kondisi perkusi paru
Menentukan batas paru-jantung dan paru-hati
7. AUSKULTASI
Meletakkan stetoskop pada dinding toraks dan melakukan pemeriksaan
paru secara sistematis

Menyebutkan suara napas dan suara napas tambahan bila ditemukan
8. Mencatat hasil pemeriksaan fisik secara baik dan benar
9. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik kepada pasien
10. Mengucapkan terima kasih

Nilai Batas Lulus 80%
Nilai:

=

NAMA PENGUJI: NAMA MAHASISWA:

NIM:

TANDA TANGAN:

TANDA TANGAN:

24


DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN MEMBACA FOTO THORAX

PETUNJUK
Berilah angka 0 dalam kotak penilaian jika keterampilan/kegiatan tidak dilakukan, angka 1 bila belum
memuaskan, dan angka 2 bila sudah memuaskan

NO. LANGKAH/KEGIATAN
PENILAIAN
0 1 2
1. Persilahkan pasien duduk di depan dokter, menyiapkan foto dan light box.
2. Lakukan pemeriksaan identitas pasien pada foto:
- nama
- umur
- jenis kelamin dan tanggal pembuatan foto/
3. Lakukan pemeriksaan ada tidaknya marker pada foto (R/L, D/S)
4. Pasang foto di light box dengan pasien berhadapan dengan pemeriksa
5. Tentukan posisi foto (PA, AP, lateral C/L, lateral decubitus R/L)
6. Lakukan penilaian foto apakah memenuhi syarat atau tidak
Inspirasi cukup
Mencakup seluruh lapangan paru
Simetris
Kondisi foto cukup
7. Lakukan pemeriksaan vaskuler parenkim paru, hati, mediastinum dan kedua sinus dan diafragma
- Apakah ada kelainan/lesi pada paru, pleura diafragma dan mediastinum
- Apakah ada tanda-tanda pendorongan/penarikan terhadap hili, diafragma,
mediastinum dan penyempitan/pelebaran sela iga

- Pada anak-anak, apakah ada pembesaran kelenjar paratrakeal
8. Lakukan pemeriksaan jaringan lunak dan tulang-tulang
9. Buat diagnosa dari gambaran yang ditemukan
10. Usulkan pemeriksaan atau posisi lain yang dibutuhkan, untuk lebih memperjelas
diagnosa


Nilai Batas Lulus 80%
Nilai:

=

NAMA PENGUJI: NAMA MAHASISWA:

NIM:

TANDA TANGAN:

TANDA TANGAN:


25


DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN PEWARNAAN ZIEHL-NEELSEN

PETUNJUK
Berilah angka 0 dalam kotak penilaian jika keterampilan/kegiatan tidak dilakukan, angka 1
bila belum memuaskan, dan angka 2 bila sudah memuaskan

NO. LANGKAH/KEGIATAN
PENILAIAN
0 1 2
1. Sediaan yang sudah direkatkan ke atas api bubuhi dengan cukup
banyak carbol fuchsin, kemudian dipanaskan dengan hati-hati di
atas apai sampai tampak uap, jangan sampai mendidih, selama 3
menit.

2. Cuci dengan air suling.
3. Bubuhi dengan alkohol asam sehingga tak ada warna merah dilepas
lagi oleh sediaan.

4. Cuci lagi dengan air suling.
5. Bubuhi metilen biru Loeffler selama 1,5 2 menit.
6. Cuci sekali lagi dengan air suling.
7. Keringkan dengan meletakkan miring di atas kertas kering.

Nilai Batas Lulus 80%
Nilai:

=

NAMA PENGUJI: NAMA MAHASISWA:

NIM:

TANDA TANGAN:

TANDA TANGAN:

Anda mungkin juga menyukai

  • Obsgyn RSUD
    Obsgyn RSUD
    Dokumen1 halaman
    Obsgyn RSUD
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokumen1 halaman
    Laporan Kasus
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Chapter III IV
    Chapter III IV
    Dokumen21 halaman
    Chapter III IV
    ytnas
    Belum ada peringkat
  • 65 130 1 SM PDF
    65 130 1 SM PDF
    Dokumen7 halaman
    65 130 1 SM PDF
    Nurusshiami Khairati
    Belum ada peringkat
  • Ke Sling
    Ke Sling
    Dokumen13 halaman
    Ke Sling
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • GH
    GH
    Dokumen46 halaman
    GH
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Format Laporan Kegiatan Posyandu
    Format Laporan Kegiatan Posyandu
    Dokumen4 halaman
    Format Laporan Kegiatan Posyandu
    Rahmad Sahputra
    100% (2)
  • Jdwal PH
    Jdwal PH
    Dokumen2 halaman
    Jdwal PH
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Referat Hemoptisis
    Referat Hemoptisis
    Dokumen25 halaman
    Referat Hemoptisis
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • GH
    GH
    Dokumen46 halaman
    GH
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Gizi
    Gizi
    Dokumen3 halaman
    Gizi
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Batuk Darah
    Batuk Darah
    Dokumen18 halaman
    Batuk Darah
    Chrisye Leena
    100% (1)
  • Implan Koklea
    Implan Koklea
    Dokumen18 halaman
    Implan Koklea
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Implan Koklea
    Implan Koklea
    Dokumen15 halaman
    Implan Koklea
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Paper Ards
    Paper Ards
    Dokumen7 halaman
    Paper Ards
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Pneumotoraks Ec PPOK 1
    Pneumotoraks Ec PPOK 1
    Dokumen60 halaman
    Pneumotoraks Ec PPOK 1
    Rudianto Ahmad
    Belum ada peringkat
  • Buku PKB 63 PDF
    Buku PKB 63 PDF
    Dokumen156 halaman
    Buku PKB 63 PDF
    Nori Purnama
    Belum ada peringkat
  • Referat For
    Referat For
    Dokumen33 halaman
    Referat For
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Sampul
    Sampul
    Dokumen1 halaman
    Sampul
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Receipt
    Receipt
    Dokumen1 halaman
    Receipt
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • NNNN
    NNNN
    Dokumen81 halaman
    NNNN
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Buku PKB 64
    Buku PKB 64
    Dokumen170 halaman
    Buku PKB 64
    Yusron Rizqi
    Belum ada peringkat
  • Anamnes A
    Anamnes A
    Dokumen1 halaman
    Anamnes A
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Skenario
    Skenario
    Dokumen3 halaman
    Skenario
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Dokumen97 halaman
    Lamp Iran
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Selective Serotonin Reuptake Inhibitor
    Selective Serotonin Reuptake Inhibitor
    Dokumen1 halaman
    Selective Serotonin Reuptake Inhibitor
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Panduan Tata Laksana Perdarahan Uterus Disfungsional
    Panduan Tata Laksana Perdarahan Uterus Disfungsional
    Dokumen36 halaman
    Panduan Tata Laksana Perdarahan Uterus Disfungsional
    Zidni Arifa Luthfi
    Belum ada peringkat
  • Kandidiasis Oral
    Kandidiasis Oral
    Dokumen6 halaman
    Kandidiasis Oral
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Rahmad Sahputra
    Belum ada peringkat
  • KTI Abortus Inkomplit
    KTI Abortus Inkomplit
    Dokumen90 halaman
    KTI Abortus Inkomplit
    Titis CHeeks
    50% (2)