Anda di halaman 1dari 4

USAHA PEMBIBITAN TANAMAN BUAH-BUAHAN

Robby Syukron
(10.01.2796)
D3TI-2B
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Jl. Ring Road Utara Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta
Email : hoshih50@yahoo.com

I. PENDAHULUAN

Usaha pembibitan tanaman buah-buahan
adalah usaha memperbanyak tanaman buah-
buahan dengan menggunakan perbanyakan
secara vegetatif seperti stek, cangkok, okulasi
(tempel), grafting (sambung) dan kultur
jaringan. Keuntungan perbanyakan secara
vegetatif antara lain sifat tanaman yang sesuai
dengan sifat tanaman induknya, mempercepat
tanaman berbuah atau memperpendek masa
juvenil(masa tanaman belum menghasilkan).
Usaha pembibitan tanaman buah-buahan
banyak terdapat di Indonesia, sebagai contoh
Majalengka terkenal sebagai sentra produksi
bibit mangga, rambutan dan jeruk, Lampung
terkenal sebagai sentra produksi bibit
rambutan dan Bogor terkenal sebagai sentra
produksi bibit durian. Untuk Kawasan
Indonesia Tengah, Bali merupakan salah satu
sentra produksi bibit tanaman buah-buahan.
Usaha pembibitan tanaman buah-buahan yang
terus berkembang ini diharapkan dapat
memenuhi permintaan pekebun buah terhadap
bibit buah-buahan sehingga produksi buah
meningkat dan dapat memenuhi konsumsi
buah dalam negeri.
Tabel 1.1.
Perkiraan Permintaan Buah-buahan di
Indonesia Sampai Tahun 2015
Sumber : * BPS, ** Departemen Pertanian
(1992)

Untuk memenuhi kebutuhan buah
dalam negeri, pemerintah berusaha
meningkatkan produksi buah-buahan dengan
cara mengembangkan agribisnis buah-buahan.
Namun peningkatan produksi saja tidaklah
cukup tanpa dibarengi dengan peningkatan
mutu buah-buahan.
Dalam agribisnis, mutu buah-buahan sangatlah
penting dan menentukan keberhasilan usaha.
Masalah mutu yang dihadapi diantaranya
penampilan buah yang kotor, memar-memar,
tidak higiene, warna yang tidak merata dan
citarasa buah yang tidak sama antar buah yang
diperdagangkan. Masalah rendahnya mutu
buah tersebut dapat diatasi dengan penggunaan
bibit berlabel. Bibit berlabel adalah bibit yang
telah mendapat sertifikat dari Instansi
Penyelenggara Sertifikasi atau Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) dan
telah teruji kebenarannya.
Usaha pembibitan tanaman buah-buahan di
daerah Buleleng Bali merupakan usaha untuk
memenuhi permintaan pekebun terhadap bibit
terutama bibit berlabel. Usaha pembibitan
tanaman buah-buahan di daerah Buleleng
Bali mulai marak sejak tahun 1979 dan
menjadi sentra produksi bibit bagi Propinsi
Bali khususnya dan umumnya bagi
Kawasan Tengah Indonesia. Tanaman
buah-buahan yang dibibitkan di daerah
Buleleng Bali yakni mangga, rambutan dan
durian.
Usaha pembibitan tanaman buah-buahan ini
telah menjadi kebanggaan wilayah
Buleleng dan menjadi salah satu ikon dagang
bagi kabupaten ini. Dalam rangka menunjang
pengembangan usaha pembibitan tanaman
buah-buahan perlu dilakukan studi kelayakan
usaha yang dapat digunakan sebagai informasi
dan pengetahuan serta bahan pertimbangan
bank dalam membiayai pengembangan usaha
pembibitan tanaman buah-buahan.
Tahun
Populasi
(juta) *
Peningkatan
Konsumsi
per 5 Tahun
(%) **
Konsumsi
/Kapita
(kg)
Total
Konsumsi
(ribu ton)
1995 200

30,00 6.000
2000 213 30,5 36,76 7.000
2005 227 32,5 45,70 10.375
2010 240 34,5 57,92 13.900
2015 254 44,5 78,74 20.000
Buku ini akan menyajikan informasi yang
mencakup aspek-aspek teknik produksi,
pemasaran, keuangan, dan sosial-ekonomi
yang terkait dengan pengembangan usaha
pembibitan tanaman buah-buahan.

II. PERSYARATAN
PEMBIBITAN

1. LOKASI
Dekat sumber air dan airnya tersedia
sepanjang tahun, terutama untuk menghadapi
musim
kemarau.
Dekat jalan yang dapat dilewati
kendaraan roda empat, untuk memudahkan
kegiatan
pengangkutan keluar dan masuk kebun.
Terpusat sehingga memudahkan dalam
perawatan dan pengawasan. Luasnya disesuaikan
dengan kebutuhan produksi bibit.
Lahan datar dan drainase baik. B.
Pengelolaan pembibitan

2. Media tumbuh dalam polybag

Syarat media tumbuh yang baik adalah
ringan, murah, mudah didapat, porus (gembur) dan
subur (kaya unsur hara). Penggunaan media
tumbuh yang tepat akan menentukan
pertumbuhan optimum bibit yang ditangkarkan.
Komposisi media tanam untuk mengisi
polybag dapat digunakan campuran tanah, pupuk
kandang dan sekam padi dengan perbandingan
1:1:1.
Sterilisasi pupuk kandang sebelum
digunakan untuk campuran media bertujuan
membunuh penyakit, cendawan, bakteri, biji
gulma, nematoda dan serangga tanah.
Sterilisasi ini misalnya dilakukan dengan uap air
panas atau perebusan dengan
menggunakan drum minyak tanah (isi 200 l). Drum
diisi setengahnya, kemudian
dipanaskan di atas tungku. Setelah air mendidih
pupuk kandang dalam karung bekas
dimasukkan ke dalam drum (direbus selama 0,5-1
jam).
Ukuran polybag yang banyak digunakan di
pembibitan buah-buahan biasanya berukuran
15X20 cm (diameter x tinggi) sampai batang
bawah dapat disambung atau diokulasi
(sekitar 3-4 bulan setelah tanam biji). Tiga sampai
empat bulan setelah itu, bibit dapat
dipindahkan ke polybag berukuran 20x30 cm.Tiga
sampai empat bulat berikutnya bibit
dipindah ke polybag ukuran 30x40 cm. Hal ini
diperlukan karena polybagnya sudah tidak
memadai lagi untuk perkembangan akarnya,
sedangkan bibit masih belum siap ditanam.
Akibat makin menyempitnya ruang tumbuh akar,
kondisi kesuburan bibitnya jadi
menurun, bahkan setelah beberapa lama
pertumbuhannya seolah-olah berhenti.
Teduh dan terlindung dari ternak.

3. KESUBURAN TANAH

Diperlukan untuk kebun koleksi pohon
induk dan kebun persemaian batang bawah,
sehingga pertumbuhan dan produktivitas tanaman
dapat optimal.
Menunjang kemudahan dalam
memperoleh media semai dan media tanam dalam
polybag

4. KONDISI IKLIM

Daerah yang ideal untuk lokasi kebun
pembibitan adalah daerah yang bersuhu udara
sejuk, kelembaban udara yang relatif tinggi, serta
curah hujan yang cukup akan menunjang
pertumbuhan awal bibit tanaman.
Kondisi sebaliknya justru diperlukan
untuk kebun produksi buah dengan hari kering
(kemarau) harus tegas terpisah dari hari hujan.
Karena ini berpengaruh pada pembungaan
dan pembuahan.

5. SUMBER DAYA PRODUKSI

Sumber daya manusia yang terampil,
rajin dan cinta tanaman. Unsur cinta tanaman
(hobby) ini penting artinya karena pada hakekatnya
tanaman adalah makluk hidup yang
penanganannya memerlukan perhatian khusus.
Sumber daya produksi lainnya yang
diperlukan dalam pembibitan tanaman antara lain
pupuk kandang, polybag, paranet, pestisida dan
lain-lain. Kesulitan memperoleh bahanbahan
tersebut terutama berdampak terhadap menurunnya
mutu bibit yang dihasilkan,
atau mahalnya biaya produksi.

III. BIBIT UNGGUL

A. Bibit unggul
Bibit unggul adalah tanaman muda yang memiliki
sifat unggul yaitu mampu
menunjukkan sifat asli induknya dan mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi, serta tidak
mengandung hama dan penyakit.
Pada tanaman buah sifat unggul ini terutama nilai
dari kualitas buahnya. Bila semakin banyak
sifat yang disukai konsumen terkumpul dalam satu
buah, maka semakin tinggi pula nilai
ekonomi (harga) buah tersebut. Buah demikian
dapat digolongkan sebagai buah unggul.
Untuk itu dapat diambil contoh cara menilai buah
durian berdasarkan kriteria
penampilan buah dan sifat buah yang disukai
konsumen, sehingga diperoleh suatu daftar
kriteria penilaian buah durian unggul.
a. Kelompok sifat utama
1. Rasa daging buah : manis berlemak, diutamakan
dengan rasa khas
2. Ketebalan daging : tebal
3. Ukuran biji : kecil atau sekurang-kurangnya
kempes
4.Warna daging : kuning sampai jingga
5. Kadar air daging : sedikit (kering)
6.Tekstur daging : halus, sedikit berserat
7. Ukuran buah : besar
8.Aroma : kuat merangsang
9. Kulit buah : tipis dan mudah dibuka bila buah
sudah masak
10. Jumlah juring : 5-6 juring sempurna
b. Kelompok sifat menunjang :
1. Struktur pohon kokoh, percabangan
merata/simetris, tajuk bulat.
2. Produksi buah tinggi dan stabil setiap tahun,
diutamakan yang panen buahnya pada
awal atau akhir musim.
3.Tahan terhadap hama penggerek dan beberapa
jenis cendawan.
4. Mudah diperbanyak secara vegetatif.
5. Pertumbuhan cepat dan responsif terhadap kultur
teknis budi daya (pemupukan,
pengairan).
Apabila minimal terpenuhi 70 % sifat unggul dari
daftar diatas maka buah atau bibit
durian tersebut tergolong jenis unggul. Bila tidak
memenuhi 70% persyaratan diatas,
maka buah durian demikian tergolong buah yang
biasa saja.
Cara penilaian seperti ini dapat dipakai untuk
menilai jenis buah lainnya. Namun perlu
mengadakan perubahan kriteria tertentu agar sesuai
dengan sifat masing-masing jenis
buah.

IV. TEHNIK PERBANYAKAN
TANAMAN BUAH

A. Sambungan
Penyambungan atau enten (grafting) adalah
penggabungan dua bagian tanaman yang
berlainan
sedemikian rupa sehingga merupakan satu
kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu
tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan
pada bekas luka sambungan atau tautannya.
Bagian bawah (yang mempunyai perakaran)
yang menerima sambungan disebut batang
bawah (rootstock atau understock) atau sering
disebut stock.
Bagian tanaman yang disambungkan atau
disebut batang atas (scion) dan merupakan
sepotong batang yang mempunyai lebih dari
satu mata tunas (entres), baik itu berupa
tunas pucuk atau tunas samping.
Penyambungan batang bawah dan batang atas
ini biasanya dilakukan antara dua varietas
tanaman yang masih dalam spesies yang sama.
Misalnya penyambungan antar varietas pada
tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga
dilakukan penyambungan antara dua tanaman
yang
berlainan spesiesnya tetapi masih dalam satu
famili. Tanaman mangga (Mangifera indica)
disambung denga tanaman kweni (Mangifera
odorata).
Manfaat sambungan pada tanaman:
Memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil
tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru
yang mempunyai keunggulan dari segi
perakaran dan produksinya, juga dapat
mempercepat waktu berbunga dan berbuah
(tanaman berumur genjah) serta
menghasilkan tanaman yang sifat berbuahnya
sama dengan induknya.
Mengatur proporsi tanaman agar
memberikan hasil yang lebih baik, tindakan ini
dilakukan khususnya pada tanaman yang
berumah dua, misalnya tanaman melinjo.
Peremajaan tanpa menebang pohon tua,
sehingga tidak memerlukan bibit baru dan
menghemat biaya eksploitasi. Peremajaan total
berlaku sebaliknya.


V. PEMASARAN

Dalam melakukan pemasaran pembibitan
tanaman dan buah , dapat di lakukan dengan
cara :
Mengirim hasil-hasil pembibitan dan tanaman
buah tadi ke pasar-pasar terdekat , para petani-
petani , dan kepada home industri .
Jalur Pemasaran Produk
Dalam hal pemasaran produk, pemasaran bibit
tanaman buah tidak
menemukan kendala. Penangkar umumnya
tidak melakukan promosi. Hal ini
dikarenakan pembeli biasanya datang sendiri
ke penangkar atau meminta
bantuan kepada Dinas Pertanian untuk
mencarikan penangkar bibit tanaman
buah. Bank Indonesia Usaha Pembibitan
Tanaman Buah-Buahan 12
Pemasaran bibit tanaman buah dilakukan
melalui dua cara, yaitu penjualan
secara langsung ke konsumen (perorangan)
dan penjualan melalui pedagang
(perantara, pengecer) kemudian ke konsumen
(lembaga, perusahaan,
kelompok atau perorangan). Penjualan
sebagian besar melalui pedagang
(perantara, pengecer) dan hanya sebagian kecil
saja yang dijual secara
langsung ke konsumen. Penjualan secara
langsung ke konsumen dilakukan
penangkar dari showroom yang umumnya
berada di pinggir jalan. Bibit yang
dijual umumnya melewati karantina dari
BPSB terlebih dahulu agar bibit
tersebut memperoleh label dan terjamin
mutunya.
Sistem pembayaran dilakukan secara kontan
atau cicilan tergantung dari
kesepakatan. Namun umumnya penangkar
menggunakan sistem
pembayaran kontan. Hal ini dikarenakan
pengalaman buruk yang menimpa
penangkar. Untuk pembayaran cicilan,
penangkar mensyaratkan kepada
calon pembeli untuk memberikan uang muka
50 % dari total penjualan bibit
dan sisanya harus dibayar lunas saat barang
tiba di calon pembeli.

VI. KESIMPULAN

1. Usaha pembibitan tanaman buah-buahan
dilakukan di lahan
persawahan (konvensional) dengan
teknologisederhana, dikelola
sederhana dan merupakan usaha perseorangan.
2. Peluang pasar bibit tanaman buah-buahan
masih terbuka dan
berpotensi memberikan peluang bagi
pengembangan agribisnis
buah-buahan. Dilihat dari potensi sumber daya
alam dan sumber
daya manusia, peluang pengembangan usaha
pembibitan tanaman
buah-buahan di Indonesia masih banyak
tersedia di berbagai daerah.
3. Kendala yang dihadapi penangkar
dalampengembangan usaha
pembibitan tanaman buah-buahan adalah
ketergantunganpasar
terhadap pesanan dari pedagang besar.
Masalah ini, disebabkanoleh
minimnya informasi yang diperoleh penangkar
mengenai jumlah
permintaan dan adanya permainan harga yang
dilakukan oleh
pedagang atau pengumpul yang bermodalkan
besar.
4. Kendala produksi pembibitan tanaman
buah-buahan adalah
ketersediaan mata tempel, ketersediaan biji
atauseedling, kondisi
iklim dan cuaca pada saat okulasi dan
pendongkeran.
5. Semoga dengan usaha pembibitan tanaman
dan buah tersebut , dapat meningkatkan
perekonomian kita. Dan tanpa kita sadari , kita
juga ikut dalam pelestarian tanaman dan
menekan pemanasan global.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Sumber:
http://ftp.lipi.go.id/pub/Buku_Sekolah_Elektron
ik/SMK/Kelas%20X/kelas10_teknik-
pembibitan-tanaman_paristiyanti.pdfI.
TEHNIK PEMBIBITAN TANAMAN BUAH
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/29E964F2-
531A-46F8-B89B-
56494F242E9D/16068/PembibitanTanamanBuah

Anda mungkin juga menyukai