a. Masa bayi masa todler Usia : lahir 3 tahun Tahap psikososial : percaya vs tidak percaya (lahir-12 bulan) Otonomi vs rasa malu dan ragu-ragu (1-3 tahun) b. Masa prasekolah Usia : 3-6 tahun Tahap psikososial : inisiatif vs rasa bersalah
c. Masa anak sekolahan Usia : 7-11 tahun Tahap psikososial : kerajinan dan infioritas
d. Masa remaja Usia : 12-18 tahun Tahap psikososial : jati diri vs kebingungan peran
e. Masa dewasa muda Usia : 18-40 tahun Tahap psikososial : keintiman vs pengucilan
f. Masa dewasa tengah Usia : 45-60 tahun Tahap psikososial : generativitas vs self absorbtion dan stagnasi
2. Komponen Pembelajaran Pendidikan kesehatan adalah mendidik masyarakat dengan cara komunikasi. Hal ini pada proses perencanaan informasi yang akan dilakukan dalam rangka berkomunikasi dan mendidik masyarakat adalah menentukan jenis media termasuk kombinasi media yang akan digunakan dan dapat mencapai sasaran. Hal ini didasarkan pada prinsip komunikasi yang baik sangat ditentukan oleh empat komponen yaitu : sumber informasi, isi pesan, media, dan sasaran. 1. Komunikan / sasaran (receiver) Penentuan kelompok sasaran sangat penting karena sasaran yang satu akan berbeda dengan sasaran yang lainnya, sehingga isi pesan yang sama mungkin akan diinterpretasikan berbeda oleh masing- masing kelompok sasaran yang berbeda. 2. Komunikator / Sumber informasi (Source) Umumnya masyarakat cenderung percaya terhadap informasi yang diterima dari orang yang mereka percaya. Sumber informasi terpercaya ini perlu dipelajari. Setidaknyaada empat faktor yang harus diperhitungkan dalam memilih sumber informasi/komunikator, yaitu : kredibilitas komunikator, terus menerus melakukan perubahan perilaku, jarak kelas sosial antara komunikator dan sasaran, dan jenis sumber informasi. 3. Isi Pesan (massage) Isi pesan mempunyai 2 tujuan yaitu untukmemberikan informasi kepada sasaran dan meyakinkan sasaran terhadap nilai suatu informasi tersebut. Berbagai hal yang dapat mempengaruhi isi pesan pada proses komunikasi, yaitu : a. Jumlah komunikasi, termasuk volume dan is pesan yang disampaikan pada sasaran. b. Frekuensi komunikasi yang membatasi topik yang positif. 4. Saluran / Media Mengacu pada definisi komunikasi massa yaitu sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah klayak yang tersebar, heterogen dan anonim, melalui media cetak dan elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Maka media massa berfungsi untuk membuat orang tertarik, sebagai sumber informasi, merubah sikap dan menstimulasi perubahan perilaku. Proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain : a. Tujuan Merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran. Mau dimana peserta dididik, apa yang harus diminliki, batasan kompetensi, semua berdasarkan tujuan. Tujuan sering kali dibedakan menjadi : Tujuan pembelajaran umum : bersifat umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku yang spesifik. Tujuan pembelajaran khusus : bertujuan untuk lebih menspesifikkan tujuan umum dan agar mudah diukur tingkat ketercapaiannya. b. Bahan pelajaran Umumnya berbentuk jenis materi yang berbentuk pengetahuan (fakta dan atau informasi yang rinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur keadaan dan syarat-syarat tertentu), sikap (berisi saran, ide, pendapat atau tanggapan). c. Kegiatan belajar mengajar Segala sesuatu yang telah terprogram yang akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. d. Metode Cara yang digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran untuk dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. e. Alat Segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Tujuannya adalah untuk mempermudah usaha mencapai tujuan. f. Sumber pelajaran Segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pelajaran (pengajaran) terdapat atau asal untuk belajar seseorang. g. Evaluasi Sebagai tolak ukur keberhasilan sesuai dengan umpan balik bagi pengajar atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran.
3. Konsep dan Model Pembelajaran
Dalam memaknai konsep maka akan berhubungan dengan teori, sedangkan teori akan berkaitan dengan sesuatu hal yang dipandang secara ilmiah. Jika teori berhubungan dengan konsep maka dalam uraian tentang konsep dasar pembelajaran akan tertuju pada landasan ilmiah pembelajaran. Landasan ilmiah pembelajaran berhubungan dengan pembelajaran yaitu filsafat, psikologid, sosiologis dan komunikasi. Unsur-unsur lain yang perlu diperhatikan dalam memilih metode pembelajaran adalah sarana/prasarana, materi ajar serat tingkat kemampuan peserta didik. Menurut Aunnurrahman (2009), model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk tujuan belajar tertentu. Terdapat beragam model pembelajaran yang bisa diaplikasikan diantaranya : 1. Small group discussion 2. Roleplay & simulation 3. Case study 4. Discovery Learning 5. Selt Directed Learning 6. Cooperative Learning 7. Collaborative Learning 8. Contextual Instruction 9. Project Based Learning 10. Problem Based Learning and Tuquiry
Macam metode pengajaran : a. Ceramah Metode ceramah yang dimaksud adalah ceramah dengan kombinasi metode yang bervarias, karena dilakukan dengan ditujukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipasif (curah pendapat, pleno, penugasan, studi kasus, dan lain-lain). Selain itu ceramah disini adalah ceramah yang cenderung interaktif, yaitu melibatkan perserta melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan pengalaman peserta. b. Curah pendapat (Brainstorming) Adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan pendapat), informasi, pengalaman semua peserta yang sama tau berbeda. Hasilnya ke median dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (maind map) untuk menjadi pembelajaran bersama. c. Role Play (bermain peran) Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam pertunjukkan dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran. d. Demonstrasi Adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Biasanya setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan emperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan dan merasakan sendiri. e. Bedside Teaching Merupakan metode mengajar kepada peserta didik yang aktivitasnya dilakukan disamping tempat tidur klien dan meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien dan asuhan keperawatan yang dibutuhkan klien (Nursalam, 2007). f. Poor Teaching Method Sama juga dengan mengajar bersama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri. g. Metode problem solving Bukan hanya sekedar metode mengajar tapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. h. Proses insidensi Bermanfaat untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan reflektif berdasarkan kejadian klinik / insiden. Insiden berasal dari pengalaman praktik aktual/dikembangkan secara hipotesic. Dapat dalam bentuk insiden terkain klien, staf, atau tatanan praktik.
Ada 2model yang sering digunakan untuk menjelaskan faktor penentu dari perilaku preventif, yaitu : a. Model nilai kesehatan dan model promosi kesehatan Secara mendasar model nilai kesehatan ditujukan untuk promosi peningkatan perilaku. Model ini berfokus pada orientasi mencegah penyakit yang spesifik. Dimensi yang digunakan pada model nilai kesehatan meliputi kepekaan, keparahan, penghalangyang dirasakan, variabel struktural, serta sosiopsikologi lainnya. Model promosi kesehatan menurut Pander (1987) merupakan modifikasi dari model nilai kesehatan dan lebih memfokuskan pada prediksi perubahan perilaku akibat dari promosi kesehatan. b. Model Pemberdayaan masyarakat Perubahan perilaku yang terjadi pada individu belum membawa dampak yang berarti pada perubahan perilaku dimasyarakat. Fokus proses pemberdayaan masyarakat adalah komunikasi informasi, pendidikan kesehatan (WHO, 1994). Kalau di Indonesia sering disebut dengan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) ditujukan kepada individu, keluarga dan kelompok. Strategi yang dapat digunakan oleh perawat KIE adalah pembelajaran pemecahan masalah (problem- solving), memperluas jaringan kerja (networking), bernegosiasi dengan pihak yang bersangkutan (negotiating), pendekatan untuk mempengaruhi orang lain (lobbying), untuk meningkatkan derajat kesehatan klien.
4. Desain Instuksional
Desain instruksional merupakan desain sistem pembelajara sebagai langkah merancang pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang maksimal, efektif, dan efesien, serta dapat meningkatkan daya tarik dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah menurut Bick & Carey a. Identifikasi tujuan umum b. Melaksanakan analisis pembelajaran c. Identifikasi tingkah laku awal dan karakteristik peserta didik d. Merumuskan tujuan kinerja e. Mengembangkan instrumen tes f. Merevisi instrumen tes g. Mengembangkan strategi pembelajaran h. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran i. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif dan sumatif Karakteristk desain instruksional : 1. Berorientasi kepada peserta didik 2. Berorientasi pada tujuan 3. Fokus pada tuntutan kinerja nyata 4. Fokus pada kinerja yang dapat diukur secara valid dan relibel 5. Biasanya dikerjakan dalam bentuk tim
Komponen desain konstruksional terdiri dari : 1. Kompetensi 2. Materi 3. Tes 4. Strategi Instruksional 5. Evaluasi instruksional
Contoh desain instruksional antara lain : 1. Silabus Adalah penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dasar yang ingin dicapai, serta materi poko yang perlu dipelajari siswa / mahasiswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. 2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP diturunkan dar silabus yang telah diturunkan sebelumnya. Berbeda dengan silabus yang hanya berisi pokok-pokok apek pembelajaran. RPP lebih merupakan rencana tindakan atau kegiatan kelas hasil rancangan dosen yang berisi skenario tahap demi tahap kegiatan yang akan dilakukan siswa bersama dosen untuk mencapai kompetensi tertentu melalui topik yang telah ditentukan. RPP minimal berisi gambaran tentang kompetensi dasar yang akan dicapai, indikator pencapaian, materi pokok, skenario pembelajaran, serta penilaiannya.
5. Media Pembelajaran
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidika (Audio Visual Aids / AVA). Disebut media pendidikan karena lat-alat tersebut merupakan alat saluran (chanel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Aspek pemilihan media : a. Selaras dan menunjang tujuan pembelajaran. b. Aspek materi c. Kondisi peserta didik d. Ketersedian media e. Dapat menjelaskan apa yang disampaikan pada peserta didik f. Biaya dan pemanfaatan harus seimbang
Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan. 1. Media cetak a. Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar. b. Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan berupa gambar/ tulisan/ keduanya. c. Flyer : seperti leaflet tetapi tidak dibalik atau dilipat. d. Flip chart : dalam bentuk buku, dimana tiap lembar / halaman berisi gambar dan dibaliknya berisi kalimat penjelas. e. Rubrik : tulisan pada kolom kecil mengenai batasan suatu masalah. f. Poster : biasanya ditempel ditempat umum. g. Foto tentang masalah kesehatan. 2. Media elektronik a. Televisi : iklan, sinetron b. Radio : obrolah dan iklan c. VCD d. Slide power point e. Film strip 3. Media papan (bill board)
Ulgar Dole membagi menjadi 11 macam media sesuai dengan tingkat intensitasnya masing-masing :
Dari kerucut disamping benda asli menjadi bagian yang memiliki intensitas yang paling kuat / besar untuk mempresepsikan pesan yang disampaikan.
6. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Gronluud dalam Riyana (2007) mengemukakan evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. kata- kata tulisan rekaman film televisi pameran Field trip demonstrasi sandiwara benda tiruan benda asli Manfaat evaluasi dalam pembelajaran dapat membantu peserta didik : a. Memperkuat motivasi pembelajaran b. Memperbesar daya ingat dan transfer belajarnya c. Memperbesar pemahaman siswa terhadap keberadaannya d. Memberikan bahan umpan balik tentang efektifitas pembelajaran
Tujuan evaluasi dalam pembelajaran dapat membantu : a. Untuk melihat produktifitas dan efektifitas kegiatan belajar mengajar b. Untuk memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru c. Untuk memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan program belajar mengajar d. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh peserta didik selama kegiatan belajar mengajar dan mencarikan jalan keluarnya e. Untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai degan kemampuannya
7. Prespektif Teoritis dalam Pembelajaran Klinis
Dewasa ini, Nursing Practice Act (NPA) negara bagian secara umum memasukkan pengajaran didalam lingkup tanggung jawap praktik keperawatan. Perawat diharapkan memberikan instruksi kepada konsumen agar mereka dapat mempertahankan tingkat kesejahteraan yang optimum, mencegah penyakit, menangani penyakit, dan mengembangkan keterampilan. Sehingga bisa memberikan perawatan pendukung bagi anggota keluarga. Perawat profesional pada dasarnya harus siap memberikan jasa pengajaran efektif yang dapat memenuhi kebutuhan perorangan dan kelompok dalam berbagai kondisi dilingkungan praktik (Bastatole, 2002). Peran perawat dalam Pendidikan Kesehatan (Swanson dan Nies : 1997 dalam Nursalam, 2005) : Advokat Pemberi perawatan Manager kasus Konsultan Culture broker Pendidik : o Mengenali dimensi dari pilihan-pilihan kesehatan o Mempromosikan perawatan kesehatan o Mengetahui sumber daya yang tersedia o Memfasilitasi perilaku sehat Perantara informasi Inovator Mediator Negosiator Analisis kebijakan Promotor atau collaboratif patnership Tokoh panutan Sensitizer Aktivis sosial
Teori belajar : a. Behaviorisme Belajar pada hakikatnya adalah pembentuk asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra dengan kecendrungan untuk n=bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon. b. Kognitif Belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan perseptual untuk memperoleh pemahaman. Tujuan dan tingkah laku sangat dipengaruhi oleh proses berpikir internal yang terjadi selam proses belajar. c. Konstruktivisme Belajar konstuktivisme adalah mengasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi. d. Humanistik Teori belajar yang didasari pada pembelajaran manusia bergantuing pada emosi dan perasaannya. e. Kecerdasan ganda Tujuh jenis kecerdasan dasar yaitu kecerdasan bahasa, matematis/ logis, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, dan naturalis.
8. Evaluasi Pembelajaran Klinik
Evaluasi pembelajaran klinik merupakan dasar untuk mengetahui pencapaian objektif klinis, aa 4 tingkatan pengukuran penampilan klinis : a. Pre-Requires for Clinical Abilities Berfokus pada Do they know it ? meliputi penguasaan fakta, konsep prinsip, keterampilan tertentu, dan atribut personal. b. Component Clinical Abilities Berfokus Can they do it, right ? yang diukur adalah keterampilan teknik dan prosedur keperawata, aplikasi pengetahuan prasyarat, keterampilan efektif dan pengukuran dengan check list, skala dan responsi. c. Composite clinical performance Berfokus pada can they get it, right ? case management, kemampuan mengatasi masalah klien secara utuh. Integrasi dari aktivitas kognitif, afektif, dan psikomotor. d. Competence Clinical Practice Merupakan akumulasi dari ketiga tingkat kemampuan sebelumnya dan untuk mengelola klien pada situasi tertentu.
Evaluasi pendidikan kesehatan terdiri dari evaluasi belajar klien, evaluasi efek psikomotor, dan evaluasi mengajar intervensi keperawatan. (Nursalam, 2005) Evaluasi belajar klien Evaluasi sebaiknya dilakukan selama proses dan akhir pembelajaran. Proses evaluasi ini seperti evaluasi terhadap pencapaian tujuan untuk diagnosis keperawatan lain. Dalam belajar aspek kognitif klien akan menunjukkan peningkatan kemampuan.
Evaluasi aspek psikomotor Evaluasi efek psikomotor dapat dilakukan dengan mengobservasi bagaimana klien melakukan prosedur. Keberhasilan pendidikan kesehatan dapat dievaluasi dari berbagai aspek, yaitu input, proses, output, outcomes dan impact, serta 4W1H sesuai dengan tujuan yang telah diformulasikan.
Evaluasi mengajar intervensi keperawatan Evaluasai mengajar adalah hal penting bagi perawat untuk menilai kemampuannya. Evaluasi harus mencakup pertimbangan semua faktor seperti waktu, strategi mengajar, jumlah informasi, dan apakah mengajar cukup berguna.
Daftar pustaka
Bastable, Susan B. 2002. Perawat sebagai Pendidik : Prinsip-prinsip Pengajaran dan Pembelajaran. alih bahasa : Gerda Wulandari, Gianto Widiyanto ; editor edisi bahasa Indonesia, Palupi Widiastuti. Jakarta : EGC Hardiyanti, Yanti. 2011. Koponen-komponen pendidikan. Universitas Hasanuddin. Nursalam dan Ferry Effendy. 2005. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam. 2008. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Simamora, Roymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. editor Estu Tiar. Jakarta : EGC.