Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM TENSION
Disusun Oleh :
Nama : Goodman Pane
NIM : 4311!1"
#AKULTAS TEKNIK $URUSAN MESIN
UNI%ERSITAS PAN&ASILA
$AKARTA
'14
KATA PENGANTAR
Penyusun bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya laporan
praktikum Rekayasa Dasar Mesin Tension, dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Penyusun mengharapkan karya tulis ini dapat membantu pihak-pihak yang
memerlukan, serta untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi semua
pembaca. elain itu, !uga untuk memenuhi persyaratan nilai dari mata kuliah
prktikum.Penyusun menyadari tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, begitu
!uga dengan penyusunan laporan ini, bila terdapat kekurangan maupun kesalahan,
penyusun mohon maa" dan sangat mengharapkan kritik yang membangun dari
pembaca. Demikian laporan ini disusun, semoga dapat berguna di kemudian hari serta
dapat memberikan banyak man"aat.
#akarta, $% Mei &'$(
Penyusun,
)oodman Pane
DA#TAR ISI
KATA PENGANTAR.............
........................ i
DA#TAR
ISI..............................................
ii
(A( I PENDA)ULUAN......................................................................... $
1.1. *atar +elakang..........................................................................
$
1.2. Maksud Dan Tu!uan...................................................................
,
(A( II LANDASAN TEORI ..........................................
(
&.$. Pengu!ian
Tarik................................ (
&.&. -ukum Hooke .Hookes Law/................................................ 0
&.,. +entuk Patahan Material........................................................ $0
&.(. Pro"il 1!i Tarik dan i"at Mekanik *ogam222222.. $3
&.0. 4ur5a Tegangan Regangan esungguhnya.222222. &&
(A( III $URNAL PRAKTIKUM..............................................................
&(
,.$. Tu!uan .........................................................
&(
,.&. 6lat Dan +ahan.............................................................
&(
,.,. Proses Percobaan........................................................................
&(
,.(. Data 4esimpulan...........................................
&0
,.0. 4esimpulan.............................................................................
&0

(A( I% KESIMPULAN*****...............................................................................
&7
DA#TAR PUSTAKA...................................................................................
&8
LAMPIRAN
(A( I
PENDA)ULUAN
1*1 La+a,-ela.an/
uatu logam mempunyai si"at-si"at tertentu yang dibedakan atas si"at
"isik, mekanik, thermal, dan korosi". alah satu yang penting dari si"at
tersebut adalah si"at mekanik. Pada dasarnya si"at mekanik terdiri dari
keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan. i"at mekanik merupakan
salah satu acuan untuk melakukan proses selan!utnya terhadap suatu material,
contohnya untuk dibentuk dan dilakukan proses permesinan.
Dalam proses manu"aktur untuk mengendalikan atau memantau
kekuatan suatu material tertentu, perlu dilakukan adanya pengu!ian sebagai
parameter untuk menandakan suatu produk siap dilepas kepasaran. Dengan
adanya serangkaian pengu!ian yang dilakukan, dapat mengantisipasi dan
menganalisa kegagalan yang dapat dialami suatu material. alah satu bentuk
pengu!ian yang dapat dilakukan adalah pengu!ian tarik.
Pengu!ian tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk mengu!i
kekuatan suatu bahan atau material dengan cara memberikan beban gaya yang
searah dengan bidang. -asil yang didapatkan dari pengu!ian tarik sangat
penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data
kekuatan material. Pengu!ian u!i tarik digunakan untuk mengukur ketahanan
suatu material terhadap gaya statis atau gaya tarik yang diberikan secara
lambat.
+ila suatu material dilakukan penarikan terus hingga putus, maka akan
didapatkan pro"il tarikan yang dapat diilustrasikan dalam bentuk kur5a berupa
hubungan antara gaya tarikan dengan pertambahan pan!ang. Terlebih lagi,
pengu!ian tarik ini dilakukan untuk mengetahui si"at-si"at mekanis suatu
material, khususnya logam diantara si"at-si"at mekanis yang dapat diketahui
dari hasil pengu!ian tarik adalah sebagai berikut9
$. 4ekuatan tarik
&. 4uat luluh dari material
,. 4euletan dari material
(. Modulus elastic dari material
0. 4elentingan dari suatu material
7. 4etangguhan.
Pengu!ian tarik banyak dilakukan untuk melengkapi in"ormasi
rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi
spesi"ikasi bahan. 4arena dengan pengu!ian tarik dapat diukur ketahanan
suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara perlahan. Pengu!ian
tarik ini merupakan salah satu pengu!ian yang penting untuk dilakukan dan
paling mendasar karena sudah mengalami standarisasi di seluruh dunia, hal itu
disebabkan dengan pengu!ian ini dapat memberikan berbagai in"ormasi
mengenai si"at-si"at logam.
Dalam bidang industri diperlukan pengu!ian tarik ini untuk
mempertimbangkan "aktor metalurgi dan "aktor mekanis yang tercakup dalam
proses perlakuan terhadap logam !adi, untuk memenuhi proses selan!utnya.
Dewasa ini perkembangan industri metalorgi kian hari kian
berkembang. Tidak sedikit ino5asi serta rancangan baru yang beruhubungan
dengan teknologi pengu!ian logam yang telah tercipta oleh para engineer yang
menghasilkan prinsip serta teknologi yang lebih e"ekti" dan e"isien. :leh
karena pentingnya pengu!ian tarik ini, mahasiswa metalurgi sebagai calon
engineer hendaknya mengetahui mengenai pengu!ian ini baik secara teori
maupun tindak langsung secara "aktual. Pada pengu!ian tarik ini kita !uga
harus mengetahui dampak pengu!ian terhadap si"at mekanis dan "isik suatu
logam. Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut maka kita dapat
data dasar mengenai kekuatan suatu bahan atau logam.
1** Ma.sud Dan Tu0uan
$. Mendapatkan kur5a u!i tarik dari benda u!i.
&. Menentukan beberapa si"at mekanik benda u!i.
,. mengamati "enomena ; "enomena "isik yang ter!adi selama penarikan.
(A( II
LANDASAN TEORI
*1* Pen/u0ian Ta,i.
1!i tarik adalah cara pengu!ian bahan yang paling mendasar.
Pengu!ian ini sangat sederhana, tidak mahal dan sudah mengalami standarisasi
di seluruh dunia, misalnya di 6merika dengan 6TM E8 dan #epang dengan
#< &&($. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui
bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui
se!auh mana material itu bertambah pan!ang. 6lat eksperimen untuk u!i tarik
ini harus memiliki cengkeraman (grip/ yang kuat dan kekakuan yang tinggi
(highly stiff). +rand terkenal untuk alat u!i tarik antara lain adalah antara lain
adalah Shimadu, !nstron , "artec dan Tokyo Testing Muchine.
1!i tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk mengu!i kekuatan
suatu bahan atau material dengan cara memberikan beban gaya yang
berlawanan arah. -asil yang didapatkan dari pengu!ian tarik sangat penting
untuk rekayasa. Teknik dan desain produk karena menghasilkan data kekuatan
material. Pengu!ian u!i tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu
material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat. i"at mekanis
logam yang dapat diketahui setelah proses pengu!ian ini seperti kekuatan
tarik, keuletan dan ketangguhan. Pengu!ian tarik banyak dilakukan untuk
melengkapi in"ormasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data
pendukung bagi spesi"ikasi bahan. 4arena dengan pengu!ian tarik dapat
diukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara
perlahan.
Pengu!ian tarik ini merupakan salah satu pengu!ian yang penting untuk
dilakukan, karena dengan pengu!ian ini dapat memberikan berbagai in"ormasi
mengenai si"at-si"at logam. Dalam bidang industri !uga diperlukan pengu!ian
tarik ini untuk mempertimbangkan "aktor metalurgi dan "aktor mekanis yang
tercakup dalam proses perlakuan terhadap logam !adi, untuk memenuhi proses
selan!utnya.
* )u.um Hooke 1Hookes Law2
1ntuk hampir semua logam, pada tahap sangat awal dari u!i tarik,
hubungan antara beban atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan
perubahan pan!ang bahan tersebut. <ni disebut daerah linier atau linear one.
Di daerah ini, kur5a pertambahan pan!ang terhadap beban mengikuti aturan
hukum -ooke sebagai berikut9
#asio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan.
Stress adalah beban dibagi luas penampang bahan dan strain adalah
pertambahan pan!ang dibagi pan!ang awal bahan*
Stress9 = > ?@6 222222222222222.. .$/
Strain9 A > B*@* 222222222222222....&/
Dimana 9 B* 9 pertambahan pan!ang,
* 9 pan!ang awal
? 9 gaya tarikan,
6 9 luas penampang
-ubungan antara stress dan strain dirumuskan9
E > = @ A 222222222222222222...,/
1ntuk memudahkan pembahasan, gambar , dimodi"ikasi sedikit dari
hubungan antara gaya tarikan dan pertambahan pan!ang men!adi hubungan
antara tegangan dan regangan .stress $ersus strain/. elan!utnya kita
dapatkan gambar ,, yang merupakan kur5a standar ketika melakukan
eksperimen u!i tarik. % adalah gradien kur5a dalam daerah linier, di mana
perbandingan tegangan .=/ dan regangan .A/ selalu tetap. E diberi
nama modulus elastisitas atau &oung modulus. 4ur5a yang menyatakan
hubungan antara strain dan stress seperti ini kerap disingkat kur5a .SS
cur$e/.
Gam-a, 1. 4ur5a regangan-tegangan.
4ur5a tegangan-regangan rekayasa didasarkan atas dimensi awal .luas
area dan pan!ang/ dari benda u!i, sementara untuk mendapatkan kur5a
tegangan-regangan seungguhnya diperlukan luas area dan pan!ang aktual pada
saat pembebanan setiap saat terukur. Perbedaan kedua kur5a tidaklah terlalu
besar pada regangan yang kecil, tetapi men!adi signi"ikan pada rentang
ter!adinya pengerasan regangan .strain hardening/, yaitu setelah titik luluh
terlampaui.
De"ormasi suatu bahan akibat pembebanan dapat ditentukan sesuai
dengan -ukum Hooke. Menurut Hooke, de"ormasi elastis sebuah batang
dengan penampang o dan pan!ang *o, !ika dibebani dengan gaya tarik atau
tekan sebesar P, maka beban akan mengalami9
$. De"ormasi elastis berbanding lurus dengan beban P.
&. De"ormasi elastis berbanding lurus dengan pan!ang batang asal *o.
,. De"ormasi elastis berbanding terbalik dengan luas penampang 6o.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwaC besarnya beban P, berbanding
lurus dengan pan!ang batang *o atau dengan kata lain tegangan sebanding
dengan regangan.
**1 (a+as 3,o3o,sionali+as (Proportionality Limit)
Merupakan daerah batas dimana tegangan dan regangan mempunyai
hubungan proporsionalitas satu dengan lainnya. etiap penambahan tegangan
akan diikuti dengan penambahan regangan secara proporsional dalam
hubungan linier = = EA .bandingkan dengan hubungan y = mxC dimana y
mewakili teganganC x mewakili regangan dan m mewakili slope kemiringan
dari modulus kekakuan/.
Titik P pada Gam-a, . di bawah ini menun!ukkan batas proporsionalitas
dari kur5a tegangan-regangan.
** (a+as elas+is (elastic limit)
Daerah elastis adalah daerah dimana bahan akan kembali kepada pan!ang
semula bila tegangan luar dihilangkan. Daerah proporsionalitas merupakan
bahagian dari batas elastik ini. elan!utnya bila bahan terus diberikan
tegangan .de"ormasi dari luar/ maka batas elastis akan
Gambar 2. 'ur$a tegangan(regangan dari se)uah )enda u*i ter)uat )a*a ulet
terlampaui pada akhirnya sehingga bahan tidak akan kembali kepada ukuran
semula. Dengan kata lain dapat dide"inisikan bahwa batas elastis merupakan
suatu titik dimana tegangan yang diberikan akan menyebabkan ter!adinya
de"ormasi permanen .plastis/ pertama kalinya. 4ebanyakan material teknik
memiliki batas elastis yang hampir berimpitan dengan batas
proporsionalitasnya.
**3 Ti+i. luluh (yield point) dan .e.ua+an luluh (yield strengt)
Titik ini merupakan suatu batas dimana material akan terus mengalami
de"ormasi tanpa adanya penambahan beban. Tegangan .stress/ yang
mengakibatkan bahan menun!ukkan mekanisme luluh ini disebut tegangan
luluh (yield stress/. Titik luluh ditun!ukkan oleh titik Ypada )ambar & di atas.
)e!ala luluh umumnya hanya ditun!ukkan oleh logam-logam ulet dengan
struktur 4ristal +DD dan ?DD yang membentuk interstitial solid solution dari
atom-atom carbon, boron, hidrogen dan oksigen. <nteraksi antara dislokasi dan
atom-atom tersebut menyebabkan ba!a ulet eperti mild steel menun!ukkan titik
luluh bawah .lower yield point/ dan titik luluh atas .upper yield point/. +a!a
berkekuatan tinggi dan besi tuang yang getas umumnya tidak memperlihatkan
batas luluh yang !elas. 1ntuk menentukan kekuatan luluh material seperti ini
maka digunakan suatu metode yang dikenal sebagai Metode +ffset. Dengan
metode ini kekuatan luluh (yield strength/ ditentukan sebagai tegangan
dimana bahan memperlihatkan batas penyimpangan@de5iasi tertentu dari
proporsionalitas tegangan dan regangan . Pada )ambar , di bawah ini garis
o""set :E ditarik paralel dengan :P, sehingga perpotongan EF dan kur5a
tegangan-regangan memberikan titik Y sebagai kekuatan luluh. 1mumnya
garis o""set :E diambil '.$ ; '.&G dari regangan total dimulai dari titik :.
Gambar !. 'ur$a tegangan(regangan dari se)uah )enda u*i ter)uat dari
)ahan getas
4ekuatan luluh atau titik luluh merupakan suatu gambaran kemampuan
bahan menahan de"ormasi permanen bila digunakan dalam penggunaan
struktural yang melibatkan pembebanan mekanik seperti tarik, tekan bending
atau puntiran. Di sisi lain, batas luluh ini harus dicapai ataupun dilewati bila
bahan .logam/ dipakai dalam proses manu"aktur produk-produk logam seperti
proses rolling, drawing, stretching dan sebagainya. Dapat dikatakan bahwa
titik luluh adalah suatu tingkat tegangan yang9
H Tidak boleh dilewati dalam penggunaan struktural .in ser$ice/
H -arus dilewati dalam proses manu"aktur logam .forming process/.
**4* Ke.ua+an +a,i. ma.simum 1"ltimate tensile strengt2
Merupakan tegangan maksiumum yang dapat ditanggung oleh material
sebelum ter!adinya perpatahan .fracture/. Iilai kekuatan tarik maksimum =
"ts ditentukan dari beban maksium #maks dibagi luas penampang awal $o.
.&/ Pada bahan ulet tegangan maksimum ini ditun!ukkan oleh titik M .)ambar
&/ dan selan!utnya bahan akan terus berde"ormasi hingga titik +. +ahan yang
bersi"at getas memberikan perilaku yang berbeda dimana tegangan maksimum
sekaligus tegangan perpatahan .titik + pada )ambar ,/. Dalam kaitannya
dengan penggunaan structural maupun dalam proses "orming bahan, kekuatan
maksimum adalah batas tegangan yang sama sekali tidak )oleh dilewati.
**!* Ke.ua+an Pu+us 1breaking strengt2
4ekuatan putus ditentukan dengan membagi beban pada saat benda u!i
putus .#breaking/ dengan luas penampang awal $o. 1ntuk bahan yang
bersi"at ulet pada saat beban maksimum M terlampaui dan bahan terus
terde"ormasi hingga titik putus + maka ter!adi mekanisme penciutan
.necking/ sebagai akibat adanya suatu de"ormasi yang terlokalisasi. Pada
bahan ulet kekuatan putus adalah lebih kecil daripada kekuatan maksimum
sementara pada bahan getas kekuatan putus adalah sama dengan kekuatan
maksimumnya.
**4* Keule+an 1d"ctility2
4euletan merupakan suatu si"at yang menggambarkan kemampuan
logam menahan de"ormasi hingga ter!adinya perpatahan. i"at ini , dalam
beberapa tingkatan, harus dimiliki oleh bahan bila ingin dibentuk .forming/
melalui proses rolling, )ending, stretching, drawing, hammering, cutting dan
sebagainya. Pengu!ian tarik memberikan dua metode pengukuran keuletan
bahan yaitu9
H Pe,sen+ase 3e,3an0an/an (elongation)
Diukur sebagai penambahan pan!ang ukur setelah perpatahan terhadap
pan!ang awalnya. %longasi, A (,) - .(Lf(Lo)/Lo0 1 233, .,/ dimana Lf
adalah pan!ang akhir dan Lo pan!ang awal dari benda u!i.
4TS > 5maks/6o
H Pe,sen+ase 3en/u,an/an5,edu.si 3enam3an/ ($rea %ed"ction)
Diukur sebagai pengurangan luas penampang .cross-section/ setelah
perpatahan terhadap luas penampang awalnya. #eduksi penampang, % (,) -
.(6o(6f)/6o0 1 233, .$.,/ dimana 6f adalah luas penampang akhir dan 6o
luas penampang awal.
**"* Modulus elas+isi+as 1E2
Modulus elastisitas atau modulus Young merupakan ukuran kekakuan
suatu material. emakin besar harga modulus ini maka semakin kecil
regangan elastis yang ter!adi pada suatu tingkat pembebanan tertentu, atau
dapat dikatakan material tersebut semakin kaku .stiff/. Pada gra"ik tegangan-
regangan .)ambar & dan ,/, modulus kekakuan tersebut dapat dihitung dari
slope kemiringan garis elastis yang linier, diberikan oleh9
E = =@A atau E = tan J .$.(/
dimana J adalah sudut yang dibentuk oleh daerah elastis kur5a tegangan-
regangan. Modulus elastisitas suatu material ditentukan oleh energi ikat antar
atom-atom, sehingga besarnya nilai modulus ini tidak dapat dirubah oleh
suatu proses tanpa merubah struktur bahan. ebagai contoh diberikan oleh
)ambar ( di bawah ini yang menun!ukkan gra"ik tegangan-regangan beberapa
!enis ba!a9
Gambar &. 7rafik tegangan(regangan )e)erapa )a*a yang memperlihatkan
kesamaan modulus kekakuan
**6* P,osedu, Ta,i.
ampel u!i yang dibentuk sudah standar dilakukan pengukuran diameter awal
.D
'
/, pan!ang ukur awal . *
'
/, pan!ang proporsional .Pd/.
4emudian batang u!i diletakkan pada alat u!i tarik
Pengaturan beban9 untuk batang ba!a, beban maksimum yang diletakkan
sebesar $''.''' I.
sedangkan untuk alumunium dan tembaga, beban maksimum yang digunakan
sebesar ('.''' I.
#arum skala di nolkan terlebih dahulu.
Pada waktu dilakukan penarikan diadakan pembacaan 9
etiap $'' I untuk ba!a
etiap 0'' I untuk setiap 6l dan tembaga
Dilakukan penarikan samapai benda u!i putus dan pertambahan pan!ang
dibaca pada !angka sorong sebagai pengganti eKtensiometer.
Dari data dibuat gra"ik stress ; strain
etelah putus batas u!i disambung kembali inyuk pengukuran pan!ang dan
diameter akhir.
*3 (en+u. Pa+ahan Ma+e,ial
ampel hasil pengu!ian tarik dapat menun!ukkan beberapa tampilan
perpatahan seperti ditun!ukkan oleh )ambar di bawah ini 9
Gam-a, !. 6lur perpatahan sampel u!i tarik.
Pengamatan kedua tampilan perpatahan ulet dan getas dapat dilakukan
baik dengan mata telan!ang maupun dengan bantuan stereoscan macroscope.
Pengamatan lebih detil dimungkinkan dengan penggunaan EM .Scanning
%lectron Microscope/.

a. Perpatahan 1let
Perpatahan ulet umumnya lebih disukai karena bahan ulet umumnya
lebih tangguh dan memberikan peringatan lebih dahulu sebelum ter!adinya
kerusakan. Tampilan "oto EM dari perpatahan ulet diberikan oleh )ambar
berikut9
Gam-a, 4* Perpatahan ulet.
b. Perpatahan )etas
Perpatahan getas memiliki ciri-ciri mempunyai ciri-ciri yang berbeda
dengan perpatahan ulet. Pada perpatahan getas tidak ada atau sedikit sekali
ter!adi de"ormasi plastis pada material. Perpatahan !enis ini merambat
sepan!ang bidang-bidang kristalin membelah atom-atom material. Pada
material yang lunak dengan butir kasar akan ditemukan pola che$rons atau
fan like pattern yang berkembang keluar dari daerah kegagalan. Material
keras dengan butir halus tidak dapat dibedakan sedangkan pada material
amorphous memiliki permukaan patahan yang bercahaya dan mulus.
Gam-a, ". Perpatahan getas.
*4 P,o7il U0i Ta,i. dan Si7a+ Me.ani. Lo/am
Pengu!ian tarik ialah peregangan dari suatu batang u!i yang secara
kontinu bertambah akibat beban yang beker!a pada batang u!i sampai batang
u!i tersebut putus. Pengu!ian ini merupakan salah satu bentuk pengu!ian
merusak dan umum dilakukan pada bahan bahan <ogam yang akan digunakan
dalam lapangan teknik. Dengan pengu!ian ini akan dapat diketahuiC tegangan
tarik. Perpan!angan .regangan/, penyusutan penampang .kontraksi/, modulus
elastis, tegangan mulur atau tegangan u!i dari batang u!i. emua batang u!i
sudah dinormalisasikan. dan beban tarik yang beker!a meningkat secara
teratur sampai batang u!i putus. +eban yang digunakan dalam perhitungan
tegangan tarik dari bahan adalah beban maksimum yang dapat ditahan oleh
bahan u!i tarik tersebut
Gam-a, 6. Pro"il data hasil u!i tarik.
$. +atas Elastis =
E
. %lastic Limit/
Dalam gambar 8 dinyatakan dengan titik 6. +ila sebuah bahan diberi
beban sampai pada titik 6, kemudian bebannya dihilangkan, maka bahan
tersebut akan kembali ke kondisi semula .tepatnya hampir kembali ke kondisi
semula/ yaitu regangan nol.
pada titik : .lihat inset dalam gambar 8/. Tetapi bila beban ditarik
sampai melewati titik 6, hukum Hooke tidak lagi berlaku dan terdapat
perubahan permanen dari bahan. Terdapat kon5ensi batas regangan permamen
.permanent strain/ sehingga masih disebut perubahan elastis yaitu kurang dari
'.',G, tetapi sebagian re"erensi menyebutkan '.''0G . Tidak ada standarisasi
yang uni5ersal mengenai nilai ini.
&. +atas Proporsional =
p
.8roportional Limit/
Titik sampai di mana penerapan hukum Hooke masih bisa ditoleransi.
Tidak ada standarisasi tentang nilai ini. Dalam praktek, biasanya batas
proporsional sama dengan batas elastis.
,. De"ormasi Plastis .8lastic "eformation/
Yaitu perubahan bentuk yang tidak kembali ke keadaan semula. Pada
gambar 0 yaitu bila bahan ditarik sampai melewati batas proporsional dan
mencapai daerah landing.
(. Tegangan *uluh 6tas =
uy
.4pper &ield Stress/
Tegangan maksimum sebelum bahan memasuki "ase daerah landing
peralihan de"ormasi elastis ke plastis.
0. Tegangan *uluh +awah =
ly
.Lower &ield Stress/
Tegangan rata-rata daerah landing sebelum benar-benar memasuki
"ase de"ormasi plastis. +ila hanya disebutkan tegangan luluh .yield stress/,
maka yang dimaksud adalah tegangan ini.
7. Regangan *uluh A
y
(&ield Strain)
Regangan permanen saat bahan akan memasuki "ase de"ormasi plastis.
3. Regangan Elastis A
e
.%lastic Strain/
Regangan yang diakibatkan perubahan elastis bahan. Pada saat beban
dilepaskan regangan ini akan kembali ke posisi semula.
8. Regangan Plastis A
p
.8lastic Strain/
Regangan yang diakibatkan perubahan plastis. Pada saat beban
dilepaskan regangan ini tetap tinggal sebagai perubahan permanen bahan.
%. Regangan Total .Total Strain/
Merupakan gabungan regangan plastis dan regangan elastis,
A
T
> A
e
LA
p
222222222222222222.(/
Perhatikan beban dengan arah :6+E. Pada titik +, regangan yang ada
adalah regangan total. 4etika beban dilepaskan, posisi regangan ada pada
titik E dan besar regangan yang tinggal .:E/ adalah regangan plastis.
$'. Tegangan Tarik Maksimum TTM (4TS, 4ltimate Tensile Strength)
Pada gambar 0 ditun!ukkan dengan titik D .=
M
/, merupakan besar
tegangan maksimum yang didapatkan dalam u!i tarik.
$$. 4ekuatan Patah (9reaking Strength)
Pada gambar 0 ditun!ukkan dengan titik D, merupakan besar tegangan
di mana bahan yang diu!i putus atau patah.
$&. Tegangan *uluh Tanpa +atas #elas 6ntara Perubahan Elastis dan Plastis
1ntuk hasil u!i tarik yang tidak memiliki daerah linier dan landing
yang !elas, tegangan luluh biasanya dide"inisikan sebagai tegangan yang
menghasilkan regangan permanen sebesar '.&G, regangan ini disebut
offset(strain .lihat gambar 0/.
Gam-a, 8. Penentuan tegangan luluh untuk kur5a tanpa daerah linear.
&
$,. 4elenturan ."uctility/
Merupakan si"at mekanik bahan yang menun!ukkan dera!at de"ormasi
plastis yang ter!adi sebelum suatu bahan putus atau gagal pada u!i tarik.
+ahan disebut lentur (ductile) bila regangan plastis yang ter!adi sebelum
putus lebih dari 0G, bila kurang dari itu suatu bahan disebut getas
()rittle).
$(. Dera!at 4elentingan .#esilience/
Dera!at kelentingan dide"inisikan sebagai kapasitas suatu bahan
menyerap energi dalam "ase perubahan elastis. ering disebut dengan
Modulus 4elentingan (Modulus of #esilience), dengan satuan strain
energy per unit $olume .#oule@m, atau Pa/.
$0. Dera!at 4etangguhan (Toughness)
4apasitas suatu bahan menyerap energi dalam "ase plastis sampai
bahan tersebut putus. ering disebut dengan Modulus 4etangguhan
.modulus o" toughness/. Dalam gambar 7, modulus ketangguhan sama
dengan luas daerah dibawah kur5a :6+DD.
$7. Pengerasan Regang (Strain Hardening)
i"at kebanyakan logam yang ditandai dengan naiknya nilai tegangan
berbanding regangan setelah memasuki "ase plastis.
&
*! Ku,9a Te/an/an Re/an/an Sesun//uhn:a
4ur5a tegangan regangan teknik tidak memberikan indikasi
karekteristik de"ormasi yang sesungguhnya, karena kur5a tersebut semuanya
berdasarkan pada dimensi awal benda u!i, sedangkan selama pengu!ian ter!adi
perubahan dimensi. Pada tarik untuk logam liat, akan ter!adi penyempitan
setempat pada saat beban mencapai harga maksimum. 4arena pada tahap ini
luas penampang lintang benda u!i turun secara cepat, maka beban yang
dibutuhkan untuk melan!utkan de"ormasi akan segera mengecil.
4ur5a tegangan regangan teknik !uga menurun setelah melewati beban
maksimum. 4eadaan sebenarnya menun!ukkan, logam masih mengalami
pengerasan regangan sampai patah sehingga tegangan yang dibutuhkan untuk
melan!utkan de"ormasi !uga bertambah besar. Tegangan yang sesungguhnya
.
s
/ adalah beban pada saat manapun dibagi dengan luas penampang lintang
benda u!i, 6
o
dimana beban itu beker!a.
Gam-a, 1'* Perbandingan antara kur5a tegangan regangan teknik
Dengan kur5a tegangan regangan sesungguhnya.
(A( III
$URNAL PRAKTIKUM
I* Tu0uan
a. Mendapatkan kur5a u!i tari! benda.
b. Manentukan beberapa si"at mekanis benda u!i.
c. Mangamati "enomena ; "enomena "isik yang ter!adi selama penarikan.
II* Ala+ Dan (ahan
a. +esi.
b. Millimeter block.
c. Mesin u!i tension N Tokyo testing machineO

III* P,oses Pe,;o-aan
a. +entuk batang u!i menurut standar.
b. 1kur kekerasan benda u!i.
c. 1kur pan!ang benda u!i dan diameternya.
d. Perkiraan beban tertinggi yang dapat diberikan sebagai tahanan atau reaksi
dari bahan terhadap beban luar.
e. iapkan mesin u!i tarik yang akan digunakan.
". Tulis skala beban pada mesin u!i tarik.
g. Tulis kecepatan gra"ik dan tulis diameter benda u!i setiap penambahan
beban.
h. etelah ter!adi pengecekan penampang , tulis diameter terkecil benda u!i
pada setiap pengrangan beban.
I%* Da+a Kesim3ulan
a. *
:
>

$(,,& MM
b. *
?
> $(3,( MM
c. P* > $(3,( ; $(,,&
> (,& M
d. D > *
?
; *
:
> (,&
*
:
$(,,&
e. Do > %,8 MM
". D
?
> 3,( MM
g. P.
M6E
> 07''
h. D
E
> ((''
i. D
1
> 07''
%* Kesim3ulan
a. Yalding
b. ?raktur
4ekuatan logam untuk tarikan adalah batang min untuk logam ,sehingga !ika
dilampauinya akan ter!adi banding.
+a!a yang kuat akan menghasilkan kur5a yang lebih
(A( I%
KESIMPULAN
4* Kesim3ulan
Dari hasil percobaan pengu!ian tarik yang telah dilakukan, maka
didapatkan beberapa kesimpulan, antara lain 9
$. Dari kur5a hasil u!i tarik yang diperoleh dapat ditentukan kuat luluh dan
kuat maksimum pada suatu bahan.
&. Dari kur5a u!i tarik selain kekuatan, dapat ditentukan pula ketangguhan,
keuletan dan kekuatan yang dimiliki oleh suatu logam.
,. 4ekuatan tarik atau beban maksimum sebelum mengalami perpatahan yang
dimiliki spesimen pelat lebih besar dibandingkan spesimen kawat. Iamun
kekuatan luluh spesimen kawat lebih besar dibandingkan spesimen pelat.
(. Pada hasil akhir dibuktikan bahwa pada spesimen pelat menghasilkan
persen elongasi yang lebih besar daripada spesimen kawat sehingga dapat
diketahui bahwa material pelat cenderung lebih bersi"at ulet daripada
spesimen kawat.
DA#TAR PUSTAKA
$. Panduan praktikum rekayasa dasar mesin &, "akultas teknik uni5ersitas
pancasila &''8
&. http9@@bela!armetalurgi.blogspot.com@&'$$@'&@pendahuluan-dalam-kehidupan
sehari-hari.html. Q&$-'(-&'$$, $790' FibR.
,. http9@@www.scribd.com@doc@&$3'(&83@pengu!ian-tarik.htm .Q&$-'(-&'$$, $39''
FibR
(. http9@@www.in"ometrik.com@&''%@'%@mengenal-u!i-tarik-dan-si"at-si"at-
mekanik-logam..htm. Q&$-'(-&'$$, $39'' FibR.
0. http9@@okasatria.blogspot.com@&''8@'&@pengu!ian-tarik.html .Q&$-'(-&'$$,
$39'' FibR.

Anda mungkin juga menyukai