Anda di halaman 1dari 15

Dokumen Usulan Teknis

1
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

































Dokumen Usulan Teknis
2
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

E.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SIJUNJUNG
E.1.1 Letak Geografis dan administratif
Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu dari 19 (sembilan belas) kabupaten/kota
di Sumatera Barat yang terletak diantara 01843 LS 14146 LS dan 1004650 BT
1015350 BT dengan ketinggian dari permukaan laut antara 100 1.250 meter.
Kabupaten Sijunjung berada di bagian Timur Provinsi Sumatera Barat, pada jalur utama
yang menghubungkan Provinsi Riau dan Propinsi Jambi. Karena letaknya di
persimpangan jalur tersebut, Sijunjung merupakan jalur ekonomi dan jalur pariwisata.
Secara administratif wilayah Kabupaten Sijunjung dengan luas 313.080 Ha meliputi 8
Kecamatan, 54 Nagari dan 1 desa dengan 254 Jorong, yang wilayahnya berbatasan
dengan :
Sebelah Utara dengan Kabupaten Tanah Datar,
Sebelah Timur dengan Kabupaten Kuantan Singingi (Prov.Riau),
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Dhamasraya, dan
Sebelah Barat dengan Kabupaten Solok dan Kota Sawahlunto

TABEL E.1
PEMBAGIAN KECAMATAN DI KABUPATEN SIJUNJUNG
NO

KECAMATAN

LUAS
WILAYAH
(Ha)
PERSENTASE
THD LUAS KAB
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
NAGARI
JUMLAH
JORONG
1 KAMANG BARU

88,734 28.35

41,415 11 51
2 TANJUNG GADANG

50,628 16.17

22,819 7 35
3 SIJUNJUNG

56,252 17.97

40,972 9 53
4 LUBUK TAROK

19,195 6.14

14,090 6 24
5 IV NAGARI

12,519 3.99

14,037 5 14
6 KUPITAN

6,971 2.23

12,530 3+1 9+1
7 KOTO VII 4.34 5 29








Dokumen Usulan Teknis
3
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

NO

KECAMATAN

LUAS
WILAYAH
(Ha)
PERSENTASE
THD LUAS KAB
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
NAGARI
JUMLAH
JORONG
13,614 32,896
8 SUMPUR KUDUS

65,168 20.81

22,868 8 39
JUMLAH

313,080 100

201,627 55 254
Sumber : Kabupaten Sijunjung Dalam Angka Tahun, 2010 dan Hasil Hitung Cepat Sensus Penduduk oleh BPS
Ket: 3+1 adalah 3 nagari dan 1 desa
Jumlah nagari pada tabel diatas belum termasuk 6 nagari baru dengan 12 jorong hasil
pemekaran nagari pada tahun 2010 yang masih dalam bentuk nagari persiapan/belum
definitif.
E.1.2 Kondisi Fisik Dasar
A. Kondisi Topografi dan Morfologi
Topografi wilayah Kabupaten Sijunjung memiliki ciri yang berbukit-bukit, terletak pada
ketinggian antara 100 sampai 1.250 m di atas permukaan laut. Secara umum, luasan
terbesar Kabupaten Sijunjung berada pada :
a. ketinggian <100 mdpl hanya seluas 2.691 Ha (0,85%) terdapat di Kecamatan
Kamang Baru, IV Nagari, Koto VII, dan Sijunjung.
b. ketinggian 100-200 meter dari permukaan laut dengan perkiraan 79.257 Ha
(25,31%) tersebar pada seluruh kecamatan dengan luasan terbesar berada pada
Kecamatan Kamang Baru dan yang terkecil berada di Kecamatan Tanjung
Gadang.
c. ketinggian 200-300 mdpl seluas 65.163 Ha( 20,9%) tersebar pada seluruh
kecamatan dengan luasan terbesar berada pada Kecamatan Kamang Baru dan
yang terkecil berada di Kecamatan Koto VII
d. ketinggian 300-400 mdpl seluas 53.700 (17,10%) tersebar pada seluruh
kecamatan dengan luasan terbesar berada pada Kecamatan Sumpur Kudus dan
yang terkecil berada pada Kecamatan Koto VII








Dokumen Usulan Teknis
4
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

e. ketinggian 400-500 mdpl seluas 43.553 (13,91%) tersebar pada seluruh
Kecamatan dengan luasan terbesar berada pada Kecamatan Sumpur Kudus dan
yang terkecil berada pada Kecamtan Koto VII
f. ketinggian 500-600 mdpl seluas 27.482 Ha (8,77%) tersebar pada seluruh
Kecamatan dengan luasan terbesar berada pada Kecamatan Sumpur Kudus dan
yang terkecil berada pada Kecamtan Koto VII
g. ketinggian 600-700 mdpl seluas 18.016 Ha (5,75 %) tersebar pada seluruh
wilayah kecamatan kecuali di Kecamatan Kupitan
h. ketinggian 700-800 mdpl seluas 10.285 Ha (3,29%) hanya tersebar di
Kecamatan Kamang Baru, Sumpur Kudus, Tanjung Gadang, Lubuk Tarok, dan
Sijunjung
i. ketinggian >800 mdpl seluas 12.914 Ha (4,12%) hanya tersebar di Kecamatan
Kamang Baru, Sumpur Kudus, Tanjung Gadang, Lubuk Tarok, dan Sijunjung.
Ketinggian 1.250 mdpl hanya berada pada Kecamatan Sumpur Kudus.
Dari bentangan alam maka kemiringan/kelerengan Kabupaten Sijunjung saat ini dapat
dijelaskan :
a. Wilayah dengan kemiringan antara 0,00-3,00 % seluas 417 Ha atau 0,14 %
dari luas wilayah, yang dijumpai di Kecamatan IV Nagari, Kamang Baru,
dan Tanjung Gadang;
b. Wilayah dengan kemiringan antara 3,01-8,00 % seluas 37.207 Ha atau 11,88
% dari luas wilayah, terdapat hampir di keseluruhan kecamatan dengan
jumlah terbesar terdapat di Kecamatan Kamang Baru dan yang paling sedikit
terdapat di Kecamatan Tanjung Gadang.
c. Wilayah dengan kemiringan antara 8,01-15,00 % seluas 58.902 Ha atau 18.81
% dari seluruh luas wilayah, terdapat di seluruh kecamatan dengan luasan
terbesar terdapat di kecamatan Kamang Baru dan yang terkecil terdapat di
kecamatan Kupitan.








Dokumen Usulan Teknis
5
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

d. Wilayah dengan kemiringan antara 15,01-25,00 % seluas 87.794 Ha atau
28,04 % dari seluruh luas wilayah, yang terdapat di seluruh wilayah kecamatan
dengan luasan terbesar terdapat di Kecamatan Tanjung Gadang dan luasan
terkecil di Kecamatan Koto VII;
e. Wilayah dengan kemiringan antara 25,01-30,00 % seluas 1.685 % Ha atau
0,54 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di seluruh wilayah kecuali di
Kecamatan Koto VII dan Kecamatan Kupitan;
f. Wilayah dengan kemiringan 30-40% Ha atau 3,32 % dari luas wilayah
yang hampir terdapat di seluruh wilayah kecamatan kecuali di Kecamatan
Koto VII
Wilayah dengan kemiringan diatas 40,00 % seluas 116,676 Ha atau 37,27 % dari
seluruh luas wilayah, merupakan bagian terbesar dari keseluruhan wilayah
kabupaten terdapat di seluruh wilayah kecamatan-kecamatan dengan luasan
terbesar terdapat di Kecamatan Sumpur Kudus dan yang terkecil di Kecamatan
Kupitan. Daerah dengan kemiringan seperti ini merupakan wilayah yang harus
dilindungi (dihutankan) agar dapat berfungsi sebagai pelindung hidrologis dan menjaga
keseimbangan ekosistim dan lingkungan hidup. Jenis penggunaan saat ini adalah hutan
dan perkebunan.
B. Kondisi Geologi
Kabupaten Sijunjung merupakan daerah yang dipenuhi perbukitan dengan lembah yang
masih curam. Secara geologi, kabupaten Sijunjung didominasi oleh jenis bebatuan Batu
Apung Tufa (76.549 Ha atau 24,45%) ,, Batu Andesit Campur Tufa (61,833 Ha atau
19,75%), Batu Sabah campur Kwarsa (60.880 Ha atau 19,44%), Batu Napal dan
Lempung(36.850 atau 11,77%), Batu Napal Gamping (34.640 atau 11,06%), Batu Sabah
campur Batu Gamping (24,405 atau 7,8%), serta beberapa jenis batuan lainnya dalam
jumlah yang relative kecil. Keadaan yang demikian menyebabkan sering timbul bencana








Dokumen Usulan Teknis
6
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

alam seperti tanah longsor (land slide), gerakan tanah runtuh atau gerakan tanah
merayap.
C. Jenis Tanah
Tanah yang terdapat pada lapisan luar bumi, terdiri atas kumpulan aktivitas geologi,
kimia, dan fisik, yang selalu berlangsung setiap saat secara konstan, yang berubah dan
berkembang sesuai perubahan yang ada, baik perubahan kondisi iklim, bentang alam dan
vegetasi. Tanah merupakan hasil pelapukan batuan selama beribu bahkan berjuta tahun
yang lalu, dimana lapisan tanah yang telah matang (solum) terdiri atas zat padat, cair dan
gas. Berdasarkan hasil pemetaan tanah di Kabupaten Sijunjung dijumpai beberapa jenis
tanah sebagai berikut :
1. Jenis tanah alluvial disebut juga sebagai tanah tumbuh tanah endapan,
kandungan bahan arganiknya rendah, reaksi tanah masam sampai netral, struktur
tanahnya pejal atau tanpa struktur dan konsistensinya keras waktu kering, teguh
waktu lembab, kandungan unsure haranya relative kaya dan banyak bergantung
pada bahan induknya. Secara keseluruhan tanah alluvial mempuyai sifat fisik
kurang baik sampai sedang, sifat kimia sedang sampai baik, sehingga
produktivitas tanahnya sedang sampai tinggi. Luasan jenis tanah ini adalah 443
Ha (0,15%) hanya terdapat di Kecamatan Kamang Baru
2. Jenis tanah andosol yaitu jenis tanah yang berwarna hitam kelam, sangat sarang,
mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf, silika, alumina, atau
hidroxida besi. Tanah jenis ini sangat gembur dan memilki Ph antara 4,5-6.
Luasan tanah ini jenis ini hanya terdapt di Kecamatan IV Nagari, Koto VII, Kupitan,
Sijunjung dan Sumpur Kudus dengan jumlah luasan 21.352 Ha (6,82%) dari luas
wilayah kabupaten
3. Jenis tanah Glei Humus yatu jenis tanah yang pada umumnya mempunyai ssolum
kurang dari satu meter dengan warna umum kelabu kelam sampai hitam, lekat
jika basah dan keras jika kering serta mengandung bahan organik lebih dari 3%








Dokumen Usulan Teknis
7
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

sehingga Ph nya sedikit masam sampai netral , tingkat kesunburannya sedang
dengan derajat kejenuhan basa lebih dari 60%. Luasan tanah jenis ini lebih
kurang 45.555 Ha(14,55%) dari luas wilayah yang ada. Jenis tanah ini terdapat di
Kecamatan Sijunjung, Sumpur Kudus, Tanjung Gadang dan yang terbesar
luasannya di Kecamatan Kamang Baru
4. Jenis Tanah Kambisol yaitu jenis tanah yang sedikit mengalami pelapukan
dengan bahan induk bertekstur pasir sangat halus 145.481 (45,45%). Jenis tanah
ini terdapat di seluruh wilayah kecamatan dengan luasan terbesar berada di
Kecamatan Tanjung Gadang.
5. Jenis tanah Latosol yaitu tanah yang telah mengalami pelapukan intensif dan
perkembangan tanh lanjut sehingga terjadi pengurangan unsur basa, bahan
organik dan silika, dan rata-rata berwarna merah. Jenis tanah ini terdapat di
Kecamatan IV Nagari, Kamang Baru, Lubuk Tarok, Sijunujung, dan Tanjung
Gadang dengan jumlah luasan keseluruhan 23.124 Ha (7,38%) dari luas wilayah
kabuapten.
6. Jenis tanah podsolik memiliki solum tanah yang agak tebal, yaitu 90-180
cm,tektur tanahnya lempung berliat hingga liat, konsistensinya gembur dibagian
atas dan teguh di lapisan bawah, kandungan bahan organiknya kurang dari 5%
kandungan unsure hara tanaman rendah, reaksi tanah (PH) sangat rendah sampai
rendah yaitu antara 4 4,5. Secara keseluruhan tanah ini memiliki sifat kimia yang
kurang baik, sifat kimia tidak mantap karena stabilitas agregatifnya kurang,
sehingga mudah terkenak erosi. Produktifitas tanah ini rendah sampai sedang
tumbuh dengan baik, tetapi harus dengan perlakuan khusus untuk mencegah
erosi, karena tanah yang bertektur sedang lebih peka terhadap erosi. Tanah
dengan tekstur kasar menyerap air sangat tinggi, tetapi daya simpan air sangat
rendah, sehingga kurang cocok untuk tanaman pangan lahan kering. Jenis tanah
ini luasannya mencapai 77.125 Ha (24,64%) hampir terdapat di seluruh








Dokumen Usulan Teknis
8
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

kecamatan dengan jumlah terbesar berada di Kecamatan Sumpur Kudus dan
yang terkecil di Kecamatan Tanjung Gadang.
Jenis tanah tersebut akan mewarnai sifat-sifat lahan yang memungkinkan pemanfaatan
lahan yang bervariasi sesuai dengan sifat, kekhasannya untuk kegunaan tertentu.
D. Kondisi Iklim
Kabupaten Sijunjung adalah termasuk pada daerah tropis dengan suhu rata-rata 21 -
33

C dengan curah hujan rata-rata 2.451 mm/tahun. Keadaan iklim ini


menurut Oldeman adalah termasuk type B2, dengan bulan keri ng 34 bulan.
Kondisi ini menyebabkan sulitnya masyarakat tani melakukan pertanaman padi sawah
2 kali setahun (IP 200%) pada lahan sawah tadah hujan.

E. Hidrologi
Kondisi hidrologi di Kabupaten Sijunjung sangat bervariasi antara satu tempat dengan
tempat yang lain. Beberapa faktor penyebabnya antara lain adalah perbedaan iklim,
topografi dan struktur geologi. Keadaan hidrologi tersebut dapat dibedakan menjadi :
1. Air Permukaan
a. Air yang mengalir, yaitu yang mengalir di Batang Ombilin, Batang Sukam,
Batang Sumpur, Batang Kuantan, Batang Palangki, dan lainnya.
b. Air yang menggenang di telaga/bendungan hampir terdapat di seluruh wilayah
kecamatanan.
2. Air Tanah, yaitu jebakan air yang menurut letaknya dapat dibedakan menjadi:
a. Confined Aquifer, merupakan air tanah tertekan yang berada di antara dua
lapisan kedap air, pada umumnya merupakan air tanah dalam bersifat lebih
stabil.








Dokumen Usulan Teknis
9
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

b. Uncofined Aquifer, merupakan air tanah tidak tertekan yang berada pada zone
jenuh air, merupakan air tanah dangkal dan sangat tergantung pada musim,
sehingga air tanah jenis ini relatif stabil.
Air tanah tersebut, apabila keluar akan membentuk mata air. Untuk Kabupaten Sijunjung
terdapat beberapa mata air yang tersebar di setiap kecamatan.
E.1.3 Kondisi Sumber Daya Alam
A. Perkebunan
Perkebunan merupakan salah satu tiang utama struktur perekonomian
Kabupaten Sijunjung. Beberapa komoditi perkebunan yang yang ditanam di antaranya
adalah karet, kelapa, coklat, dan kopi, baik oleh perkebunan rakyat maupun
perkebunan besar. Perkebunan karet merupakan perkebunan yang yang hampir merata
ada diseluruh wilayah Kabupaten Sijunjung. Berdasarkan analisa GIS yang dilakukan, luas
lahan perkebunan yang dikelola secara intensif di Kabupaten Sijunjung adalah 5.123 ha
(1.6% dari luas Kabupaten) dan 120.358 ha atau 38.44% dari total luas wilayah
Kabupaten merupakan kebun campuran. Komoditas perkebunan yang banyak
dibudidayakan oleh masyarakat adalah karet, kelapa sawit dan kakao (coklat). Sesuai
data dari Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan, produksi kakao Sijunjung mencapai
581,53 ton setiap tahun, karet sebesar 62.164 ton serta kelapa sawit sebesar 51.702 ton
setiap tahun atau 7% dari produksi kelapa sawit Sumatera Barat. Produksi kelapa sawit
dan karet tertinggi berada di Kecamatan Kamang Baru yaitu sebesar 51.372 ton untuk
kelapa sawit atau 99,36% produksi di Kabupaten Sijunjung dan 19.035,2 ton untuk karet
atau 30,6% dari produksi kabupaten.
B. Pertambangan
Kabupaten Si j unj ung merupakan wi l ayah yang kaya akan hasil Kabupaten
pertambangan, terutama: batubara dan berbagai pertambangan mineral lainnya
seperti batubara, emas, Sirtu, dan Tanah Urug. Kegiatan ini dilakukan oleh individu
dengan status kepemilikan tanah pertambangan berupa milik sendiri, sewa dan termasuk








Dokumen Usulan Teknis
10
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

wilayah sungai. Penambangan dengan status individu ini (berijin/tidak berijin) dilakukan
di beberapa tempat dengan sistem tambang terbuka sehingga menyebabkan kerusakan
lingkungan pada satu daerah terlihat luas. Berdasarkan peta tambang berizin dan potensi
penyebaran bahan tambang di Kabupaten Sijunjung beberapa potensi bahan tambang
yang dapat dikembangkan.
Namun, potensi besar tersebut masih belum di ekploitasi secara optimal, indikasinya
dapat dilihat dari jumlah produksi yang dihasilkan dari batu-bara dan sirtukil. Untuk
batubara, pada tahun 2009 ini menurun dari tahun sebelumnya yaitu 223.254 Ton di
Tahun 2008 menjadi 217.910 Ton di Tahun 2009. Selanjutnya, produksi Sirtukil di
Kabupaten Sijunjung produksinya meningkat pada tahun 2009 dibandingkan dengan
tahun 2008 yang produksinya hanya sebesar 9.679 M
3
menjadi sebesar 21.856,96 M
3
di
Tahun 2009.
C. Pariwisata
Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Barat yang memiliki
potensi wisata yang sangat potensial. Potensi wisata tersebut meliputi potensi wisata
alam, budaya dan wisata buatan yang tersebar di beberapa kecamatan. Sebagai daerah
tujuan wisata dalam wilayah provinsi, Sijunjung termasuk dalam DPP V destinasi wisata
Sumatera Barat yang meliputi wisata alam, wisata budaya/sejarah, dan wisata buatan
yang sudah dapat dijangkau dari segala penjuru dan didukung prasarana jalan yang
memadai.
TABEL 1.2
POTENSI WISATA DI KABUPATEN SIJUNJUNG
KECAMATAN NAMA OBJEK JENIS LOKASI
Kamang Baru Wahana Wisata Alam Kamang Baru
Murai Tujuah Basanggik Alam Aie Amo
Danau Batang Karing Alam Batang Karing
Tanjung Gadang Panorama Bukik Sabalah Alam Pandam
Ngalau Pandam Alam Pandam
Sijunjung Ngalau Loguang Alam Aie Angek








Dokumen Usulan Teknis
11
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

KECAMATAN NAMA OBJEK JENIS LOKASI
Pemandian Aie Angek Alam Aie Angek
Ngalau Palukahan Alam Silokek
Arung Jeram Minat Khusus Batang Kuantan
Ngalau Cigak Alam Silokek
Bersafar Budaya Calau Ma Sijunjung
Perkampungan Adat Budaya Pdg Ranah Sijunjung
Ngalau Solok Ambah Alam Solok Ambah
Ngalau Talago Alam Silokek
Lubuk Tarok Batu Ajuang Alam Batu Ajuang
Kerajaan Jambu Lipo Budaya Jambu Lipo
Rumah Gadang 13 Ruang Budaya Lubuk Tarok
Aia Tajun Buluah Kasok Alam Taratak
IV Nagari Tabek Silacan Alam Ranah Tibarau
Kupitan Goa Bukik Panjang Alam Kampung Baru
Lobang Japang Alam Padang Sibusuak
Pemandian Aia Angek Alam Padang Sibusuak
Rumah Gadang Piliang Budaya Padang Sibusuak
Koto VII Tabek Gadang Alam Padang Lawas
Makam Syekh Burhanudin Alam Aur Gading
Sumpur Kudus Lubuk Pandakian Alam Sumpur Kudus
Air Terjun Koto Salo Alam Koto Salo
Ngalau Sisawah Alam Sisawah
Makam Rajo Ibadat Budaya Sumpur Kudus
Monumen Sejarah PDRI Budaya Sumpur Kudus
Lubuk Hijau Alam Sumpur Kudus
Lubuk Pandakian Alam Sumpur Kudus
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Sijunjung
E.1.4 Keadaaan Bencana Alam dan Permasalahan Lingkungan
A. Bencana Alam
Bencana alam merupakan fenomena alam yang sering terjadi di suatu daerah. Kondisi
tersebut dapat terjadi karena faktor alam maupun non alam. Beberapa kejadian bencana
yang sering terjadi di Kabupaten Sijunjung antara lain Banjir, Angin Ribut, Longsor,
Kekeringan dan Kebakaran. Kejadian bencana yang cukup sering terjadi di Kabupaten
Sijunjung yaitu longsor yang meliputi beberapa kejadian pada tahun 2009. Untuk lebih
jelasnya kejadian bencana alam di Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada tabel berikut :








Dokumen Usulan Teknis
12
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

TABEL 1.3
KEJADIAN BENCANA ALAM DI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2009
NO KECAMATAN BANJIR
ANGIN
RIBUT
LONGSOR KEKERINGAN
HAMA
TANAMAN
KEBAKARAN
1 Kamang Baru - - 4 2 - -
2 Tanjung Gadang - - 6 - - 1
3 Sijunjung - 1 4 - - -
4 Lubuk Tarok - - 2 - - -
5 IV Nagari - - - 2 - 2
6 Koto VII 1 - 1 2 - 2
7 Kupitan - - - - - 1
8 Sumpur Kudus - - 6 1 - 3
Jumlah 2009 1 7 27 7 - 16
Sumber : Kabupaten Sijunjung dalam Angka, 2010
B. Permasalahan Lingkungan
Permasalahan lingkungan pada suatu daerah dapat disebabkan oleh alam maupun ulah
manusia. Permasalahan lingkungan di Kabupaten Sijunjung berupa lahan kritis dan
pencemaran daerah aliran sungai :
1. Lahan Kritis
Lahan kritis didasarkan pada kondisi penutupan lahan, kelerengan, tingkat erosi,
kondisi batuan dan produktivitas lahan dan diuraikan untuk masing-masing
kawasan dengan perincian kondisi Agak Kritis (AK), Kritis (K), dan Sangat Kritis (SK)
yang tersebar di Lahan budidaya pertanian, kawasan lindung diluar hutan, Kawasan
hutan produksi dan kawasan hutan lindung.















Dokumen Usulan Teknis
13
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

TABEL 1.4
LUASAN LAHAN KRITIS DI KABUPATEN SIJUNJUNG
No KECAMATAN
KONDISI HUTAN
JUMLAH Agak Kritis Krtitis Sangat Kritis
1 Kamang Baru 22,297.35 2,172.29 414.50 24,884.13
2 Tanjung Gadang 13,273.70 8,726.91 0 22,000.61
3 Sijunjung 14,722.76 15,680.60 405.93 30,809.29
4 Lubuk Tarok 4,689.21 6,913.81 0 11,603.02
5 Kupitan 0 3,231.92 0 3231.921
6 IV Nagari 0 3,775.64 0 3,775.64
7 Koto VII 293.90 12,778.54 0 13,072.44
8 Sumpur Kudus 11,361.07 20,642.83 409.12 32,413.02
66,637.99 73,922.53 1,229.55 141,790.07
Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Sijunjung
C. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran Daerah Aliran Sungai berasal dari berbagai sumber. Pencemaran ini
mempunyai dampak negatif terutama pada sekitar daerah aliran sungai tersebut, seperti
menimbulkan pencemaran lingkungan, menimbulkan berbagai macam penyakit,
menurunkan estetika dan kualitas sungai, dan sebagainya. Sumber pencemaran ini
sebagain kegiatan industri, jasa pelayanan kesehatan dan kegiatan pemotongan hewan.
E.1.5 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung dibedakan menjadi tanah sawah dan tanah
kering. Secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung di dominasi oleh Lahan
Pertanian dan perkebunan dengan luas kurang lebih 47% dari luas keseluruhan
Kabupaten Sijunjung. untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan di Kabupaten
Sijunjung adalah sebagai berikut :
TABEL 1.6 :
LUAS PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2009
KECAMATAN
GUNA LAHAN TOTAL
Hutan
Kebun
Campuran Perkebunan Permukiman Perumahan sawah Semak
Per.
Darat Tambang
Tanah
Terbuka
IV NAGARI

1,250

9,236

84

190

-

1,337

98

268

28

38

12,532
KAMANG BARU

43,160

32,818

4,672

932

-

1,898

4,598

298

156

63

88,640








Dokumen Usulan Teknis
14
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

KECAMATAN
GUNA LAHAN TOTAL
Hutan
Kebun
Campuran Perkebunan Permukiman Perumahan sawah Semak
Per.
Darat Tambang
Tanah
Terbuka
KOTO VII

616

9,895

28

506

-

2,056

45

404

34

26

13,601
KUPITAN

331

5,417

61

114

19

825

0

184

15

-

6,963
LUBUK TAROK

6,873

10,599

129

143

-

809

339

319

13

12

19,243
SIJUNJUNG

32,694

18,518

36

753

36

2,638

929

605

3

179

56,347
SUMPUR KUDUS

46,183

15,428

114

305

-

1,631

1,026

289

27

111

65,144
TANJUNG GADANG

29,031

18,446

-

194

-

1,110

1,532

270

-

68

50,610
JUMLAH

160,137

120,358

5,123

3,136

55

12,303

8,566

2,631

275

497

313,080
Sumber : Hasil Interpretasi pada peta Citra satelit Spot V, 2010

Komposisi penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Sijunjung meliputi penggunaan
lahan kawasan lindung dan penggunaan lahan kawasan budidaya, diantaranya terdiri
dari kawasan hutan dengan luas mencapai 160.137 Ha (51,15%); pemukiman /
perumahan seluas 3.190 Ha (1,02%); pertanian/sawah seluas12.303 Ha (3,92%);
perkebunaan seluas 5.123 Ha (1,63 %); Kebun Campuran seluas 120.358 Ha (38,44 %),
pertambangan 275 Ha (0,87 %), perairan darat seluas 2.631 Ha (0,84 %), Semak Belukar
seluas 8.565 Ha (2,73%) serta tanah terbuka seluas 497 Ha (0,16%).















Dokumen Usulan Teknis
15
P
T
.

A
R
T
H
A

D
E
M
O

E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G

C
O
N
S
U
L
T
A
N
T

Anda mungkin juga menyukai