Anda di halaman 1dari 15

P8-19C.

The first-order irreversible liquid-phase reaction


AB
Is to be carried out in a jacketed CSTR. Pure A is fed to the reactor at a rate 0.5 g mo/min.
The heat-generation curve for this reaction and reactor system.
()

()

Ia shown in figure P8-19
a) To what inlet temperature must the fluid be preheated for the reactor operate at a high
conversion?
b) What is the corresponding temperature of the fluid in the CSTR at inlet temperature?
c) Suppose that the fluid is now heated 5
o
C above the temperature in part and then
cooled 10
o
C. Where it remains. What will be the conversion?
d) What is the extinction temperature for this reaction system?
e) Write a question that requires critical thinking and then explain why you question
requires critical thinking.

Additional information:
Heat of reaction (constant): -100 cal/g mol A
Heat capacity of A and B: 2 cal/g mol.
o
C
UA: 1 cal/min.
o
C ambient temperature Ta: 100
o
C

Jawab:
A. Menentuka Kalor yang dipindahkan ke reaktor:
Algoritma:

1. Mol balance untuk CSTR


2. Persamaan multiple steady state

( )(
)


Persamaan diatas diperoleh dari steady state energy balance untuk CSTR dengan Heat
effects (8-27)yaitu:

) [

)]



(1)
)

(1)
(2)
)

(1)
(3)
)

(1)
(4)
)

(1)
Dimana

dan
[

)]

)

maka



Dimana :


Sehingga :


Dimana :

dan



Maka diperoleh persamaan (3)

( )(

)

Dimana:

maka:

(

) (

( )(

)


Bagian sisi kiri sebagai heat-generated term:

() (

) (

)
Bagian sisi kanan sebagai heat-removed term :
()

( )(

)


Selanjutnya persamaan diatas digunakan untuk menentukan kalor yang dipindah ke
reaktor.
()

( )(

)
(5)
)
)

(1)

(1)

(1)
(6)
)

(1)
(7)
)

(1)
(8)
)

(1)
(9)
)

(1)
(10)
)

(1)
(11)
)

(1)
3. Menghitung kapa

) (

)

4. Menghitung Tc


5. Menentukan R(T) dari persamaan (11)
()

( )(
)

()

( )( (

))
()



Banyaknya Kalor yang terbentuk dan kalor yang dipindahkan dari reaksi, dapat dilihat
dari perpotongan grafik G(T) dan R(T)
dengan menggunakan persamaan diatas:
0
( ) 4 200 2 R T T T
Kemudian dengan memvariasikan T
0
, didapat nilai R(T) didalam kurva G(T), R(T) vs T
0
,
seperti di bawah ini:



Berdasarkan data dari soal diketahui kurva G(T) sebagai berikut:


Gambar 1. Kurva G(T)
-20
0
20
40
60
80
100
120
120 140 160 180 200 220
G
(
T
)

(
c
a
l
/
g
m
o
l
A
)

T (oC)
Kurva G(T)
g(t)
Linear (g(t))
Dari kurva diatas kita mengetahuin nilai T dan G(T) yang kemudian digunakan untuk menentukan nila R(T) dengan cara memvariasi nilai T
o

nya. Kemudian nilai-nilai tersebut diplot ke dalam kurva G(T), R(T) vs T
0
. Perhitungan dilakukan menggunakan Ms.Excel dan diperoleh
sebagai berikut:

T
T
0
, R(T)
G(T)
140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240
120 0 -20 -40 -60 -80 -100 -120 -140 -160 -180 -200 10
125 20 0 -20 -40 -60 -80 -100 -120 -140 -160 -180 10,5
130 40 20 0 -20 -40 -60 -80 -100 -120 -140 -160 11
135 60 40 20 0 -20 -40 -60 -80 -100 -120 -140 11,5
140 80 60 40 20 0 -20 -40 -60 -80 -100 -120 12,5
145 100 80 60 40 20 0 -20 -40 -60 -80 -100 14
150 120 100 80 60 40 20 0 -20 -40 -60 -80 15
155 140 120 100 80 60 40 20 0 -20 -40 -60 18
160 160 140 120 100 80 60 40 20 0 -20 -40 20
165 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 -20 40
170 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 85
175 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 88
180 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 92,5
185 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 94
190 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 95
195 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 97
200 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 98
-20
0
20
40
60
80
100
120
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
120 125 130 135 140 145 150 155 160 165 170 175 180 185 190 195 200 205
R
(
T
)
,

G
(
T
)

T (
0
C)

Kurva R(T), G(T) vs T
T0=140
T0=150
T0=160
T0=170
T0=180
T0=190
T0=200
T0=210
T0=220
T0=230
T0=240
G(T)
Linear (G(T))
Dari kurva G(T), R(T) vs T di atas, untuk setiap nilai T
0
diperoleh titik perpotongan
kurva R(T) vs T dengan G(T) vs T, sehingga didapat nilai Ts :

T
0
T
s

T
0
T
s
T
0
T
s

140 122,5 196 169 196 169
150 127,5 200 172 210 165
160 132,5 210 177,5 214 163
170 137,5 215 181

180 143 220 183
190 147 230 188
195 151 240 194
200 155 250 199
210 160
214 163




100
120
140
160
180
200
220
100 120 140 160 180 200 220 240 260
T
s

T0
Ts Vs V0


100
120
140
160
180
200
220
100 120 140 160 180 200 220 240 260
T
s

T0
Kurva Temperatur Ignition-Extinction

a) To what inlet temperature must the fluid be preheated for the reactor operate at a high
conversion?
Jawab : Berdasarkan persamaan 9 10 dan 11dari uraian diatas, diketahui bahwa:

() ()

Dimana:

() (

) (

)

()

( )(

)

Sehingga:
(

) (

( )(

)



Dimana :

maka:
()(

( )(

)



Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai Ts maka nilai konversi
juga semakin besar. Maka dapat diketahui bahwa suhu umpan yang menghasilkan
nilai konversi tertinggi adalah pada nilai T
0
218
o
C karena dapat dilihat pada grafik,
pada suhu 218
o
C dan diatas suhu 218
o
C akan menghasilkan perubahan nilai Ts yang
singnifikan.

b) What is the corresponding temperature of the fluid in the CSTR at inlet temperature?
Jawab:
Suhu reaktor dapat diketahui dengan melihat kurva dibawah ini:
Pada T
0
218
o
C diketahui suhu reaktor sebesar 162
o
C untuk lower steady state.
Sedangkan untuk upper steady state suhu reaktor mencapai 172
o
C.
(10)
)

(1)
(11)
)

(1)
(9)
)

(1)



c) Suppose that the fluid is now heated 5
o
C above the temperature in part and then
cooled 10
o
C. Where it remains. What will be the conversion?

Setelah suhu umpan dinaikkan 5
o
C, maka menjadi : 223
o
C
Dengan suhhu umpan 223
o
C, maka suhu reaktor berada pada zona upper steady state
kemudian setelah suhu diturunkan 10
o
C, maka suhu umpan berubah menjadi 213
o
C.
Sebagaimana terlihat pada kurva dibawah ini:

100
120
140
160
180
200
220
100 120 140 160 180 200 220 240 260
T
s

T0
Ts Vs V0





Pada T
0
= 213
o
C terdapata 3 zona T
S
yang terpenuhi yaitu:
Uppersteady state : T
S1
= 178
o
C G(T) = 92
Middlesteady state : T
S2
= 162
o
C G(T) = 28
Lowersteady state : T
S3
= 160
o
C G(T) = 20

Reaksi berlangsung pada kondisi uppersteady state, maka pada T
0
= 213
0
C dihasilkan
energi sebesar 110 cal/ gr mol A.
Konversi dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
()

()


()


()




100
120
140
160
180
200
220
100 120 140 160 180 200 220 240 260
T
s

T0
Ts Vs V0


d) What is the extinction temperature for this reaction system?

Suhu extinction adalah suhu yang membuat suhu pada reaktor tiba-tiba turun dari zona
uppersteady state ke zona lowersteady state. Dari kurva diatas diperoleh suhu extinction
terjadi ketika nilai T
0
= 197
0
C.

e) Write a question that requires critical thinking and then explain why you question
requires critical thinking

Pada kasus ini faktor apa yang mempengaruhi kondisi steady state?
Penentuan variasi suhu umpan, karena dari variasi suhu umpan akan diperoleh titik-
titik perpotongan yang digunakan untuk menentukan nilai Ts, dari titik-titik tersebut
dapat dibauat Kurva Temperatur Ignition-Extinction yang berisi informasi 2 zona steady
state yaitu uppersteady state dan lowersteady state

100
120
140
160
180
200
220
100 120 140 160 180 200 220 240 260
T
s

T0
Kurva Temperatur Ignition-Extinction

Anda mungkin juga menyukai