DI RUANG MAWAR RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK DISUSUN OLEH : PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN THYPOID DI RUANG MAWAR RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK I. Definisi Tifus Abdominalis (demam tifoid enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. (FK!, "#$%) Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum yang tercemar dan sering timbul dalam &abah. ('arkum, "##"). I. Etiologi Tyfus abdominalis disebabkan oleh salmonella typhosa, basil gram negatif, bergerak dengan bulu getar, tidak berspora. 'empunyai sekurang(kurngnya ) macam antigen yaitu antigen * (somatic terdiri dari +at komplek lipopolisakarida), antigen , (flagella) dan antigen -i. .alam serum penderita terdapat +at anti (glutanin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. II. Ptofisiologi Kuman salmonella typhosa masuk kedalam saluran cerna, bersama makanan dan minuman, sabagian besar akan mati oleh asam lambung ,/0 dan sebagian ada yang lolos (hidup), kemudian kuman masuk kedalam usus (plag payer) dan mengeluarkan endotoksin sehingga menyebabkan bakterimia primer dan mengakibatkan perdangan setempat, kemudian kuman melalui pembuluh darah limfe akan menuju ke organ 123 terutama pada organ hati dan limfe. .i organ 123 ini sebagian kuman akan difagosif dan sebagian yang tidak difagosif akan berkembang biak dan akan masuk pembuluh darah sehingga menyebar ke organ lain, terutama usus halus sehingga menyebabkan peradangan yang mengakibatkan malabsorbsi nutrien dan hiperperistaltik usus sehingga terjadi diare. 4ada hipotalamus akan menekan termoregulasi yang mengakibatkan demam remiten dan terjadi hipermetabolisme tubuh akibatnya tubuh menjadi mudah lelah. 3elain itu endotoksin yang masuk kepembuluh darah kapiler menyebabkan roseola pada kulit dan lidah hipermi. 4ada hati dan limpa akan terjadi hepatospleno megali. Konstipasi bisa terjadi menyebabkan komplikasi intestinal (perdarahan usus, perfarasi, peritonitis) dan ekstra intestinal (pnemonia, meningitis, kolesistitis, neuropsikratrik). III. Mnifestsi Klinis 5ejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita de&asa. 'asa tunas rata(rata "6(76 hari. 8ang tersingkat 9 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama )6 hari jika infeksi melalui minuman. 3elama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodomal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersamangat kemudian menyusul gejala klinis sbb: .emam ;erlangsung selama ) minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak terlalu tinggi. 3elama minggu pertama duhu berangsur(angsur meningkat, biasanya turun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. 4ada minggu ke(7 penderita terus demam dan minggu ke() penderita demamnya berangsur(angsur normal. 5angguan pada saluran pencernaan <afas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah(pecah, lidah putih kotor (coated tongue) ujung dan tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa membesar. disertai nyeri pada perabaan 5angguan kesadaran Kesadaran menurun &alaupun tidak berapa dalam yaitu apatis sampai samnolen. .isamping gejala(gejala tersebut ditemukan juga pada penungggungdan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik(bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit. Pt!"#s Makanan terkontaminasi salmonella Mulut HCL (lambung) Hidup usus terutama plag peyer kuman mengeluarkan endotoksin Bakteiema primer Tidak hidup Difogosit mati Tak difogosit bakteriema sekunder Pembuluh darah kapiler Procesia Tidak pada kulit hiperemi sus halus peradangan Hiperperistaltik usus diare bedrest konstipasi Malababsorbsi nutrien Hipotalamus menekan termoreguler cepat lelah Hipertermi Hepar hipotasplenom !ndotoksin merusak hepar "#$T%"#PT I$. Dignos Ke%e&"tn ". 4erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b=d arbsorpsi nutrisi 7. ,ipertermi b=d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus ). 1esiko tinggi kurang volume cairan b=d kehilangan cairan sekunder terhadap diare 9. !ntoleransi aktivitas b=d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut %. Kurang pengetahuan mengenai kondisi b=d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat $. 'o()s Inte&*ensi ". 4erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b=d arbsorpsi nutrisi Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi !ntervensi: intoleransi aktifitas reinterkasi usus &omplikasi 'ntestinal ( perdara han usus ( )e*olu si ( Periton itis !kstraintestinal ( Pneumonia ( Meningitis ( kolesistitis ( +europsikia trik a. .orong tirah baring 1asional: 'enurunkan kebutuhan metabolic untuk meningkatkan penurunan kalori dan simpanan energi b. Anjurkan istirahat sebelum makan 1asional: 'enenangkan peristaltic dan meningkatkan energi makan c. ;erikan kebersihan oral 1asional : 'ulut bersih dapat meningkatkan nafsu makan d. 3ediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan 1asional: 0ingkungan menyenangkan menurunkan stress dan konduktif untuk makan e. >elaskan pentingnya nutrisi yang adekuat 1asional: <utrisi yang adekuat akan membantu proses f. Kolaborasi pemberian nutrisi, terapi !- sesuai indikasi 1asional: 4rogram ini mengistirahatkan saluran gastrointestinal, sementara memberikan nutrisi penting. 7. ,ipertermi b=d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus Tujuan: 'endemonstrasikan suhu dalam batas normal !ntervensi: a. 4antau suhu klien 1asional: 3uhu )$ 6 / sampai 9"," 6 / menunjukkan proses peningkatan infeksius akut b. pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur sesuai dengan indikasi 1asional: 3uhu ruangan atau jumlah selimut harus dirubah, mempertahankan suhu mendekati normal c. ;erikan kompres mandi hangat 1asional : .apat membantu mengurangi demam d. Kolaborasi pemberian antipiretik 1asional: ntuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya hipotalamus ). 1esiko tinggi kurang volume cairan b=d kehilangan cairan sekunder terhadap diare Tujuan: 'empertahankan volume cairan adekuat dengan membran mukosa, turgor kulit baik, kapiler baik, tanda vital stabil, keseimbangan dan kebutuhan urin normal !ntervensi: a. A&asi masukan dan keluaran perkiraan kehilangan cairan yang tidak terlihat 1asional: 'emberikan informasi tentang keseimbangan cairan dan elektrolit penyakit usus yang merupakan pedoman untuk penggantian cairan b. *bservasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa turgor kulit dan pengisian kapiler 1asional: 'enunjukkan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi c. Kaji tanda vital 1asional : .engan menunjukkan respon terhadap efek kehilangan cairan d. 4ertahankan pembatasan peroral, tirah baring 1asional: Kalau diistirahkan utnuk penyembuhan dan untuk penurunan kehilangan cairan usus e. Kolaborasi utnuk pemberian cairan parenteral 1asional: 'empertahankan istirahat usus akan memerlukan cairan untuk mempertahankan kehilangan 9. !ntoleransi aktivitas b=d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut Tujuan: 'elaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas !ntervensi: a. Tingkatkan tirah baring dan berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung 1asional: 'enyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan b. bah posisi dengan sering, berikan pera&atan kulit yang baik 1asional: 'eningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan c. Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi 1asional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan karena keterbatasan aktifitas yang menganggu periode istirahat d. ;erikan aktifitas hiburan yang tepat (nonton T-, radio) 1asional: 'eningkatkan relaksasi dan hambatan energi %. Kurang pengetahuan mengenai kondisi b=d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat Tujuan: .apat menyatakan pemahaman proses penyakit !ntervensi: a. berikan nformasi tentang cara mempertahankan pemasukan makanan yang memuaskan dilingkungan yang jauh dari rumah 1asional: 'embantu individu untuk mengatur berat badan b. Tentukan persepsi tentang proses penyakit 1asional: 'embuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu c. Kaji ulang proses penyakit, penyebab=efek hubungan faktor yang menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor pendukung 1asional : Faktor pencetus=pemberat individu, sehingga kebutuhan pasien untuk &aspada terhadap makanan, cairan dan faktor pola hidup dapat mencetuskan gejala $I. Ko+%li,si .apat terjadi pada: ". sus halus mumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu: a. 4erdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan ben+idin. ;ila perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat disertai perasaan nyari perut dengan tanda(tanda rejatan b. 4erforasi usus c. 4eritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan 7. .iluar anus Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati. Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia $II. Pe+e&i,sn Pen)n-ng ntuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut: a. 4emeriksaan darah tepi b. 4emeriksaan sumsum tulang c. ;iakan empedu untuk menemukan salmonella thyposa d. 4emeriksaan &idal digunakan untuk membuat diagnosis tifus abdominalis yang pasti $III. Pentl,snn 4engobatan=penatalaksaan pada penderita typus abdominalis adalah sebagai berikut: ". !solasi penderita dan desinfeksi pakaian dan ekskreta 7. 4era&atan yang baik untuk menghindari komplikasi ). !stirahat selama demam sampai dengan 7 minggu 9. .iet makanan harus mengandung cukup cairan dan tinggi protein %. *bat Kloramfeniko KE.UTUHAN MO.ILISASI A. 4engertian 'obilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuha hidup sehat. 'obilisasi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit. ;. Faktor yang mempengaruhi mobilisasi 5aya hidup 'obilisasi seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai(nilai yang dianut,serta lingkungan tempat ia tinggal (masyarakat) Ketidakampuan Kelemahan fisik dan mental akan menghalangi seseorang untuk melakukan aktivitas sehari(hari. 3ecara umum, ketidakmampuan ada dua macam, yakni ketidakmampuan primer dan sekunder. ( Ketidakmampuan primer disebabkan oleh penyakit atau trauma ( Ketidakmampuan sekunder terjadi akibat dari dampak ketidakmampuan primer. (misal: kelemahan otot, tirah baring) a. Tingkat energi 2nergi dibutuhkan untuk banyak hal, salah satunya mobilisasi. .alam hal ini, cadangan energi yang dimiliki masing(masing individu bervariasi. .isamping itu, ada kecenderungan seseorang untuk menghindari stressor guna memmpertahankan kesehatan fisik dan psikologis. ( sia sia berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan mobilisasi. 4ada individu lansia, kemampuan untuk melakukan aktifitas dan mobilisasi menurun sejalan dengan penuaan. Konsep imobilitas ". 4engertian !mobilitas merupakan suatu kondisi yang relatif,misalnya,individu tidak saja kehilangan kemampuan geraknya secara total,tetapi juga mengalami penuaan aktivitas dari kebiasaan normalnya,ada beberapa alasan dilakukan imobilisasi. 4embatasan gerak yang ditujukan untuk pengobatan=terapi Keharusan (tidak terelakkan) 4embatasan secara otomatis sampai dengan daya hidup JENIS IMO.ILISASI ". !mobilitas fisik Kondisi ketika seseorang mengalami keterbatasan fisik yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun kondisis orang tersebut. 7. !mobilitas intelektual Kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan untuk dapat berfungsi sebgai mana mestinya, misalnya pada kasus kerusakan otak. ). !mobolitas emosional Kondisi ini bisa terjadi akibat proses pembedahan atau kehilangan sesorang yang dicintai. 9. !mobilisasi sosial Kondisi ini bisa menyebabkan perubahan interaksi sosial yang sering terjadi akibat penyakit. .ampak fisik imobilitas 3istem muskuloskeletal: ( osteoporosis ( Atrofi otot ( Kontraktur ( Kekakuan otot dan nyeri sendi 2liminasi urin : ( 3tasis urin ( ;atu ginja ( 1etensi urine ( !nfeksi perkemihan 5astrointestinal : kondisi imobilitas mempengaruhi tiga fungsi sistem pencernaan, yaitu fungsi ingesti, dingesti, dan eliminasi. .alam hal ini, masalah yang umum ditemui salah satunya adalah konstipasi, konstipasi terjadi akibat penurunan peristaltik dan mobilitas usus, jika konstipasi terus berlanjut, terus akan menjadi sangat keras dan diperlukan upaya yang kuat untuk mengeluarkananya. 1espirasi : ( 4enurunan gerak pernafasan (4enumpukan sekret ( Atelektasis 3istem kardiovaskuler : ( ,ipotensi ortostatik ( 4embentukan trombus ( 2dema dependen 'etabolisme dan nutrisi : ( 4enurunan laju metabolisme ( balance nitrogen negatif ( Anoreksia 3istem integumen : ( Turgor kulit menurun (Kerusakan kulit 3istem neurosensorik : ( Ketidak mampuan mengubah posisi menyebabkan terhambatnya input sensorik, menimbulkan perasaan lebih, !ritabel, persepsi tidak realistis, dan mudah bingung. Ting,tn i+o/ilits Tingkat imobilitas bervariasi, diantaranya adalah : !mobilitas komplet !mobilitas ini dilakukan pada individu yang mengalami gangguan tingkat kesadaran. !mobilitas parsial !mobilitas inin dilakukan pada klien yang mengalami fraktur, misalnya fraktur ekstremitas ba&ah (kaki)
imobilisasi Mengakibatkan penekanan pada daerah yang menon,ol Tanda yang terlihat- kemerahan. luka pada kulit di atas tulang yang menon,ol Penekanan mengakibatkan terhambatnya sirkulasi darah ke ,aringan sehingga menyebabkan iskemia lokal !mobilitas karena alasan pengobatan !mobilisasi ini dilakukan pada individu yang menderita gangguan pernafasan (misal sesak nafas) atau pada penderita penyakit jantung,pada kondisi tirah baring total, klien tidak boleh bergerak dari tempat tidur dan tidak boleh berjalan kekamar mandi atau duduk dikursi,akan tetapi tirah baring bukan total, klien masih diperbolehkan untuk turun dari tempat tidur dan berjalan kekamar mandi atau duduk dikursi. Keuntungan dari tirah baring antara lain mengurangi kebutuhan oksigen sel(sel tubuh,menyalurkan sumber energi untuk proses penyembuhan dan dapat mengurangi respons nyeri. A3,A< K2421A?ATA< K0!2< .2<5A< 5A<55A< '*;!0!3A3! 4engkajian 3aat mengkaji data tentang masalah imobilitas,pera&at menggunakan metode pengkajian inspeksi, palpasi, dan auskultasi, selain itu,pera&at juga memeriksa hasil tes laboratorium serta mengukur berat badan, asupan cairan dan haluaran cairan klien, karena /aringan akan mengalami anoksia dan kematian ,aringan selan,utnya menimbulkan perlukaan tujuan intervensi kepera&atan adalah untuk mencegah komplikasi imobilisasi, maka pera&at perlu mengidentifikasi klien yang beresiko mengalami komplikasiini termasuk klien yang mengalami (a) gi+i buruk, (b) penurunan sensitivitas terhadap nyeri, temperatur atau tekanan, (c) maasalah kardiovaskuler , paru, dan neuromuskular, serta (d) perubahan tingkat kesadaran. 4enetapan diagnosis,contoh label diagnosis dengan imobilitas sebagai etiologi (konstipasi b=d imobilitas ( 1esiko ketidakefektifan ;ersihan jalan nafas b=d imobilitas ( ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b=d imobilitas ( kelebihan volume cauran b=d bendungan vena dependen sekunder akibat imobilitas. 4erencanaan dan implementasi 3ecara umum, tujuan asuhan kepera&atan untuk klien yang mengalami gangguan mobilisasi bervariasi, bergantung pada diagnisis dan batasan karakteristik masing(masing individu.menurut Ko+ier (7669), beberapa tujuan umum untuk klien yang mengalami, atau berpotensi mengalami, masalah mobilisasi adalah sebagai berikut: 'eningkatkan toleransi klien untuk melakukan aktifitas fisik 'engembalikan atau memulihkan kemampuan untuk bergerak = berpartisipasi dalam kegiatan sehari(hari 'encegah terjadinya cedera akibat jatuh atau akibat pengguna mekanika tubuh yang salah 'enigkatkan kebugaran fisik 'encegah terjadinya komplikasi akibat imobilisasi 'eningkatkan kesejahteraan sosial, 2mosional, dan intelektual .ua bentuk diagnosis dengan imobilisasi sebagai label diagnosis sebagai etologi. ". ,ambatan mobilitas fisik b=d kelemahan otot Kriterial hasil : individu akan mengungkapkan bertambahnya kekuatan dan daya tahan ekstremitas. !ndikator : ( melakukan langkah(langkah pengamanan untuk meminimalkan kemungkinan cidera. (mendemostrasikan secara penggunaan alat(alat adaptif untuk meningkatkan mobilitas. ( menjelaskan rasional intervensi ( mendemostrasikan langkah(langkah untuk meningkatkan mobilitas. Intervensi ( Kaji faktor penyebab : Trauma prosedur pembedahan penyakit yang melemahkan ( Tingkat mobilitas dan pergerakan yang optimal ( 4osisikan tibuh yang sejajar untuk mencegah komplikasi ( 0akukan mobilitas yang progresif ( ;erikan penyuluhan kesehatan Rasional ( 4rogram latihan teratur yang meliputi 1*', dan aktivitas aerobik pilihan dapat membantu mempertahankan integritas fungsi sendi (addams@clough,"##$) ( 0atihan fisik dibutuhkan untuk meningkatkan sirkulasi dan kekuatan otot ( 0atihan fisik meningkatkan kemandirian seseorang ( 1*' dapat meningkatkan massa otot, tonus otot, dan kekuatan otot ( !mobilitas yang lama dan gangguan fungsu neurosensorik dapat menyebabkan kontraktur primer 7. Ketidak efektifan bersih jalan nafas b=d imobilitas sekunder akibat trauma Kriteria hasil : !ndividu tidak akan mengalami aspirasi Indikator 'emperlihatkan upaya batuk efektif dan peningktan pertukaran gas 'enjelaskan rasinal intervensi untuk menigkatkan batuk Intervensi ( Kaji faktor penyebab ( Ajarkan klien batuk efektif yang benar ( 0akukan fisioterapi dada dan drainase postural sesuai kebutuhan ( >ika ada nyeri, berikan obat pereda nyeri sesuai kebutuhan ( Kolaborasikan dengan dokter untuk tindakan suction guna mempertahankan kepatenan jalan nafas Rasional ( ;atuk yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kelebihan dan tidak efektif ( 4ernafasan diafragma mengurangi frekuensi pernafasan dan meninkatkan ventilasi alveolar ( 3ekret harus cukup encer agar mudah dikeluarkan ( <yeri atau rasa takut akan nyeri dapat melelahkan dan menyakitkan. DA'TAR PUSTAKA /arpenito, 0. > ("##A). Buku Saku Keperawatan. 2disi -!.25/: >akarta .oengoes '.2 (7666). Rencana Asuhan Keperawatan. 2disi !!!. 25/ : >akarta <elson. Ilmu Kesehatan Anak. 2disi B!!. 25/ : >akarta 3taf 4engajar !KA ("##%). Ilmu Kesehatan Anak. 25/ : >akarta mansjoer. A (7666). Kapikta Selekta kedokteran. edisi !-. 25/: >akarta 3ar&ana ("##C). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2disi !!!. FK!: >akarta. F*1'AT .*K'2'TA3! A3K24 .2?A3A (K. !!) 32K*0A, T!<55! !0' K232,ATA< 41*51A' 3T.8 3" !0' K2421A?ATA< !.2<T!TA3 K0!2< <ama : sdr.0 mur : 7%th >enis kelamin : laki(laki 3uku=bangsa : ja&a= indonesia Agama : islam 4ekerjaan : s&asta Alamat : 30TA Alamat : cabean demak <o. 125 : "6C"9$ Tgl.masuk 13 : "7 *ktober 76"6 .iagnosa : typoid !.1!?A8AT K2421A?ATA< 1i&ayatpenyakit sekarang ( Keluhan utama: klien mengatakan badannya panas ( Alasan masuk 13 : Klien mengatakan panas tinggi, mual, lemes, kemudian diba&a ke 13. demak ( Terapi=operasi : klien mengatakan belum pernah menjalani operasi 1i&ayat sebelum sakit ( 4enyakit yang pernah diderita : Klien mengatakan tidak menderita penyakit menukar ( Alergi : klien mengatakan tidak memiliki ri&ayat alergi ( Kebiasaan merokok=alkohol : klien mengatakan merokok, tidak minum alkohol ( 1i&ayat kesehatan keluarga : klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit typoid !!. 42<5KA>!A< K2421A?ATA< .A< 42'21!K3AA< F!3!K Keadaan umum: lemes, /', Terpasang infus 10 )6 tpm ditangan kiri
TT- : T. :""6=A6 mmhg < : $6 B=mnt 3 : )$o/ 11: 79D=mnt ;ody sistem ;". 4ernafasan ,idung : bersih,tidak ada polip, tidak menggunakan alat bantu pernafasan Thorak : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak menggunakan otot bantu pernafasan Focal fremitus : paru(paru kanan : getaran lebih besar 4aru(paru kiri : getaran lebih kecil 3uara pernafasan : normal, tidak ada ronchi, tidak ada &hee+ing ;7. Kardiovaskuler 3uara jantung :3" : lub(normal) ( 37 : dub(normal) ( Tidak ada suara tambahan , /1F: E)detik Tidak ada peningkatan vena jugularis Tidak ada edema pada ekstremitas atas dan ekstremitas ba&ah ;).42138A1ATA< Kesadaran : /' 5/3 : 2 : 9, -: % , ': C nilai total : "% Kepala dan &ajah 'ata kanan : normal 'ata kiri : normal 3klera : tidak ikterik Konjung tiva : tidak anemis, pupil isochor Telinga kanan : normal Telinga kiri : normal 4erabaan : normal 4emenuhan istirahat tidur : baik, F$jam=hari 4emenuhan termoregulasi : panas 3uhu : )$o/ Komunikasi : baik, tidak ada gangguan komunikasi ;9. 421K2'!,A<(20!'<!<A3! 1! (;AK) ;AKGproduksi urin : F"766ml=79jam, frekuensi:9D=hari ?arna : kuning pekat Tidak terapasang ./ kateter !ntake (minum) : F7666ml=79jam, >enis :air putih, air teh ;%. 42</21<AA<(20!'!<A3! A0-! 'ulut : bersih, lidah kotor, tidak ada karies gigi, mual Tenggorokan : tidak ada nyeri telan Abdomen : inspeksi : simetris Auskultasi : peristaltik usus meningkat 4alpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa 4erkusi : timpani Tidak ada pembesaran hepar 1ectum : tidak ada hemoroid 2liminasi (;A;) : 7D=hari, konsistensi: cair ;C. T0A<5(*T*T(!<T25'2< 3imetris, tidak ada peradangan tulang 1*' : aktifitas terbatas 2kstremitas atas : dapat menggerakan kedua tangan 2kstremitas ba&ah : dapat menggerakan kedua kaki Kulit,&arna.turgor : normal, tidak ada sianosis, turgor sedang 4ersonal hygiene : terjaga bersih Kemampuan dalam aktivitas terbatas A.0 dibantu keluarga 3istem endokrin Tidak pernah menjalani therapi hormon 1i&ayat pertumbuhan dan perkembangan fisik: normal 4erubahan ukuran kepala, Tangan atau kaki pada &aktu de&asa: normal 3istem reproduksi 0aki(laki kebersihan terjaga Tidak terpasang kateter 4sikososisal 'endapat dukungan dari teman, keluarga ,masyarakat 1eaksi saat interaksi kooperatif, komunikasi baik 3piritual !badah klien hanya berdoa untuk kesembuhan Klien yakin penyakitnya dapat sembuh A<A0!3A .ATA <ama :sdr.0 alamat:cabean demak mur : 7%th .D.medis: thypoid no .ata fokus 4roblem 2tiologi " .3: klien mengatakan badannya panas .*: 3: )$o/ ,ipertermi 4roses berjalannya penyakit 7 .s: klien mengatakan mual .o: ( nafsu makan klien menurun (klien tampak lemas Ketidakseimbang an nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Anoreksia ) .s: klien mengatakan lemes tidak dapat beraktivitas .o: klien hanya berbaring ditempat tidur 5angguan mobilisasi Kelemahan otot .!A5<*3A K2421A?ATA< 8A<5 '</0 ". ,ipertermi b=d proses berjalannya penyakit 7. Ketidak seimbangan nutrisikurang dari kebutuhan tubuh b=d anoreDia ). 5angguan mobilisasi b=d kelemahan otot !<T21-2<3! < o .D.Kepera&atan Tujuan !ntervensi para f " ,ipertermi b=d proses berjalannya penyakit 3eteleh dilakukan tindakan kepera&ata n )D79 jam masalah dapat teratasi dengan K,:panas turun,suhu normal )C( )A Kaji TT- 1:mengetahui kondisi klien ;eri kompres air biasa pada kedua aksila 1:membantu menurunkan panas Anjurkan banyak minum air putih 1:menyeimbang kan suhu tubuh Kolaborasi medis dalam pemberian obat antipiuretik 1:mempercepat penyembuhan 7 Ketidakseimban gan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b=d anoreksia 3etelah dilakukan tindakan kepera&ata n )D9 jam diharapkan masalah dapat teratasi dengan K,:klien tidak lemes,klien tidak mual Kaji adanya alergi makanan 1:mengetahui apa saja yang dapat dimakan klien Anjurkan klien untuk meningkat kan intake makanan 1:mempertahan kan keseimbangan nutrisi Kolaborasi medis dalam pemberian obat anti emetik 1:'embantu penyembuhan ) 5angguan mobilisasi b=d kelemahan otot 3etelah dilakukan tindakan kepera&ata n selama )D79 jam masalah dapat teratasi dengan K,: Ajarkan latihan fisik pasif dan aktif 1:melatih pergerakan pasien *bservasi mobilitas klien dapat beraktivitas sendiri klien 1:mengetahui sejauh mana mobilitas klien 0ibatkan keluarga dalam pemenuha n aktifitas klien 1:membantu sebagian aktfitas klien !'402'2<TA3! ,ari=tgl=ja m .D !mplementasi 1espon hasil 4ar af rabu=")( "6(76"6 "9.)6 dD. " mengaji TT- memberi kompres air biasa pada kedua aksila menganjurk an banyak minum air 3:Klien kooperatif *:sH)C c IT.H""6=A6mm,gI11H79D=mI <H$CD=m 3:klien kooperatif 3:klien kooperatif 3:klien kooperatif putih berkolabora si medis dalam pemberian obat antipiuretik 1abu=")( "6(76"6 "$.)6 dD. 7 mengkaji adanya alergi makanan menganjurk an klien untuk meningkatk an intake makanan berkolabora si medis dalam pemberian obat anti emetik 3:klien kooperatif *:tidak ada alergi 3:klien kooperatif 3:klien kooperatif 1abu=")( "6(76"6 76.66 dD. ) mengajarka n latihan fisik pasif dan aktif mengobser vasi mobilitas klien melibatkan keluarga dalam pemenuhan aktifitas klien 3:klien kooperatif 3:klien kooperatif 3:klien kooperatif 2-A0A3! < * ,r=tgl=ja m .D kepera&atan 2valuasi para f ". Kamis "9="6="6 ,epertermi b=d proses penyakit 3: klien mengatakan 6#.66 masih panas *: 3:)A,$o/ A: masalah teratasi sebagian 4: lanjutkan intervensi 7. Kamis "9="6="6 "7."6 Ketidakseimbang an nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b=d anoreksia 3: klien mengatakan masih lemes, sedikit mual *: klien hanya menghabiskan J porsi makanan yang diberikan A: masalah teratasi sebagian 4: lanjutkan intervensi ). Kamis "9="6="6 "C.66 5angguan mobilisasi b=d kelemahan otot 3: klien mengatakan lemes, belum bisa beraktivitas seperti biasa *: klien hanya berbaring di tempat tidur, aktivitas dibantu keluarga A: masalah teratasi sebagian 4: lanjutkan intervensi