Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN THYPOID


DI RUANG MAWAR RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK
DISUSUN OLEH :
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN THYPOID
DI RUANG MAWAR RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK
I. Definisi
Tifus Abdominalis (demam tifoid enteric fever)
adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat pada
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari
satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan
gangguan kesadaran. (FK!, "#$%)
Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus
halus, disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan
dan air minum yang tercemar dan sering timbul dalam
&abah. ('arkum, "##").
I. Etiologi
Tyfus abdominalis disebabkan oleh salmonella
typhosa, basil gram negatif, bergerak dengan bulu getar,
tidak berspora. 'empunyai sekurang(kurngnya ) macam
antigen yaitu antigen * (somatic terdiri dari +at komplek
lipopolisakarida), antigen , (flagella) dan antigen -i.
.alam serum penderita terdapat +at anti (glutanin)
terhadap ketiga macam antigen tersebut.
II. Ptofisiologi
Kuman salmonella typhosa masuk kedalam saluran
cerna, bersama makanan dan minuman, sabagian besar
akan mati oleh asam lambung ,/0 dan sebagian ada
yang lolos (hidup), kemudian kuman masuk kedalam usus
(plag payer) dan mengeluarkan endotoksin sehingga
menyebabkan bakterimia primer dan mengakibatkan
perdangan setempat, kemudian kuman melalui pembuluh
darah limfe akan menuju ke organ 123 terutama pada
organ hati dan limfe.
.i organ 123 ini sebagian kuman akan difagosif dan
sebagian yang tidak difagosif akan berkembang biak dan
akan masuk pembuluh darah sehingga menyebar ke
organ lain, terutama usus halus sehingga menyebabkan
peradangan yang mengakibatkan malabsorbsi nutrien dan
hiperperistaltik usus sehingga terjadi diare. 4ada
hipotalamus akan menekan termoregulasi yang
mengakibatkan demam remiten dan terjadi
hipermetabolisme tubuh akibatnya tubuh menjadi mudah
lelah.
3elain itu endotoksin yang masuk kepembuluh darah
kapiler menyebabkan roseola pada kulit dan lidah
hipermi. 4ada hati dan limpa akan terjadi hepatospleno
megali. Konstipasi bisa terjadi menyebabkan komplikasi
intestinal (perdarahan usus, perfarasi, peritonitis) dan
ekstra intestinal (pnemonia, meningitis, kolesistitis,
neuropsikratrik).
III. Mnifestsi Klinis
5ejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih
ringan jika dibandingkan dengan penderita de&asa. 'asa
tunas rata(rata "6(76 hari. 8ang tersingkat 9 hari jika
infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama
)6 hari jika infeksi melalui minuman. 3elama masa
inkubasi mungkin ditemukan gejala prodomal yaitu
perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan
tidak bersamangat kemudian menyusul gejala klinis sbb:
.emam
;erlangsung selama ) minggu, bersifat febris
remiten dan suhu tidak terlalu tinggi. 3elama minggu
pertama duhu berangsur(angsur meningkat,
biasanya turun pada pagi hari dan meningkat lagi
pada sore dan malam hari. 4ada minggu ke(7
penderita terus demam dan minggu ke() penderita
demamnya berangsur(angsur normal.
5angguan pada saluran
pencernaan
<afas berbau tidak sedap, bibir kering dan
pecah(pecah, lidah putih kotor (coated tongue) ujung
dan tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa
membesar. disertai nyeri pada perabaan
5angguan kesadaran
Kesadaran menurun &alaupun tidak berapa
dalam yaitu apatis sampai samnolen.
.isamping gejala(gejala tersebut ditemukan juga pada
penungggungdan anggota gerak dapat ditemukan roseola
yaitu bintik(bintik kemerahan karena emboli basil dalam
kapiler kulit.
Pt!"#s
Makanan terkontaminasi salmonella
Mulut
HCL (lambung)
Hidup
usus terutama plag peyer
kuman mengeluarkan endotoksin
Bakteiema primer
Tidak hidup
Difogosit
mati
Tak difogosit
bakteriema sekunder
Pembuluh darah kapiler
Procesia Tidak
pada kulit hiperemi
sus halus
peradangan
Hiperperistaltik usus
diare
bedrest
konstipasi
Malababsorbsi nutrien
Hipotalamus
menekan
termoreguler
cepat lelah
Hipertermi
Hepar
hipotasplenom
!ndotoksin
merusak hepar
"#$T%"#PT
I$. Dignos Ke%e&"tn
". 4erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b=d arbsorpsi nutrisi
7. ,ipertermi b=d efek langsung dari sirkulasi
endotoksin pada hipotalamus
). 1esiko tinggi kurang volume cairan b=d
kehilangan cairan sekunder terhadap diare
9. !ntoleransi aktivitas b=d peningkatan kebutuhan
metabolisme sekunder terhadap infeksi akut
%. Kurang pengetahuan mengenai kondisi b=d
kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat
$. 'o()s Inte&*ensi
". 4erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b=d arbsorpsi nutrisi
Tujuan:
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
!ntervensi:
intoleransi aktifitas
reinterkasi usus
&omplikasi
'ntestinal
( perdara
han usus
( )e*olu
si
( Periton
itis
!kstraintestinal
( Pneumonia
( Meningitis
( kolesistitis
( +europsikia
trik
a. .orong tirah baring
1asional:
'enurunkan kebutuhan metabolic untuk
meningkatkan penurunan kalori dan simpanan
energi
b. Anjurkan istirahat sebelum makan
1asional:
'enenangkan peristaltic dan meningkatkan energi
makan
c. ;erikan kebersihan oral
1asional :
'ulut bersih dapat meningkatkan nafsu makan
d. 3ediakan makanan dalam ventilasi yang
baik, lingkungan menyenangkan
1asional:
0ingkungan menyenangkan menurunkan stress dan
konduktif untuk makan
e. >elaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
1asional:
<utrisi yang adekuat akan membantu proses
f. Kolaborasi pemberian nutrisi, terapi !-
sesuai indikasi
1asional:
4rogram ini mengistirahatkan saluran
gastrointestinal, sementara memberikan nutrisi
penting.
7. ,ipertermi b=d efek langsung dari sirkulasi
endotoksin pada hipotalamus
Tujuan:
'endemonstrasikan suhu dalam batas normal
!ntervensi:
a. 4antau suhu klien
1asional:
3uhu )$
6
/ sampai 9","
6
/ menunjukkan proses
peningkatan infeksius akut
b. pantau suhu lingkungan, batasi atau
tambahkan linen tempat tidur sesuai dengan
indikasi
1asional:
3uhu ruangan atau jumlah selimut harus dirubah,
mempertahankan suhu mendekati normal
c. ;erikan kompres mandi hangat
1asional :
.apat membantu mengurangi demam
d. Kolaborasi pemberian antipiretik
1asional:
ntuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya
hipotalamus
). 1esiko tinggi kurang volume cairan b=d
kehilangan cairan sekunder terhadap diare
Tujuan:
'empertahankan volume cairan adekuat dengan
membran mukosa, turgor kulit baik, kapiler baik,
tanda vital stabil, keseimbangan dan kebutuhan urin
normal
!ntervensi:
a. A&asi masukan dan keluaran perkiraan
kehilangan cairan yang tidak terlihat
1asional:
'emberikan informasi tentang keseimbangan
cairan dan elektrolit penyakit usus yang merupakan
pedoman untuk penggantian cairan
b. *bservasi kulit kering berlebihan dan
membran mukosa turgor kulit dan pengisian kapiler
1asional:
'enunjukkan kehilangan cairan berlebih atau
dehidrasi
c. Kaji tanda vital
1asional :
.engan menunjukkan respon terhadap efek
kehilangan cairan
d. 4ertahankan pembatasan peroral, tirah
baring
1asional:
Kalau diistirahkan utnuk penyembuhan dan untuk
penurunan kehilangan cairan usus
e. Kolaborasi utnuk pemberian cairan
parenteral
1asional:
'empertahankan istirahat usus akan memerlukan
cairan untuk mempertahankan kehilangan
9. !ntoleransi aktivitas b=d peningkatan kebutuhan
metabolisme sekunder terhadap infeksi akut
Tujuan:
'elaporkan kemampuan melakukan peningkatan
toleransi aktivitas
!ntervensi:
a. Tingkatkan tirah baring dan berikan
lingkungan tenang dan batasi pengunjung
1asional:
'enyediakan energi yang digunakan untuk
penyembuhan
b. bah posisi dengan sering, berikan
pera&atan kulit yang baik
1asional:
'eningkatkan fungsi pernafasan dan
meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk
menurunkan resiko kerusakan jaringan
c. Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi
1asional :
Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan
karena keterbatasan aktifitas yang menganggu
periode istirahat
d. ;erikan aktifitas hiburan yang tepat
(nonton T-, radio)
1asional:
'eningkatkan relaksasi dan hambatan energi
%. Kurang pengetahuan mengenai kondisi b=d
kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat
Tujuan:
.apat menyatakan pemahaman proses penyakit
!ntervensi:
a. berikan nformasi tentang cara
mempertahankan pemasukan makanan yang
memuaskan dilingkungan yang jauh dari rumah
1asional:
'embantu individu untuk mengatur berat badan
b. Tentukan persepsi tentang proses
penyakit
1asional:
'embuat pengetahuan dasar dan memberikan
kesadaran kebutuhan belajar individu
c. Kaji ulang proses penyakit,
penyebab=efek hubungan faktor yang menimbulkan
gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan
faktor pendukung
1asional :
Faktor pencetus=pemberat individu, sehingga
kebutuhan pasien untuk &aspada terhadap
makanan, cairan dan faktor pola hidup dapat
mencetuskan gejala
$I. Ko+%li,si
.apat terjadi pada:
". sus halus
mumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal
yaitu:
a. 4erdarahan usus bila sedikit hanya
ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan
ben+idin. ;ila perdarahan banyak terjadi melena
dan bila berat dapat disertai perasaan nyari perut
dengan tanda(tanda rejatan
b. 4erforasi usus
c. 4eritonitis ditemukan gejala abdomen
akut yaitu: nyeri perut yang hebat, diding abdomen
dan nyeri pada tekanan
7. .iluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu
bronkopneumonia
$II. Pe+e&i,sn Pen)n-ng
ntuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium antara lain sebagai berikut:
a. 4emeriksaan darah tepi
b. 4emeriksaan sumsum tulang
c. ;iakan empedu untuk menemukan
salmonella thyposa
d. 4emeriksaan &idal digunakan untuk
membuat diagnosis tifus abdominalis yang pasti
$III. Pentl,snn
4engobatan=penatalaksaan pada penderita typus
abdominalis adalah sebagai berikut:
". !solasi penderita dan desinfeksi pakaian dan
ekskreta
7. 4era&atan yang baik untuk menghindari
komplikasi
). !stirahat selama demam sampai dengan 7
minggu
9. .iet makanan harus mengandung cukup cairan
dan tinggi protein
%. *bat Kloramfeniko
KE.UTUHAN MO.ILISASI
A. 4engertian
'obilisasi adalah kemampuan seseorang untuk
bergerak secara bebas, mudah, dan teratur yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuha hidup sehat.
'obilisasi diperlukan untuk meningkatkan
kemandirian diri, meningkatkan kesehatan,
memperlambat proses penyakit.
;. Faktor yang mempengaruhi mobilisasi
5aya hidup
'obilisasi seseorang dipengaruhi oleh latar belakang
budaya, nilai(nilai yang dianut,serta lingkungan tempat ia
tinggal (masyarakat)
Ketidakampuan
Kelemahan fisik dan mental akan menghalangi seseorang
untuk melakukan aktivitas sehari(hari. 3ecara umum,
ketidakmampuan ada dua macam, yakni
ketidakmampuan primer dan sekunder.
( Ketidakmampuan primer disebabkan oleh penyakit
atau trauma
( Ketidakmampuan sekunder terjadi akibat dari
dampak ketidakmampuan primer. (misal: kelemahan
otot, tirah baring)
a. Tingkat energi
2nergi dibutuhkan untuk banyak hal, salah satunya
mobilisasi. .alam hal ini, cadangan energi yang dimiliki
masing(masing individu bervariasi. .isamping itu, ada
kecenderungan seseorang untuk menghindari stressor
guna memmpertahankan kesehatan fisik dan psikologis.
( sia
sia berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam
melakukan mobilisasi. 4ada individu lansia, kemampuan
untuk melakukan aktifitas dan mobilisasi menurun sejalan
dengan penuaan.
Konsep imobilitas
". 4engertian
!mobilitas merupakan suatu kondisi yang
relatif,misalnya,individu tidak saja kehilangan
kemampuan geraknya secara total,tetapi juga
mengalami penuaan aktivitas dari kebiasaan
normalnya,ada beberapa alasan dilakukan
imobilisasi.
4embatasan gerak yang ditujukan untuk
pengobatan=terapi
Keharusan (tidak terelakkan)
4embatasan secara otomatis sampai dengan
daya hidup
JENIS IMO.ILISASI
". !mobilitas fisik
Kondisi ketika seseorang mengalami keterbatasan
fisik yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun
kondisis orang tersebut.
7. !mobilitas intelektual
Kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan untuk dapat berfungsi sebgai mana
mestinya, misalnya pada kasus kerusakan otak.
). !mobolitas emosional
Kondisi ini bisa terjadi akibat proses pembedahan
atau kehilangan sesorang yang dicintai.
9. !mobilisasi sosial
Kondisi ini bisa menyebabkan perubahan interaksi
sosial yang sering terjadi akibat penyakit.
.ampak fisik imobilitas
3istem muskuloskeletal:
( osteoporosis
( Atrofi otot
( Kontraktur
( Kekakuan otot dan nyeri sendi
2liminasi urin :
( 3tasis urin
( ;atu ginja
( 1etensi urine
( !nfeksi perkemihan
5astrointestinal : kondisi imobilitas mempengaruhi
tiga fungsi sistem pencernaan, yaitu fungsi ingesti,
dingesti, dan eliminasi. .alam hal ini, masalah yang
umum ditemui salah satunya adalah konstipasi,
konstipasi terjadi akibat penurunan peristaltik dan
mobilitas usus, jika konstipasi terus berlanjut, terus
akan menjadi sangat keras dan diperlukan upaya
yang kuat untuk mengeluarkananya.
1espirasi : ( 4enurunan gerak pernafasan
(4enumpukan sekret
( Atelektasis
3istem kardiovaskuler :
( ,ipotensi ortostatik
( 4embentukan trombus
( 2dema dependen
'etabolisme dan nutrisi :
( 4enurunan laju metabolisme
( balance nitrogen negatif
( Anoreksia
3istem integumen : ( Turgor kulit menurun
(Kerusakan kulit
3istem neurosensorik : ( Ketidak mampuan
mengubah posisi menyebabkan terhambatnya input
sensorik, menimbulkan perasaan lebih, !ritabel,
persepsi tidak realistis, dan mudah bingung.
Ting,tn i+o/ilits
Tingkat imobilitas bervariasi, diantaranya adalah :
!mobilitas komplet
!mobilitas ini dilakukan pada individu yang
mengalami gangguan tingkat kesadaran.
!mobilitas parsial
!mobilitas inin dilakukan pada klien yang mengalami
fraktur, misalnya fraktur ekstremitas ba&ah (kaki)



imobilisasi
Mengakibatkan penekanan pada daerah
yang menon,ol
Tanda yang terlihat- kemerahan. luka
pada kulit di atas tulang yang menon,ol
Penekanan mengakibatkan terhambatnya sirkulasi
darah ke ,aringan sehingga menyebabkan iskemia
lokal
!mobilitas karena alasan pengobatan
!mobilisasi ini dilakukan pada individu yang
menderita gangguan pernafasan (misal sesak nafas)
atau pada penderita penyakit jantung,pada kondisi
tirah baring total, klien tidak boleh bergerak dari
tempat tidur dan tidak boleh berjalan kekamar mandi
atau duduk dikursi,akan tetapi tirah baring bukan
total, klien masih diperbolehkan untuk turun dari
tempat tidur dan berjalan kekamar mandi atau
duduk dikursi. Keuntungan dari tirah baring antara
lain mengurangi kebutuhan oksigen sel(sel
tubuh,menyalurkan sumber energi untuk proses
penyembuhan dan dapat mengurangi respons nyeri.
A3,A< K2421A?ATA< K0!2< .2<5A< 5A<55A<
'*;!0!3A3!
4engkajian
3aat mengkaji data tentang masalah
imobilitas,pera&at menggunakan metode pengkajian
inspeksi, palpasi, dan auskultasi, selain itu,pera&at juga
memeriksa hasil tes laboratorium serta mengukur berat
badan, asupan cairan dan haluaran cairan klien, karena
/aringan akan mengalami anoksia dan kematian
,aringan selan,utnya menimbulkan perlukaan
tujuan intervensi kepera&atan adalah untuk mencegah
komplikasi imobilisasi, maka pera&at perlu
mengidentifikasi klien yang beresiko mengalami
komplikasiini termasuk klien yang mengalami (a) gi+i
buruk, (b) penurunan sensitivitas terhadap nyeri,
temperatur atau tekanan, (c) maasalah kardiovaskuler ,
paru, dan neuromuskular, serta (d) perubahan tingkat
kesadaran.
4enetapan diagnosis,contoh label diagnosis dengan
imobilitas sebagai etiologi
(konstipasi b=d imobilitas
( 1esiko ketidakefektifan ;ersihan jalan nafas b=d
imobilitas
( ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b=d imobilitas
( kelebihan volume cauran b=d bendungan vena dependen
sekunder akibat imobilitas.
4erencanaan dan implementasi
3ecara umum, tujuan asuhan kepera&atan untuk klien
yang mengalami gangguan mobilisasi bervariasi,
bergantung pada diagnisis dan batasan karakteristik
masing(masing individu.menurut Ko+ier (7669), beberapa
tujuan umum untuk klien yang mengalami, atau
berpotensi mengalami, masalah mobilisasi adalah sebagai
berikut:
'eningkatkan toleransi klien untuk melakukan
aktifitas fisik
'engembalikan atau memulihkan kemampuan untuk
bergerak = berpartisipasi dalam kegiatan sehari(hari
'encegah terjadinya cedera akibat jatuh atau akibat
pengguna mekanika tubuh yang salah
'enigkatkan kebugaran fisik
'encegah terjadinya komplikasi akibat imobilisasi
'eningkatkan kesejahteraan sosial, 2mosional, dan
intelektual
.ua bentuk diagnosis dengan imobilisasi sebagai label
diagnosis sebagai etologi.
". ,ambatan mobilitas fisik b=d kelemahan otot
Kriterial hasil : individu akan mengungkapkan
bertambahnya kekuatan dan daya tahan
ekstremitas.
!ndikator :
( melakukan langkah(langkah pengamanan untuk
meminimalkan kemungkinan cidera.
(mendemostrasikan secara penggunaan alat(alat
adaptif untuk meningkatkan mobilitas.
( menjelaskan rasional intervensi
( mendemostrasikan langkah(langkah untuk
meningkatkan mobilitas.
Intervensi
( Kaji faktor penyebab :
Trauma
prosedur pembedahan
penyakit yang melemahkan
( Tingkat mobilitas dan pergerakan yang optimal
( 4osisikan tibuh yang sejajar untuk mencegah
komplikasi
( 0akukan mobilitas yang progresif
( ;erikan penyuluhan kesehatan
Rasional
( 4rogram latihan teratur yang meliputi 1*', dan
aktivitas aerobik pilihan dapat membantu
mempertahankan integritas fungsi sendi
(addams@clough,"##$)
( 0atihan fisik dibutuhkan untuk meningkatkan
sirkulasi dan kekuatan otot
( 0atihan fisik meningkatkan kemandirian seseorang
( 1*' dapat meningkatkan massa otot, tonus otot,
dan kekuatan otot
( !mobilitas yang lama dan gangguan fungsu
neurosensorik dapat menyebabkan kontraktur primer
7. Ketidak efektifan bersih jalan nafas b=d imobilitas
sekunder akibat trauma
Kriteria hasil : !ndividu tidak akan mengalami aspirasi
Indikator
'emperlihatkan upaya batuk efektif dan peningktan
pertukaran gas 'enjelaskan rasinal intervensi untuk
menigkatkan batuk
Intervensi
( Kaji faktor penyebab
( Ajarkan klien batuk efektif yang benar
( 0akukan fisioterapi dada dan drainase postural
sesuai kebutuhan
( >ika ada nyeri, berikan obat pereda nyeri sesuai
kebutuhan
( Kolaborasikan dengan dokter untuk tindakan suction
guna mempertahankan kepatenan jalan nafas
Rasional
( ;atuk yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
kelebihan dan tidak efektif
( 4ernafasan diafragma mengurangi frekuensi
pernafasan dan meninkatkan ventilasi alveolar
( 3ekret harus cukup encer agar mudah dikeluarkan
( <yeri atau rasa takut akan nyeri dapat melelahkan
dan menyakitkan.
DA'TAR PUSTAKA
/arpenito, 0. > ("##A). Buku Saku Keperawatan. 2disi
-!.25/: >akarta
.oengoes '.2 (7666). Rencana Asuhan Keperawatan. 2disi
!!!. 25/ : >akarta
<elson. Ilmu Kesehatan Anak. 2disi B!!. 25/ : >akarta
3taf 4engajar !KA ("##%). Ilmu Kesehatan Anak. 25/ :
>akarta
mansjoer. A (7666). Kapikta Selekta kedokteran. edisi !-.
25/: >akarta
3ar&ana ("##C). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2disi !!!.
FK!: >akarta.
F*1'AT .*K'2'TA3! A3K24 .2?A3A (K. !!)
32K*0A, T!<55! !0' K232,ATA< 41*51A' 3T.8 3"
!0' K2421A?ATA<
!.2<T!TA3 K0!2<
<ama : sdr.0
mur : 7%th
>enis kelamin : laki(laki
3uku=bangsa : ja&a= indonesia
Agama : islam
4ekerjaan : s&asta
Alamat : 30TA
Alamat : cabean demak
<o. 125 : "6C"9$
Tgl.masuk 13 : "7 *ktober 76"6
.iagnosa : typoid
!.1!?A8AT K2421A?ATA<
1i&ayatpenyakit sekarang
( Keluhan utama: klien mengatakan badannya
panas
( Alasan masuk 13 : Klien mengatakan panas
tinggi, mual, lemes, kemudian diba&a ke 13.
demak
( Terapi=operasi : klien mengatakan belum
pernah menjalani operasi
1i&ayat sebelum sakit
( 4enyakit yang pernah diderita : Klien
mengatakan tidak menderita penyakit
menukar
( Alergi : klien
mengatakan tidak memiliki ri&ayat alergi
( Kebiasaan merokok=alkohol : klien
mengatakan merokok, tidak minum
alkohol
( 1i&ayat kesehatan keluarga : klien
mengatakan dalam keluarganya tidak ada
yang menderita penyakit typoid
!!. 42<5KA>!A< K2421A?ATA< .A< 42'21!K3AA<
F!3!K
Keadaan umum: lemes, /', Terpasang infus 10
)6 tpm ditangan kiri

TT- : T. :""6=A6 mmhg
< : $6 B=mnt
3 : )$o/
11: 79D=mnt
;ody sistem
;". 4ernafasan
,idung : bersih,tidak ada polip, tidak
menggunakan alat bantu pernafasan
Thorak : simetris, tidak ada nyeri tekan,
tidak menggunakan otot bantu pernafasan
Focal fremitus : paru(paru kanan : getaran
lebih besar
4aru(paru kiri : getaran lebih
kecil
3uara pernafasan : normal, tidak ada ronchi,
tidak ada &hee+ing
;7. Kardiovaskuler
3uara jantung :3" : lub(normal)
( 37 : dub(normal)
( Tidak ada suara tambahan
, /1F: E)detik
Tidak ada peningkatan vena jugularis
Tidak ada edema pada ekstremitas atas dan
ekstremitas ba&ah
;).42138A1ATA<
Kesadaran : /'
5/3 : 2 : 9, -: % , ': C nilai total : "%
Kepala dan &ajah
'ata kanan : normal
'ata kiri : normal
3klera : tidak ikterik
Konjung tiva : tidak anemis, pupil isochor
Telinga kanan : normal
Telinga kiri : normal
4erabaan : normal
4emenuhan istirahat tidur : baik, F$jam=hari
4emenuhan termoregulasi : panas
3uhu : )$o/
Komunikasi : baik, tidak ada
gangguan komunikasi
;9. 421K2'!,A<(20!'<!<A3! 1! (;AK)
;AKGproduksi urin : F"766ml=79jam,
frekuensi:9D=hari
?arna : kuning pekat
Tidak terapasang ./ kateter
!ntake (minum) : F7666ml=79jam, >enis :air
putih, air teh
;%. 42</21<AA<(20!'!<A3! A0-!
'ulut : bersih, lidah kotor, tidak
ada karies gigi, mual
Tenggorokan : tidak ada nyeri telan
Abdomen : inspeksi : simetris
Auskultasi : peristaltik usus
meningkat
4alpasi : tidak ada
nyeri tekan, tidak ada
massa
4erkusi : timpani
Tidak ada pembesaran hepar
1ectum : tidak ada hemoroid
2liminasi (;A;) : 7D=hari, konsistensi: cair
;C. T0A<5(*T*T(!<T25'2<
3imetris, tidak ada peradangan tulang
1*' : aktifitas terbatas
2kstremitas atas : dapat menggerakan
kedua tangan
2kstremitas ba&ah : dapat menggerakan kedua
kaki
Kulit,&arna.turgor : normal, tidak ada sianosis,
turgor sedang
4ersonal hygiene : terjaga bersih
Kemampuan dalam aktivitas terbatas A.0
dibantu keluarga
3istem endokrin
Tidak pernah menjalani therapi hormon
1i&ayat pertumbuhan dan perkembangan fisik:
normal
4erubahan ukuran kepala, Tangan atau kaki
pada &aktu de&asa: normal
3istem reproduksi
0aki(laki kebersihan terjaga
Tidak terpasang kateter
4sikososisal
'endapat dukungan dari teman, keluarga
,masyarakat
1eaksi saat interaksi kooperatif, komunikasi
baik
3piritual
!badah klien hanya berdoa untuk kesembuhan
Klien yakin penyakitnya dapat sembuh
A<A0!3A .ATA
<ama :sdr.0
alamat:cabean demak
mur : 7%th
.D.medis: thypoid
no .ata fokus 4roblem 2tiologi
" .3: klien mengatakan
badannya panas
.*: 3: )$o/
,ipertermi 4roses
berjalannya
penyakit
7 .s: klien mengatakan
mual
.o: ( nafsu makan
klien menurun
(klien tampak lemas
Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Anoreksia
) .s: klien mengatakan
lemes
tidak dapat
beraktivitas
.o: klien hanya
berbaring ditempat
tidur
5angguan
mobilisasi
Kelemahan otot
.!A5<*3A K2421A?ATA< 8A<5 '</0
". ,ipertermi b=d proses berjalannya penyakit
7. Ketidak seimbangan nutrisikurang dari kebutuhan
tubuh b=d anoreDia
). 5angguan mobilisasi b=d kelemahan otot
!<T21-2<3!
<
o
.D.Kepera&atan Tujuan !ntervensi para
f
" ,ipertermi b=d
proses
berjalannya
penyakit
3eteleh
dilakukan
tindakan
kepera&ata
n )D79 jam
masalah
dapat
teratasi
dengan
K,:panas
turun,suhu
normal )C(
)A
Kaji TT-
1:mengetahui
kondisi klien
;eri
kompres
air biasa
pada
kedua
aksila
1:membantu
menurunkan
panas
Anjurkan
banyak
minum air
putih
1:menyeimbang
kan suhu tubuh
Kolaborasi
medis
dalam
pemberian
obat
antipiuretik
1:mempercepat
penyembuhan
7 Ketidakseimban
gan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh b=d
anoreksia
3etelah
dilakukan
tindakan
kepera&ata
n )D9 jam
diharapkan
masalah
dapat
teratasi
dengan
K,:klien
tidak
lemes,klien
tidak mual
Kaji
adanya
alergi
makanan
1:mengetahui
apa saja yang
dapat dimakan
klien
Anjurkan
klien untuk
meningkat
kan intake
makanan
1:mempertahan
kan
keseimbangan
nutrisi
Kolaborasi
medis
dalam
pemberian
obat anti
emetik
1:'embantu
penyembuhan
) 5angguan
mobilisasi b=d
kelemahan otot
3etelah
dilakukan
tindakan
kepera&ata
n selama
)D79 jam
masalah
dapat
teratasi
dengan K,:
Ajarkan
latihan
fisik pasif
dan aktif
1:melatih
pergerakan
pasien
*bservasi
mobilitas
klien dapat
beraktivitas
sendiri
klien
1:mengetahui
sejauh mana
mobilitas klien
0ibatkan
keluarga
dalam
pemenuha
n aktifitas
klien
1:membantu
sebagian
aktfitas klien
!'402'2<TA3!
,ari=tgl=ja
m
.D !mplementasi 1espon hasil 4ar
af
rabu=")(
"6(76"6
"9.)6
dD.
"
mengaji
TT-
memberi
kompres air
biasa pada
kedua
aksila
menganjurk
an banyak
minum air
3:Klien kooperatif
*:sH)C c
IT.H""6=A6mm,gI11H79D=mI
<H$CD=m
3:klien kooperatif
3:klien kooperatif
3:klien kooperatif
putih
berkolabora
si medis
dalam
pemberian
obat
antipiuretik
1abu=")(
"6(76"6
"$.)6
dD.
7
mengkaji
adanya
alergi
makanan
menganjurk
an klien
untuk
meningkatk
an intake
makanan
berkolabora
si medis
dalam
pemberian
obat anti
emetik
3:klien kooperatif
*:tidak ada alergi
3:klien kooperatif
3:klien kooperatif
1abu=")(
"6(76"6
76.66
dD.
)
mengajarka
n latihan
fisik pasif
dan aktif
mengobser
vasi
mobilitas
klien
melibatkan
keluarga
dalam
pemenuhan
aktifitas
klien
3:klien kooperatif
3:klien kooperatif
3:klien kooperatif
2-A0A3!
<
*
,r=tgl=ja
m
.D kepera&atan 2valuasi para
f
". Kamis
"9="6="6
,epertermi b=d
proses penyakit
3: klien
mengatakan
6#.66 masih panas
*: 3:)A,$o/
A: masalah
teratasi sebagian
4: lanjutkan
intervensi
7. Kamis
"9="6="6
"7."6
Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh b=d
anoreksia
3: klien
mengatakan
masih lemes,
sedikit mual
*: klien hanya
menghabiskan J
porsi makanan
yang diberikan
A: masalah
teratasi sebagian
4: lanjutkan
intervensi
). Kamis
"9="6="6
"C.66
5angguan
mobilisasi b=d
kelemahan otot
3: klien
mengatakan
lemes, belum
bisa beraktivitas
seperti biasa
*: klien hanya
berbaring di
tempat tidur,
aktivitas dibantu
keluarga
A: masalah
teratasi sebagian
4: lanjutkan
intervensi

Anda mungkin juga menyukai