Anda di halaman 1dari 6

IV.

PENYAMBUNGAN TANAMAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan Praktikum
Praktikum Penyambungan Tanaman bertujuan untuk mengetahui
pengaruh cara penyambungan tanaman.

B. Tinjauan Pustaka
Penyambungan atau enten adalah penggabungan dua bagian tanaman
yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh
dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada
bekas luka sambungan atau tautannya. Bagian bawah (yang mempunyai
perakaran) yang menerima sambungan disebut batang bawah (understock)
atau sering disebut stock. Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut
batang atas (scion) dan merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih
dari satu mata tunas (entres), baik itu berupa tunas puncuk atau tunas samping.
Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara
dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya
penyambungan antar spesies pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga
dilakukan penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi
masih dalam satu famili. Tanaman mangga (mangifera indica) disambung
dengan tanaman kweni (mangifera odorata). Beberapa manfaat dari
penyambungan tanaman antara lain, memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil
tanaman (dihasilkan gabungan tanaman baru yang mempunyai keunggulan
dari segi perakaran dan produksinya), mempercepat waktu berbunga dan
berbuah (tanaman berumur genjah) serta menghasilkan tanaman yang sifat
berbuahnya sama dengan induknya, mengatur proporsi tanaman agar
memberikan hasil yang lebih baik, dan peremajaan tanpa menebang pohon tua
sehingga tidak memerlukan bibit baru dan menghemat biaya eksploitasi
(Prastowo, 2006).
Penyambungan banyak dilakukan orang untuk memperbanyak tanaman
secara vegetatif, artinya perbanyakan yang tidak melalui biji. Ini banyak
dilakukan pada jenis tanaman keras atau perkebunan seperti durian, mangga,
jeruk, jambu, dan sebagainya. Tujuan utama dari perbanyakan melalui
penyambungan tersebut adalah untuk memperoleh bibit dengan kualitas serta
sifat-sifat yang sama persis dengan tanaman induknya. Hal ini dilakukan
mengingat bila perbanyakan dilakukan secara generatif, disamping
membutuhkan waktu yang lebih lama, juga sulit diperoleh tanaman baru
dengan kualitas serta sifat atau keistimewaan menyamai tanaman induk
(Djoemairi, 2006).
Okulasi (menempel, budding) adalah salah satu tehnik perbaikan kualitas
tanaman secara vegetatif buatan yang dilakukan dengan menempelkan mata
tunas dari tanaman yang unggul ke batang tanaman lainnya. Sama seperti jenis
perbanyakan vegetatif buatan lainnya, okulasi juga dilakukan untuk
memperoleh bibit tanaman yang berkualitas baik. Namun, dibandingkan
dengan tanaman yang dihasilkan cangkok dan stek, tanaman yang diperoleh
dari okulasi akan memberikan kualitas yang lebih baik. Hal ini karena okulasi
dapat menggabungkan 2 sifat unggul dari masing-masing bagian tanaman
yang diokulasikan yakni sifat unggul batang bawah (contohnya perakaran
yang kuat) dan sifat unggul dari tanaman entres (buah yang lebat). Tidak
berbeda dengan sambung, okulasi biasanya dilakukan dengan menggabungkan
tanaman-tanaman yang masih dalam satu spesies. Okulasi antartanaman yang
berbeda spesies jarang dilakukan karena tingkat keberhasilannya sangat
rendah, hal ini disebabkan oleh perbedaan sifat fisiologis dari masing-masing
spesies menghambat penyatuan batang atas dan batang bawah (Yuono, 2013).
Penyambungan dilakukan dengan memperhatikan beberapa kaidah yaitu,
bahan tanaman yang disambung secara genetik harus serasi (kompatibel),
bahan tanaman harus berada dalam kondisi fisiologi yang baik, seluruh bidang
potong harus terlindung dari kekeringan, kombinasi masing-masing bahan
tanaman harus terpaut sempurna, dan tanaman hasil sambungan harus
dipelihara dengan baik selama waktu tertentu. Keberhasilan penyambungan
ditentukan oleh banyak faktor, antara lain mutu benih atau bibit dan entres,
ketepatan waktu penyambungan, iklim mikro (naungan), serta keterampilan
sumber daya manusia, di samping pemeliharaan setelah penyambungan
(Firman, 2009).

Tanaman sayuran dengan teknik grafting tidak meningkatkan hasil ketika
pemilihan batang bawah tidak cocok, misalnya pabrik 'self-dicangkokkan Rita
x Rita'had hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan tanaman non-
dicangkokkan. Juga ada
Beberapa hasil pencarian yang bertentangan tentang sifat-sifat kualitas buah dan
bagaimana okulasi mempengaruhi mereka. Misalnya Traka-Mavrona et al.
(2000) melaporkan bahwa zat terlarut terkait dengan kualitas buah yang
translokasi dalam keturunan melalui xilem, sedangkan Lee (1994)
menyatakan bahwa ciri-ciri kualitas misalnya buah bentuk, warna kulit, kulit atau
kulit
kelancaran, fleshtextureandcolour, solublesolidsconcentration
dll. dipengaruhi oleh batang bawah. Namun peneliti lain
menunjukkan bahwa grafting tidak mempengaruhi kualitas buah


C. Metodelogi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Jumat 11 April 2014 pada
pukul 15.25-17.00 WIB di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gunting
2) Pisau okulasi
3) Tali raffia atau plastik
4) Polybag
5) Media tanam
b. Bahan
1) Dua tanaman sejenis
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan media tanam pada polybag dan basahi dengan air
secukupnya
b. Membentuk irisan untuk batang bawah
c. Membentuk irisan untuk batang atas
d. Menyambungkan batang atas dan bawah sesuai dengan bentuk irisannya,
kemudian ikat dengan tali raffia atau plastik pada bidang yang telah
dilekatkan

Daftar Pustaka
Djoemairi, Sardijanto. 2006. Adenium, Unik dan Cantik dengan Teknik
Penyambungan. Yogyakarta: Kanisius.
Firman, Cecep. 2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan Pengaruh Naungan
Terhadap Keberhasilan Penyambungan Tanaman Jambu Mete. Buletin
Teknik Pertanian Vol 14 (1): 27-3.
Prastowo, N., dkk. 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman
Buah. Bogor: World Agroforestry Centre.
Yuono, Teguh. 2013. Pengertian Okulasi. http://syarattumbuh.blogspot.com.
Diakses pada hari Kamis 1 Mei 2014, pukul 21.30 WIB, Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai