B.
Cara kerja
1. Penentuan global migarsi
Sampel 1-2 gram
Sample dikeluarkan
Stimulant diuapkan
Ditimbang
Menentukan gramatur
Pengulangan kedua
Berat sample
(W) / (gr)
Aquadest
1.54
Berat akhir
Global migrasi
(A) (gr)
103.35
(B) (gr)
105.38
(ppm)
1.643 x 106
103.35
105.8
1.591 x 106
103.35
105.9
1.657 x 106
Cm
0.05
II
0.05
III
0.06
IV
0.05
0.06
Z
Rata-rata
Sumber : laporan sementara
0.26
0.052
Jumalah rusak
1
Keterangan
Lolos uji
Ulangan 2
Sumber : Laporan sementara
Perhitungan
1. Penentuan global Migrasi
Global migrasi 1
B A
x 10 6
W
105.88 103.35
x 10 6
1.54
=
2.53
x 10 6
= 1.54
= 1.643 x 106 ppm
Global Migrasi 2
B A
x 10 6
W
=
105.8 103.35
x 10 6
1.54
=
= 1.591 x 106 ppm
Global Migrasi 3
B_ A
x 10 6
= W
105.9 103.35
x 10 6
1.54
=
= 1.657 x 106 ppm
2. penentuan gramatur dan densitas kemasan kertas
luas kemasan = 100 cm2 = 10-2 m2
berat kemasan = 5 gr
Z rerata = 0.052 cm = 0.00052
Gramatur
berat kemasan ( gr )
2
= luas penampang (m )
5 gr
5.10 2
2 m
= 10
gr/m2
gramatur ( gr / m 2 )
rerata kemasan
Densitas
=
5.10 2 gr / m 2
= 0.00052 m
= 961538 ,46 gr / m3
= 9.6 x 10 gr / m3
B.
Pembahasan
Global migarsi adalah jumlah senyawa dalam kemasan yang terlarut
dalam produk yang dikemas. Peningkatan suhu selama penyimpanan dan
distribusi memungkinkan komponen-komponen dalam kemasan termigrasi lebih
intens kedalam produk, yang dalam jumlah tertentu dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan. Pada praktikum ini untuk menentukan global migrasi
digunakan platik pp sebagai sample dengan aquades sebagai stimulannya. Dari
tiga kali penimbangan didapatkan berat beaker glass sebesar 103.35 dengan berat
akhir pada penimbangan pertama sebesar 105.88 gr penimbangan kedua sebesar
105.9 gr. Global migrasi diperoleh dengan cara membagi selisih antara berat akhir
dan berat awal dengan berat sample kemudian dikalikan 10 6.
Dari rumus tersebut diperoleh global migrasi pada penimbangan pertama
sebesar 1.643 x 106 ppm, pada penimbangan kedua sebesar 1.591 x 106 ppm dan
pada penimbangan pertama 1.657 x 106. dari ketiga data tersebut diperoleh data
yang konstan pad penimbangan pertama sebesar 1.643 x 106 ppm.
Nilai yang menunjukkan bobot persatuan luas bahan persatuan luas bahan
disebut gramatur. Untuk menentukan gramatur pada praktikum kali ini digunakan
sample kardus susu yang dipotong-potong dengan ukuran 10 x 10 cm yang diukur
tebalnya pada 5 tempat dengan jangka sorong sebesar 0.00052 m dengan luas
kemasan 10-2 m2 dan berat 5 gr, didapatkan gramatur sebesar 5.10
gr/m2 yang
didapat dengan cara membagi berat dan luas kemasan. Setelah diperoleh nilai
gramatur maka nilai densitas dapat diketahui dengan cara membagi gramatur
dengan merata kemasan sehingga diperoleh hasil sebesar 9.6 x 102 gr/m3.
Ketahanan jatuh digunakan untuk menguji ketahanan kemajuan kemasan
untuk tidak rusak setelah dijatuhkan dari ketinggian minimal 75 cm. hal ini perlu
diketahui karena air minum dalam kemasan sangat mengkin mengalami benturan
selama proses distribusi. Pada praraktikum kali ini dilakukan 2 kali pengujian
menggunakan 8 buah air minum ac dalam kemasan plastic, yang diuji ketahanan
jatuhnya dengan cara menjatuhkan satu persatu secara vertical dari lantai beton
diatas dengan ketinggian 75 cm, dan diperoleh jumlah yang rusak sangat
sebanyak 1 buah yang berarti lolos uji. Pada pengujian yang kedua menggunakan
2 buah air minum ac dengan perlakuan yang sama diperoleh jumlah kemasan
yang rusak sebanyak 3 buah. Yang berarti kemasan tersebut tidak lolos uji.
Hal ini mungkin dikarenakan kemasan yang terlalu tipis dan penutup yang
kurang rapat, sebaliknya ini menjadi catatan penting bagi produsen untuk
meningkatkan mutu kemasannya untuk meminimatisasikan kerugian baik dipihak
konsumen maupun produsen.
V. Kesimpulan
1. global migrasi kemasan plastik pp sebesar 1.645 x 106 ppm
2. Besar gramatur kardus susu adalah 5.102 gr/m2
3. besar densitas kardus susu adalah 9.6 x 105 gr/m3
4. Pada pengujian jatuh dari 16 sampel yang digunakan terdapat 4 sampel yang
rusak.
5. Bila pada pengujian yang pertama terdapat 0 buah sample yang rusak maka
kemasan tersebut lolos uji.
6. Bila pada pengujian pertama terdapat > 3 sampel yang rusak maka kemasan
tersebut tidak lolos uji.
7. Apabila pada pengujian yang pertama terdapat 1 atau 2 sampel yang rusak maka
dilakukan pengujian yang kedua.
8. kemasan yang terlalu tipis dan penutup yang kurang rekat menyebabkan
kerusakan kemasan pada saat pendistribusian.
DAFTAR PUSTAKA