Setiap ada kasus gigitan hewan menular rabies harus ditangani dengan cepat dan sesegera mungkin. Untuk mengurangi/mematikan virus rabies yang masuk pada luka gigitan, usaha yang paling efektif ialah mencuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau diteregent selama 10-15 menit, kemudian diberi antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah dan lain-lain). Meskipun pencucian luka menurut keterangan penderita sudah dilakukan namun di Puskesmas Pembantu/Puskesmas/Rumah Sakit harus dilakukan kembali seperti di atas. Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi. Bila memang perlu sekali untuk dijahit (jahitannya jahitan situasi), maka diberi Serum Anti Rabies (SAR) sesuai dengan dosis, yang disuntikan secara infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin dan sisanya disuntikan secara intra muskuler. Disamping itu harus dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian serum/ vaksin anti tetanus, anti biotik untuk mencegah infeksi dan pemberian analgetik. PEMBERAIN VAKSIN DAN SERUM ANTI RABIES Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) atau Vaksin Anti Rabies (VAR) disertai Serum Anti Rabies (SAR) harus didasarkan atas tindakan tajam dengan mempertimbangkan hasil-hasil penemuan dibawah ini. a. Anamnesis : - Kontak / jilatan / gigitan - Kejadian didaerah tertular / terancam / bebas - Didahului tindakan provokatif / tidak - Hewan yang menggigit menunjukkan gejala rabies - Hewan yang menggigit hilang, lari dan tidak dapat di tangkap atau dibunuh dan dibuat. - Hewan yang menggigit mati, tapi masih diragukan menderita rabies. - Penderita luka gigitan pernah di VAR dan kapan? - Hewan yang menggigit pernah di VAR dan kapan? b. Pemeriksaan Fisik - Identifikasi luka gigitan (status lokalis). c. Lain lain - Temuan pada waktu observasi hewan - Hasil pemeriksaan spesimen dari hewan - Petunjuk WHO Bila ada indikasi pengobatan Pasteur, maka terhadap luka resiko rendah diberi VAR saja. Yang termasuk luka yang tidak berbahaya adalah jilatan pada kulit luka, garukan atau lecet (erosi, ekskoriasi), luka kecil disekitar tangan, badan dan kaki. Terhadap luka resiko tinggi, selain VAR juga diberi SAR. Yang termasuk luka berbahaya adalah jilatan/luka pada mukosa, luka diatas daerah bahu (muka, kepala, leher), luka pada jari tangan/kaki, genetalia, luka yang lebar/dalam dan luka yang banyak (multipel). Untuk kontak (dengan air liur atau saliva hewan tersangka/hewan rabies atau penderita rabies), tetapi tidak ada luka, kontak tak langsung, tidak ada kontak, maka tidak PERLU diberikan pengobatan VAR maupun SAR. Sedangkan apabila kontak dengan air luir pada kulit luka yang tidak berbahaya, maka diberikan VAR atau diberikan kombinasi VAR dan SAR apabila kontak dengan air liur pada luka berbahaya. Dosis dengan cara pemberian Vaksin dan Serum Anti Rabies adalah sebagai berikut : I. Dosisi dan Cara Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) 1. Purified Vero Rabies Vaccine (PVRV) Kemasan : Vaksin terdiri dari vaksin kering dalam vial dan pelarut sebanyak 0,5 ml dalam syringe. a. Dosis dan cara pemberian sesudah digigit (Post Exposure Treatment) - Cara pemberian : disuntikkan secara intra muskuler (im) di daerah deltoideus (anakanak di daerah paha). - Dosis VAKSINA DOSIS SI ANAK DEWA SA WAKTU PEMBERI AN Dasar 0,5 ml 0,5 ml 4 x pemberian: - Hari ke-0, 2x pemberian sekaligus (deltoideus kiri dan kanan) - Hari ke 7 dan 21 Ulangan - - - b. Dosis dan cara pemberian VAR bersamaan dengan SAR sesudah digigit (Post Exposure Treatment) - Cara pemberian : sama seperti pada butir 1.a. - Dosis VAKSINA DOSIS SI ANAK DEWA SA WAKTU PEMBERIAN Dasar 0,5 ml 0,5 ml 0,5 ml 4 x pemberian: - Hari ke-0, 2x pemberian sekaligus (deltoideus kiri dan kanan) - Hari ke 7 dan 21 Ulangan 0,5ml 0,5 ml - Hari ke 90 2. Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV) Kemasan : - Dos berisi 7 vial @ 1 dosis dan 7 ampul pelarut @ 2 ml. - Dos berisi 5 ampul @ 1 dosis intra cutan dan 5 ampul pelarut @ 0,4 ml. a. Dosis dan cara pemberian sesudah digigit (Post Exposure Treatment) - Cara pemberian : Untuk vaksinasi dasar disuntikkan secara sub cutan (sc) di sekitar daerah pusar. Sedangkan untuk vaksinasi ulang disuntikkan secara intra cutan (ic) di bagaian fleksor lengan bawah . - Dosis : VAKSIN DOSIS KET ASI ANA K DEWA SA WAKTU PEMBERI AN Dasar 1 ml 2 ml 7 x pemberian setiap hari Ulanga n 0.1 ml 0,25 ml Hari ke 11, 15, 30 dan 90 Anak: 3 tahun ke bawah b. Dosis dan cara pemberian bersamaan dengan SAR sesudah digigit (Post Exposure Treatment) - Cara pemberian : sama seperti pada butir 2.a. - Dosis VAKSIN DOSIS KET ASI ANA K DEWA SA WAKTU PEMBERI AN Dasar 1 ml 2 ml 7 x pemberian setiap hari Ulanga n 0.1 ml 0,25 ml Hari ke 11, 15, 25, 35 dan 90 Anak: 3 tahun ke bawah II. Dosis dan Cara Pemberian Serum Anti Rabies (SAR) 2. Serum hetorolog (Kuda) - Kemasasn : vial 20 ml (1 ml = 100 IU) - Cara pemberian : Disuntikkan secara infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan intra maskuler. - Dosis : JENIS SERUM DOSIS WAKTU PEMBERI AN KETERAN GAN Serum Heterolog 40 IU/kg BB Bersama an dengan pemberian VAR hari ke-0 Sebeluny a dilakukan skin test 2. Serum Momolog Kemasan : vial 2 ml ( 1 ml = 150 IU ) - Cara pemberian : Disuntikkan secara infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan intra muskuler. - Dosis : JENIS SERUM DOSIS WAKTU PEMBERI AN KETERAN GAN Serum Homolog 20 IU/kg BB Bersama an dengan pemberian VAR hari ke-0 Sebeluny a tidak dilakukan skin test III. Dosis dan Cara Pemberian VAR Untuk pengebalan Sebelum Digigit (Pre Exposure Immunization) 1. Purified Vero Rabies Vaccine (PVRV) Kemasan : Vaksin terdiri dari vaksin kering dalam vial dan pelarut sebanyak 0,5 ml dalam syringe. - Cara pemberian (cara I) : Disuntikkan secara intra muskuler (im) di daerah deltoideus. - Dosis : VAKSINASI DOSIS WAKTU PEMBERIAN I. 0,5 ml Pemberian I (hari Dasar ke 0) II. 0,5 ml Hari ke 28 Ulangan 0,5 ml 1 tahun setelah pem- berian 1 Ulangan Selanjutnya 0,5 ml Tiap 3 tahun - Cara pemberian (cara II) : Disuntikkan secara intra cutan ( dibagian fleksor lengan bawah ). - Dosis : VAKSINASI DOSIS WAKTU PEMBERIAN I. 0,1 ml Pemberian I (hari ke 0) II. 0,1 ml Hari ke 7 Dasar III. 0,1 ml Hari ke 28 Ulangan 0,1 ml Tiap 6 bulan 1 tahun 2. Suncling Mice Brain Vaccine (SMBV) Kemasan : Dus berisi 7 vial @ 1 dosis dan 7 ampul pelarut @ 2 ml Dus berisi 5 ampul @ 1 dosis intra cutan dan 5 ampul pelarut @ 0,4 ml. - Cara pemberian : Disuntikkan secara intra cutan (ic) di bagian flektor lengan bawah. - Dosis : VAKSIN DOSIS ASI ANAK DEWAS A WAKTU PEMBERIA N I. 0,1 ml I. 0.25 ml Pemberian I II. 0,1 ml II. 0,25 ml 3 minggu setelah pemberian I III. 0,1 ml III. 0,25 ml 6 minggu setelah pemberian Dasar Ulanga n 0.1 ml 0,25 ml Tiap 1 tahun PERAWATAN RABIES PADA MANUASI - Penderita dirujuk ke Rumah Sakit - Sebelum dirujuk, penderita diinfus dengan cairan Ringer Laktat/NACI 0,9%/cairan lainnya, kalau perlu diberi anti konvulsan dan sebaiknya penderita difiksasi selama di perjalanan dan waspada terhadap tindaktanduk penderita yang tidak rasional, kadang kadang maniakal disertai saatsaat responsif. - Di Rumah Sakit penderita dirawat di ruang perawatan dan diisolasi - Tindakan medik dan pemberian obatobat simptomatis dan supportif termasukanti biotik bila diperlukan. - Untuk menghindari adanya kemungkinan penularan dari penderita, maka sewaktu menangani kasus rabies pada manusia, hendaknya dokter dan paramedis memakai sarung tangan, kaca mata dan masker, serta sebaiknya dilakukan fiksasi penderita pada tempat tidurnya .
2.9. Penatalaksanaan Rabies Penanganan luka gigitan hewan penular rabies setiap ada kasus gigitan hewan penular rabies (anjing, kucing, kera) harus ditangani dengan tepat dan sesegera mungkin. 1. Berikut ini beberapa tips dan langkah-langkah penanganan luka gigitan: Segera luka dibersihkan, bisa menggunakan sabun/deterjen, dibilas dgn air bersihmengalir 5-10 menit. Lalu dikeringkan dgn kain/tissue bersih dan dapat ditambahkan antiseptik betadin ataupun alkohol 70%. 2. Lakukan eksplorasi pada luka. lakukan pembersihan dgn NaCl 0,9%, atau dgn H2O2 3%. 3. Luka yg ada jangan dijahit, kalau luka terlalu lebar bisa dilakukan penjahitan secara longgar dgn menggunakan benang non absorbable, dan dipasang drain. 4. Pemberian vaksin rabies, 0,5 ml IM pada hari 1,3,7,14 dan hari ke-28 . Tidak ada pembedaan dosis untuk anak-anak dan dewasa. 5. Dapat dikombinasikan dgn antibiotik, untuk mencegah adanya infeksi kuman atau bakteri yg lain. Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) atau Vaksin Anti Rabies (VAR) disertai Serum Anti Rabies (SAR) : Bila ada indikasi pengobatan, terhadap luka resiko rendah diberi VAR saja. Yang termasuk luka yang tidak berbahaya adalah jilatan pada kulit luka, garukan atau lecet (erosi, ekskoriasi), luka kecil disekitar tangan, badan dan kaki. Terhadap luka resiko tinggi, selain VAR juga diberi SAR. Yang termasuk luka berbahaya adalah jilatan/luka pada mukosa, luka diatas daerah bahu (muka, kepala, leher), luka pada jari tangan/kaki, genetalia, luka yang lebar/dalam dan luka yang banyak (multipel). Untuk kontak (dengan air liur atau saliva hewan tersangka/hewan rabies atau penderita rabies), tetapi tidak ada luka, kontak tak langsung, tidak ada kontak, maka tidak perlu diberikan pengobatan VAR maupun SAR. Sedangkan apabila kontak dengan air luir pada kulit luka yang tidak berbahaya, maka diberikan VAR atau diberikan kombinasi VAR dan SAR apabila kontak dengan air liur pada luka berbahaya. Dosis dengan cara pemberian Vaksin dan Serum Anti Rabies adalah sebagai berikut : 1. Dosis dan Cara Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) Purified Vero Rabies Vaccine (PVRV). Kemasan : Vaksin terdiri dari vaksin kering dalam vial dan pelarut sebanyak 0,5 ml dalam syringe. Dosis dan cara pemberian sesudah digigit (Post Exposure Treatment). Cara pemberian : disuntikkan secara intra muskuler (im) di daerah deltoideus (anakanak di daerah paha). Vaksinasi Dosis Waktu pemberian Dasar 0,5ml 0,5ml 4x Pemberian : Hari Ke-0 : 2x Sekaligus (Deltoid Kiri dan Kanan) Hari Ke 7 dan Ke 21 Ulangan - - -
Dosis dan cara pemberian VAR bersamaan dengan SAR sesudah digigit (Post Exposure Treatment) Vaksinasi Dosis Waktu pemberian
2. Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV) Kemasan : Dos berisi 7 vial @ 1 dosis dan 7 ampul pelarut @ 2 ml dan Dos berisi 5 ampul @ 1 dosis intra cutan dan 5 ampul pelarut @ 0,4 ml. Dosis dan cara pemberian sesudah digigit (Post Exposure Treatment). Cara pemberian : Untuk vaksinasi dasar disuntikkan secara sub cutan (sc) di sekitar daerah pusar. Sedangkan untuk vaksinasi ulang disuntikkan secara intra cutan (ic) di bagaian fleksor lengan bawah .
Dosis dan cara pemberian bersamaan dengan SAR sesudah digigit (Post Exposure Treatment). Cara pemberian : sama seperti pada butir 2.a. Dasar 0,5ml 0,5ml 4x Pemberian : Hari Ke-0 : 2x Sekaligus (Deltoid Kiri dan Kanan) Hari Ke 7 dan Ke 21 Ulangan o.5ml 0.5ml Hari Ke-90 Vaksinasi Dosis Waktu pemberian Keterangan Dasar 1ml 2ml 7x Pemberian : diberikan setiap hari
Anak < 3th Ulangan 0,1ml 0,25ml Hari Ke-11, 15, 30, dan 90
II. Dosis dan Cara Pemberian Serum Anti Rabies (SAR) 1. Serum hetorolog (Kuda). Kemasasn : vial 20 ml (1 ml = 100 IU) Cara pemberian : Disuntikkan secara infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan intra muskuler. - Dosis :
2. Serum Momolog Kemasan : vial 2 ml ( 1 ml = 150 IU ). Cara pemberian : Disuntikkan secara infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan intra muskuler. - Dosis : Jenis Serum Dosis Waktu pemberian Keterangan Serum Momolog
20ml/Kgbb Bersamaan dengan pemberian VAR hari ke-0 Sebelumnya tidak Dilakukan Skintest Vaksinasi Dosis Waktu pemberian Keterangan Dasar 1ml 2ml 7x Pemberian : diberikan setiap hari
Anak < 3th Ulangan 0,1ml 0,25ml Hari Ke-11, 15, 25, 30, dan 90
Jenis Serum Dosis Waktu pemberian Keterangan Serum Heterolog
40ml/Kgbb Bersamaan dengan pemberian VAR hari ke-0 Sebelumnya Dilakukan Skintest
Perawatan Rabies a. Penderita dirujuk ke Rumah Sakit b. Sebelum dirujuk, penderita diinfus dengan cairan Ringer Laktat/NACI 0,9%/cairan lainnya, kalau perlu diberi anti konvulsan dan sebaiknya penderita difiksasi selama di perjalanan dan waspada terhadap tindaktanduk penderita yang tidak rasional, kadang kadang maniakal disertai saatsaat responsif. c. Di Rumah Sakit penderita dirawat di ruang perawatan dan diisolasi d. Tindakan medik dan pemberian obatobat simptomatis dan supportif termasukanti biotik bila diperlukan. e. Untuk menghindari adanya kemungkinan penularan dari penderita, maka sewaktu menanganikasus rabies pada manusia, hendaknya dokter dan paramedis memakai sarung tangan, kaca mata dan masker, serta sebaiknya dilakukan fiksasi penderita pada tempat tidurnya. 4
2.10. Pencegahan Rabies a. Pencegahan Primer 1. Tidak memberikan izin untuk memasukkan atau menurunkan anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya di daerah bebas rabies. 2. Memusnahkan anjing, kucing, kera atau hewan sebangsanya yang masuk tanpa izin ke daerah bebas rabies. 3. Dilarang melakukan vaksinasi atau memasukkan vaksin rabies kedaerah-daerah bebas rabies. 4. Melaksanakan vaksinasi terhadap setiap anjing, kucing dan kera, 70% populasi yang ada dalam jarak minimum 10 km disekitar lokasi kasus. 5. Pemberian tanda bukti atau pening terhadap setiap kera, anjing, kucing yang telah divaksinasi. 6. Mengurangi jumlah populasi anjing liar atan anjing tak bertuan dengan jalan pembunuhan dan pencegahan perkembangbiakan. 7. Anjing peliharaan, tidak boleh dibiarkan lepas berkeliaran, harus didaftarkan ke Kantor Kepala Desa/Kelurahan atau Petugas Dinas Peternakan setempat. 8. Anjing harus diikat dengan rantai yang panjangnya tidak boleh lebih dari 2 meter. Anjing yang hendak dibawa keluar halaman harus diikat dengan rantai tidak lebih dari 2 meter dan moncongnya harus menggunakan berangus (beronsong). 9. Menangkap dan melaksanakan observasi hewan tersangka menderita rabies, selama 10 sampai 14 hari, terhadap hewan yang mati selama observasi atau yang dibunuh, maka harus diambil spesimen untuk dikirimkan ke laboratorium terdekat untuk diagnosa. 10. Mengawasi dengan ketat lalu lintas anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya yang bertempat sehalaman dengan hewan tersangka rabies. 11. Membakar dan menanam bangkai hewan yang mati karena rabies sekurang-kurangnya 1 meter. b. Pencegahan Sekunder Pertolongan pertama yang dapat dilakukan untuk meminimalkan resiko tertularnya rabies adalah mencuci luka gigitan dengan sabun atau dengan deterjen selama 5-10 menit dibawah air mengalir/diguyur. Kemudian luka diberi alkohol 70% atau Yodium tincture. Setelah itu pergi secepatnya ke Puskesmas atau Dokter yang terdekat untuk mendapatkan pengobatan sementara sambil menunggu hasil dari rumah observasi hewan. Resiko yang dihadapi oleh orang yang mengidap rabies sangat besar. Oleh karena itu, setiap orang digigit oleh hewan tersangka rabies atau digigit oleh anjing di daerah endemic rabies harus sedini mungkin mendapat pertolongan setelah terjadinya gigitan sampai dapat dibuktikan bahwa tidak benar adanya infeksi rabies.
c. Pencegahan Tersier Tujuan dari tiga tahapan pencegahan adalah membatasi atau menghalangi perkembangan ketidakmampuan, kondisi, atau gangguan sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan perawatan intensif yang mencakup pembatasan terhadap ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi. Apabila hewan yang dimaksud ternyata menderita rabies berdasarkan pemeriksaan klinis atau laboratorium dari Dinas Perternakan, maka orang yang digigit atau dijilat tersebut harus segera mendapatkan pengobatan khusus (Pasteur Treatment) di Unit Kesehatan yang mempunyai fasilitas pengobatan Anti Rabies dengan lengkap. 4,6
2.11. Prognosis Penyakit rabies tidak dapat disembuhkan sehingga prognosisnya jelek. Tanpa pencegahan, penderita hanya bertahan sekitar 8 hari, sedangkan dengan penangan suportif, penderita dapat bertahan hingga beberapa bulan. Sebelum ditemukan pengobatan, kematian biasanya terjadi dalam 3-10 hari. Kebanyakan penderita meninggal karena sumbatan jalan nafas (asfiksia), kejang, kelelahan atau kelumpuhan total. Hingga saat ini belum ada laporan kasus yang dapat bertahan hidup setelah manifestasi dari penyakit rabies timbul. Pada manusia yang tidak mendapatkan vaksin rabies hampir selalu fatal terutama setelah muncul gejala neurologi, tetapi bila setelah terpapar virus diberikan vaksin akan mencegah perkembangan virus. 5