Anda di halaman 1dari 17

INFEKSI

SUSUNAN SYARAF PUSAT (SSP)


MENINGITIS BAKTERIALIS
PADA NEONATUS
Dr. H. Abdul razak D, SpA
Diperkirakan insidens meningitis bakterialis neonatal
0,5 kasus per 1000 kelahiran hidup.
Insidens meningitis pd BBLR 3 X dibandingkan
pada bayi dgn berat lahir normal.
Streptococcus group B dan E. coli merupakan
penyebab utama meningitis bakterialis neonatal.
Gambaran klinis dpt terjadi secara early onset atau
late onset
MENINGITIS BAKTERIALIS PADA NEONATUS
LANGKAH PROMOTIF/PREVENTIF

Mengurangi atau menghilangkan faktor risiko
dari ibu atau bayi, misalnya :
menurunkan insidens sepsis neonatal,
kejadian prematuritas,
ketuban pecah dini,
korioamnionitis,
demam pd ibu,
dan kelahiran traumatik.
Pemberian kemoprofilaksis intraparturn pd kasus
dgn risiko tinggi dpt dipertimbangkan.
LANGKAH DIAGNOSTIK

Anamnesis
Mengetahui adanya faktor risiko pd ibu maupun pd
bayi sangatlah penting, di samping menilai
penampilan klinis.
Demam, nyeri kepala dan meningismus yg
merupakan tanda kardinal meningitis pd anak
sering kali tidak ditemukan.
Pemeriksaan fisis

Manifestasi klinis meningitis pd bayi baru lahir sering
tdk spesifik, berupa :
temperatur yg tidak stabil,
gangguan pernafasan,
iritabilitas,
letargi,
dan sulit makan
atau muntah.
Pemeriksaan fisis

Kejang terjadi pd kira-kira 40% bayi dgn
meningitis bakterial.
Tanda lainnya yaitu :
ubun-ubun menonjol,
hiper/ hipoaktif,
penurunan kesadaran,
tremor,
twitching,
apnea,
hemiparesis atau kelumpuhan saraf kranial.
Pemeriksaan penunjang

Darah perifer lengkap,
gula darah,
elektrolit darah,
biakan darah
Pungsi lumbal (LP):
jumlah sel >30/mm pada hitung jenis didapatkan sel PMN
protein >150 mg/dI,
glukosa kurang lebih 40 mg/dI,
Pewarnaan gram, biakan dan uji resistensi,
Identifikasi antigen (aglutinasi latex)
Pemeriksaan USG, CT, atau MRI kepala (bila diperlukan)
Pemeriksaan elektroensefalografi (bila ada indikasi)
TERAPI

Medikamentosa
Diawali dgn terapi empirik,
kemudian disesuaikan dgn hasil pewarnaan
gram atau identifikasi antigen
dan atau biakan serta uji resistensi.
Terapi empirik

Umur 0-7 hari ( early onset )
Ampisilin 150 mg/kgBB/hari setiap 8 jam IV
+ sefotaksim 100 mg/kgBB/hari setiap 12 jam IV
atau
Seftriakson 50 mg/kgBB/hari setiap 24 jam IV
atau
Ampisilin 150 mg/kgBB/hari setiap 8 jam IV +
gentamisin 5 mg/kgBB/hari setiap 12 jam IV.
Umur >7 hari ( late onset )
Ampisilin 200 mg/kgBB/hari setiap 6 jam IV
+ gentamisin 7,5 mg/kgBB/hari setiap 12 jam IV
atau
Ampisilin 200 mg/kgBB/hari setiap 6 jam IV
+ sefotaksim 150 mg/kgBB/hari setiap 8 jam IV
atau
Seftriakson 75 mg/kgBB/hari setiap 24 jam IV.

Terapi empirik

Deksametason
Tidak diperlukan

Lama pengobatan
Tergantung dari etiologi kuman, umumnya 14-21
hari.

Bedah
Umumnya tidak diperlukan tindakan bedah,
kecuali bila ada komplikasi seperti :
empiema subdural,
abses otak
atau hidrosefalus.

Suportif
Perlunya perhatian khusus terhadap ada tidaknya :
gangguan ventilasi,
perfusi,
temperatur,
keadaan metabolik,
dan komplikasi penyakit seperti :
kejang,
syndrome of inappropriate anti diuretic hormone
(SIADH),
edema otak,
hidrosefalus akut,
efusi subdural,
dan abses otak.
PEMANTAUAN
Terapi
Untuk monitor efek samping penggunaan
antibiotik dosis tinggi, misaInya
pemeriksaan darah perifer secara serial,
uji fungsi hati,
dan uji fungsi ginjal.
Tumbuh kembang

Angka kejadian sekuele berat 15-20 % dan
25%-35% dengan sekuele ringan-sedang.
Pemeriksaan uji pendengaran segera
dikerjakan setelah dipulangkan, selain
pemeriksaan klinis neurologis.
Pemeriksaan penunjang yg lain disesuaikan
dgn keadaan temuan klinis pd saat itu.


Dr.H. Abdul Razak D, Sp. A

Anda mungkin juga menyukai