IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat/Tanggal Lahir : Pinrang, 6 Agustus 1977 Umur : 36 Tahun Status Perkawinan : Sudah menikah Agama : Islam Warga Negara : Indonesia Pekerjaan/Pendidikan : Pekerja tambak/SMA Alamat/No. Telpon : Jl. Kemauan 1 No. 43 Tanggal MRS : 24 Oktober 2013 RIWAYAT PSIKIATRI I. RIWAYAT PENYAKIT a. Keluhan utama Cemas b. Riwayat gangguan sekarang Keluhan dan gejala Adanya nyeri ulu hati yang dialami sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Pasien telah memeriksakan diri di dokter dan didiagnosis sebagai gastritis ringan dan diberikan obat. Setelah berobat, pasien tidak merasa lebih baik, bahkan merasa penyakitnya semakin memburuk dan menjalar ke bagian-bagian tubuh yang lain, seperti kepala terasa berat, sakit perut dan perut terasa kembung, menggigil, seluruh dada seperti terbakar, dada kanan sakit, kaki terasa lemas dan tidak dapat digerakkan. Pasien pergi ke berbagai dokter dan telah melakukan berbagai pemeriksaan, namun pemeriksaan tidak menunjukkan kelainan apa-apa, kecuali gastritis. Pasien akhir-akhir ini merasa perutnya keras, dan melihat otot di lengan atasnya berdenyut. Pasien memiliki riwayat insomnia 1 tahun yang lalu, dan tidak dapat melakukan aktivitas berat. Pasien berhenti bekerja dan mencari pengobatan. Pasien sudah pernah 2x diopname di Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur, dan 1x di Balikpapan Hendaya/disfungsi: Hendaya sosial (-) Hendaya pekerjaan (+) Hendaya waktu senggang (+) Faktor stressor psikososial: Tidak jelas Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya: Tidak ada c. Riwayat gangguan sebelumnya Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Trauma (-) Infeksi (-) Kejang (-) NAPZA (-) Alkohol (-) Merokok (-) d. Riwayat kehidupan pribadi Riwayat prenatal Pasien lahir dengan kondisi normal, cukup bulan dan dalam proses persalinan dibantu oleh bidan. Selama hamil, ibunya dalam keadaan sehat. Riwayat masa kanak-kanak awal (usia 1-3 tahun) Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik sesuai anak-anak lain sebayanya, pasien memperoleh gizi yang cukup. Riwayat masa kanak-kanak pertengahan (usia 4-11 tahun) Pasien menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar dengan baik. Pasien memiliki banyak teman dan prestasi di sekolah biasa-biasa saja. Riwayat masa kanak-kanak akhir (usia 12-17 tahun) Pasien melanjutkan SMP dan SMA. Semasa sekolah pasien mengikuti pelajaran dengan baik. Pasien memiliki banyak teman. Riwayat masa remaja dan dewasa Pasien bekerja tambak di Palu, dan pindah di Kalimantan Timur juga mengerjakan tambak. Riwayat pernikahan Pasien sudah menikah dengan 1 istri dan memiliki 3 orang anak. e. Riwayat kehidupan keluarga Pasien anak kedua dari 6 bersaudara. (,,,,,), hubungan dengan keluarga baik, ada riwayat keluarga dengan gangguan sama yaitu paman pasien. f. Situasi sekarang Pasien saat ini tinggal bersama orang tua, saudara-saudara, istri dan anak-anak. g. Persepsi pasien tentang diri sendiri dan kehidupannya Pasien merasa dirinya sakit dan memerlukan pertolongan. AUTOANAMNESIS (25 Oktober 2013) DM : Selamat sore, Pak. P : Selamat sore, dok. DM : Saya Meysie, dokter muda yang bertugas di poli WS. Bapak A kan? P : Iya DM : Tanggal berapa bapak lahir? P : Tanggal 6 Agustus 1977. DM : Oh, berarti saat ini bapak umur 36 tahun sekarang P : Iya, betul DM : Sekarang bapak tinggal di mana? Sama siapa? P : Kalau di Makassar, saya tinggal di rumahnya saudara, jl. Kemauan. Tapi rumah saya di Kalimantan Timur. Saya tinggal bersama keluarga besar. Ada ayah ibu saya, saudara-saudara saya yang pindah juga ke Kalimantan Timur, istri dan anak-anak. DM : Sekarang aktivitasnya apa, Pak? P : Saya dulu itu kerja tambak di Palu, kemudian saya pindah di Kalimantan Timur. Kerja tambak juga. Setelah saya sakit, saya tidak bisa melakukan pekerjaan berat, jadi saya membantu istri saya jualan di pasar. Saya datang ke Makassar mau berobat dan lakukan pemeriksaan lengkap, dok. Supaya saya bisa tenang pulang ke Kalimantan Timur. DM : Oh, iya. Ada keluhan apa, Pak? P : Banyak penyakit saya, dok. DM : Jadi bapak cemas dengan penyakitnya bapak? P : Iya, dok. DM : Bisa ceritakan penyakitnya bapak? P : Pertama saya ke dokter karena berdebar-debar di ulu hati, terus diagnosanya maag. Terus setelah konsumsi obat, dilihat hitam tubuh saya sama orang- orang di rumah. Tapi saya sebelumnya ada makan es campur dengan tape, jadi saya klopkan mungkin karena maag, terus saya makan tape makanya jadi hitam. DM : Setelah hitam yang dilihat, apa lagi yang bapak rasa? P :Setelah hitam, menggigil saya. Pertamanya kaki kanan saya tidak bisa saya gerakkan. Kalau mau digerakkan, harus diangkat pakai tangan. Saya pikir jangan-jangan gejala lumpuh, mungkin asam lambung yang terlalu tinggi. Jangankan berdiri, pakai baju saja dipakaikan. Terus saya coba berdiri, kumpulkan tenaga dan Alhamdulillah bisa jalan ke mobil Tapi di perjalanan, saya menggigil. DM : Terus bapak ke Rumah Sakit? P : Iya, saya naik mobil mau ke rumah sakit. Masuk IGD lagi. Diperiksa lagi, terus dikasih obat. Setelah habis obat, disuruh kontrol terus. DM : Diagnosa dokter waktu itu apa, Pak? P : Masih maag terus saja DM : Terus kaki bapak bagaimana? Apakah ada baikan? P : Itu lucunya kemarin, kalau saya di rumah, selalu ada kelainan, sampai saya ke Rumah Sakit. Terus setelah diberi obat sedikit atau dirawat sebentar saja, baik lagi. Petugas medis bingung juga dan sempat tidak mau merawat saya, karena dilihat saya tidak parah. Dan waktu itu karena dokternyya bingung juga, jadi saya dirawat sseminggu. DM : Ada apa saja yang diperiksa di rumah sakit, Pak? P : Ada di rontgen dada saya waktu saya diopname. Katanya mau dilihat jantung saya. Karena saya waktu masuk minta dirawat inap, biar tarik napas saya sakit. Jadi mau dilihat jantung dan paru-paru. DM : Apakah ada kelainan yang ditemukan, Pak? P : Pertama saya sempat trauma. Dikira jantung saya membesar. Paru-paru baik. Kemudian saya keluar dari Rumah Sakit karena keluarga sepakat saya dirawat jalan di rumah saja. Padahal sebelum saya masuk dan saat keluar, tidak ada sama sekali perasaan membaik. Saya seperti melayang-layang, lemas, padahal sudah diinfus beberapa kali. Waktu setelah ada diagnose jantung saya membesar, 3 bulan saya di kamar terus. DM : Kemudian, apakah bapak ada melakukan pemeriksaan lagi? P :Karena dilihat jantung bengkak, saya disuruh 6 bulan kemudian roentgen lagi. Dilihat ada tidak perbaikan. Ternyata sudah baik. Kembali semangat saya. Saya ada minta rujukan ke Balikpapan untuk endoskopi. Saya ada perlihatkan hasil roentgen saya, dokter bilang tidak ada apa-apa. Hasil roentgen pertama katanya yang kurang baik posisi tubuhnya, jadi terlihat jantung lebih besar. DM : Setelah keluar hasilnya, bapak masih rasa lemas atau gejala lainnya? P : Iya, tapi sudah bisa beraktivitas ringan. DM : Ulu hatinya masih sakit, Pak? Dan bapak masih konsumsi obat? P : Iya, kadang-kadang sakit, dan masih minum obat. Saya juga ada minum obat-obat herbal lain. DM : Katanya tadi bapak di Balikpapan endoskopi? Bagaimana hasilnya, pak? P : Ada kelebihan gas katanya, masih sama gastritis juga. Tapi dokter bilang, maagnya tidak separah itu, paling 4-6 bulan. Tapi ini sudah jalan 2 tahun lebih. Saya juga sudah diperiksa darah lengkap, dan semua Alhamdulillah dalam batas normal. DM : Ada tidak saat-saat tertentu maagnya muncul? Misalnya saat bapak lagi stress? P : Iya, kalau lagi senang-senang mungkin tidak, tapi kalau lagi sendiri biasa tidak menentu waktunya. Kadang saya terbangun tengah malam saat perut saya nyeri, dada terasa panas, saya piker perut saya menagih untuk diisi. Karena waktu di rumah sakit tidak boleh makan keras, harus nas bubur per dua jam, jadi saya pikir harus begitu. Mana banyak pantangan makan. DM : Ada gejala lain lagi yang bapak rasakan? Bagian tubuh lain yang tidak enak? P : Ada pernah sakit kepala saya, jadi saya ada bertanya apakah sakit maag gejalanya satu tubuh. Dokter umum lagi yang bilang kalau sakit maag, sakit seluruh tubuh. DM : Ada mungkin gejala lain lagi , Pak? P : Ini waktu baru-barusan lebaran, kepala saya rasa berat, bola mata seperti mau keluar. Yang parahnya saat mual, muntah. Sehari setelah lebaran, masuk Rumah Sakit, diinfus lagi. Ada juga biasa saya dan keluarga saya lihat ini di lengan saya berdenyut-denyut. Ada lagi, biasanya BAB biar tidak keras, tidak bisa keluar. Jadi ada saya biasa pakai dulcolax, biasa sejam baru mau keluar. Nah, ada lagi gejala baru timbul. Jadi ada saya endoskopi lagi dari anus, dan ada hemorrhoid grade II katanya. Tapi yang sekarang keluhan saya itu bagian perut, karena perut keras seperti membatu. DM : Di Makassar, bapak ada lakukan pemeriksaan apa? P : Saya dikenalkan pada dokter penyakit dalam, lalu diperiksa darah lengkap dan feses. Tapi saat ini belum keluar hasil pemeriksaannya. DM : Adakah masalah pak di keluarga atau di pekerjaan sebelum mulai gejala? P : Tidak ada DM : Jadi keluhan-keluhan ini tiba-tiba muncul, Pak? P : Iya, sampai keluarga saya kaget dan tidak percaya kalau dibilang saya sakit sampai lihat kondisi tubuh saya. Mereka bertanya kenapa saya kurus sekali. Memang saya ada turun 10 kilo lebih. Dari 58 kg ke 45 kg. DM : Bagaimana makannya, Pak? P : Kalau makan, masuk semua, Cuma karena saya batasi dan banyak pantangan, karena makan sedikit saja sudah keras ini perut. DM : Bagaimana tidurnya, Pak? P : Alhamdulillah sekarang sudah bisa tidur. Tapi dulu kira-kira 1 tahun yang lalu, saya sempat harus minum obat tidur. DM : Waktu bapak kecil, ada menderita penyakit serius tidak, Pak? P : Tidak pernah. Dulu itu, waktu saya masih di tambak, saya pekerja keras. Bisa jalan 20 kilo semalam. Sekarang jalan sekilo saja sudah setengah mati. Dulu saja pernah naik tangga saja tidak bisa. Sekarang sudah membaik sebenarnya. Tapi karena saya piker kalau mau kerja cari uang lagi tidak bisa normal, jadi saya fokuskan untuk berobat DM : Ada merokok, atau minum alkohol, Pak? P : Tidak, tidak pernah DM : Bapak ada tidak mengkonsumsi, maaf Pak, obat-obatan yang bikin melayang? P : Tidak. DM : Ada keluarga bapak yang gejalanya sama dengan bapak? P : Om saya katanya juga seperti ini, bahkan lebih parah. Jika disentuh saja, langsung sakit katanya. DM : Oh iya, Pak. Saya rasa cukup informasinya. Terima kasih banyak, Pak. II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL a. Deskripsi Umum Penampilan: Tampak seorang pria, wajah sesuai umur, perawakan kurus, memakai kaos biru dan celana panjang hitam, dan cukup terawatt rapi.. Kesadaran: Baik Perilaku dan aktivitas motorik: Pasien tampak cemas dan sering memegang perutnya Pembicaraan: Pembicaraan spontan dan lancar, intonasi biasa Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif b. Keadaan Afektif Mood : Cemas Afek : Appropriate Keserasian : Serasi Empati : Dapat dirabarasakan c. Fungsi Intelektual Taraf Pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai taraf pendidikan Daya konsentrasi : Baik Daya ingat : Jangka panjang : baik, Jangka pendek : baik Jangka segera : baik Orientasi (waktu, tempat, orang) : Baik Pikiran abstrak : Baik Bakat Kreatif : Tidak ada Kemampuan menolong diri sendiri : Baik d. Gangguan Persepsi Halusinasi : Tidak ada Ilusi : Tidak ada Personalisasi : Tidak ada Derealisasi : Tidak ada e. Proses Berpikir i. Arus Pikiran Produktifitas : Cukup Kontinuitas : Relevan, koheren Hendaya Berbahasa : Tidak ada ii. Isi Pikiran Preokupasi : Ada Gangguan isi pikir : Preokupasi terhadap penyakitnya f. Pengendalian Impuls : Tidak terganggu g. Daya Nilai Norma Sosial : Baik Uji Daya Nilai : Baik Penilaian Realitas : Baik h. Tilikan (Insight) : Derajat VI, yaitu pasien sadar bahwa dirinya sakit dan membutuhkan pertolongan. i. Taraf dapat dipercaya: Dapat Dipercaya
III. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT Pemeriksaan Fisik: Status Internus Tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 88x/menit, suhu tubuh 36,7C, pernapasan 20x/menit. Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus, jantung dan paru dalam batas normal, ekstrimitas atas dan bawah tidak ada kelainan Status neurologis GCS 15 = E4M6V5, gejala rangsangan meningeal (-), kaku kuduk (-), kernig sign (-), papil bulat dan isokor. Fungsi motorik dan sensorik pasien dalam batas normal. Tidak ditemukan tanda bermakna dari pemeriksaan neurologis pasien.
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Adanya nyeri ulu hati yang dialami sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Pasien telah memeriksakan diri di dokter dan didiagnosis sebagai gastritis ringan dan diberikan obat. Setelah berobat, pasien tidak merasa lebih baik, bahkan merasa penyakitnya semakin memburuk dan menjalar ke bagian-bagian tubuh yang lain, seperti kepala terasa berat, sakit perut dan perut terasa kembung, menggigil, seluruh dada seperti terbakar, dada kanan sakit, kaki terasa lemas dan tidak dapat digerakkan. Pasien pergi ke berbagai dokter dan telah melakukan berbagai pemeriksaan, namun pemeriksaan tidak menunjukkan kelainan apa-apa, kecuali gastritis. Pasien akhir-akhir ini merasa perutnya keras, dan melihat otot di lengan atasnya berdenyut. Pasien memiliki riwayat insomnia 1 tahun yang lalu, dan tidak dapat melakukan aktivitas berat. Pasien berhenti bekerja dan mencari pengobatan. Pasien sudah pernah 2x diopname di Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur, dan 1x di Balikpapan. Adanya riwayat keluarga dengan gangguan yang sama. V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Aksis I: Dari pemeriksaan status mental dan autoanamnesis pasien, ditemukan adanya keluhan takut dan cemas.hal ini menimbulkan penderitaan dan hendaya waktu senggang bagi pasien sehingga dikategorikan sebagai gangguan jiwa. Dari pemeriksaan status mental, tidak didapatkan hendaya berat dalam menilai realita seperti halusinasi dan wahamsehingga dikategorikan sebagai gangguan jiwa non psikotik. Dari hasil pemeriksaan internus dan pemeriksaan neurologis, tidak ditemukan adanya kelainan sehingga memungkinkan adanya kelainan organik, sehingga dapat digolongkan sebagai gangguan non psikotik non organik. Pada pasien didapatkan keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik dan berlangsung sudah lebih dari 2 tahun, tidak menerima penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik dan mencari pengobatan di berbagai dokter yang lain, terdapat disabilitas dalam fungsinya di keluarga, pekerjaan, dan sosial sehingga dapat digolongkan sebagai gangguan somatisasi. Aksis II: Karena pasien tidak memenuhi kriteria gangguan kepribadian tertentu, maka cir kepribadian tidak khas Aksis III: Tidak ada diagnosis Aksis IV: Stressor psikososial tidak jelas Aksis V: GAF scale pasien saat ini adalah 70-61 berupa gejala ringan yang menetap, hendaya ringan dalam fungsi, secara umum masih baik VI. DAFTAR MASALAH a. Organobiologik: Tidak ditemukan adanya kelainan fisik bermakna, tetapi karena terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka dari itu, pasien ini membutuhkan psikofarmakoterapi b. Psikologik: Ditemukan adanya hendaya pekerjaan dan waktu senggang sehingga diperlukan terapi psikotif suportif. c. Sosial: Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan hendaya dalam penggunaan waktu senggang, sehingga pasien memerlukan sosioterapi
VII. PROGNOSIS Dubia Faktor pendukung Tidak ada kelainan organobiologik Keluarga mendukung kesembuhan pasien Faktor penghambat Faktor stressor tidak jelas Adanya riwayat keluarga dengan gangguan yang sama
VIII. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA . IX. RENCANA TERAPI a. Farmakoterapi: b. Psikoterapi suportif: Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaan pasien sehingga pasien lega. Konseling : memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien. c. Sosioterapi: memberikan penjelasan kepada keluarga pasien dan orang- orang terdekat pasien agar menciptakan suasana yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan.
X. FOLLOW UP Memantau keadaan umum dan perkembangan penyakit seperti menilai efektifitas obat yang diberikan serta kemungkinan efek samping obat yang diberikan.