Anda di halaman 1dari 17

SKENARIO A BLOK 11

TBC
Skenario kasus

Tn. Anas, 40 tahun, buruh, tinggal di rumah susun, datang berobat ke rumah sakit dengan
keluhan batuk berdahak yang semakin bertambah sejak enam minggu yang lalu, batuk mula-
mula kering kemudian menjadi produktif. Keluhan tersebut disertai demam terutama pada
malam hari, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, badan terasa lemah dan mudah
lelah. Tn. Anas tinggal bersama istri dan dua orang anak yang berusia 15 tahun dan 6 tahun.
Tetangga Tn. Anas ada yang mengalami keluhan yang sama dan sedang dalam pengobatan.
Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan: 45 kg, tinggi badan 164 cm.
Tanda vital : TD100/60 mmHg, Nadi 104x/menit, pernafasan 28x/menit, suhu 37,7 C
Keadaan Spesifik :
Kepala: konjungtiva palpebra pucat
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.
Thoraks :
Inspeksi: statis, dinamis, simetris kanan dan kiri.
Palpasi : stem fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : sonor kedua lapangan paru
Auskultasi: vesikuler meningkat dan ronkhi basah sedang pada lapangan atas kedua
paru.
Abdomen: datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas: dalam batas normal.
Pemeriksaan Penunjang :
Hb: 9 g%, WBC: 6500/uL, LED 80 mm/hr, Hitung jenis 0/2/2/76/14/6. Hasil pemeriksaan
sputum BTA I : (++), BTA II (-), BTA III: (+)
Radiologi :
Gambaran infiltrat pada lapangan atas kedua paru

I. Identifikasi Masalah

1. Tn. Anas, 40 tahun, buruh, tinggal di rumah susun, datang berobat ke rumah sakit dengan
keluhan batuk berdahak yang semakin bertambah sejak enam minggu yang lalu, batuk mula-
mula kering kemudian menjadi produktif.
2. Keluhan tersebut disertai demam terutama pada malam hari, penurunan nafsu makan,
penurunan berat badan, badan terasa lemah dan mudah lelah.
3. Tn. Anas tinggal bersama istri dan dua orang anak yang berusia 15 tahun dan 6 tahun.
Tetangga Tn. Anas ada yang mengalami keluhan yang sama dan sedang dalam pengobatan.
4. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran : Composmentis
b. Berat Badan: 45 kg, tinggi badan 164 cm.
c. Tanda vital : TD100/60 mmHg, Nadi 104x/menit, pernafasan 28x/menit, suhu 37,7
C.
5. Keadaan Spesifik :
a. Kepala: konjungtiva palpebra pucat
b. Thoraks :
i. Auskultasi: vesikuler meningkat dan ronkhi basah sedang pada lapangan atas
kedua paru.
6. Pemeriksaan Penunjang :
a. Hb: 9 g%, WBC: 6500/uL, LED 80 mm/hr, Hitung jenis 0/2/2/76/14/6. Hasil
pemeriksaan sputum BTA I : (++), BTA II (-), BTA III: (+)
7. Radiologi :
a. Gambaran infiltrat pada lapangan atas kedua paru

II. Prioritas Masalah
No. 1

III. Analisis Masalah
1. Tn. Anas, 40 tahun, buruh, tinggal di rumah susun, datang berobat ke rumah sakit dengan
keluhan batuk berdahak yang semakin bertambah sejak enam minggu yang lalu, batuk
mula-mula kering kemudian menjadi produktif.

a. Bagaimana anatomi, fisiologi sistem yang terkait dengan keluhan (respirasi)?
Jawab:
Sietem Respirasi
Anatomi, terdiri dari:
Cavum nasii, pharynk, larynk, trakea, bronkus primer, bronkus sekunder.
Bronkus tersier, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, saccus alveolus,
ductus alveolus, alveoli.

Fisiologi:
Respirasi dibagi 2 yaitu internal dan eksternal:
Respirasi internal (respirasi sel) merupakan proses metabolik intrasel yang
dilakukan di dalam miokondria, yang menggunakan O
2
dan menghasilkan
CO
2
selagi mengambil energi dari molekul nutrien.
Respirasi eksternal merupakan rangkaian kejadian dalam pertukaran O
2
dan
CO
2
antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Proses ini mencakup 4
langkah:
Ventilasi atau pertukaran gas antara atmosfer dan kantung udara
(alveolus) di paru.
Pertukaran O
2
dan CO
2
antara udara di alveolus dan darah di kapiler.
Transpor O
2
dan CO
2
oleh darah antara paru dan jaringan.
Pertukaran O
2
dan CO
2
antara darah di kapiler sistemik dan jaringan.

b. Bagaimana mekanisme terjadinya batuk berdahak?
Jawab:
Bakteri TBC ( mycobacterium tuberculosis ) masuk ke dalam saluran pernapasan
sebagai pertahanan, tubuh merespon dengan membatukkannya terjadi batuk
yang kering dan saat berada di alveoli bakteri tersebut di tangkap oleh
mononuklear dormant.
Butuh waktu 2 minggu hingga imun tubuh dapat mengetahui karakteristik
kuman TBC, oleh APC ( makrofag yang mempresentasikan dan membawa
sampel kuman dibawa ke kelenjar getah bening terdekat.
disana sudah ada Th memproses dan mengaktifkan Tho Th1
mengeluarkan IL2 limfosit T mengeluarkan sitotoksik menghancurkan
makrofag + kuman TBC yang ada didalam kuman + makrofag hancur
batuk produktif.

c. Bagaimana klasifikasi batuk?
Jawab:
Klasifikasi batuk dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Batuk berdasarkan durasi :
a. Batuk akut (<3 minggu) paling sering karena infeksi saluran napas atas (
khususnya common cold, sinusitis bakterial akut, dan pertusis), tetapi
kelainan yang lebih serius seperti pneumonia, emboli paru, dan congestive
heart failure, juga dapat terjadi.
b. Batuk kronik (>3 minggu) pada perokok meningkatkan kemungkinan
PPOK atau kanker bronkogenik. Pada bukan perokok dengan foto toraks
normal dan tidak menggunakan ACE inhibitor, penyebab batuk paling
sering adalah postnasal drip, asma, dan gastroesophageal reflux.

2) Batuk berdasarkan tanda klinis :
a. Batuk rejan. Batuk yang kerap diakhiri dengan suara seperti ingin muntah
ketika kita mengambil nafas. Batuk seperti ini disebabkan oleh bakteri
pertussis, yang dapat menular melalui droplet dari hidung atau mulut orang
yang terinfeksi, yang dapat keluar karena bersin, batuk, atau tertawa.
b. Batuk sesak (croup). Batuk dengan suara nafas yang keras, seperti ada
lendir di dalam dada. Suara yang timbul adalah akibat dari pembengkakan
di sekitar pita suara (pangkal tenggorokan) dan batang tenggorokan
disebabkan oleh virus.
c. Batuk kering. Batuk dengan suara nyaring dan membuat perut ikut sakit,
biasanya makin parah saat malam hari disebabkan karena masuk angin,
bronchiolitis, atau asma.
d. Batuk produktif/ batuk basah. Batuk yang sering diiringi dengan riak atau
lendir, yang biasanya disebabkan oleh infeksi atau asma.
e. Batuk bronchiolitis. Batuk yangdiikuti suara nyaring seperti bersiul saat
bernafas. Batuk seperti ini biasanya disebabkan infeksi virus yang terjadi
pada saluran udara kecil pada paru-paru yang disebut bronchioles. Penyebab
lainnya adalah asma.

d. Bagaimana interpretasi batuk sejak 6 minggu yang lalu?
Jawab:
Menandakan bahwa penderita mengalami batuk kronis.

2. Keluhan tersebut disertai demam terutama pada malam hari, penurunan nafsu makan,
penurunan berat badan, badan terasa lemah dan mudah lelah.
a. Bagaimana mekanisme terjadinya demam?
Jawab:
Bakteri terhirup gumpalan bakteri kecil masuk ke alveoli bakteri
membelah diri membangkitkan peradangan (netrofil dan makrofag datang
untuk memfagosit makrofag mengeluarkan IL1, TNF, dan IL6 IL1, TNF,
dan IL6 mencapai hipothalamus dan mengeluarkan asam arakidonat terbentuk
PGE2 yang mengacaukan set point di pusat termostat hipothalamus
meningkatkan suhu tubuh demam

b. Mengapa demam terutama malam hari?
Jawab:
Pada malam hari metabolisme meningkat pada saat ada infeksi maka suhu
tubuh akan lebih meningkat pada malam hari
Bakteri pada siang hari akan mati jika terkena sinar ultraviolet, dan pada malam
hari akan aktif demam terutama pada malam hari

c. Bagaimana mekanisme penurunan nafsu makan, penurunan BB, badan serasa
lemah dan mudah lelah?
Jawab:
mekanisme penurunan nafsu makan, penurunan BB
Bakteri terhirup gumpalan bakteri kecil masuk ke alveoli bakteri
membelah diri endotoksin pada dinding bakteri meningkatkan kadar leptin di
hipothalamus penurunan nafsu makan suplai nutrisi berkurang BB
turun.

Mekanisme badan terasa lemah dan mudah lelah:
Bakteri terhirup gumpalan bakteri kecil masuk ke alveoli bakteri
membelah diri endotoksin pada dinding bakteri meningkatkan kadar leptin di
hipothalamus penurunan nafsu makan suplai nutrisi berkurang
metabolisme menurun pembentukan ATP berkurang lemah dan mudah
lelah.

3. Tn. Anas tinggal bersama istri dan dua orang anak yang berusia 15 tahun dan 6 tahun.
Tetangga Tn. Anas ada yang mengalami keluhan yang sama dan sedang dalam
pengobatan.
a. Apa makna tetangga Tn. Anas ada yang mengalami keluhan yang sama?
Jawab:
Tetangga Tn. Anas menderita keluhan yang sama berpotensi menularkan
penyakitnya karena termasuk airbone disease. Masa pengobatan penyakit
tuberculosis paru adalah 6 bulan, itu artinya jika tetangga Tn. Anas yang dalam
masa pengobatan masih memiliki potensi untuk menularkan penyakitnya karena
pengobatan yang dijalani belum memberikan efisiensi.

b. Apa kemungkinan pengobatan yang didapat oleh tetangga Tn. Anas?
Jawab:
Pengobatan tuberculosis:
Obat Anti Tuberculosis Utama:
Rifampisin ( memegang perana utama dalam pengobatan Tb)
Isoniazid (INH)
Pirazinamid
Obat Anti Tuberculosis Tambahan
Etambutol
Streptomisin

c. Bagaiman farmakologi obat-obat tersebut?
Jawab:
Obat Anti Tuberculosis Utama:
Rifampisin ( memegang perana utama dalam pengobatan Tb)
Merupakan obat semisintetik derivat dari streptomyces mediateranei. Rifampisin
memiliki spektrum luas sehingga dapat mengatasi bakteri gram positif, maupun
bakteri gram negatif.
Rifampisin memiliki aktiviti bakteriasidal di intraseluler dan juga
ekstraseluler. Rifampisin menghambat sintesa RNA dengan mengikat dan
menghambat polymerase DNA dependant RNA. Rifampisin dapat menyebabkan
urin berwarna merah kekuningan.
Isoniazid (INH)
Merupakan obat antituberculosis yang paling efektif. Isoniazid harus diberiakn
pada setiap pengobatan tuberculosis, kecuali jika tedapat resistensi. Mekanisme
kerjanya adalah menghambat cell-wall biosynthecis pathway.
Pirazinamid
Merupakan derivat asam nikotinik, yang digunakan pada pengobatan Tb jangka
pendek. Pirazinamid merupakan obat bakterisidal untuk organisme intraseluar
dan agen anti Tb ketiga yang cukup ampuh.
Obat Anti Tuberculosis Tambahan
Etambutol
Etambutol satu-satunya obat lapis pertama yang mempunyai efek bakteriostatik
tetapi bila dikombinasikan dengan INH dan rifampisin terbukyi bisa mencegah
terjadinya rsistensi obat.
Streptomisin
Merupakan antibiotik golongan aminiglikosida yang harus diberikan secara
parenteral dan bekerja mencegah pertumbuhan organisme ekstraseluler.
Streptomisin dapat diberikan secara intramuscular. Streptomisin memiliki efek
bakterisidal.

d. Bagaimana patofisiologi infeksi tuberculosis?
Jawab:





































































suplai nutrisi
mudah
lelah
(Fe)
anemia
(Hb 9)
kompensasi
(takikardi)
daerah sekitar mengalami kerusakan
(nekrosis pengkijuan)
transfor mukosilier batuk
berdahak
sebagian menjadi dormant dan
diproses oleh APC
dibawa ke KGB terdekat
(T-helper)
kemudian berlanjut terjadi
pertahanan melalui netrofil,
makrofag dan sel goblet
menghasilkan mukus berlebihan
diferensiasi menjadi Th1 yang
mengeluarkan IL-2 (sitokin)
aktivasi sel T sitotoksik (reseptor
IL-2) yang menghasilkan sitotoksin
untuk membunuh dormant
Efek sitokin pada SSP (hipotalamus)
produksi prostaglandin
impuls ke korteks serebral
leptin
nafsu makan
berat badan
(IMT= 16,73)
demam (37,7
o
C)
BTA positif
LED meningkat
sebagian sekret dari pengkijuan
berada di bronkiolus
takipnea,
auskultasi
(vesikuler )
& rontgen
(infiltrat)
Ronkhi basah
sedang
stimulasi reseptor iritan refleks
batuk kering
menempel di silia saluran pernapasan
terjadi pertahanan fisik melalui
silia saluran pernapasan
Droplet nuclei (M. tuberculosis)
masuk ke saluran napas
partikel < 5 m akan terus masuk ke
laring, trakea dan bronkus
e. Bagaimana tindakan preventif yang harus diberikan kepada keluarga Tn. Anas?
Jawab:
1. Perbaiki ventiasi udara dan pencahayaan rumah
2. Lakukanlah penjemuran kasur
3. Tidak boleh meludah sembarangan, harus ditempatnya
4. Jika batuk penderita harus menutup mulut
5. Perbaiki gizi
6. Vaksinasi BCG
7. Pengawasan pada pasien yang dicurigai TB

4. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan: 45 kg, tinggi badan 164 cm.
Tanda vital : TD100/60 mmHg, Nadi 104x/menit, pernafasan 28x/menit, suhu 37,7
C.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme hasil pemerikasaan fisik pada kasus ini?
Jawab:
Interpretasi:
IMT : 16, 73 (kurus)
Nadi : takikardi
Pernafasan : takipneu
Suhu tubuh : febris
Mekanisme:
Mekanisme penurunan berat badan :
Bakteri terhirup gumpalan bakteri kecil masuk ke alveoli bakteri
membelah diri endotoksin pada dinding bakteri meningkatkan kadar leptin di
hipothalamus penurunan nafsu makan suplai nutrisi berkurang BB
turun.
Mekanisme peningkatan suhu tubuh:
Bakteri terhirup gumpalan bakteri kecil masuk ke alveoli bakteri
membelah diri membangkitkan peradangan (netrofil dan makrofag datang
untuk memfagosit makrofag mengeluarkan IL1, TNF, dan IL6 IL1, TNF,
dan IL6 mencapai hipothalamus dan mengeluarkan asam arakidonat terbentuk
PGE2 yang mengacaukan set point di pusat termostat hipothalamus
meningkatkan suhu tubuh peningkatan suhu tubuh

Mekanisme takikardi dan takipneu:
Bakteri terhirup gumpalan bakteri kecil masuk ke alveoli bakteri
membelah diri membangkitkan peradangan (netrofil dan makrofag datang
untuk memfagosit membentuk granuloma terjadi nekrosis kaseosa di
bagian tengah granuloma kematian jaringan terganggunya proses
pertukaran gas O2 menurun takipneu (untuk memenuhi O2 ke paru) dan
takikardi (untuk memenuhi O2 di sel)

5. Keadaan Spesifik :
Kepala: konjungtiva palpebra pucat
Thoraks : Auskultasi: vesikuler meningkat dan ronkhi basah sedang pada lapangan
atas kedua paru.
a. Bagaiman interpretasi dan mekanisme hasil keadaan spesifik pada kasus ini?
Jawab:
Interpretasi:
Konjungtiva palpebra pucat : Menandakan adanya anemia
Vesikuler meningkat : Adanya media penghantar suara yang lebih
baik dari udara yang ada di paru.
Ronchi basah sedang : Adanya cairan pada bronkus
Mekanisme:
Mekanisme konjungtiva palpebra pucat:
Bakteri masuk ke alveolus endoktoksin pada dinding bakteri meningkatkan
kadar leptin di hipotalamus nafsu makan menurun suplai nutrisi menurun
pembentukan Hb menurun Hb menurun oksigen yang dibawa HB
menurun tubuh lebih mengutamakan oksigen ke organ yang penting
konjungtiva palpebra pucat.
Vesikuler meningkat = suara nafas meningkat
Dormant diproses oleh APC dibawa ke KGB terdekat ( T- helper)
diferensiasi menjadi Th1 yang mengeluarkan IL-2 aktivasi sel T sitotoksik
(reseptor IL-2) dikeluarkan sitotoksin untuk membunuh dormant daerah
sekitar mengalami kerusakan nekrosis pengkijuan (auskultasi) vesikuler
meningkat.
Ronkhi basah sedang = suara gelembung kecil yang pecah, terdengar bila
adanya sekret pada saluran pada saluran napas kecil dan sedang.
Dormant diproses oleh APC dibawa ke KGB terdekat (T-helper)
diferensiasi menjadi Th1 yang mengeluarkan IL-2 aktivasi sel T sitotoksik
(reseptor IL-2) dikeluarkan sitotoksin untuk membunuh dormant daerah
sekitar mengalami kerusakan nekrosi pengkijuan sebagian secret dari
pengkijuan berada di bronkiolus (saluran napas kecil atau sedang) (auskultasi)
ronkhi basah sedang.

6. Pemeriksaan Penunjang :
Hb: 9 g%, WBC: 6500/uL, LED 80 mm/hr, Hitung jenis 0/2/2/76/14/6. Hasil
pemeriksaan sputum BTA I : (++), BTA II (-), BTA III: (+)
a. Bagaiman interpretasi dan mekanisme hasil pemeriksaan penunjang pada kasus
ini?
Jawab:
Interpretasi:
Hb: terjadi penurunan, anemia
LED: meningkat, terjadi infeksi dalam tubuh
Hitung jenis:
Limfosit: menurun
Neutrofil segmen: meningkat
BTA: terdapat basil tahan asam dalam tubuh
Gambaran infiltrat paru: terdapat massa pada paru
Mekanisme:
Mekanisme Hb menurun:
Bakteri masuk ke alveolus endoktoksin pada dinding bakteri meningkatkan
kadar leptin di hipotalamus nafsu makan menurun suplai nutrisi menurun
pembentukan Hb menurun Hb menurun
Mekanisme LED meningkat:
Bateri masuk ke alveolus bakteri berkembang biak di alveolus limfosit
banyak datang memfagosit LED meningkat
Mekanisme Neutrofil segmen meningkat:
Bakteri masuk ke alveolus bakteri berkembang biak di alveolus neutrofil
segmen banyak datang memfagosit neutrofil segmen meningkat
Mekanisme Limfosit menurun:
Bakteri masuk ke alveoli neutrofil dan makrofag memfagosit bakteri tetapi
tidak membunuh bakteri makrofag yang mengandung bakteri dibawa ke
kelenjar limfosit terdekat MHC memperkenalkan antigen ke Th0
berdeferensiasi ke Th1 Th1 menghasilkan IL 2 untuk mengaktifkan Tc / CD 8
sitokin berikatan dengan makrofag yang mengandung bakteri untuk
melisiskannya makrofag dan daerah disekitarnya (limfosit) ikut hancur/lisis
kadar limfosit menurun
Mekanisme Infiltrasi pada rotgan:
Bakteri masuk ke alveolus bakteri berkembangbiak di alveolus neutrofil
dan makrofag dating menuju bakteri terbentuk granuloma dibagian tengah
granuloma terjadi nekrosis dan untuk mencegah penyebaran granuloma dan
bakteri granuloma dikelilingi jaringan ikat fibrosa pada saat rotgan benda
padat tersebut terlihat seperti infiltrate.

b. Bagaiman cara pemeriksaan sputum BTA?
Jawab:
1. Letakkan sediaan dahak yang telah difiksasi pada rak dengan hapusan dahak
menghadap ke atas.
2. Teteskan larutan Carbol Fuchsin 0,3% pada hapusan dahak sampai menutupi
seluruh permukaan sediaan dahak.
3. Panaskan dengan nyala api spiritus sampai keluar uap selama 3 5 menit. Zat
warna tidak boleh mendidih atau kering. Apabila mendidih atau kering maka
Carbol Fuchsin akan terbentuk kristal (partikel kecil) yang dapat terlihat
seperti kuman TB
4. Singkirkan api spiritus, diamkan sediaan selama 5 menit.
5. Bilas sediaan dengan air mengalir pelan sampai zat warna yang bebas
terbuang.
6. Teteskan sediaan dengan asam alkohol (HCl Alcohol 3%) sampai warna
merah Fuchsin hilang atau selama kurang lebih 2 detik.
7. Bilas dengan air mengalir pelan
8. Teteskan larutan Methylen Blue 0,3% pada sediaan sampai menutupi seluruh
permukaan
9. Diamkan 10 20 detik
10. Bilas dengan air mengalir pelan
11. Keringkan sediaan di atas rak pengering di udara terbuka (jangan dibawah
sinar matahari langsung
12. Hasil pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala IUATLD (Internasional
Union Against Tuberculosis) sesuai rekomendasi WHO.




c. Bagaiman karakteristik microorganisme penyebab kasus ini?
Jawab:
Dalam hal ini Mycobacterium Tuberculosis:
Batang tahan asam
Tahan alkohol
Tidak bergerak
Aerobik
Tidak membentuk spora
Pertumbuhannya lambat, membutuhkan waktu 2-6 minggu dalam media
khusus.

7. Radiologi :
Gambaran infiltrat pada lapangan atas kedua paru
a. Apa makna hasil pemerikasaan radiologi?
Jawab:

8. Bagaimana DD pada kasus ini?
Jawab:
Gejala TB Bronkiektasis Ca Paru
Demam - -
Keringat malam - -
Anoreksia -
BB turun -
Konjungtiva pucat
Pembesaran kel.
Limfe
-
Kavitas paru -/+ -


9. Pemerikasaan penunjang apa lagi yang di perlukan untuk memastikan penyebab
gangguan pada kasus ini?
Jawab:
Analisis Cairan Pleura
Interpretasi hasil analisis yang mendukung diagnosis tuberkulosis bernilai positif dan
kesan cairan eksudat, serta pada analisis cairan pleura terdapat sel limfosit dominan dan
glukosa rendah.
Pemeriksaan histopatologi jaringan
Pemeriksaan histopatologi dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis TB.
Bahan jaringan dapat diperoleh melalui biopsi atau otopsi.
Pemeriksaan darah
Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan indikator yang spesifik untuk
tuberkulosis. Laju endap darah ( LED) jam pertama dan kedua dapat digunakan sebagai
indikator penyembuhan pasien. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju endap
darah yang normal tidak menyingkirkan tuberkulosis. Limfositpun kurang spesifik.
Uji tuberkulin
Uji tuberkulin yang positif menunjukkan ada infeksi tuberkulosis. Di Indonesia
dengan prevalens tuberkulosis yang tinggi, uji tuberkulin sebagai alat bantu diagnostik
penyakit kurang berarti pada orang dewasa. Uji ini akan mempunyai makna bila
didapatkan konversi, bula atau apabila kepositivan dari uji yang didapat besar sekali. Pada
malnutrisi dan infeksi HIV uji tuberkulin dapat memberikan hasil negatif.

10. Bagaimana WD pada kasus ini?
Jawab:
Tuberculosis Paru (TB Paru)

11. Apa etiologi dan faktor resiko penyakit pada kasus ini ?
Jawab:
Etiologi:
Tuberkulosis paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang merupakan
batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitive terhadap panas dan
sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah
Mycobacterium bovis dan Mycobacterium avium
Faktor resiko:
Usia, Jenis kelamin, Penyakit penyerta, Kepadatan hunian dan kondisi rumah, Status
sosial ekonomi keluarga, Perilaku, dll.

12. Bagaimana tatalaksana pada kasus ini secara komprehensip (promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif)?
Jawab:

Pengobatan Tuberkulosis dilakukan dengan prinsip-prinsip sbb:
OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat. Tidak OAT
tunggal (monoterapi). Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT) lebih
menguntungkan dan sangat dianjurkan.
Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung
(DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif (2-3 bulan) dan lanjutan
(4-7 bulan)
Tahap intensif: obat diberikan setiap hari,dan diawasi langsung untuk mencegah
resistensi obat. Jika diberikan secara tepat, yang awalnya menular bisa men jadi tidak
menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar TB BTA positif menjadi BTA
negatif dalam 2 bulan
Tahap lanjutan: diberikan obat lebih sedikit dengan jangka waktu yang lama. Tahap
ini penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah kekambuhan.

Menggunakan Obat Anit Tuberkulosis (OAT)


13. Bagaiman strategi pemerintah dalam menangani tuberculosis? ( DOTS, PMO, klasifikasi
pengobatan Tb berdasarkan jenis kasus Tb, alur tatalaksana Tb)
Jawab:
Strategi DOTS dalam penanggulangan penyakit TB:
1. Komitmen
2. Diagnosa benar dan baik
3. Ketersedian dan lancarnya distribusi obat
4. Pengawasan penderita minum obat
5. Pencatatan dan pelaporan penderita dengan sistem kohort.

14. Apa yang akan terjadi bila kasus ini tidak ditanggulangi secara komprehensif?
Jawab:

15. Apa saja komplikasi pada kasus ini?
Jawab:
Komplikasi dini
pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis, Poncets arthropathy.

Komplikasi lanjut
Obstruksi jalan napas -> SOPT ( Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis ), kerusakan
parenkim berat -> Fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom
gagal napas dewasa (ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB.

16. Bagaimana prognosis pada kasus ini?
Jawab:
Dubia ad bonam jika pasien disiplin dalam minum obat

17. Bagaimana KDU pada kasus ini?
Jawab:
Kompetensi 4, mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani
problem itu secara mandiri hingga tuntas.

18. Bagimana pandangan islam mengenai kasus ini?
Jawab:
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW. Bersabda : Tidaklah seorang muslim
ditimpa musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan menumpuk pada dirinya
kecuali Allah SWT hapuskan akan dosa-dosanya (HR. Bukhari dan Muslim)

IV. Hipotesis
Tn. Anas, 40 tahun , mengalami batuk berdahak yang disebabkan oleh tuberculosis










V. Kerangka Konsep


Batuk, bersin,
bicara
Masuk ke parenkim
paru pendrita
Kuman dormant
dalam tubuh
Droplet
infection
Sumber kuman (M.
Tb)
Imunitas kuman
berkembang biak
SAKIT
Kelainaan: pem. Fisik,
pem. Penunjang.


Batuk,
demam

Anda mungkin juga menyukai