Anda di halaman 1dari 2

Nama/Nrp : Rizki Mohfar / E44070043

Hasil Resume Bab I


Berbagai Struktur Penguasaan, Aneka Ragam Perlawanan

Konflik yang terus berlangsung antaera rimbawan dan penduduk desa yang tidk mau
mengerti arti dan fungsi hutan. Banyak akses yang tertutup atas penduduk yang memanfaatkan
hutan sebagai lahan pertanian sehingga para rimbawan harus meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang hutan. Persaingan memperebutkan akses tanah dan pohon, dan penguasaan serta
pengendalian atas akses, menandai hubungan antara jajaran pemanfaat hutan. Pergulatan antara dua
unit (produksi dan konsumsi) yang saling bertolak-belakang, yakni rumah tangga berbasis hutan
dan perusahaan kehutanan negara yang penuh kuasa adalah urusan politik kehutanan.
Manakala kepentingan negara dan kepentingan petani berbenturan, sering ditemukan
kerusakan lingkungan, kemiskinan, dan hubungan kekuasaan yang ambivalen, rancu tentang akses
dan kendali. Krisis hutan tropis sekarang ini bersumber pada kelembagaan yang tidak pas,
khususnya lembaga-lembaga yang membawahi sistem akses dan penguasaan sumber daya.
Kerusakan aneka sumber daya berbasis tanah adalah puncak interaksi rumit dan meluas antara
berbagai kepentingan yang selalu bergeser.
Pulau Jawa, kepadatan penduduknya yang tinggi dan struktur sosial pedesaanya yang
terdiferensiasi memberikan latar yang menarik dan cocok untuk mengkaji dinamika hubungan
pusat-pinggiran pada perpotongan antara kebijakan kehutanan dan pemanfaatan hutan. Hutan tropis
alami sekarang sedang dialihkan menjadi perkebunan hutan monokultur menyusul episode
eksploitasi hutan yang merusak oleh perusahaan asing maupun dalam negeri. Meletupnya konflik
berbasis hutan di pulau-pulau luar Jawa juga disebabkan oleh ketidaksesuaian antara ilmu dan
nilai-nilai yang hidup di masyarakat. Benturan antara pandangan dunia dan fungsi material hutan
yang saling bertentangan, dan menunjukkan bagaimana pandangan-pandangan kontradiktif tentang
pemanfaatan hutan secara benar telah muncul kembali dalam berbagai gerakan protes kontemporer
oleh petani berbasis hutan.
Kebanyakan pengertian yang ada di Dunia Ketiga tentang konservasi dan pengelolaan hutan
ilmiah berasal dari Barat, yang kondisi politis-ekonomis serta ekologisnya berbeda, dan masih
terus mencerminkan tafsir Barat tentang produktivitas hutan dan konservasi sumberdaya oleh
rimbawan profesional (Fernow 1911; Fortmann dan Fairfax 1985:2). Sebelum tahun 1787 dimana
program pelatihan pertama bidang kehutanan didirikan, Hak dan akses atas sumberdaya tanah dan
hutan sepenuhnya mendukung bangsawan feodal (feudal lords), para raja dan golongan gentry
(berstatus sosial tinggi). Sebuah bentuk kesalahan dalam mencontoh sistem pengelolaan hutan
terjadi ketika para rimbawan mempelajari ilmu kehutanan, belajar dari universitas yang berdiri pada
saat itu, ketika pulang ke tanah air atau pergi ke koloni-koloni Eropa di Afrika, Asia, dan Amerika
Latin, mereka membawa falsafah dan metode pengelolaan hutan di bawah kendali negara atau
pengelolaan hutan sentralisasi (Fernow 1911).
Wawasan utilitaris (asas manfaat praktis) tentang hutan sebagai sumber pokok pemasukan
pemerintah maupun pembenaran pemanfaatan demikian sebagai sarana memberikan
kemasalahatan sebesar-besarnya bagi sebanyak-banyaknya orang telah mendominasi politik
kehutanan di banyak negara berkembang (Westoby 1987:69). Dalam kenyataan, mandat ini telah
menjadi pembenaran bagi penguasaan mutlak negara atas basis sumberdaya hutan dan cara serta
manfaat eksploitasinya. Akibat dari hasrat pemerintah kolonial atau pemerintah masa kini untuk
menguasai tanah, hasil hutan yang tumbuh dan tenaga kerja yang ada untuk mengolahnya (Blaikie
1985).
Secara keseluruhan, konteks ekologis dan historis yang sangat berbeda membuat adaptasi
system pengelolaan hutan dari Eropa menjadi muskil. Ideology penguasaan konservasi oleh negara,
yang berasal dari zaman colonial, masih tetap ada dan makin menguat sejak merebaknya
keprihatinan dunia terhadap lingkungan pada tahun 1960an (Humprey dan Buttle 1982) dan
penegasan kembali keprihatinan itu pada akhirnya 1980an dan 1990an. Memang badan-badan
pemerintah mengaku memerhatikan perlunya memasukan penduduk asli dalam rancangan strategi
pengelolaan sumberdaya. Akan tetapi ada banyak kebingungan tentang cara setepatnya
melaksanakan hal itu sambil tetap memertahankan sasaran kerja yang mengurus hutan, yaitu
menghasilkan surplus bagi negara. Secara keseluruhan, kemerosotan hutan dan kemiskinan
pedesaan bukanlah keadaan yang berdiri sendiri dan bukan pula sesuatu yang bertahan karena
dirinya sendiri. Kemerosotan mutu hutan dan kemiskinan masyarakat pedesaan adalah gejala
kelangkaan sumberdaya, akibat perubahan agrarian, dan petunjuk tentang adanya konflik social
yang luas dan rumit.

Anda mungkin juga menyukai

  • Ka 2
    Ka 2
    Dokumen1 halaman
    Ka 2
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Ka 1
    Ka 1
    Dokumen1 halaman
    Ka 1
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Ka 4
    Ka 4
    Dokumen1 halaman
    Ka 4
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Ka 2
    Ka 2
    Dokumen1 halaman
    Ka 2
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Ka 5
    Ka 5
    Dokumen1 halaman
    Ka 5
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Ka 3
    Ka 3
    Dokumen1 halaman
    Ka 3
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Ka 1
    Ka 1
    Dokumen1 halaman
    Ka 1
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Ka 3
    Ka 3
    Dokumen1 halaman
    Ka 3
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Ka 5
    Ka 5
    Dokumen1 halaman
    Ka 5
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pertanyaan
    Daftar Pertanyaan
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pertanyaan
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Tuplah Sulawesi
    Tuplah Sulawesi
    Dokumen1 halaman
    Tuplah Sulawesi
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Masukan Untuk Buku
    Masukan Untuk Buku
    Dokumen4 halaman
    Masukan Untuk Buku
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • 01-Kover Dalam
    01-Kover Dalam
    Dokumen2 halaman
    01-Kover Dalam
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • RHL
    RHL
    Dokumen2 halaman
    RHL
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pertanyaan
    Daftar Pertanyaan
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pertanyaan
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Tambahan SRM
    Tambahan SRM
    Dokumen1 halaman
    Tambahan SRM
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Data Penghuni
    Data Penghuni
    Dokumen1 halaman
    Data Penghuni
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Majalah - Warta April 2006
    Majalah - Warta April 2006
    Dokumen16 halaman
    Majalah - Warta April 2006
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Kebakaran Hutan 1
    Kebakaran Hutan 1
    Dokumen28 halaman
    Kebakaran Hutan 1
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Lembar Isian Untuk Fellow
    Lembar Isian Untuk Fellow
    Dokumen2 halaman
    Lembar Isian Untuk Fellow
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • FALSAFAH BENIH
    FALSAFAH BENIH
    Dokumen2 halaman
    FALSAFAH BENIH
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Tambahan SRM
    Tambahan SRM
    Dokumen1 halaman
    Tambahan SRM
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • PKL
    PKL
    Dokumen43 halaman
    PKL
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Per Tamina 3
    Per Tamina 3
    Dokumen2 halaman
    Per Tamina 3
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Etnovisi Vol - II No - 1 April 2006
    Etnovisi Vol - II No - 1 April 2006
    Dokumen47 halaman
    Etnovisi Vol - II No - 1 April 2006
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Jadwal
    Jadwal
    Dokumen6 halaman
    Jadwal
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • Iph 2012
    Iph 2012
    Dokumen11 halaman
    Iph 2012
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat
  • TANAMAN KEHUTANAN
    TANAMAN KEHUTANAN
    Dokumen54 halaman
    TANAMAN KEHUTANAN
    Adi Dzikrullah Bahri
    100% (2)
  • Bagian HR2
    Bagian HR2
    Dokumen1 halaman
    Bagian HR2
    Adi Dzikrullah Bahri
    Belum ada peringkat