Anda di halaman 1dari 12

1

TUGAS SEMESTER 6
KASUS MAGIC COM VS PT. YONG MA INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester 6 Mata Kuliah HKI dan Etika
Profesi
Dosen Pengampu : Agung Purnomo,S.Sn.,M.Sn




Oleh :
Sekarwuni (11150122)


DESAIN INTERIOR
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
2

KASUS MAGIC COM VS PT. YONG MA INDONESIA

1.1. LATARBELAKANG
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik
Intelektual (HMI) merupakan padanan dari bahasa Inggris Intellectual
Property Right. Kata "intelektual" tercermin bahwa obyek kekayaan
intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran
manusia (the Creations of the Human Mind) (WIPO, 1988:3). Hak
Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif Yang diberikan
suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya
ciptanya. Secara sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten Dan
Hak Merk. Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian dari
benda (Saidin : 1995), yaitu benda tidak berwujud (benda imateriil).
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas
benda tak berwujud (seperti Paten, merek, Dan hak cipta). Hak Atas
Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan Dan sebaginya Yang tidak
mempunyai bentuk tertentu.
Secara sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten
Dan Hak Merk. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta : Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya
atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.(Pasal 1 ayat 1) .
3

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001: Paten
adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas
hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya (Pasal 1
Ayat1).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 : Merek
adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka-
angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur- unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa. (Pasal 1 Ayat 1). Fungsi merek adalah sebagai berikut:
(Etty Susilowati. 2010)
Sebagai tanda pengenal atau untuk membedakan hasil
produksi seseorang atau beberapa orang secara bersama-
sama atau badan hukum dengan produksi orang lain/
badan hukum lainnya.
Sebagai alat promosi, sehingga mempromosikan hasil
produksinya cukup dengan menyebut mereknya. Merek
sangat penting dalam dunia periklanan dan pemasaran
karena publik sering mengaitkan suatu imej, kualitas atau
reputasi barang dan jasa dengan merek tertentu. Sebuah
merek dapat menjadi kekayaan yang sangat berharga
secara komersial. Merek suatu perusahaan seringkali
lebih bernilai dibandingkan dengan aset riil perusahaan
tersebut.
4

Sebagai jaminan atas mutu barangnya. Merek juga berguna
untuk para konsumen. Merek tersebut berkualitas tinggi atau aman untuk
dikonsumsi dikarenakan reputasi dari merek tersebut. Jika sebuah
perusahaan menggunakan merek perusahaan lain, para konsumen mungkin
merasa tertipu karena telah membeli produk dengan kualitas yang lebih
rendah. Dari ketiga cakupan HAKI di atas masih terdapat banyak kasus
pelangaran khususnya pada pelangaran hak merk, salah satu contohnya ialah
kasus Magic Com CO., LTD, suatu perseroan yang berasal dari Korea,
melawan PT. YONG MA INDONESIA. merek YONG MA milik penggugat
dengan merek YONG MA milik tergugat mempunyai persamaan pada
pokoknya baik berupa bentuk, cara penempatan, cara penulisan, bunyi,
ucapan sehingga jelas tergugat dalam mendaftarkan merek miliknya tersebut
adalah beritikad tidak baik karena ingin membonceng ketenaran merek
penggugat yang menurut penjelasan pasal 69 ayat (2) UU no. 15 tahun 2001
termasuk pula dalam pengertian bertentangan dengan moralitas agama,
kesusilaan atau ketertiban umum.

1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Bagaimana sebab muncul kasus Magic Com CO., LTD,
menggugat PT. YONG MA Indonesia ?
1.2.2. Bagaimana keputusan Mahkamah Agung dengan kasus Magic Com
CO., LTD, menggugat PT. YONG MA Indonesia?




5

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT
1.3.1. Tujuan
1.3.1.1. Mengetahui sebab muncul kasus Magic Com CO., LTD,
menggugat PT. YONG MA Indonesia ?
1.3.1.2. Mengetahui keputusan Mahkamah Agung dengan kasus
Magic Com CO., LTD, menggugat PT. YONG MA
Indonesia?

1.3.2. Manfaat
1.3.2.1. Bagi Lembaga : Menambah kepustakaan tentang yang Haki
dan Etika Profesi sehingga penulisan yang dihasilkan dapat
bermanfaat.
1.3.2.2. Bagi Mahasiswa: Dapat menambah pengetahuan Haki dan
Etika Profesi.
1.3.2.3. Bagi Masyarakat : untuk membantu masyarakat agar
mengetahui bagaimana kasus Magic Com CO., LTD,
menggugat PT. YONG MA Indonesia dan Dapat menambah
pengetahuan Haki dan Etika Profesi.

1.4. TELAAH PUSTAKA
Sepengetahuan penulis belum ada yang mengangkat kasus
Magic Com CO., LTD, menggugat PT. YONG MA Indonesia sebagai tugas
Haki dan Etika Profesi semester 6 jurusan Desain Interior Fakulitas Seni
Rupa dan Desain di ISI Surakarta.




6

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Magic Com CO., LTD, menggugat PT. YONG MA Indonesia
Magic Com CO., LTD, suatu perseroan yang berasal dari Korea,
melawan PT. YONG MA INDONESIA. Merek Yong Ma yang merupakan
ciptaan Magic Com CO., LTD. Perusahaan tersebut juga adalah pemilik dan
pendaftar pertama dari merek YONG MA dan mempunyai hak tunggal atas
merek dagang tersebut. merek YONG MA milik penggugat dengan merek
YONG MA milik tergugat mempunyai persamaan pada pokoknya baik
berupa bentuk, cara penempatan, cara penulisan, bunyi, ucapan sehingga
jelas tergugat dalam mendaftarkan merek miliknya tersebut adalah beritikad
tidak baik karena ingin membonceng ketenaran merek penggugat yang
menurut penjelasan pasal 69 ayat (2) UU no. 15 tahun 2001 termasuk pula
dalam pengertian bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan atau
ketertiban umum.
Magic Com CO., LTD telah mendaftarkan merek Yong Ma ke
Direktorat Jenderal HKI, Departemen Hukum dan HAM RI sejak tahun
1995 untuk belasan kelas barang. Selain itu, merek YONG MA juga telah
didaftarkan di beberapa negara lain seperti Thailand dan Vietnam. 15
Agustus 1997, PT. YONG MA Indonesia mendaftarkan merek YONG MA
yang dicatat oleh Dirjen HKI, Depkumham untuk melindungi jenis barang
kelas 21. Magic Com CO., LTD merasa keberatan dengan pendaftaran
merek YONG MA, karena merek dagang PT. YONG MA merupakan
jiplakan dan dapat dikategorikan sebagai pendaftaran yang beritikad tidak
baik karena berniat untuk membonceng ketenaran merek YONG MA milik
7

Magic Com CO., LTD. Februari 2006, Magic Com CO., LTD kemudian
menggugat PT YONG MA di Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat.
Dalam gugatannya Magic Com CO., LTD meminta agar Majelis Hakim
Pengadilan Negeri/Niaga berkenan memerintahkan Dirjen HKI untuk
mencoret pendaftaran merek YONG MA atas nama PT YONG MA, dan
selanjutnya mengumumkan pembatalan merek tersebut dalam berita Resmi
Merek. 24 Mei 2006, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat memutuskan bahwa gugatan Magic Com CO., LTD telah kadaluarwa,
dan menyatakan gugatan tidak dapat diterima.


2.2. keputusan Mahkamah Agung dengan kasus Magic Com CO., LTD,
menggugat PT. YONG MA Indonesia
Perkara ini terjadi sejak PT YONG MA mendaftarkan merek
YONG MA ke Dirjen HKI tahun 1997. Kasasi diajukan kepada Mahkamah
Agung tanggal 6 Juni 2006. Kasus ini terjadi di Indonesia. pengadilan yang
menangani perkara ini adalah PN Jakarta Pusat, dan Mahkamah Agung yang
juga berada di Jakarta. Masalah Hukum ada beberapa masalah hukum yang
timbul dari fakta fakta hukum di atas:
1. Apakah gugatan Magic Com CO., LTD yang melewati
tenggang waktu maka dapat dikategorikan sebagai
kadaluwarsa dan karena itu dapat tidak diterima?
2. apakah Magic Com CO., LTD berhak memohon pembatalan
merek atas merek yang didaftarkan oleh PT YONG MA
Indonesia?

8

Putusan Hakim Mahkamah Agung mengabulkan permohonan
kasasi Magic Com, CO., LTD, membatalkan putusan Pengadilan Niaga
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan mengadili sendiri. mengabulkan
gugatan penggugat untuk seluruhnya, menyatakan penggugat sebagai
pemilik dan pendaftar pertama atas merek dagang YONG MA di Indonesia
maupun di dunia internasional, oleh karenanya mempunyai hak tunggal
untuk memakai merek dagang YONG MA. Menyatakan merek YONG MA
atas nama PT YONG MA mempunyai persamaan pada pokoknya dengan
merek YONG MA milik Magic Com, CO., LTD. Menyatakan batal menurut
hukum pendaftaran merek tergugat dengan segala akibat hukumnya,
Memerintahkan Dirjen HKI Depkumham RI untuk mencoret pendaftaran
merek tergugat dari Daftar Umum Merek dan selanjutnya mengumumkan
pembatalan pendaftaran merek Tergugat dalam Berita Resmi Merek.
Menghukum termohon kasasi untuk membayar biaya perkara dalam semua
tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp 5.000.000,
Pertimbangan Hakim keberatan pemohon kasasi dapat
dibenarkan karena judex facti telah salah menerapkan hukum sebab;
1. lewatnya tenggang waktu 5 tahun pengajuan gu2gatan
pembatalan merek dalam perkara a quo adalah menyangkut
tentang pokok perkara yang seharusnya diputus dalam
pokok perkara pula;
2. gugatan pembatalan merek a quo didasarkan atas adanya
itikad tidak baik oleh tergugat dalam mendaftarkan merek
YONG MA miliknya tanggal 15 Agustus 1997.
9

3. merek YONG MA Electrics CO, LTD milik penggugat
didaftarkan pada Dirjen Merek tanggal 4 Agustus 1997,
jadi lebih dahulu dari merek YONG MA milik tergugat.
4. Merek YONG MA milik penggugat merupakan merek
terkenal karena;
Terdaftar di beberapa negara,
Dikenal luas dalam masyarakat Indonesia sebagai
perangkat rumah tangga,
Mempunyai reputasi sebagai merek terkenal karena
promosi yang gencar dan besar besaran.
5. merek YONG MA milik penggugat berasal dari nama anak
perusahaan penggugat yaitu YONG MA Electrics CO,
LTD.
6. merek YONG MA milik penggugat dengan merek YONG
MA milik tergugat mempunyai persamaan pada pokoknya
baik berupa bentuk, cara penempatan, cara penulisan,
bunuyi, ucapan sehingga jelas tergugat dalam mendaftarkan
merek miliknya tersebut adalah beritikad tidak baik karena
ingin membonceng ketenaran merek penggugat yang
menurut penjelasan pasal 69 ayat (2) UU no. 15 tahun 2001
termasuk pula dalam pengertian bertentangan dengan
moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban umum.





10

BAB II
ANALISIS

3.1. Analisis kasus Magic Com CO., LTD, menggugat PT. YONG MA
Indonesia
Dalam perkara ini ditekankan bahwa gugatan pengajuan
permohonan pembatalan pada pengadilan tidak dapat dipertahankan
menurut harafiah daripada undang undang yaitu 9 bulan apabila ada itikad
buruk dari pihak yang mendaftarkan merek itu.
Dapat dilihat dalam putusan MA untuk kasus YONG MA,
Mahkamah Agung tidak memperhatikan lewatnya tenggang waktu
pengajuan gugatan pembatalan merek, karena, seperti yang telah diuraikan
di atas, batas tenggang waktu itu bersifat tidak mengikat, dan karena PT
YONG MA beritikad tidak baik dengan mendaftarkan merek yang sama
baik nama maupun pengucapannya, maka batas tenggang waktu tidak lagi
diperhatikan.
Sesuai dengan jurispruidensi MA no. 150K/Pdt/1984 tanggal 14
Juni 1985 terhadap pendaftaran merek yang terbukti persamaan bentuk
huruf/tulisannya, maka tidak dapat dikualifisir sebagai pendaftaran beritikad
baik. Peniruan sama secara persis daripada merek YONG MA merupakan
suatu yang termasuk kualifikasi itikad buruk. Karena tidak ada itikad baik
ini, maka atas permohonan dari pemilik sebenarnya yaitu Magic Com CO
LTD harus dikabulkan pembatalan daripada pendaftaran merek YONG MA
milik PT YONG MA yang merupakan tiruan.

11

BAB IV
KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan kasus Magic Com CO., LTD, menggugat PT. YONG MA
Indonesia
Meski kelas barang yang didaftarkan berbeda, dengan adanya
kesamaan merek maka memberi kesan bahwa YONG MA milik Magic Com
dan YONG MA milik PT YONG MA adalah berasal dari perusahaan yang
sama. Dengan demikian seolah PT YONG MA menggunakan merek YONG
MA milik Magic Com hendak membonceng ketenaran merek luar negeri
yang sudah terkenal ini. hal ini tidak dapat dibenarkan, dan memang
seharusnya dibatalkan.
Merek YONG MA milik penggugat dengan merek YONG MA
milik tergugat mempunyai persamaan pada pokoknya baik berupa bentuk,
cara penempatan, cara penulisan, bunyi, ucapan sehingga jelas tergugat
dalam mendaftarkan merek miliknya tersebut adalah beritikad tidak baik
karena ingin membonceng ketenaran merek penggugat yang menurut
penjelasan pasal 69 ayat (2) UU no. 15 tahun 2001 termasuk pula dalam
pengertian bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban
umum.





12

4.2. Daftar Pustaka

Etty Susilowati. 2010, Bunga Rampai Hak Kekayaan Intelektual, Semarang:
Undip.

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id

Anda mungkin juga menyukai