Prijono Tjiptoherijanto *) Pendahuluan Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang secara berkelanjutan mengoptimalkan manfaat dari sumber alam dan sumberdaya manusia dengan cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai dengan kemampuan sumber alam yang tersedia. Secara implisit pengertian diatas mengandung makna beberapa aspek yaitu: 1. Proses pembangunan berlangsung secara berlanjut dan didukung oleh sumber alam dengan kualitas lingkungan dan manusia semakin berkembang; 2. Sumber alam terutama udara, air dan tanah, memiliki ambang batas dimana pemanfaatan yang berlebihan akan menyebabkan berkurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya alam sehingga mengurangi kemampuannya mendukung kehidupan umat manusia; . !ualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas hidup, sehingga semakin baik mutu kualitas lingkungan semakin positif pengaruhnya pada kualitas hidup, yang antara lain tercermin pada meningkatnya usia harapan hidup, turunnya tingkat kematian, dan lain"lain; #. Pembangunan berkelanjutan memungkinkan generasi sekarang meningkatkan kesejahteraannya tanpa mengurangi kemungkinan lagi generasi masa depan juga dapat meningkat kesejahteraannay. !onsep pembangunan berkelanjutan memberikan dampak adanya batas, bukan batas absolut akan tetapi batas yang ditentukan oleh tingkat masyarakat dan organisasi sosial, mengenai sumberdaya alam serta kemampuan bisofer menyerap pelbagai pengaruh dari kativitas manusia. $eknologi dan organisasi dapat dikelola dan ditingkatkan guna memberi jalan bagi era baru pembangunan ekonomi. %engan demikian strategi pembangunan berkelanjutan bermaksud mengembangkan keselarasan baik antara umat manusia dengan alam. !eselarasan tersebut tentunya tidak bersifat tetap, melainkan merupakan suatu proses yang dinamis. Proses pemanfaatan sumberdaya, arah investasi, orientasi pengembangan teknologi, serta perubahan kelembagaan diselenggarakan secara konsisten dengan kebutuhan masa kini dan masa depan. &leh karena itulah dalam pembangunan berkelanjutan, proses pembangunan ekonomi harus disesuaikan dengan kondisi penduduk serta sumberdaya alam dan lingkungan yang ada di suatu 'ilayah tertentu. Kependudukan dalam Pembangunan Nasional (eberapa alasan yang melandasi pemikiran bah'a kependudukan merupakan faktor yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional, antara lain adalah: Pertama, kependudukan, atau dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat dari seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. %alam )(*+ dengan jelas dikemukakan bah'a penduduk adalah subyek dan obyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan maka penduduk harus dibina dan dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak pembangunan. Sebaliknya, pembangunan juga harus dapat dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan. %engan demikian jelas bah'a pembangunan harus dikembangkan dengan memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat berpartisipasi * ) Prof. %r. Prijono $jiptoherijanto adalah Sekretaris ,akil Presiden -. dan )uru (esar $etap /akultas 0konomi 1niversitas .ndonesia. Pokok"pokok pikiran dalam tulisan ini pernah disajikan pada acara inagurasi /orum Parlemen .ndonesia untuk Pembangunan dan !ependudukan dan seminar Sehari 2!ependudukan dan pembangunan (erkelanjutan3"red. 4var4'''4apps4conversion4tmp4scratch5642676899.doc 1 aktif dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya, pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas. !edua, keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. :umlah penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan tingkat kualitas yang rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pembangunan. !etiga, dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam jangka yang panjang. !arena dampaknya baru terasa dalam jangka 'aktu yang panjang, sering kali peranan penting penduduk dalam pembangunan terabaikan. Sebagai contoh,beberpa ahli kesehatan memperkirakan bah'a krisis ekonomi de'asa ini akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan seseorang selama 26 tahun kedepan atau satu genarasi. %engan demikian, dapat dibayangkan bagaimana kondisi sumberdaya manusia .ndonesia pada generasi mendatang, 26 tahun setelah tahun 199;. demikian pula, hasil program keluarga berencana yang dikembangkan 7 tahun yang lalu <19=8>, baru dapat dinikmati dalam beberapa tahun terakhir ini. %engan demikian, tidak diindahkannya dimensi kependudukan dalam rangka pembangunan nasional sama artinya dengan 2menyengsarakan3 generasi berikutnya. Perhatian pemerintah terhadap kependudukan dimulai sejak pemerintah &rde (aru memegang kendali. !onsep 2pembangunan manusia seutuhnya3 yang tidak lain adalah konsep 2pembangunan kependudukan3 mulai diterapkan dalam perencanaan pembangunan .ndonesia yang sistematis dan terarah sejak -epelita 1 pada tahun 198=. namun sedemikian jauh, 'alaupun dalam tatanan kebijaksanaan telah secara sungguh"sungguh mengembangkan konsep pembangunan yang ber'a'asan kependudukan, pemerintah nampaknya belum dapat secara optimal mengimplementasikan dan mengintegrasikan kebijaksanaan tersebut. Pada saat .ndonesia menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi dia'al dasa'arsa 1997"an tidak sedikit ekonom yang meragukan kemampuan .ndonesia untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonom tersebut. $erlepas dari persoalan moral hazard dan rent seeking behavior yang terdapat pada sebagian besar pelaku ekonomi di .ndonesia, para ekonom yang masuk dalam aliran pesimistis diatas berpandangan bah'a .ndonesia telah salah dalam mengambil strategi pembangunan ekonominya. *al *ill <199=> mengemukakan bah'a dalam kurun 'aktu 199= samapai akhir tahun 19;7an, para ekonom di .ndonesia telah berhasil mengembangkan sektor industri dengan penuh kehati"hatian dan disesuaikan dengan kondisi makro ekonomi yang ada. +amun sejak a'al 1997"an perkembangan industri tersebut berubah dengan lebih menekankan pada industri berteknologi tinggi. %ampaknya adalah terjadi tekanan yang sangat berlebihan pada pembiayaan yang harus ditanggung oleh pemerintah # . ?pa yang dapat dipelajari dari krisis ekonomi yang berlangsung saat ini adalah bah'a .ndonesia telah mengambil strategi pembangunan ekonomi yang tidak sesuai dengan potensi serta kondisi yang dimiliki. ,alaupun pada saat ini indikator makro ekonomi seperti tingkat inflasi serta pertumbuhan ekonomi telah menunjukkan kearah perbaikan, namun terlalu dini untuk mengatakan telah terjadi perkembangan ekonomi secara fundamental. @agi pula tidak ada suatu jaminan bah'a .ndonesia tidaka akan kembali mengalami krisis dimasa mendatang, jika faktor"faktor mendasar belum tersentuh sama sekali. !etergantungan terhadap pinjaman luar negeri yang dipandang sebagai pangkal permasalahan krisis ekonomi saat ini masih belum dapat diselesaikan. (ahkan ada kecenderungan ketergantungan .ndonesia terhadap pinjaman luar negeri ini menjadi semakin mendalam. !etergantungan terhadap pinjaman luar negeri tersebut tidak akan berkurang jika pemerintah tidak melakukan perubahan mendasar terhadap strategi pembangunan ekonomi yang ada pada saat ini. %iperlukan suatu strategi baru dalam pembangunan ekonomi dengan mengedepankan pembangunan ekonomi ber'a'asan kependudukan sehingga dicapai pembangunan yang berkelanjutan. Pengertian Pembangunan Berwawasan Kependudukan ?pa yang dimaksud dengan pembangunan ber'a'asan kependudukanA Secara seerhana pembangunan ber'a'an kependudukan mengandung dua makna sekaligus yaitu, pertama, pembangunan ber'a'asan kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada. 4 %emikian pula ekonom ?merika Serikat Paul !rugman <199;> mengatakan bah'a krisis ekonomi di ?sia termasuk di .ndonesia sebenarnya sudah dapat diduga sebelumnya. !risis mata uang yang terjadi pada pertengahan tahun 198; hanyalah pencetus dan bukan penyebab. Penyebab sesungguhnya adalah pada kesalahan strategi pembangunan ekonomi itu sendiri disamping adanya masalah Bmoral haCardD. 4var4'''4apps4conversion4tmp4scratch5642676899.doc 2 Penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan. Penduduk harus dijadikan subyek dan obyek dalam pembangunan. Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk. Eakna kedua dari pembangunan ber'a'asan kependudukan adalah pembangunan sumberdaya manusia. Pembangunan yang lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia dibandingkan dengan pembangunan infastruktur semata. :argon pembangunan ber'a'asan kependudukan sudah lama didengar dalam bentuk dan format lain, namun masih mengalami banyak hambatan dalam pelaksanaannya. Sudah lama didengung"dengunkan mengenai penduduk sebagai subyek dan obyek pembangunan. ?tau jargon mngenai pembangunan manusia .ndonesia seutuhnya. ?tau pembangunan bagi segenap rakyat. Sudah saatnya jargon tersebut diimplementasikan dengan sungguh"sungguh jika tidak ingin mengalami krisis ekonomi yang lebih hebat lagi dimasa mendatang. %engan demikian, indikator keberhasilan ekonomi harus dirubah dari sekedar )+P atau )+P per kapita menjadi aspek kesejahteraan atau memakai terminologi 1+%P adalah *%. <Human Development Index>. Eemang dengan mempergunakan strategi pembangunan ber'a'asan kependudukan untuk suatu pembangunan ekonomi akan memperlambat tingkat pertumbuhan ekonomi. +amun ada suatu jaminan bah'a perkembangan ekonomi yang dicapai akan berkesinambungan (sutainable). Sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya akan memba'a pada peningkatan ketimpangan pendapatan. .ndustrialisasi dan liberialisasi yang terlalu cepat memang akan meningkatkan efisiensi dan pruduktivitas namun sekaligus juga meningkatkan pengangguran dan setengah menganggur. Eengapa selama ini .ndonesia mengabaikan pembangunan ber'a'asan kependudukanA *al ini tidak lain karena keinginan pemerintah untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang harus senantiasa tinggi. Pertumbuhan ekonomi menjadi satu"satunya ukuran keberhasilan pembangunan nasional. ,alaupun .ndonesia memiliki 'a'asan trilogi pembangunan yaitu pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas, namun pada kenyataannya pertumbuhan senantiasa mendominasi strategi pembangunan nasional. Strategi pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan tanpa melihat potensi penduduk serta kondisi sumberdaya alam dan lingkungan yang ada nyatanya tidaklah berlangsung secara berkesinambungan (sustained). :ika dikaitkan dengan krisis ekonomi de'asa ini, terjadinya krisis tersebut tidak lepas dari kebijaksanaan ekonomi yang kurang mengindahkan dimensi kependudukan dan lingkungan hidup. Strategi ekonomi makro yang tidak dilandasi pada situasi4kondisi ataupun potensi kependudukan yang ada menyebabkan pembangunan ekonomi tersebut mejadi sangat rentan terhadap perubahan. (elum terjadi strategi pembangunan yang serius berorientasi pada aspek kependudukan selama ini. Manfaat mengintegrasikan Dimensi Kependudukan Dalam Perencanaan Pembangunan Pemb7angunan kependudukan adalah pembangunan sumberdaya manusia. (erbagai studi dan literatur memperlihatkan bah'a kualitas sumberdaya manusia memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. %alam jangka pendek investasi dalm sumberdaya manusia memang nampak sebagai suatu upaya yang 2sia"sia3. +aum dalam jangka panjang investasi tersebut justru mendorong pertumbuhan ekonomi. :ohnson dan @ee <198;> melakukan analisis regresi terhadapa pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi pada ;6 negara berkembang. %ua ukuran pertumbuhan ekonomi yang dipergunakan yaitu )+P pada tahun 198; dan )+P per capita antara tauhun 1987F198;. pertumbuhan penduduk dibagi menjadi dua bagian yaitu pertumbuhan penduduk masa lalu yaitu pertumbuhan penduduk per tahun antara 19=6F1987 dan pertumbuhan penduduk saat ini yaitu pertumbuhan penduduk per tahun antara tahun 1987F198;. pembagian ini dilakukan karena adanya dampak jangka pendek dan jangka panjang dari pertumbuhan penduduk itu terhadap pertumbuhan ekonomi. Studi tersebut menemukan hubungan bah'a pertumbuhan penduduk yang tinggi antara tahun 1987"198; berhubungan dengan rendahnya )+P per kapita pada tahun 198; dan juga berhubungan dengan rendahnya pertumbuhan )+P antara tahun 1987F198; %emikian pula berbagai studi dan literatur memperlihatkan bah'a investasi dalam kesehatan dan pendidikan dalam jangka panjang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi. Studi yang dilakukan oleh -osenC'ig <1988> misalnya menemukan hubungan positif sebesar 7.#9 antara enrollment rate sekolah dasar dari 'anita usia 17F1# tahun terhadap peningkatan )+P per kapita. %emikian pula ditemukan hubungan positif sebesar 7.6# antara tingkat melek huruf dengan pertumbuhan )+P per kapita. Studi tersebut dilakukan atas data makro dari 9# negara berkembang. 4var4'''4apps4conversion4tmp4scratch5642676899.doc %alm hal mengintegrasikan dimensi kependudukan dalam perencanaan pembangunan <baik nasional maupun daerah> maka manfaat paling mendasar yang diperoleh adalah besarnya harapan bah'a penduduk yang ada didaerah tersebut menjadi pelaku pembangunan dan penikmat hasil pembangunan. .tu berarti pembangunan ber'a'asan kependudukan lebih berdampak besar pada peningkatan kesejahteraan penduduk secara keseluruhan dibanding dengan orientasi pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan (growth). %alam pembangunan ber'a'asan kependudukan ada suatu jaminan akan berlangsung proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan ber'a'asan kependudukan menekankan pada pembangunan lokal, perencanaan berasal dari ba'ah (bottom up planning), disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat lokal, dan yang lebih penting adalah melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan. Sebaliknya orientasi pembangunan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan memba'a pada peningkatan ketimpangan pendapatan. .ndustrialisasi dan liberalisasi yang terlalu cepat memang akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas namun sekaligus juga meningkatkan pengangguran dan setengah menganggur. Sebagaimana yang terlihat selam ini di .ndonesia. %emikian pula dalam pertumbuhan (growth) ada yang dinamakan dengan limit to growth. !onsep ini mengacu pada kenyataan bah'a suatu pertumbuhan ada batasnya. :ika batas dari terlampaui maka yang kemudian terjadi adalah terjadinya BpemusnahanD atas hasil" hasil pembangunan tersebut. +ampaknya ini yang sedang berlangsung di .ndonesia dengan terjadinya krisis ekonomi sekarang ini. :ika diingat beberapa tahun yang lalu selalu ada peringatan bah'a perekonomian kita terlalu memanas dan lain sebagainya. .tu tidak lain adalah kata lain bah'a pertumbuhan ekonomi kita sedang memasuki apa yang disebut dengan limit to growth. (nah'a pertumbuhan ekonomi tersebut tidak dapat dipacu lebih tinggi lagi dengan melihat pada kondisi fundamental yang ada. ?da beberapa kritik lagi yang ditujukan kepada konsep pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan, yaitu: <1> prakasa biasanya dimulai dari pusat dalam bentuk rencana formal; <2> proses penyusunan program bersifat statis dan didominasi oleh pendapat pakar dan teknokrat; <> teknologi yang digunakan biasanya bersifat Bsienti!iD dan bersumber dari luar; <#> mekanisme kelembagaan bersifat Btop" downD; <6> pertumbuhannya cepat namun bersifat mekanistik; <=> organisatornya adalah para pakar spesialis; dan <;> orintasinya adalah bagaimana menyelesaikan program4proyek secara cepat sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan. %engan melihat pada kreteria di atas nampak bah'a peranan penduduk lokal dalam proses pembangunan sangat sedikit. !ritik para ahli terhadap orientasi pembangunan yang mengutamakan pada pertumbuhan tersebut telah berlangsung pada paruh 'aktu pertama tahun 1987"an. Para cendekia'an dari E.$ dan #lub o! $ome pada kurun 'aktu tersebut secara gencar mengkritik orientasi pembangunan ekonomi tersebut. %ari berbagai kajian dan diskusi tersebut kemudian munculah perspekti! pembangunan yang kemudian dikenal dengan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development). !onsep pembangunan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai pembangunan utuk memenuhi kebutuhan pada saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. %alam konsep pembangunan berkelanjutan secara implisit terkandung makna pentingnya memperhatikan aspek penduduk dalam pelaksanaan pembangunan. Pembangunan ber'a'asan kependudukan menurut pada strategi pembangunan yang bersifat bottom" up planning. Eelalui pendekatan ini, tujuan utama seluruh proses pemabngunan adalah lebih memeratakan kesejahteraan penduduk daripada mementingkan tingkat pertumbuhan ekonomi. !arena itu pendekatan bottom"up berupaya mengoptimalkan penyebaran sumberdaya yang dimiliki dan potensial ke seluruh 'ilayah dan membangun sesuai dengan potensi dan masalah khusus yang dihadapi oleh daerah masing"masing. Saat ini banyak pemerintah di negara"negara berkembang mengikuti aliran bottom"up planning dengan maksud lebih menyeimbangkan pelaksanaan pemabngunan, dalam arti memanfaatkan ruang dan sumberdaya secara lebih efisien. Pendekatan bottom"up mengisyaratkan kebebasan daerah atau 'ilayah untuk merencanakan pembangunan sendiri sesuai dengan keperluan dan keadaan daerah masing"masing. &leh karena itu otonomi yang seluas"luasnya perlu diberikan kepada masing"masing daerah agar mampu mengatur dan menjalankan berbagai kebijaksanaan yang dirumuskan sendiri guna peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah atau ka'asan yang bersangkutan. Eelalui otonomi daerah, yang berarti adalah desentralisasi pembangunan, maka laju pertumbuhan antar daerah akan semakin seimbang dan serasi, sehingga pelaksanaan pembangunan nasional serta hasil"hasilnya semakin merata di seluruh .ndonesia. 4var4'''4apps4conversion4tmp4scratch5642676899.doc # (eberapa kata kunci yang perlu diberikan penekanan pada pemabngunan daerah adalah <1> pembangunan daerah disesuaikan dengan prioritas dan potensi masing"masing daerah, dan <2> adanya keseimbangan pemabngunan antar daerah. !ata kunci pertama mengandung makna pada kesadaran pemerintah untuk melakukan desentralisasi pemabngunan terutama berkaitan dengan beberapa sektor pembangunan yang dipandang sudah mampu dilaksanakan di daerah masing"masing, berarti pengambilan keputusan pembangunan berada pada tingkat daerah. !ata kunci kedua mengandung makna adanya kenyataan bah'a masing"masing daerah memiliki potensi, baik alam, sumberdaya manusia maupun kondisi geografis yang berbeda"beda, yang menyebabkan ada daerah yang memiliki potensi untuk berkembang secara cepat. Sebaliknya ada pula daerah yang kurang dapat berkembang kar'ena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. ?danya perbedaan potensi antar daerah ini menyebabkan peran pemerintah pusat sebagai Bpengatur kebijaksanaan pemabngunan nasionalD tetap diperlukan agar timbul keselarasan, keseimbangan dan keserasian perkembangan semua daerah. (aik yang memiliki potensi yang berlebihan maupun yang kurang memiliki potensi. %engan demikian, melalui otonomi dalam pengaturan pendapatan, sistem pajak, keamanan 'arga, sistem perbankan, dan berbagai pengaturan lain yang diputuskan daerah sendiri, pemabngunan setemapat dijalankan. ?da beberapa ciri kependudukan .ndonesia dimasa depan yang harus dicermati dengan benar oleh para perencana pembangunan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. (eberapa ciri tersebut antara lain adalah: 1. Penduduk Dimasa Depan kan !emakin Tinggi Pnedidikann"a# Penduduk yang makin berpendidikan dan sehat akan membentuk sumber daya manusia yang makin produktif. $antangannya adalah menciptakan lapangan kerja yang memadai. Sebab bila tidak, jumlah penganggur yang makin berpendidikan akan bertambah. !eadaan ini dengan sendirinya merupakan pemborosan terhadap investasi nasional. !arena sebagian besar dana tercurah dalam sektor pendidikan, disamping kemungkinan terjadinya implikasi sosial lainnya yang mungkin timbul. 2. Penduduk $ang Makin !ehat Dan ngka %arapan %idup Naik# 1sia harapan hidup yang tinggi dan jumlah penduduk lanjut semakin besar akan juga menuntut kebijaksanaan"kebijaksanaan yang serasi dan sesuai dengan perubahan tersebut. Suatu tantangan pula untuk dapat memanfaatkan panduduk usia lanjut yang masih potensial agar dapat dimanfaatkan sesuai pengetahuan dan pengalamannya. . Penduduk kan Bergeser Ke &sia $ang 'ebih Tua# Pada saat ini di .ndonesia telah terjadi proses transisi umur penduduk .ndonesia dari penduduk muda ke pensusuk tua (ageing proess). Pergeseran struktur umur muda ke umur tua produktif akan memba'a konsekuensi peningkatan pelayanan pendidikan terutama pendidikan tinggi dan kesempatan kerja. Sedang pergeseran struktur umur produktif ke umur tua pada akhirnya akan mempunyai dampak terhadap persoalan penyantunan penduduk usia lanjut. (ersamaan dengan perubahan sosial ekonomi diperkirakan akan terjadi pergeseran pola penyantunan usia lanjut dari keluarga kepada institusi. ?pabila hal ini terjadi, maka tanggung ja'ab pemerintah akan semakin berat. #. Penduduk $ang Tinggal di Perkotaan !emakin Ban"ak# Seiring dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat, presentase penduduk yang tinggal diperkotaan meningkat dari tahun ke tahun. Easalah urbanisasi akan menjadi masalah yang semakin meninjol. Penduduk perkotaan akan bertambah terus sejalan dengan pertumbuhan penduduk. %engan demikian, tuntutan fasilitas perkotaan akan bertambah pula. $ambahan volume fasilitas perkotaan akan sangat berpengaruh terhadap keadaan dan perkembangan fisik kota yang bersangkutan. Eeningkatnya sarana perhubungan dan komunikasi antar daerah, termasuk di daerah perdesaan, menyebabkan orang dari perdesaan tidak perlu lagi melakukan migrasi dan berdiam di daerah perkotaan. Eereka cukup menuju daerah perkotaan manakala diperlukan. *al ini dapat dilakukan dalam kurun 'aktu harian, mingguan, bahkan bulanan. %engan semakin berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi, pola mobilitas penduduk seperti itu akan semakin banyak dilakukan, sementara migrasi permanen cenderung akan makin menurun. 6. (umlah )umahtangga akan Meningkat namun &kurann"a Makin Kecil# Perubahan pola kelahiran dan kematian akan berpengaruh pada struktur rumahtangga. %imasa depan ukuran rumahtangga akan semakin mengecil, namun jumlahnya akan semakin banyak. %engan makin sedikitnya jumlah anak yang dimiliki dan disertai dengan peningkatan kesehatan penduduk, seiring tingkat pendidikan dan keterampilan yang lebih baik, memberikan kesempatan pula bagi individu maupun keluarga untuk 4var4'''4apps4conversion4tmp4scratch5642676899.doc 6 melakukan mobilitas kedaerah lain. ?palagi bilamana otonomi daerah dilaksanakan sesuai aturan dan keperluannya. =. intensitas Mobilitas Penduduk $ang Makin Tinggi# Eobilitas penduduk yang makin tinggi baik secara internal maupun internasional menuntut jaringan prasarana yang makin baik dan luas. Selain itu akan memba'a kepada pergeseran norma"norma masyarakat, seperti ikatan keluarga dan kekerabatan. !esemuanya ini dapat memba'a dampak yang berjangka panjang terhadap perubahan sosial budaya masyarakat. ;. Masih Tinggin"a Pertumbuhan ngkatan Kerja# Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, maka laju pertumbuhan angkatan kerjanya pun cukup tinggi. Permasalahan yang ditimbulkan oleh besarnya jumlah dan pertumbuhan angkatan kerja tersebut disatu pihak menuntut kesempatan kerja yang lebih besar. %ipihak lain menuntut pembinaan angkatan kerja itu sendiri agar mampu menghasilkan keluaran yang lebih tinggi sebagai prasyarat untuk memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas. 8. Terjadi Perubahan 'apangan Kerja# Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pembangunan pada umunmnya, lapangan pekerjaan penduduk berubah dari yang bersifat primer, seperti pertanian, pertambangan, menuju lapangan pekerjaan sekunder atau bangunan. @alu pada akhirnya akan menuju lapangan kerja tersier atau sektor jasa. (erbagai ciri dan fenomena diatas sudah sepantasnya diamati secara seksama, dalam rangka menetapkan alternatif kebijaksanaan selanjutnya. Penutup !risis ekonomi yang masih berlangsung de'asa ini telah berhasil memberikan pelajaran bah'a pembangunan yang mengejar pertumbuhan dan dilakukan tanpa melihat kondisi dan potensi penduduk serta sumberdaya alam dan lingkungan hidup, tidak akan bersifat kberkesinambungan. Pada masa dan pasca krisis ekonomi, perhatian terhadap masalah kependudukan dan lingkungan harus tetap dilakukan, terutama menyangkut upaya mengembangkan pemabngunan ber'a'asan kependudukan (people"entered" development). !etidak pedulian terhadap isu pemabangunan ber'a'asan kependudukan akan menyebabkan .ndonesia kembali menghadapi situasi krisis yang sama pada beberapa tahun mendatang. :ustru perkembangan ini yang perlu di'aspadai, bahkan harus dihindarkan semampu mungkin. %alam kondisi keuangan negara yang semakin terbatas dan dengan derasnya tuntutan politik dalam dan luar negeri, perencanaan pembangunan yang bersifat bottom"up menjadi sangat penting. %alam hal inimasing"masing daerah dituntut harus dapat memanfaatkan keuangan negara yang semakin terbatas untuk mencapai tujuan pemabngunan, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Pemabanguan yang hanya mengejar pertumbuhan terbukti tidak berlangsung secara berkesinambungan dan tidak dinikmati oleh seluruh masyarakat, sehingga filosofi sebagai subyek dan obyek pembangunan tidak tercapai. Pembangunan tidak dirasakan sebagai milik rakyat, sehingga tidak mengakar. ?pa yang terjadi kemudian adalah jika terjadi sedikit gejolak <seperti apa yang sedang dialami saat ini>, maka gejolak tersebut menjadi sulit untuk diatasi, dan masyarakat menjadi kurang berpartisipasi dalam mengatasi gejolak yang ada. *al ini disebabkan mereka tidak pernah merasa memiliki dan merasakan hasil pemabangunan itu sendiri 4var4'''4apps4conversion4tmp4scratch5642676899.doc = Daftar Pustaka ?nanta, ?ris, .smail (udhiarso dan $urro S. ,ongkaren. 1996, 2-evolusi %emografi dan Peningkatan Sumber %aya Eanusia3 dalam buku: Prospek *konomi +ndonesia (angka Pendek, !umber Da"a- Teknologi dan Pembangunan, editor Eohamad ?rsyad ?n'ar, /aisal *. (asri, Eohamad .khsan. :akarta: !erjasama /akultas 0konomi 1niversitas .ndonesia dengan Penerbit )ramedia Pustaka 1tama. *al *ill, 199=, $ransformasi 0konomi .ndonesia Sejak 199=: Sebuah Studi !ritis dan !omprehensif, P?1 <Studi 0konomi> 1)E G P$. $iara ,acana, Hogyakarta. .skandar,+: 19;#, (eberapa ?spek Permasalahan !ependudukan di .ndonesia, speial $eprint series %o&'( demographi Institute )*+I ,akarta( ,anuar- ./0'(p&./& :ohnson,%.). and @ee, -onald. 198;. Population )ro'th and 0conomic %evelopment .ssues and 0vidences. Eadison, ,.: 1niversity of ,insconsin Press, 1S? !antor Eenteri +egara !ependudukan4(!!(+, 199#, .ndonesia Iountry -eport Population and %evelopment, :akarta, .ndonesia. !antor Eenteri +egara kependudukan4(!!(+, 199;, %raft -epelita J.. (idang !ependudukan, :akarta, 199; !rugman, Paul, 199#, 2$he Eyth of ?sia Eiracle3, /ortune, 18 +ovember 199# )oreign 1!!airs. !rugman, Paul, 199;, 2,hat *appened to ?sia Eiracle3, /ortune, 18 +ovember 199; Eenteri +egara !ependudukan4!epala (!!(+, 199;, Strategi !ebijaksanaan !ependudukan, ceramah di S0S!& ?(-., (andung = +opember 1998 Eoeljarto $jokro'inoto, 199=, Pembangunan: %ilema dan $antangan, Pustaka Pelajar, :akarta Prijono $jiptoherijanto, 1999, 0conomic Irisis and -ecovery: $he .ndonesiaDs Iase, makalah disampaikan pada 2$he 0,I? -egional Ionference in the Philippines on ?sia the Pacific in the Eillenium: Ihallenges, &pportunities G -esponses3, Eanila, Philippines, 28"29 :anuary 1999 -osenC'ig, Eark -. 1998, *uman Iapital population )ro'th, and 0conomic %evelopment, :ournal of Policy Eodelling, special .ssue on Population )ro'th and 0conomic %evelopment. 4var4'''4apps4conversion4tmp4scratch5642676899.doc ;