Anda di halaman 1dari 10

B.

Topik, Tema, dan Judul


Realitas yang dihadapi mahasiswa dalam proses penetapan judul, kadang-kadang ada
yang terasa lucu. Hal ini terjadi, ketika seorang dosen/pembimbing meminta mahasiswanya
untuk mengajukan topik penelitian. Kemudian mahasiswa mengajukan judul (kepala
karangan), lantas dosen tersebut menolaknya. Dalam hal ini mahasiswa salah mengartikan
topik. Topik disamakan dengan judul, padahal bukan begitu. Topik adalah pokok masalah
yang akan dijadikan objek penelitian ataupun objek pembahasan karya ilmiah
1
.
Ternyata (anehnya) topik itu diterima dan disetujui oleh dosen tersebut. Hal ini ada dua
kemungkinan: Pertama, baik dosen maupun mahasiswa tidak dapat membedakan arti topik
dan judul. Kedua, mungkin dosen pembimbing itu setelah melihat judul yang diajukan itu
segera mengerti tentang topik yang akan diteliti oleh mahasiswanya itu (meskipun demikian,
sebaiknya dosen pembimbing memberitahukan beda antara judul dengan topik itu).
Sebenarnya topik bukan judul, dan sebaliknya judul bukan topik
2
.

1. Tema Karangan
Dalam situasi tertentu, tema, topik, dan judul sering disamakan. Secara sederhana
pada dasarnya topik adalah sesuatu yang ingin ditulis. Dengan menjawab pertanyaan apa
sebenarnya yang dingin ditulis? seseorang sudah menemukan topik tulisannya
3
.
Secara etimologis, kata tema berasal dari kata bahasa Yunani, yaitu tithenai yang
berarti sesuatu yang telah ditempatkan atau sesuatu yang telah diuraikan. Mirip dengan
ini, topik juga berasal dari kata bahasa Yunani, topoi, yang berarti tempat, ini berarti
bahwa tema/topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan dan dibatasi
4
.
Pada pengertian di atas, menunjukkan, bahwa tema merupakan sesuatu yang telah
jelas uraiannya atau sesuatu yang telah jelas penempatannya. Apabila dikaitkan dengan
kegiatan menulis atau mengarang, berarti tema karangan itu merupakan suatu yang telah
jelas apa dan bagaimana uraiannya, dan atau mana uraian tentang sesuatu tersebut
diuraikan
5
.

1
Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Proposal, Skripsi, dan Tesis, Kencana, Jakarta,
2005, hlm.19
2
Ibid.
3
Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia, UIN Jakarta Press, Jakarta, 2007,
hlm.169-170
4
Ibid. hlm.170
5
Muchlisoh, dkk, Materi Pokok Pendidikan bahasa Indonesia 3, Universitas Terbuka, Jakarta, 1996, hlm.350
Gorys Keraf menjelaskan, bahwa pengertian tema, secara khusus dalam karang-
mengarang dapat dilihat dari sudut karangan yang telah selesai, dan dari sudut proses
penyusunan sebuah karangan. Dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah selesai, tema
adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya.
Sedangkan dilihat dari sudut proses penulisan, pengertian tema dapat dibatasi sebagai suatu
perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan
dicapai melalui topik tadi
6
.
Dari kedua tinjauan tadi, dapatlah diambil kesimpulan, bahwa tema dalam kegiatan
menulis/mengarang ialah suatu amanat utama yang harus disampaikan oleh penulis dan
merupakan landasan yang harus dipedomani dalam menguraikan isi karangan tersebut
7
.
Faktor yang harus dijadikan dasar untuk menentukan tema sebuah karangan adalah
(1) topik atau pokok pembicaraan, dan (2) tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Suatu tema yang baik, akan memberikan suatu informasi yang berarti bagi si pembaca,
apabila tema tadi dikembangkan dalam sebuah karangan yang luas. Di samping itu, tema
yang baik akan memiliki pengaruh yang baik terhadap si pembaca yang sesuai dengan
tujuan si penulis. Jadi tema itu harus terbatas pada topik tertentu atau memiliki gagasan
sentral yang jelas, serta perumusannya telah ditetapkan.
8

Syarat-syarat lain yang harus Anda perhatikan dalam merumuskan sebuah tema
karangan, ialah
9
:
- Kejelasan, yaitu gagasan sentralnya harus jelas dan satu topik dengan tujuan
utamanya
- Kesatuan, yakni adanya kesatuan antara bagian-bagian dan gagasan sentralnya.
Semua pembicaraan tidak terlepas dari gagasan sentralnya
- Perkembangan, yakni penguraian mengenai tema secara jelas dan terperinci sampai
ke bagian yang sekecil-kecilnya, serta rincian-rincian tadi telah disusun secara teratur
dan logis, misalnya, apabila tema telah diuraikan ke dalam bagian-bagian atau alinea-
alinea, maka hubungan bagian-bagian atau alinea-alinea tersebut harus disusun
secara teratur dan logis.

6
Ibid.
7
Ibid.
8
Ibid. hlm.350-351
9
Ibid. hlm.351-352
- Keaslian, yakni kemurnian suatu tulisan yang dapat diukur dari pilihan pokok
persoalannya, sudut pandangnya, pendekatannya, rangkaian kalimatnya, pilihan
katanya, dan sebagainya.
- Judul yang cocok, yaitu sebagai ini nama/identitas dari suatu karangan. Penetapan
judul suatu karangan dapat dilakukan sebelum tema diuraikan sampai tuntas, dan
dapat pula dilakukan setelah tema diuraikan secara tuntas.

2. Ketentuan Topik
10

Langkah awal untuk memulai penulisan yang sederhana dan mudah adalah dengan
memikirkan dan menentukan ruang lingkup topik. Topik merupakan pokok bahasan atau
pembicaraan yang akan dipaparkan dalam suatu buku. Sebagai panduan, penulis pemula
disarankan untuk berkonsentrasi hanya pada satu topik yang dikuasai sehingga penulisan
buku dapat dilakukan dengan mudah dan lancar. Rowling dalam Idam dan Muslik (2004)
menyatakan hal yang sama, yaitu Mulailah menulis apa saja yang kamu tahu. Dengan
memulai menuliskan topik yang diketahui, beban penulisan tidak menjadi dua kali lipat,
namun hanya terfokus pada cara menyusun ide-ide yang dimiliki dengan baik, terinci,
jelas, menarik, dan bisa meyakinkan pembaca. Selain itu, perhatian penulis pun tidak
terpecah oleh aktivitas mencari dan mengumpulkan sumber-sumber informasi atau ide-ide
itu.
Topik itu sendiri bisa bersifat umum, namun bisa juga spesifik. Topik yang umum
memberikan gambaran bahwa cakupan bahasan dalam karya itu akan seluas topiknya
sehingga semua aspek yang berkaitan dengan topik itu akan dibahas. Penulis harus bisa
menyempitkan topik sampai pada topik yang spesifik sehingga batasan-batasan kajiannya
semakin terarah dan pengerjaan tulisannya pun jadi lebih mudah. Oshima dan Hogue
(1991) menyatakan bahwa penulis dapat menulis buku dengan jelas, lengkap, dan efektif
bila topiknya spesifik. Untuk memulai penulisan sebuah buku, topik harus pasti dan tidak
berubah-ubah. Berubahnya topik akan mengubah pokok pembicaraan atau bahasan.
Berikut ini adalah contohnya:
Topik Umum Topik Spesifik Judul
Kurikulum Kurikulum 2004 Kurikulum Berbasis

10
Sutanto Leo, Kiat Jitu Menulis & Menerbitkan Buku, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2010, hlm.40
Kompetensi
Bahasa Inggris Bahasa Inggris Perhotelan English for Professional
Waiters
Menulis Kemampuan Dasar Menulis Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia
Bahasa Iklan Daya Tarik Bahasa Iklan Sihir Iklan (Judul ini agak
bersifat kiasan)

Topik suatu karangan memerlukan pembatasan yang jelas. Hal ini sangat penting,
baik untuk keperluan penulis ataupun bagi pembaca. Topik karangan yang tidak terbatas
akan menyulitkan penulis dalam menguraikan tulisan tersebut. Penulis akan bingung dari
mana ia harus memulai dan sampai di mana harus mengakhiri tulisannya. Demikian pula
bagi pembaca, akan mendapat kesulitam dalam memahami isi karangan tersebut
11
.
Dalam membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
12
:
a. Tetapkanlah topik yang ingin digarap dalam kedudukan sentral
b. Ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu
dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rinciannya itu di sekitar
lingkungan topik pertama tadi
c. Tetapkanlah yang mana dari rincian tadi yang akan dipilih, dan
d. Ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu dirinci lebih lanjut?

Contoh: misalnya penulis ingin membuat karangan yang bertemakan Pendidikan
Islam. Topik yang luas akan sulit dibahas secara mendalam. Supaya tidak terlalu luas dan
mudah dibahas, topik tersebut perlu dibatasi, yaitu Sejarah Pendidikan Islam, Tokoh-tokoh
Pendidikan Islam, Strategi Pembelajaran Pendidikan Islam, Ayat-ayat Pendidikan,
Lembaga Pendidikan Islam. Kemudian misalnya penulis memilih Lembaga Pendidikan
Islam. Selanjutnya topik itu dipersempit lagi, apakah tingkat madrasah ibtidaiyah,
madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah, atau jamiah (perguruan tinggi) yang dipilih. Jika
tsanawiyah yang dipilih, aspek apa yang ingin dibahas: kurikulum, guru, alat peraga,
evaluasi, atau pembelajaran. Jika kurikulum yang dipilih, maka penulis dapat

11
Muchlisoh. 354
12
Ibid.
menghasilkan judul karangannya, yaitu Pendidikan Akhlak di Madrasah Tsanawiyah
Negeri I Pamulang, Kurikulum Pendidikan Islam Tingkat Dasar: Studi Komparatif Antara
Sekolah Agama dengan Sekolah Umum.

3. Kriteria Judul
13

Setelah topik ditentukan dengan pasti, topik tersebut kemudian dinyatakan dalam
bentuk judul. Menurut Akhadiah (1998: 9), judul merupakan nama, titel, atau label suatu
karya ilmiah. Kita juga boleh mengatakan bahwa judul hanyalah permainan kata belaka
karena yang lebih penting adalah kualitas isi buku sehingga buku tersebut menjadi layak terbit
dan beredar.
Judul harus merupakan pencerminan atau identitas dari seluruh isi karya tulis, yang
dapat menjelaskan dan menarik; sehingga semua orang yang membacanya dapat dengan
segera menduga tentang materi dan permasalahan serta kaitannya. Dapat pula dikatakan
bahwa judul penelitian itu merupakan gambaran dari conceptual framework suatu
penelitian. Dengan demikian, judul bagi si peneliti, merupakan kompas dalam menyusun
tulisan tersebut
14
.
Judul buku yang sudah dibuat oleh seorang penulis masih bisa berubah-ubah sepanjang
proses penulisan buku masih berlangsung sampai buku siap diterbitkan. Ada penulis yang
tidak terlalu memikirkan judul buku dengan pertimbangan bahwa asalkan ruang lingkup topik
sudah jelas, judul dapat dipikirkan kemudian. Kadang-kadang penerbit juga memberikan
saran untuk mengubah judul naskah yang diterima setelah mempelajarinya. Keputusan
terakhir penentuan judul biasanya ada di tangan penulis. Meskipun demikian, bila penerbit
memberi saran judul yang lebih menarik, sebaiknya dipertimbangkan.
Judul-judul buku yang beredar di pasaran sangat beraneka ragam. Judul buku dirancang
dengan berbagai acuan dan pertimbangan agar memenuhi kriteria atau norma-norma
penulisan judul yang baik. Membuat judul buku sebenarnya tidak terlalu sulit, namun
sebaiknya penulis menjadikan rambu-rambu umum yang sudah beredar sebagai bahan
pertimbangan dan acuan.

13
Sutanto Leo. op. cit. hlm. 41-45
14
Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, op. cit. hlm.20
Judul suatu karangan harus asli dan cocok dengan isi karangan tersebut, serta juga harus
memenuhi syarat sebagai berikut
15
:
- Judul harus relevan, artinya judul harus memiliki kaitan dengan tema karangan
Judul harus provokatif, artinya judul itu harus menarik perhatian atau minat
pembaca untuk ingin mengetahui isinya
- Judul harus singkat, artinya dengan menggunakan kalimat atau frase yang pendek.
Jangan terlalu panjang, agar mudah dipahami, meskipun dalam waktu yang singkat.

Berikut disajikan kriteria-kriteria penulisan judul dari berbagai sumber seperti yang
dikemukakan oleh Mintarsih, D. Dan Widyaningsih S. (2004) dan barnet (1986):
a. Spesifik
Judul yang spesifik akan memaksa penulis memberikan kajian yang lebih
dalam karena judul itu membatasi ruang lingkup bahasan. Dengan demikian, bahasan
yang diungkapkan bisa lebih terarah dan mengena pada sasarannya.

b. Bombastis (bila mungkin)
Jika kita berbicara mengenai buku populer, judul yang bombastis sering
dikaitkna dengan buku best seller (buku yang penjualannya laris manis). Namun,
harus diakui bahwa hal ini hanya sebatas selera saja. Soerang pembaca bisa saja
mengatakan bahwa berkat judulnya yang bombastis, sebuah buku menjadi best seller.
Namun, pembaca lain dapat mengatakan bahwa judul itu biasa-biasa saja, tetapi
bukunya bisa laku keras. Satu hal yang harus kita camkan adalah bahwa kita tidak
dapat mengandalkan judul semata karena yang paling menentukan adalah isi buku
kita. Namun, sebaliknya, isi buku yang bagus memang harus didukung dengan judul
yang bagus. Jika tidak didukung judul yang bagus, isi buku yang bagus bisa jadi sia-
sia karena tidak dilirik pembeli atau pembaca. Bagaimanapun juga, judul buku yang
menarik tidak harus kontroversial atau nyerempet-nyerempet bahaya.
Contoh judul buku yang menarik:
- Rich Dad Poor Dad Robert Kiyosaki
- Automatic Millionaire David Bach
- Seven Habits of Highly Effective People Steven R. Covey

15
Muchlisoh, op. cit. hlm.352
- Quantum Learning Boby de Porter

Di lain pihak, untuk buku teks, yaitu buku-buku pelajaran dan acuan kuliah,
judul buku harus sama atau setidaknya mendekati nama mata pelajaran atau mata
kuliah sehingga kita tidak bisa terlalu bebas berimprovisasi. Hal yang dapat kita
kutaik-kutik hanyalah subjudulnya.
Contoh judul buku:
- Sosiologi: dengan Pendekatan Membumi Henslin
- Statistik: untuk Sains dan Teknik Harinaldi

c. Membuat penasaran dan tertantang
Buku dibuat untuk memenuhi kebutuhan pembaca. Jadi, judul buku hendaknya
membuat calon pembaca atau pemakai buku menjadi penasaran dan tertantang untuk
membaca dan mengetahui isi buku itu (Mintarsih & Widyaningsih, 2004). Orang
yang penasaran akan berusaha terus mencari sesuatu yang bisa memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya.
Judul yang kontroversial dan atau sensasional bisa membuat orang penasaran
sehingga bertanya-tanya dan ingin tahu mengenai isi suatu buku, hal-hal baru yang
disajikan di dalam buku tersebut, kelanjutannya, bagian penutupnya, dan sebagainya.
Contoh:
- Percaya Cinta, Percaya Keajaiban
- Inovasi, atau Mati!
- Rapor Merah AA Gym (sensasional)
- Pujian yang Menyesatkan (kontroversial)

d. Mengikuti perkembangan waktu
Judul yang mengikuti perkembangan waktu akan mendapat perhatian tersendiri
dari calon pembaca. Buku-buku yang berkaitan dengan teknologi, misalnya, sangat
dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Ruang lingkup suatu kajian tidak harus baru,
tetapi buku untuk kajian tersebut bisa dikatakan baru. Meskipun sebagian isi buku
tersebut merupakan teori-teori yang sudah banyak diketahui orang, tentu masih ada
bagian yang baru yang belum banyak dibahas sebelumnya. Buku tentang ilmu sosial
misalnya, bisa saja membahas bagaimana ilmu itu berkembang dari dulu sampai
sekarang.
Contoh:
- Microsoft Word 2007
- Merancang Website dengan Microsoft Frontpage XP

e. Aktif dan bertenaga
Judul buku yang aktif adalah judul yang hidup dan oenuh ide. Hal yang
dimaksud dengan hidup adalah seperti anak kecil yang aktif bergerak kian kemari
dan syarat dengan kreativitas. Penuh ide menunjukkan bahwa buku tersebut
mengandung banyak informasi baru yang diungkapkan. Tenaga pada judul biasanya
terletak pada penggunaan jenis kata atau diksi. Dengan penggunaan kata kerja, judul
akan terlihat lebih bertenaga.
Contoh:
- Geografi Pariwisata (kurang aktif dan kurang bertenaga)
- Menelusuri Geografi Pariwisata (aktif dan cukup bertenaga)
- Menguak Geografi Pariwisata (aktif dan lebih bertenaga)
- Merokok Dapat Menyebabkan Kanker (kurang bertenaga)
- Merokok Menyebabkan Kanker (lebih bertenaga)
- Rokok Penyebab Kanker (lebih tegas dan bertenaga)

f. Ukuran panjang judul
Judul harus dibuat singkat, tetapi tidak terlalu singkat (Barnet, 1986). Biasanya
judul buku berupa (sebuah) kata atau frasa (kelompok kata), tetapi bukan berupa
kalimat. Judul buku pada umumnya terdiri dari satu sampai lima kata. Banyak judul
buku yang terdiri dari satu kata saja, namun masih menarik dan menyiratkan banyak
ide. Judul buku relatif lebih pendek bila dibandingkan dengan judul karya ilmiah
lainnya, seperti makalah, tugas akhir, disertasi, atau tesis yang pada umumnya juga
menggunakan frasa.
Contoh:
- Alquran untuk Anak-anak
- Persoanlity
- Supernova
- Jakarta Undercover
- Mistake Corporate
- What Money Can Buy (frasa)
- Bagaimana Menjadi Penulis yang Sukses (frasa)
- Pengaruh Seafood terhadap Tingkat Kecerdasan Anak-anak Desa Cirebon
(judul karya ilmiah selain buku)
- Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Industri Perhotelan Indonesia di
era Reformasi (lebih baik untuk judul karya ilmiah daripada buku)
- Bagaimana Menjadi Penulis yang Sukses dan Laku Keras Bukunya di
Pasaran? (kalimatjudul yang menyalahi aturan)

g. Ukuran huruf
Ukuran huruf yang dipakai untuk judul umumnya lebih besar dari huruf huruf
lain yang ada di sampul buku itu. Ini menunjukkan bahwa judul buku merupakan
elemen yang paling penting pada sampul buku yang melebihi arti penting nama
penulis, logo/nama penerbit, atau informasi lainnya.

h. Penggunaan huruf besar
Huruf pertama dari setiap kata dalam judul buku ditulis dengan huruf besar,
atau bahkan semua huruf judul buku ditulis dengan huruf besar. Jangan lupa bahwa
huruf depan kata sambung atau kata depan bisa menggunakan huruf kecil.

i. Posisi penulisan judul
Judul buku pada umumnya ditulis di bagian atau tengah sampul buku agar
mudah dilihat atau dibaca secara sepintas. Meskipun demikian, ada juga penulis yang
mencantumkan namanya di bagian atas tengah sampul buku sebelum judul buku.
Kesan yang muncul adalah penulis sangat percaya diri atau menjual nama besarnya.
Selain itu, ada juga beberapa penulis yang mulai berani meletakkan judul itu di
bagian lain pada halaman sampul. Penulis tipe ini mungkin agak menyeni, percaya
diri, atau barangkali hanya ingin berbeda dengan yang lain.

j. Tanda penekanan tambahan
Posisi judul dan ukuran huruf pada sampul buku mendapat penekanan yang
istimewa. Ini dimaksudkan agar penekanan tambahan lainnya (seperti garis bawah
atau tanda petik) tidak diperlukan lagi. Tanda baca seperti titik (.), titik koma (;),
tanda seru (!), dan tanda tanya (?) juga tidak diperlukan.
Contoh:
- Menyingkap Dunia Kepenyiaran Subagio Sastrowardoyo (tidak memakai
tanda baca titik)
- Merajut Angan-angan (tidak ada tanda baca titik)
- Bagaimana Cara Memuaskan Tamu Hotel (tanpa tanda tanya)
- Apa Guna Keluh Kesah (tanpa tanda tanya)
- English for Travel Services: Airlines (judul utama di depan tanda titik dua
dan subjudul di belakangnya)

Anda mungkin juga menyukai

  • Aktiva Rp. Hutang & Ekuitas RP
    Aktiva Rp. Hutang & Ekuitas RP
    Dokumen6 halaman
    Aktiva Rp. Hutang & Ekuitas RP
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Alamlkh SMPGJH
    Alamlkh SMPGJH
    Dokumen1 halaman
    Alamlkh SMPGJH
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Ebi
    Ebi
    Dokumen2 halaman
    Ebi
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Hal 2njknknk
    Hal 2njknknk
    Dokumen1 halaman
    Hal 2njknknk
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Alamlkh SMPGJH
    Alamlkh SMPGJH
    Dokumen1 halaman
    Alamlkh SMPGJH
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • GJJKGKJGKG
    GJJKGKJGKG
    Dokumen2 halaman
    GJJKGKJGKG
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • DDGFHGFHFH
    DDGFHGFHFH
    Dokumen30 halaman
    DDGFHGFHFH
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Penentuan Harga Transfer
    Penentuan Harga Transfer
    Dokumen4 halaman
    Penentuan Harga Transfer
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Aturan Umum Penetapan Harga Transfer
    Aturan Umum Penetapan Harga Transfer
    Dokumen4 halaman
    Aturan Umum Penetapan Harga Transfer
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Apa Itu Underwriting 2
    Apa Itu Underwriting 2
    Dokumen3 halaman
    Apa Itu Underwriting 2
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • MB 04 C
    MB 04 C
    Dokumen25 halaman
    MB 04 C
    Akhi Pajak
    Belum ada peringkat
  • Apa Itu Underwriting 2
    Apa Itu Underwriting 2
    Dokumen3 halaman
    Apa Itu Underwriting 2
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Langkah Audit Manajemen
    Langkah Audit Manajemen
    Dokumen4 halaman
    Langkah Audit Manajemen
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • SDM SKB
    SDM SKB
    Dokumen4 halaman
    SDM SKB
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen2 halaman
    Presentation 1
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Man - Audit F
    Man - Audit F
    Dokumen4 halaman
    Man - Audit F
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan
    Pertanyaan
    Dokumen2 halaman
    Pertanyaan
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan
    Pertanyaan
    Dokumen2 halaman
    Pertanyaan
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Manpem
    Manpem
    Dokumen1 halaman
    Manpem
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat
  • Metlit
    Metlit
    Dokumen2 halaman
    Metlit
    Muhammad Nazmudin Nurrasyid
    Belum ada peringkat