Anda di halaman 1dari 7

A.

JUDUL PROGRAM
ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED
PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF UNTUK MENUNJANG SISTEM
KOMUNIKASI NIRKABEL DI DAERAH PEDESAAN
B. Latar Belakang Masalah
Kinerja sistem komunikasi nirkabel sangat dipengaruhi oleh keadaaan dari
kanal antara pemancar dan penerima. Sedangkan fading merupakan salah satu gangguan
yang terjadi pada kanal dari sistem komunikasi nirkabel dan dapat menyebabkan
kinerja sistem menurun. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperbaiki
kinerja sistem pada kanal uplink adalah penerapan transmit diversity pada sisi pemancar
atau penggunaan antenna jamak pada sisi pemancar (mobile station) dan penggunaaan
antenna jamak di sisi penerima (base station).
Pengunaan antenna jamak di sisi base station merupakan salah satu cara untuk
menunjang perbaikan dari kinerja sistem komunikasi nirkabel sekaligus memberikan
kompleksitas pada base station,dimana base station dapat melayani ratusan bahkan
ribuan mobile station, sehingga akan lebih ekonomis untuk menambah peralatan dari
sisi base station. Akan tetapi,dikarenakan factor ukuran, harga atau terbatasnya
hardware, mobile station tidak dapat mendukung penerapan sistem transmit diversity.
Salah satu cara untuk menghasilkan keadaan di atas adalah melalui penggunaan sistem
komunikasi kooperatif. Siatem komunikasi kooperatif merupakan solusi yang tepat
untuk menerapakan transmit diversity pada mobile station. Hal ini dikarenakan sistem
komunikasi koperatif memungkinkan dua user atau lebih untuk bekerja sama dalam hal
pengiriman data ke base station,sehingga base station akan memperoleh dua data secara
bersamaaan dari jalur yang berbeda. Hal ini sesuai dengan konsep dari transmit
diversity.
Hingga saat ini, penelitian mengenai pengkodean untuk transmit diversity terus
berkembang, misalnya saja metode Differential Space-Time Block Code (DSTBC).
Metode DSTBC ini akan digunakan sebagai pengkodean untuk transmit diversity pada
sistem komunikasi kooperatif.
C. Perumusan Masalah
a. Bagaimana kinerja sistem komunikasi koperatif dengan teknik DSTBC ?
b. Bagaimana Analisa Kinerja Teknik Diffreential Space-Time Block Coded pada
Sistem Komunikasi Koperatif Untuk menunjang Sistem Komunikasi Nirkabel
di Daerah Pedesaan ?

D. TUJUAN PROGRAM
Penelitian Tugas Akhir ini bertujuan sbb:
1. Mengetahui perbandingan kinerja antara teknik differential space-time block
coded pada sistem komunikasi koperatif (DSTBC-koperatif) dengan sistem
komunikasi koperatif konvensional.
2. Mengetahui kinerja sistem komunikasi koperatif dengan teknik DSTBC.
3. Melakukan perbaikan pada kinerja dari sistem komunikasi nirkabel.
4. Mengetahui Kinerja Teknik Differential Space-Time Block Coded pada Sistem
Komunikasi Koperatif Untuk menunjang Sistem Komunikasi Nirkabel di
Daerah Pedesaan.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah laporan mengenai analisa
kinerja differential space-time block coded pada sistem komunikasi kooperatif untuk
menunjang sistem komunikasi nirkabel.



F. KEGUNAAN PROGRAM
Dari hasil analisa teknik differential space-time block coded pada sistem komunikasi
koperatif, diketahui bahwa tidak diperlukan lagi penggunaan test signal overhead dan
computation complexity,sehingga kedepannnya kita tidak perlu pada DSTBC-kopereatif ini
tidak diperlukan lagi penggunaan test signal overhead dan computation complexity,sehingga
kedepannnya kita tidak memerlukan lagi estimasi kanal baik pada sisi pengirim ataupun
penerima.

G. TINJAUAN PUSTAKA
Ketika kita memikirkan sistem transmisi koheren dari respon impuls radio
channel atau transfer function harus diperkirakan dengan tepat. Pada sistem MIMO
radio chanel harus memperkirakan antara semua antenna transmisi dan semua antena
penerima.Pada keadaan ini,sinyal uji overhead (test signal overhead) dan perhitungan
kerumitan ditingkatkan.Inilah alasan mengapa skema modulasi differential dikhususkan
untuk sistem MIMO,karena dengan sistem ini radio chanel tidak perlu lagi untuk
diperhitungkan.Test signal overhead dapat dihindarkan dan perhitungan mengenai
kerumitan(complexity) dapat dikurangi secara signifikan.
DSTBC adalah jenis differential MIMO system yang sangat menarik.
Performance dari sistem ini sangat bagus dan kerumitan (the complexity) tidak terlalu
tinggi. Untuk memperoleh kapasitas chanel yang tinggi, modulasi level yang tinggi
sangat dibutuhkan. Alasan mengapa sebuah teknik modulasi level tinggi,berdasarkan
yang digunakan dari skema modulasi APSK.






Gambar 1: D-STBC decoder block diagram
Block Diagram transmitter untuk Differential STBC dapat ditunjukkan pada
Gambar 1.Bit informasi dipaketkan kedalam kelompok dari tiap bit b dan dipetakan
mengikuti M-ary PSK mapper :


Kita menandakan ( a
1
, a
2
) sebagai pasangan acuan kita ( tetap dan mengenal
kepada penerima) tentang simbol M-Ary PSK.





Gambar 2 :D-STBC encoder block diagram
Memetakan M melakukan pergantian menurut basis untuk desain orthogonal G
2.
Itulah

kolom dari G2, (x1, x2) dan (x*2, x*1),digunakan sebagai garis vektor
othonormal untuk memutar basis yang baru. Sepasang symbol ( a
3
,a
4
) di dalam basis
yang baru ditandai ( A,B ) dan diberi oleh :

A = a
3
a*
1
+ a
4
a*
2
,
B = a
3
a
2
+ a
4
a
1
.

1. Description of DSTBC schemes
A classical DSTBC procedure dijelaskan untuk sebuah skema modulasi 64-PSK.
Sebuah 2x1 sistem MISO. Tahap pertama dalam sebuah prosedur encoding adalah
untuk membangun 2x2 Block Code (BC) yang dijelaskan dengan 2x2 matrix
information S
k
yang mana mengandung 2 nilai complex simbol modulasi s1
k
dan s2
k
.

S
k =
s1
k
s2
k

-s2
k
* s1
k
*

Dengan mengambil amplitudo dari hasil modulasi 64-PSK ke 0,5 S
k
adalah
sebuah unitary matriks.
Sebagai asumsi skema modulasi 64-PSK tiap matrix S
k
transmit 12 bits oleh 2
petunjuk konstellasi s1
k
dan s2
k
.
Skema modulasi differential dijelaskan oleh 2x2 transmit matriks C
k,
yang mana
dihitung berulang oleh hasil matriks informasi S
k
dan matriks transmisi sebelumnya (
C
k-1
). Matriks yang pertama ditransmisikan ( C
0
), matriks identitas dapat digunakan.
Skema modulasi differential dapat dijabarkan secara matematis sebagai bentuk matriks
di bawah ini :
C
k
= S
k
. C
k-1
= c1
k
c2
k

-c2
k
* c1
k
*

Nilai simbol kompleks dijabarkan dalam matriks C
k
akan ditransmisikan via dua
adjacent antena pada time slot k ( ts
k
). Time slot k diubah dari 2 time slots ts
k1
dan ts
k2
.
Space-time coding dengan multiple transmit dan antenna penerima(receiver)
memperkecil pengaruh dari multipath fading dan memperbaiki kinerja dan kapasitas
dari transmisi digital lebih dari wireless radio channels. Demikian jauh, hal itu telah
diasumsikan bahwa perkiraan kanal yang sempurna, yaitu perfect channel state
information,tersedia di penerima dan memperkerjakan coherent detection. Ketika kanal
berubah perlahan-lahan membandingkan ke symbol rate, transmitter dapat mengirim
rentetan pilot( pilot sequence) yang mana receiver dapat memperkirakan kanal dengan
teliti. Untuk situasi yang seperti itu, hal itu berguna untuk mengembangkan/memperkuat
teknik space time coding yang mana tidak memerlukan baik di receiver atau di
transmitter.
Untuk sebuah single transmit antenna, sebagaimana kita tahu bahwa skema
differential, seperti differential phase-shift keying ( DPSK ), dapat didemodulasikan
tanpa menggunakan perkiraaan dari kanal. Skema differential telah digunakan secara
luas di dalam practical cellular mobile communication systems.
Ini adalah dasar untuk mempertimbangkan skema differential untuk sistem
MIMO. Berbagai macam skema space-time coding telah diusulkan seperti itu,sehingga
mereka bisa didemodulasi dan didecodekan tanpa memperkirakan kanal di receiver.
Dalam hal ini adalah differential space-time block codes berdasarkan orthogonal
designs. Skema ini menyediakan simple differential encoding dan decoding algorithms.
Kinerja dari skema ini lebih buruk 3 dB relative untuk codes dengan channel state
information yang ideal di receiver. Differential space-time modulation berdasarkan
group codes dan unitary-space-time block codes juga dibahas.

2. Differential Coding untuk satu Transmit Antena
Pertama kita pertimbangkan sebuah skema DPSK di dalam sebuah sistem single
antenna, dimana kanal memiliki sebuah respon phase yang mana konstan dari priode
satu symbol ke selanjutnya. Skema Differential encode the transmitted information
kedalam phase yang berbeda antara 2 consecutive symbols. Information adalah yang
sangat utama ditransmisikan dengan menyediakan pertama sebuah reference symbol
mengikuti dengan membandingkan phase ini dengan phase dari symbol sebelumnya.

3. Differential STBC untuk dua Transmit Antena
Block diagram dari differential space-time block encoder berdasarkan design
orthogonal.Untuk dua transmit antenna,skema mengawali transmission dengan
mengirim 2 referensi sinyal modulasi x
1
dan x
2.
Menurut operasi encoding
Alamouti,transmitter mengirim sinyal x
1
dan x
2
pada

waktu kesatu dari dua transmit
antenna secara serempak, dan sinyal x
2
* dan x
1
* pada waktu kedua dari dua transmit
antenna. Dua transmisi ini tidak membawa sedikit informasi data. Kemudian deretan
data pada differential manner dan mengirimnya sesudah itu.

H. METODE PELAKSANAAN
Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Studi Literatur
Peneliti akan mempelajari tentang sistem komunikasi koperatif,teknik transmit
diversity, transmit diversity pada sistem komunikasi koperatif (STBC-koperatif),
dan transmit diversity dengan menggunakan teknik DSTBC pada sistem
komunikasi koperatif.


2. Pemodelan sistem
Peneliti akan membuat pemodelan sistem komunikasi koperatif dengan DSTBC
sebagai teknik transmit diversity yang akan diterapkan pada kedua user. Serta
hanya menggunakan dua user yang dapat bertindak sebagai source dan relay
serta satu destination (Base Station).


I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

No Kegiatan
Bulan Ke-
1 2 3 4 5 6
1 Studi Literatur
2 Pemodelan struktur
3 Pengolahan Data
4
Analisa Data
dan Pembahasan

5 Penyusunan Laporan

Anda mungkin juga menyukai