Anda di halaman 1dari 7

I-1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Ditengah sistem keuangan global saling interdependensi antara satu Negara
dengan Negara lainnya, krisis keuangan yang terjadi pada suatu negara menjadi
lebih sering terjadi dari pada sebelumnya, dan dapat dengan mudah menyebar ke
negara-negara lain sehingga menjadi bencana keuangan global dalam kurun waktu
yang singkat. Fenomena krisis keuangan akibat kredit perumahan yang melanda
Amerika Serikat pada pertengahan 2007 dan memuncak pada September 2008
merupakan salah satu krisis di era globalisasi ekonomi. Indonesia adalah salah
satu Negara yang terkena imbas dari efek domino fenomena tersebut. Industri
perbankan yang menjadi nyawa di bidang perekonomian nasional juga tidak
luput dari dampak fenomena ini, terutama untuk bank yang tidak siap dan
memiliki manajemen yang lemah.
Bank merupakan lembaga intermediasi antara pihak yang memiliki surplus
of fund dengan pihak yang mengalami lack of fund. Tujuan dari lembaga
perbankan adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. (Bank Indonesia
dalam Boolket Perbankan, 2013). Mengingat peran lembaga perbankan yang
sangat krusial, wajar apabila Industri Perbankan disebut sebagai nyawa di
bidang perekonomian.
Di tahun 2008, dampak globalisasi ekonomi ini mengakibatkan bank
mengalami krisis likuiditas, penurunan nilai aktiva produktif (earning assets)
dalam bentuk kredit dan surat berharga yang dibeli bank, penurunan kecukupan
modal (CAR), dan gagal bayar bunga kredit (Sudarsono, 2009:17). Hal ini
memicu banyaknya perusahaan perbankan mengalami kesulitan keuangan
(financial distress) akibat rendahnya tingkat kesehatan perusahaan.
I-2

Nikmah dan Sulestari (2014) menegaskan bahwa ketidakstabilan ekonomi
yang terjadi akan semakin mempercepat kondisi financial distress perusahaan.
Financial distress adalah keadaan dimana perusahaan mengalami
penurunan kondisi keuangan. Pemicu kondisi financial distress bisa datang dari
internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Jika tidak ditangani secara
tepat financial distress dapat menjadi gerbang awal terjadinya kebangkrutan.
Untuk mengantisipasi lebih lanjut munculnya financial distress yang
mengarah pada kebangkrutan, model prediksi financial distress sebagai sistem
peringatan dini (early warning system) perlu dilakukan, karena dapat digunakan
perusahaan, investor, kreditur, serta pihak-pihak yang berkepentingan sebagai
sarana mengidentifikasi, memperbaiki, bahkan melakukan langkah-langkah
antisipatif untuk mencegah agar kondisi krisis keuangan dapat segera tertangani.
Model prediksi financial ditress di Indonesia diantaranya dilakukan oleh
Hadad, dkk (2004). Dalam penelitiannya, metode analisis yang digunakan adalah
menggunakan analisis faktor dan regresi logistik. Sebagai variabel independen
adalah faktor rasio-rasio modal, risiko keuangan, dan variabel dummy variansi
waktu, sedangkan sebagai variabel dependennya adalah kebangkrutan Bank.
Model prediksi yang dibangun meliputi model prediksi 3 bulan (MP3), 6 bulan
(MP6), dan 12 bulan (MP12) sebelum kebangkrutan. Hasil prediksi menunjukkan
bahwa hanya model 3 bulan (MP3) yang menggunakan variabel dependen rasio-
rasio modal dan risiko keuangan yang layak digunakan untuk memprediksi karena
memiliki tingkat akurasi 94,9%.
Subagyo (2007) dalam penelitiannya menggunakan variabel independen
berupa rasio keuangan, industry relative ratios, sensifitas terhadap indikator
makro ekonomi untuk membentuk model prediksi financial distress di Indonesia
pada era globalisasi. Metode statistik yang dipakai adalah analisis regresi logistik.
Hasil penelitiannya membuktikan bahwa ketiga variabel independen yang diuji
dapat digunakan sebagai prediktor dalam model financial distress. Model prediksi
terbaik adalah model yang mengintegrasikan faktor internal dan eksternal
perusahaan dengan daya prediksi sebesar 77,1%.
Nikmah dan Sulestari (2014) melakukan perbandingan antara model
prediksi financial distress Ohlson dan Altman. Hasil penelitiannya menunjukkan
I-3

bahwa secara keseluruhan model Ohlson lebih baik dalam memprediksi
kebangkrutan perusahaan besar maupun perusahaan kecil.
Analisis diskriminan merupakan teknik analisis paling popular digunakan
untuk melakukan prediksi kebangkrutan di Indonesia. Penelitian menggunakan
model Z-score Altman (1968) untuk mengetahui potensi kebangkrutan telah
banyak dilakukan di Indonesia. Akan tetapi penelitian mengenai prediksi financial
distress pada dunia perbankan menggunakan teknik analisis regresi logistik model
Y-rasio yang dikemukakan oleh James A. Ohlson (1980) masih sangat terbatas.
Berbeda dengan model prediksi lainnya, model prediksi menggunakan
analisis regresi logistik yang dikemukakan Ohlson menggunakan sembilan
variabel independen yaitu SIZE, TLTA, WCTA, CLCA, NITA, FUTL, INTWO,
OENEG, dan CHIN. Rasio SIZE dipakai untuk menghitung ukuran perusahaan
(firm size) yang lebih fokus pada eksternal, seperti ketidakpastian kondisi
ekonomi makro. Ohlson (dalam Nikmah dan Sulestari, 2014) berasumsi bahwa
perusahaan besar memiliki kemungkinan kesulitan keuangan (financial distress)
lebih kecil karena perusahaan besar biasanya berkembang dan beroperasi dengan
baik dan relatif stabil. Hal tersebut juga ditegaskan oleh Sun (2004) yang
mengatakan bahwa ukuran (size) perusahaan berdampak signifikan terhadap
hubungan antara kemungkinan kebangkrutan perusahaan.
Berdasarkan fenomena yang penulis kemukakan tersebut, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai financial distress menggunakan
sembilan variabel yang terdapat pada model Ohlson dengan alat analisis berupa
regresi logistik pada industri perbankan dan mengambil judul penelitian tugas
akhir yaitu MODEL PREDIKSI FI NANCI AL DI STRESS UNTUK
MENDETEKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA INDUSTRI
PERBANKAN
I-4

I.2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang penulis kemukakan
sebelumnya, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Apakah variabel SIZE, TLTA, WCTA, CLCA, NITA, FUTL,
INTWO, OENEG, dan CHIN pada model prediksi Ohlson (Y-Score) dapat
digunakan sebagai prediktor kondisi financial distress pada bank yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
Bagaimana tingkat ketepatan model prediksi financial distress
menggunakan regresi logistik untuk tahun 2012 (dua tahun sebelum kondisi
financial distress) dan tahun 2013 (satu tahun sebelum kondisi financial
distress)?

1.2.2. Pembatasan Masalah
Penulis memfokuskan dan membatasi permasalahan pada penelitian
tugas akhir ini yaitu sebagai berikut:
1. Pembahasan penelitian dibatasi pada tahun 2012 (dua tahun sebelum
kondisi financial distress) dan tahun 2013 (satu tahun sebelum kondisi
financial distress)
2. Karena keterbatasan waktu penelitian dan untuk mempermudah
mendapatkan data penelitian, maka penulis menetapkan objek penelitian
yaitu seluruh Bank Umum Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
3. Data yang digunakan adalah data sekunder yang penulis dapatkan dari
Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa laporan keuangan yaitu neraca, laporan
laba rugi, dan laporan arus kas untuk periode berakhir pada 31 Desember
tahun 2012 dan 2013.
I-5

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian tugas akhir penulis ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui apakah variabel SIZE, TLTA, WCTA, CLCA, NITA, FUTL,
INTWO, OENEG, dan CHIN pada model prediksi Ohlson (Y-Score) dapat
digunakan sebagai prediktor kondisi financial distress pada bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
2. Mengetahui tingkat ketepatan model prediksi financial distress
menggunakan regresi logistik untuk tahun 2012 (dua tahun sebelum
kondisi financial distress) dan tahun 2013 (satu tahun sebelum kondisi
financial distress)
1.3.2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penulis memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai dunia keuangan
dan perbankan secara umum, selain itu penulis juga memperoleh
pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab terjadinya financial
distress dan kebangkrutan di dunia perbankan.
2. Bagi Perusahaan Perbankan
Hasil analisis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan manajemen perusahaan dalam mengatasi permasalahan yang
menyebabkan kondisi financial distress maupun bahan pertimbangan
manajemen perusahaan untuk melakukan kebijakan dalam upaya
menghindari terjadinya kebangkrutan.
3. Bagi Masyarakat pengguna Jasa Bank
Hasil analisis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi masyarakat untuk lebih waspada dan lebih bijak dalam
menempatkan dananya pada bank yang memiliki kondisi sehat karena
hal ini akan memberikan jaminan bahwa dalam kurun waktu tertentu dana
yang disimpan pada bank tersebut akan aman.

I-6

4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil analisis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
dan acuan untuk mengembangkan penelitian mengenai prediksi financial
distress untuk mendeteksi potensi kebangkrutan pada dunia perbankan.
I.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis membahas mengenai latar belakang yang mendasari
pengambilan judul, identifikasi masalah, serta tujuan dan manfaat penelitian
tugas akhir, sistematika penulisan, serta lokasi dan waktu penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengertian financial distress,
pengertian kebangkrutan, indikasi terjadinya financial distress, dan manfaat
informasi prediksi financial distress. Selain itu penulis juga membahas
mengenai model-model prediksi financial distress, penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran, dan hipotesis atau dugaan sementara penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai metodologi penelitian yang
digunakan, populasi dan sampel penelitian, data penelitian yang meliputi jenis
data, sumber data, dan teknik pengumpulan data. Selain itu penulis juga
memaparkan definisi variabel operasional, serta alat-alat analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai objek penelitian,
menjelasakan cara menganalisis data untuk menguji hipotesis penelitian serta
pembahasan lebih lanjut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai simpulan dari penelitian yang
telah dilakukan, dan saran yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

I-7

I.5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian tugas akhir ini selama kurang lebih empat
bulan terhitung sejak bulan Februari 2014 hingga bulan Juni 2014. Penulis tidak
melakukan investigasi langsung ke lapangan, tetapi melakukan pencarian data
sekunder yang berkaitan dengan penelitian melalui situs resmi dari Bursa Efek
Indonesia (BEI), Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Badan
Pusat Statistik (BPS).

Anda mungkin juga menyukai