Anda di halaman 1dari 17

Tine Kruris

Diagnosis
Pemeriksaan mikologik diperlukan sebagai
diagnosis pasti dari tinea
Pemeriksaan ini terdiri atas pemeriksaan
sediaan basah dan biakan.
Bahan klinis yang digunakan untuk
pemeriksaan berupa kerokan kulit, rambut,
dan kuku.
Kulit tidak berambut (glabrous skin)
Diambil dari tepi kelainan hingga bagian sedikit
luar kelainan sisik kulit lalu dikerok dengan pisau
tumpul yang steril.
Kulit berambut
Rambut dicabut pada bagian kulit yang
mengalami kelainan setelah itu dikerok untuk
mengumpulkan sisik kulit.
Kuku
Diambil dari permukaan kuku yang sakit dan
dipotong sedalam-dalamnya sehingga mengenai
seluruh tebal kuku, bahan di bawah kuku juga
diambil.
Sediaan basah dibuat dengan cara meletakkan
bahan di atas gelas alas, kemudian ditambah
dengan 1 2 tetes larutan KOH.
Konsentrasi larutan KOH untuk sediaan
rambut adalah 10% kulit dan kuku 20%.
Setelah dicampur dengan KOH diamkan
selama 15-20 menit untuk melarutkan
jaringan.

Pada sediaan kulit dan kuku yang terlihat
adalah hifa, sebagai dua garis sejajar, terbagi
oleh sekat, dan bercabang, maupun spora
berderet (artrospora)
Pada sediaan rambut terlihat spora kecil
(mikrospora) atau besar (makrospora. Spora
dapat tersusun di luar rambut (ektotriks) atau
di dalam rambut (endotriks)
Diagnosis Banding
Psoriasis lesi lebih merah, skuama lebih
banyak dan lamelar
Kandidosis mempunyai konfigurasi hen and
chicken. Kelainan ini biasanya basah dan
berkrusta
Eritrasma Eflurosensi berupa eritema dan
skuama, pada seluruh lesi Pemeriksaan
dengan lampu wood menunjukkan adanya
fluoresensi merah (coral red)
Tatalaksana
Pemberian griseofulvin yang bersifat fungistatik
diberikan dengan dosisi 0.5 1 g dewasa dan
0.25 0.5 g anak-anak sehari atau 10 25 mg
per kg berat badan.
Lama pengobatan bergantung pada lokasi
penyakit, penyebab penyakit, dan keadaan
imunitas individu.
Untuk mempertinggi absorpsi obat dalam usus,
sebaiknya obat dimakan bersama-sama makanan
yang banyak mengandung lemak.
Efek samping jarang dijumpai
Sefalgia didapati sebanyak 15% pada
penderita.
Efek samping yang lain antara lain berupa
gangguan traktus digestinus, yaitu nausea,
vomitus, dan diare.
Obat tersebut juga bersifat fotosensitif dan
dapat mengganggu fungsi hepar.
Obat lain ketokonazol yang bersifat
fungistatik dan diberikan per oral
Kontraindikasi pada penderita kelainan hepar
Terbinafin yang bersifat fungisidal juga dapat
diberikan sebagai pengganti griseofulvin
selama 2 3 minggu, dosisnya 62.5 mg 250
mg sehari tergantung pada berat badan
Efek samping tersering gangguan
gastrointestinal diantaranya nausea, vomitus,
nyeri lambung, diare, konstipasi namun
biasanya ringan
Keluhan bercak kemerahan di selangkangan
dan pusar.
Bercak semakin meluas dan terasa gatal
terutama ketika pasien berkeringat, mandi
tidak teratur, jarang mengganti pakaian dan
pakaian dalamnya ketika berkeringat, dan
sering bertukar handuk dengan anggota
keluarganya

Dari anamnesis gejala khas dari penyakit
yang disebabkan oleh jamur
Gatal yang semakin memberat ketika
berkeringat jamur menyukai tempat yang
lembab
Pasien suka bertukar handuk dengan
pamannya paman menderita penyakit yang
sama dengan pasien penularan melalui
kontak
Pasien sangat susah disuruh mandi higienitas
kurang
Lesi terletak pada selangkangan paha atau sela
paha predileksi tersering untuk tinea kruris.
Eflurosensi yang didapatkan juga merupakan
gambaran khas berupa plak eritematosa dengan
bentuk polisklik dan terdapat central healing.
Diagnosis secara pasti jamur dilakukan
pemeriksaan menggunakan KOH
Terapi non-medikamentosa:
Memberikan pengetahuan mengenai penyakit
yang diderita pasien yaitu karena adanya
jamur menyukai tempat yang lembab dan
berhubungan dengan higienitas
Jangan bertukar handuk maupun pakaian
karena dapat menularkannya ke orang lain
maupun pasien dapat tertular penyakit yang
sama
Ketokonazol berfungsi sebagai antijamur
dengan sifat fungistatik.
Pemberian selama 2 minggu menghentikan
persebaran jamur harus diberikan terus
sampai jamur yang terdapat pada lesi terlepas
seiring proses pertumbuhan dan pergantian
epidermis.
Diberikan dengan vehikulum krim karena lesi
bersifat subakut dan terletak pada bagian
lipatan.
Pengobatan antijamur tidak diberikan secara
oral lesi tidak terlalu luas dan bukan
terletak di daerah yang berambut
Pemberian antihistamin secara oral bertujuan
untuk mengurangi rasa gatal
Antihistamin yang dipilih antihistamin
golongan H1 generasi 2, yaitu Loratadine 1x5 mg
masa kerjanya panjang hanya dibutuhkan 1x
sehari.
Antihistamin golongan H1 generasi 2 memiliki
efek sedatif yang rendah dan lebih selektif
terhadap reseptor H1 di tubuh

Prognosis ad vitam bonam Bukan
merupakan penyakit yang mengancam
keselamatan pasien.
Prognosis ad fungsionam bonam fungsi kulit
pasien dapat kembali seperti semula apabila
sudah sembuh
Prognosis sanationam dubia ad. bonam
sebelumnya pasien pernah berobat ke dokter
dengan keluhan yang sama, sempat sembuh
namun muncul kembali

Anda mungkin juga menyukai