Anda di halaman 1dari 4

INOVASI Vol.

4/XVII/Agustus 2005
HUMANIORA

Kebangkitan Agama di Era Modern?

Saefur Rochmat
Dosen Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, UNY;
Mahasiswa S-2 International Relations, Ritsumeikan University, Kyoto - Jepang
E-mail: rochmat@yahoo.com

1. Pendahuluan darah gerakan inovasi maupun purifikasi


(revivalism). Jargon Kebangkitan Islam di
Di negara-negara yang mayoritas Indonesia yang penuh gelora sejak 1979
penduduknya Muslim maupun yang belum menemukan realitasnya. Sebagai
prosentasinya Muslim cukup signifikan, negara Muslim paling besar, Indonesia belum
jargon kebangkitan Islam merupakan tema menjadi iklan dakwah yang paling efektif
yang senantiasa aktual. Hal ini menunjukkan untuk menahan laju atheisme peradaban
salah satu relevansi Islam dengan wacana modern. Ironisnya Indonesia menjadi lahan
modernitas. Namun seringkali umat Islam yang subur bagi korupsi, kolusi, dan
tidak mengkaji dan menggunakan wacana nepotisme (KKN).
modernitas di dalam gerakan pembaharuan
ini; sebaliknya mereka seringkali Menguji ramalan John Naisbitt dan Patricia
mendesakkan dan memaksakan wacana Aburdane di Indonesia maka semenjak tahun
Islam dalam konteks modern secara tidak arif 1980-an terdapat kebangkitan agama dalam
melalui gerakan purifikasi. Konsekuensinya arti formal, yaitu ada peningkatan secara
Islam tampil dalam wajah yang tidak kuantitatif jumlah penganut semua agama
manusiawi, seperti termanifestasi dalam baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, maupun
sikap reaksioner maupun tindakan teroris. Buddha. Akan tetapi mereka belum
Model Islam seperti ini jelas tidak dapat sepenuhnya menjalankan ajaran agama
mengerem laju ateheisme peradaban Barat. secara substantif, dimana mereka cenderung
mengamalkan simbol-simbol ritual agama
Dengan runtuhnya komunis pada tahun 1989, yang tidak dibarengi dengan kesadaran
gerakan Kebangkitan Islam yang sudah spiritual, yang menjadi kunci untuk mengatasi
dimulai satu dekade sebelumnya seolah-olah krisis peradaban modern sekarang ini.
mendapat teman seperjuangan dari
nasionalisme religius agama-agama lain yang Model pengenalan agama yang menekankan
bangkit lagi mengikuti kegagalan komunis simbol-simbol ritual ini menampilkan wajah
menampilkan diri sebagai alternatif bagi kehidupan beragama di Indonesia yang
dekadensi peradaban Barat. Bahkan John kurang anggun dan kadang menyeramkan.
Naisbitt dan Patricia Aburdane (1990: 32) Karena gelora semangat penuh fanatik dari
meramalkan akan adanya kebangkitan masing-masing pengikut agama kadang
agama-agama pada abad ke-21 sebagai bertabrakan dan mengakibatkan pecahnya
alternatif bagi gejala dekadensi peradaban konflik antara agama. Memang konflik ini
Barat. Sejauhmanakah Kebangkitan Islam seringkali disebabkan oleh kegagalan
ataupun Kebangkitan Agama-Agama masing-masing umat beragama untuk keluar
menemui realitasnya menghadang laju dari jebakan mereka yang melakukan
atheisme peradaban modern Barat? politisasi agama untuk kepentingan sesaat.
Masing-masing umat beragama ditantang
2. Metoda Dakwah Teologis untuk merumuskan model pendidikan agama
yang sesuai dengan tuntutan modern,
Di era modern, Kebangkitan Islam menjadi disamping kemampuan untuk merumuskan
wacana utama mengawali awal milenium musuh bersama.
baru abad ke-15 Hijrah. Gerakan itu
mendapatkan suntikan spirit yang sangat Kebangkitan agama secara kuantitatif belum
besar dari keberhasilam Revolusi Islam Iran berimplikasi positif bagi pemenuhan misi
1979 di bawah komando Imam Khomeini. salvation (keselamatan) agama di bumi ini.
Memang Kebangkitan Islam bukan gejala Hal tersebut menjadi sangat ironis bila
modern, mengingat dalam Islam mengalir dibandingkan dengan sebagian negara Barat
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 66
INOVASI Vol.4/XVII/Agustus 2005

yang mayoritas penduduknya atheis namun maupun kejiwaannya. Hubungan antara umat
dapat mewujudkan aspek material dari beragama pun menjadi tidak bersifat stagnan
salvation (keselamatan) agama di dunia mengikuti toleransi model ko-eksistensi dan
dalam bentuk kesejahteraan, keamanan dan menjadi bersifat aktif karena mereka secara
keadilan. Barat terus melaju dalam arus bersama-sama ingin mewujudkan misi
kehidupan modern yang atheistik. Tidak ada salvation agama di dunia ini berupa
indikasi kebangkitan agama, sekalipun masyarakat yang adil, sejahtera, dan aman.
secara formal. Ini dapat dipahami mengingat
pengalaman traumatik dengan peranan 3. Metoda Dakwah Peradaban
agama sepanjang sejarah peradaban Barat.
Untuk mengobati goncangan jiwa ini Dari berita Cina diketahui misi Islam ke
dibutuhkan suatu terapi jiwa, melalui Indonesia sudah sedini abad ke-7, ketika
observasi kehidupan beragama yang anggun Kekhalifahan Muawiyah membatalkan niatnya
dan cantik di belahan bumi yang masih menundukkan Kerajaan Kalingga dibawah
percaya kepada peranan agama, seperti di pemerintahan Ratu Sima yang telah
Indonesia ini. memerintah dengan adil sesuai dengan
ajaran Islam. Kemudian dikembangkan
Peran ini hanya dapat diperankan bila hubungan dagang di antara kedua
masing-masing umat beragama mampu peme-rintahan tersebut. Kejadian di atas
merumuskan jawaban bagi kedua tantangan merupakan bukti sejarah akan praktek Islam
tersebut di atas. Bila mereka mampu oleh generasi awal yang tidak berambisi
merumuskan musuh bersama maka mereka untuk mencari pengikut, melainkan ingin
akan terhindar dari konflik sesama umat menegakkan keadilan di dunia sebagai aspek
beragama. Untuk mereka harus mampu salvation (keselamatan) dari agama yang
mengidentifikasi penyakit religius di era diridlai Allah.
modern dan selanjutnya menentukan resep
yang manjur bagi penyakit ganas atheisme. Dengan demikian misi Islam lebih luas dari
sekedar misi mencari pengikut belaka. Misi
Selanjutnya dikembangkan model pendidikan Islam adalah misi peradaban, dengan tujuan
yang inklusif untuk memenuhi tuntutan menciptakan tata dunia yang adil, dimana
pluralisme kehidupan modern dan syukur pluralitas (termasuk agama) dihargai.
kalau bisa dirumuskan teologi baru. Karena Bukankah di dalam Masyarakat Madinah
pengenalan agama secara konvensional yang dikomandoi oleh Nabi Muhammad SAW
melalui metoda teologis yang doktriner tidak telah dikembangkan toleransi antar berbagai
berhasil meyakinkan Barat untuk kembali ke agama dalam rangka menciptakan
jalan agama. Memang, metoda teologis tidak kesejahteraan, keadilan, dan pertahanan
dapat dihapuskan tetapi harus diperbaharui bersama. Bukti-bukti normatif untuk
untuk memenuhi tuntutan modernitas beserta mewujudkan perada-ban maju dapat dijumpai
dengan permasalahan-permasalahan aktual di dalam al-Kur’an dan Hadits. Salah satu
peradaban modern itu sendiri. Metoda hadits sangat jelas menunjukkan hal itu
teologis tradisional tidak up to date lagi, “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri
karena hanya memperkenalkan serangkaian Cina”. Umat Islam masa awal juga memaknai
doktrin-doktrin klasik, simbol-simbol maupun politik dengan pengertian yang bijak,
ritual-ritual agama. ‘ministering the affairs of the polis [negara]’
(1983). Yang mana umat dari berbagai
Salah satu usaha untuk merumuskan teologi agama saling bekerjasama untuk
yang apresiatif terhadap wacana modern mewujudkan peradaban maju.
dapat ditempuh dengan merumuskan Teologi
Demokrasi Islam bagi umat Islam. Umat Metoda dakwah peradaban berpretensi
beragama lain juga perlu merumuskan teologi melakukan usaha-usaha untuk mengatasi
sejenis agar umat beragama dapat masalah aktual pada suatu kelompok
bekerjasama secara tulus menghadang arus masyarakat seperti kemiskinan, malapetaka,
materialisme dan atheisme peradaban pengobatan, dll.. Tidak dengan pengenalan
modern. Masing-masing umat beragama doktrin-doktrin agama, karena dapat
tidak lagi saling bersaing untuk menambah bertentangan dengan apa yang dipercayai
jumlah pengikut dan memberi kebebasan oleh masyarakat yang menjadi sasaran
kepada semua orang untuk memeluk suatu dakwah. Sikap, tingkah laku dan budi pekerti
agama yang sesuai dengan kondisi spiritual yang baik dalam memandang dan mengatasi

Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 67
INOVASI Vol.4/XVII/Agustus 2005

permasalahan kemanusiaan, adalah daya (Filsafat Hari Akhir) semua agama


tarik dari dakwah Islam. Bukankah Nabi mempunyai Tuhan yang sama dan
Muhammad SAW diutus untuk perbedaan agama menunjukkan
menyempurnakan akhlak yang mulia berbagai macam jalan dalam
(ushwatun khasanah)! berkomunikasi dengan Tuhan. Sesuai
dengan sifat kemanusiaan yang bersifat
Metoda peradaban Islam di Indonesia multidimensional perbedaan agama
dikembangkan oleh para wali, yang dikenal merupakan suatu keharusan, bahkan
dengan Walisanga. Islam tidak disebarkan satu agama pun mempunyai beberapa
dengan kekerasan senjata (politik), seperti aliran, yang menunjukkan perbedaan
disangka para orientalis. Dakwah Islam cara dalam menerima dan
berlangsung berabad-abad dan keberhasilan mengekspresikan keagungan Tuhan.
Walisanga adalah titik kulminasi dari dakwah
Islam tersebut di nusantara. Yang terjadi Dalam Religious Studies dikenal istilah aspek
setelah Walisanga berhasil melakukan exoterism (aspek luar suatu agama) dan
inovasi ke dalam kebudayaan lokal. aspek esoterism (aspek dalam atau rasa).
Bukankah dibutuh waktu lama bagi seorang Exoterism menunjukkan bahwa dari sisi luar
mubaligh untuk mengerti jiwa dan identitas ada berbagai macam agama, namun dari sisi
budaya suatu masyarakat? Dakwah esoterism hanya ada satu spiritualitas
Walisanga ditempuh melalui media (Tuhan), yang hanya dapat ditangkap dengan
kebudayaan! Kebudayaan merupakan sarana hati (Smith, 1984: xii-xiii). Dengan demikian
untuk melakukan sosialisasi nilai-nilai dan kita harus mengganti konsep kebenaran
sebagai sistem pengetahuan dari suatu tunggal dalam kehidupan beragama karena
masyarakat yang meliputi simbol-simbol dan kebenaran mutlak hanyalah milik Tuhan; dan
konsep-konsep epistomologi yang berguna kita juga harus mengganti konsep kapling
untuk mengintegrasikan berbagai proses surga bagi golongannya sendiri dengan
perubahan ke dalam sebuah sistem yang konsep surga untuk semua pemeluk agama.
koheren. Memang kita harus tetap mempunyai
fanatisme dalam beragama, yaitu meyakini
4. Tantangan Kedepan jalan yang ditempuh adalah jalan yang terbaik
dan mampu mengoptimalkan semua potensi
1. Namun usaha melakukan metoda pribadi yang dimilikinya.
dakwah teologis maupun metoda
dakwah peradaban sulit dilakukan Tantangan ini perlu dibahas mengingat
mengingat pemikiran agama cenderung persepsi mayoritas orang Barat masih belum
berbalik menelusuri tapak tilas ke berubah, hanya ada dua jalan dalam revolusi.
belakang. Salah satu ciri keyakinan dan Pertama jalan kapitalisme, yaitu suatu
pemikiran keagamaan adalah kuatnya ideologi yang menekankan penguasaan
ikatan emosional dengan kelompoknya ekonomi oleh sekelompok individu. Jalan
dan tradisinya. Perjuangan simbolik dari pertama ini bercabang dua, yaitu
akar-akar historis-ideologis yang disebut kapitalisme-demokrasi dan kapitalisme-fasis.
the politics of meaning berpeluang besar Kedua jalan komunisme, yaitu suatu ideologi
terjadinya saling tabrakan berbagai yang menekankan penguasaan ekonomi oleh
ragam agama (ideologi) atau berbagai negara. Memang persepsi tersebut pernah
kelompok dalam suatu agama sendiri, goyah sewaktu meletusnya Revolusi Islam di
sehingga wacana politik kelihatan kurang Iran pada tahun 1979 yang dikomadoi oleh
visioner dan kurang rasional. Potensi Khomeini dan berhasil menggulingkan Shah
konflik ini semakin besar pada agama Pahlevi, padahal Khomeini tidak mempunyai
yang berpretensi sebagai agama misi partai politik yang dipercayai Barat sebagai
(agama dakwah) karena sifatnya yang alat untuk menggerakkan revolusi. Namun
aktif mencari pemeluk. Barat segera yakin atas jalan atheistik yang
sedang ditempuh, mengingat mereka tidak
2. Semua pihak perlu mencapai kata melihat munculnya revolusi ala Khomeini di
sepakat mengenai prinsip-prinsip dalam belahan bumi yang lain, disamping ada usaha
berdakwah sehingga tidak ada paksaan dari pihak mereka untuk menghalangi
atau bujukan dan tetap mengedepankan kebangkitan agama-agama. Bahkan Barat
rasa cinta kasih sebagai sifat Allah. semakin yakin atas ideologi kapitalisme
Mengingat dalam Perennial Philosophy dengan runtuhnya tembok Berlin, simbol

Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 68
INOVASI Vol.4/XVII/Agustus 2005

kekuatan komunis, pada tahun 1989. agama-agama belum direalisasikan secara


memadai untuk mengatasi
Kontradiksi dengan John Naisbitt dan Patricia permasalahan-permasalahan dalam
Aburdane yang menawarkan ide kebangkitan kehidupan modern. Untuk diperlukan
agama-agama, Barat meyakin resep baru kemampuan untuk merumuskan filsafat
bahwa negara ala komunis yang otoriter pendidikan agama yang inklusif dan kalau
tersebut akan hancur dengan perlu merumuskan teologi baru yang sesuai
diperkenalkannya globalisasi dan pasar dengan tuntutan dunia modern. Selanjutnya
bebas. Globalisasi memungkinkan segala dikembangkan metoda dakwah peradaban
tindakan kekerasan dapat dideteksi oleh untuk menghindari potensi konflik antar umat
berbagai jenis media informasi, akibatnya beragama dan sekaligus sebagai arena
diktator akan mendapat kontrol yang ketat. kerjasama dalam menghadapi musuh
Sementara pasar bebas memungkinkan bersama atheisme.
adanya demokratisasi ekonomi, yang akan
menghalangi negara-negara jatuh ke tangan Referensi:
pihak komunis dan konsekuensinya akan
terbentuk negara yang demokratis. Dengan [1] Halimi, Sergei, 1998, “Liberal Dogma
kata lain, Barat sedang menunjukkan Shipwrecked”, The Guardian Weekly,
hegemoninya melalui globalisasi dan pasar October 1998.
bebas (Halimi, 1998: 10). [2] Naisbiit, John dan Patricia Aburdane,
1990, Megatrends a.b. Penggebu Warta
5. Simpulan Ekonomi, Jakarta: Penggebu Warta
Ekonomi.
Segi material peradaban modern masih [3] Rajaee, Farhang, 1983, Islamic Values
sangat menggiurkan, teristimewa bagi and World View, Boston: University
generasi muda, sehingga banyak yang Press of America Inc.
terdisorientasi dari nilai-nilai agama. [4] Smith, Hudson, 1984, “Introduction to the
Sementara usaha untuk memerankan agama Revised Edition” Fritjof Schuon The
sebagai alternatif bagi peradaban modern Transendent Unity of Religions,
yang atheistik belum berhasil, karena jargon Wheaton: The Theosophical Publising
kebangkitan Islam maupun kebangkitan House.

Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 69

Anda mungkin juga menyukai