4/XVII/Agustus 2005
HUMANIORA
Saefur Rochmat
Dosen Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, UNY;
Mahasiswa S-2 International Relations, Ritsumeikan University, Kyoto - Jepang
E-mail: rochmat@yahoo.com
yang mayoritas penduduknya atheis namun maupun kejiwaannya. Hubungan antara umat
dapat mewujudkan aspek material dari beragama pun menjadi tidak bersifat stagnan
salvation (keselamatan) agama di dunia mengikuti toleransi model ko-eksistensi dan
dalam bentuk kesejahteraan, keamanan dan menjadi bersifat aktif karena mereka secara
keadilan. Barat terus melaju dalam arus bersama-sama ingin mewujudkan misi
kehidupan modern yang atheistik. Tidak ada salvation agama di dunia ini berupa
indikasi kebangkitan agama, sekalipun masyarakat yang adil, sejahtera, dan aman.
secara formal. Ini dapat dipahami mengingat
pengalaman traumatik dengan peranan 3. Metoda Dakwah Peradaban
agama sepanjang sejarah peradaban Barat.
Untuk mengobati goncangan jiwa ini Dari berita Cina diketahui misi Islam ke
dibutuhkan suatu terapi jiwa, melalui Indonesia sudah sedini abad ke-7, ketika
observasi kehidupan beragama yang anggun Kekhalifahan Muawiyah membatalkan niatnya
dan cantik di belahan bumi yang masih menundukkan Kerajaan Kalingga dibawah
percaya kepada peranan agama, seperti di pemerintahan Ratu Sima yang telah
Indonesia ini. memerintah dengan adil sesuai dengan
ajaran Islam. Kemudian dikembangkan
Peran ini hanya dapat diperankan bila hubungan dagang di antara kedua
masing-masing umat beragama mampu peme-rintahan tersebut. Kejadian di atas
merumuskan jawaban bagi kedua tantangan merupakan bukti sejarah akan praktek Islam
tersebut di atas. Bila mereka mampu oleh generasi awal yang tidak berambisi
merumuskan musuh bersama maka mereka untuk mencari pengikut, melainkan ingin
akan terhindar dari konflik sesama umat menegakkan keadilan di dunia sebagai aspek
beragama. Untuk mereka harus mampu salvation (keselamatan) dari agama yang
mengidentifikasi penyakit religius di era diridlai Allah.
modern dan selanjutnya menentukan resep
yang manjur bagi penyakit ganas atheisme. Dengan demikian misi Islam lebih luas dari
sekedar misi mencari pengikut belaka. Misi
Selanjutnya dikembangkan model pendidikan Islam adalah misi peradaban, dengan tujuan
yang inklusif untuk memenuhi tuntutan menciptakan tata dunia yang adil, dimana
pluralisme kehidupan modern dan syukur pluralitas (termasuk agama) dihargai.
kalau bisa dirumuskan teologi baru. Karena Bukankah di dalam Masyarakat Madinah
pengenalan agama secara konvensional yang dikomandoi oleh Nabi Muhammad SAW
melalui metoda teologis yang doktriner tidak telah dikembangkan toleransi antar berbagai
berhasil meyakinkan Barat untuk kembali ke agama dalam rangka menciptakan
jalan agama. Memang, metoda teologis tidak kesejahteraan, keadilan, dan pertahanan
dapat dihapuskan tetapi harus diperbaharui bersama. Bukti-bukti normatif untuk
untuk memenuhi tuntutan modernitas beserta mewujudkan perada-ban maju dapat dijumpai
dengan permasalahan-permasalahan aktual di dalam al-Kur’an dan Hadits. Salah satu
peradaban modern itu sendiri. Metoda hadits sangat jelas menunjukkan hal itu
teologis tradisional tidak up to date lagi, “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri
karena hanya memperkenalkan serangkaian Cina”. Umat Islam masa awal juga memaknai
doktrin-doktrin klasik, simbol-simbol maupun politik dengan pengertian yang bijak,
ritual-ritual agama. ‘ministering the affairs of the polis [negara]’
(1983). Yang mana umat dari berbagai
Salah satu usaha untuk merumuskan teologi agama saling bekerjasama untuk
yang apresiatif terhadap wacana modern mewujudkan peradaban maju.
dapat ditempuh dengan merumuskan Teologi
Demokrasi Islam bagi umat Islam. Umat Metoda dakwah peradaban berpretensi
beragama lain juga perlu merumuskan teologi melakukan usaha-usaha untuk mengatasi
sejenis agar umat beragama dapat masalah aktual pada suatu kelompok
bekerjasama secara tulus menghadang arus masyarakat seperti kemiskinan, malapetaka,
materialisme dan atheisme peradaban pengobatan, dll.. Tidak dengan pengenalan
modern. Masing-masing umat beragama doktrin-doktrin agama, karena dapat
tidak lagi saling bersaing untuk menambah bertentangan dengan apa yang dipercayai
jumlah pengikut dan memberi kebebasan oleh masyarakat yang menjadi sasaran
kepada semua orang untuk memeluk suatu dakwah. Sikap, tingkah laku dan budi pekerti
agama yang sesuai dengan kondisi spiritual yang baik dalam memandang dan mengatasi
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 67
INOVASI Vol.4/XVII/Agustus 2005
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 68
INOVASI Vol.4/XVII/Agustus 2005
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 69