Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN DAN DISKUSI



Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pada pasien ini, maka pasien didiagnosa dislipidemia dan hipertensi
grade II.
Diagnosa
Teori Kasus
Dinyatakan dislipidemia bila:
1. Adanya peningkatan lipid darah
pada pemeriksaan laboraturium
Dinyatakan Hipertensi bila:
1. Hipertensi adalah keadaan
dimana tekanan darah sistolik
140 mmHg atau lebih atau
tekanan darah diastolik 90
mmHg atau lebih.
Dislipidemia + Hipertensi grade II
1. Keluhan berupa nyeri di daerah
tengkuk
2. Adanya peningkatan kadar
kolesterol, HDL dan LDL pada
pemeriksaan laboraturium
pasien
3. TD: 150/100 mmHg
4. Riwayat tekanan darah tinggi
yang diketahui sejak 11 tahun
5. Riwayat memiliki peningkatan
kolesterol yag diketahui sejak
16 tahun yang lalu



Pada pasien ini didiagnosa dengan hipertensi grade II. Hal ini sesuai
dengan hasil pemeriksaan tekanan darah pada pasien dimana hipertensi grade
II memiliki hasil pemeriksaan fisik tekanan darah diastole 100 mmHg.
Penatalaksaan pasien ini meliputi:
Edukasi
Edukasi yang terpenting adalah perubahan gaya hidup (life style) yang
meliputi perubahan pola makan dan aktivitas fisik atau olahraga.
Diet (Diet rendah garam, dan lain sebagainya)
Exercise
o Frekuensi : jumlah olahraga perminggu sebaiknya dilakukan
dengan teratur 3 5 kali per minggu
o Intensitas : ringan dan sedang
o Durasi : 30-60 menit
Pada pasien telah dilakukan kebiasaan berolahraga 2 kali seminggu sekitar
2 jam dengan bersepeda. Hal ini sudah merupakan kebiasaan olahraga yang sesuai
dengan terapi non farmakologis pasien.
Pada pasien ditemukan tidak adanya perubahan gaya hidup dengan tetap
mengonsumsi rokok. Hal ini membutuhkan penjelasan serta kesadaran dari pasien
sendiri akan buruknya kebiasaan tersebut.

Terapi Farmakologis
Untuk menetapkan rasional tidaknya terapi yang diberikan, harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Obat yang diberikan harus tepat indikasi sesuai dengan standar
medis/panduan klinis atau sesuai dengan penyakit yang dihadapinya.
2. Tepat obat, obat berdasarkan efektifitasnya, keamanannya dan dosis
3. Tepat pasien, tidak ada kontra indikasi dan kemungkinan efek yang tidak
diinginkan, misal pasien yang mempunyai gangguan iritasi lambung tidak
diberikan analgesik yang mempunyai efek samping mengiritasi lambung
4. Tepat penggunaan obat artinya pasien mendapat informasi yang relevan,
penting dan jelas mengenai kondisinya dan obat yang diberikan (Aturan
minum, sesudah atau sebelum makan, dll)
5. Tepat monitoring, artinya efek obat yang diketahui dan tidak diketahui
dipantau dengan baik.

Dengan demikian, kerasionalan dalam pemberian terapi dapat dirangkum
secara keseluruhan menjadi 4T 1W + EARMU, yaitu Tepat Indikasi, Tepat Dosis,
Tepat Pemakaian, Tepat Pasien dan Waspada efek samping + Efektif Aman
Rasional Murah dan Mudah didapat.

1. Amlodipin
Pada pasien ini diberikan amlodipine. Amlodipine merupakan antagonis
kalsium golongan dihidropiridin (antagonis ion kalsium) yang
menghambat influks (masuknya) ion kalsium melalui membran ke dalam
otot polos vaskular dan otot jantung sehingga mempengaruhi kontraksi
otot polos vaskular dan otot jantung

No Teori kasus
Rasional
Ya tidak
1 Indikasi : digunakan
untuk pengobatan
hipertensi, angina stabil
kronik, angina vasospastik
(angina prinzmetal atau
variant angina).
Amlodipine dapat
diberikan sebagai terapi
tunggal ataupun
dikombinasikan dengan
obat antihipertensi dan
antiangina lain.

Pasien mengalami
hipertensi. Pada pasien
digunakan dan
dikombinasikan dengan
obat lain.

2 Dosis : : dosis awal diberikan 5 mg 1-0-0
5mg/hari, dosis maksimum
10mg/hari, dosis lansia
2.5mg/hari

3 Efek samping: edema,
sakit kepala, fatigue, nyeri,
peningkatan atau
penurunan berat badan.


-

4 Interaksi obat:
Amlodipine dapat
diberikan bersama dengan
penggunaan diuretik
golongan tiazida, -bloker,
-bloker, ACE inhibitor,
nitrat, nitrogliserin
sublingual, antiinflamasi
non-steroid, antibiotika,
serta obat hipoglikemik
oral

Tidak didapatkan obat
yang dapat
menimbulkan interaksi

5 Cara Pemakaian: dapat
digunakan secara oral.
Pada pasien ini
diberikan secara oral



2. Bisoprolol
Pada pasien ini diberikan obat golongan anti hipertensi yg memblok
adrenerguk reseptor
1
pada jaringan jantung dimana akan berefek dengan
memperlambat denyut jantung sinus dan menurunkan tek. darah

No Teori Kasus
Rasional
Ya tidak
1 Indikasi: untuk penyakit
hipertensi
Pasien dengan
hipertensi grade II

2 Dosis : dosis awal dewasa
5mg/hari dengan dosis
maksimal 20mg/hari.
Dosis lansia 2.5-5mg/hari
dengan dosis maksimal
20mg/hari
diberikan bisoproll 5mg
0-0-1

3 Efek samping: Hipotensi-
pusing, mual, sakit kepala,
akral dingin, lemas,
konstipasi atau diare

-
4 Cara Pemakaian: dapat
digunakan secara oral.
Pada pasien ini
diberikan secara oral



3. Atorvastatin

Merupakan penghambat HMG-CoA reduktase, enzim-menentukan tingkat
terletak di jaringan hati yang memproduksi mevalonate, molekul kecil yang
digunakan dalam sintesis kolesterol dan turunan mevalonate lainnya. Hal ini
akan menurunkan jumlah kolesterol yang diproduksi yang pada gilirannya
menurunkan jumlah total kolesterol LDL.
No Teori Kasus
Rasional
Ya Tidak
1 Indikasi : menurunkan
kolesterol darah. Hal ini
juga menstabilkan plak
dan mencegah stroke
melalui mekanisme anti-
inflamasi dan lainnya
Dislipidemia

2 Dosis : Tablet 20 mg,
dosis awal 10mg/hari,
maksimal 40mg/hari
.
diberikan atorvastatin
20mg 0-0-1

3. Efek samping obat :
dispepsia, nyeri perut,
sakit kepala, mual, diare,
mialgia
-
4. Cara Pemakaian: dapat
digunakan secara oral

Pada pasien ini
diberikan secara oral
pada malam hari

















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
a. Penggunaan Amlodipine dilihat dari Indikasi (rasional), dosis
(rasional), Pemakaian (rasional), tepat pasien & keamanan atau efek
samping (rasional).
b. Pemberian Bisoprolol dilihat dari indikasi (rasional), dosis (rasional),
Pemakaian (rasional), tepat pasien & keamanan atau efek samping
(rasional).
c. Penggunaan Atorvastatin dilihat dari Indikasi (rasional), dosis
(rasional), Pemakaian (rasional), tepat pasien & keamanan atau efek
samping (rasional).

2. Saran
Pada pasien, terlihat masih adanya gaya hidup yang sebaiknya dirubah
berdasarkan terapi non farmakologi pasien. Hal ini akan dapat terlaksana
dengan pendekatan secara spesifik, penjelasan secara menyeluruh ke pasien
dan kesadaran pasien.

Anda mungkin juga menyukai