Anda di halaman 1dari 6

Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu

Bab1 Pendahuluan
1.1 latar belakang
Perkembangan ilmu dari masa ke masa semakin maju. Dalam hal ini perkembangan yang
juga ikut berkembang adalah ilmu filsafat. Dari zaman dahulu keilmuan sudah memiliki posisi
serta peranan yang penting dalam kehidupan manusia dan peradabannya. Keilmuan pun juga
memiliki sejarah yang panjang dan tidak instan dalam proses pembentukannya.Membahas
tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kemunculannya tidak dapat dipisahkan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang kemunculannya di awali pada masa Yunani Kuno.
Dalam sejarahnya filsafat yunani dianggap sebagai induk dari filsafat barat, karena dunia barat
(Eropa Barat) dalam pemikirannya mengacu pada Yunani.Pada masa itu ada keterangan-
keterangan tentang terjadinya alam semesta dan makhluk hidup di dalamnya, akan tetapi
keterangan ini berdasarkan kepercayaan ataupun mitos mitos yang memang menjadi
kepercayaan bangsa Yunani masa itu. Para ahli pun merasa kurang yakin dan puas sehingga
melakukan penelitian penelitian untuk mencari kebenaran.
Tujuan dari pengetahuan kita tentang perkembangan ilmu pada zaman Yunani Kuno adalah kita
mampu mengenali peradaban setiap Negara, karena setiap Negara memiliki peradaban yang
berbeda-beda mulai dari sistem tata Negara atau wilayah, bahasa yang digunakan, dan juga ilmu
sosial yang mereka terapkan dalam suatu hubungan sosial mereka karena tingkat kepandaian juga
mempengaruhi ilmu dalam suatu Negara ataupun zaman. Jadi pada intinya ilmu itu tidak bisa
didapat secara spontan melainkan harus secara bertahap. Dan pada masa Yunani Kuno merupakan
masa yang paling tepat untuk meluangkan pendapat maupun ide-ide tentang filsafat karena
kemunculan filsafat itu sendiri bermula dari masa Yunani Kuno.
Dalam masing-masing masanya, sains dapat dilihat dengan jelas perkembangan dan asal-usulnya.
Kekurangan dan kelebihannya menjadikan perkembangan sains sangat diperhatikan pada masa
sekarang. Mulai dari bahan pembentuk sains itu sendiri, lalu prosesnya, cara kerja, hingga hasil yang
didapat dari berbagai fenomena sains.


Uraian sejarah perkembangan ilmu pengetahuan mengacu kepada pemikiran filsafat di Barat. Hal ini
dapat mencerminkan perkembangan ilmu pengetahuan di barat secara utuh mampu mempengaruhi
peradaban dunia. Diawali dari periode filsafat Yunani yang pada waktu itu terjadi perubahan pola
pikir manusia dari mite-mite menjadi yang lebih rasional. Pola pikir mite-mite adalah pola pikir
masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, seperti gempa
bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak dianggap fenomena alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang
menggoyangkan kepalanya. Namun, ketika filsafat diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi
dianggap sebagai aktivitas dewa, tetapi aktivitas alam yang terjadi secara kausalitas. Manusia yang
dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam
dijadikan objek penelitian dan pengkajian. Dari proses ini kemudian lahirlah ilmu dari rahim filsafat,
yang akhirnya kita nikmati dalam bentuk teknologi. Karena itu, periode perkembangan filsafat
Yunani merupakan poin untuk memasuki peradaban baru umat manusia.
Berdasarkan waktunya, perkembangan ilmu di dunia barat dibagi menjadi 6,yaitu: (a) Pra-Yunani, (b)
Yunani Kuno, (c) Pertengahan, (d) Renaissance, (e) Modern, (f) Kontemporer.
Makalah ini akan mengkaji poin-poin penting perkembangan ilmu di dunia barat pada tiap-tiap masa
mulai dari Pra-Yunani hingga Kontemporer.



1.2 Rumusan masalah
Pembahasan makalah ini menjelaskan perkembangan ilmu dari zaman praYunani kuno sampai
dengan zaman Kontemporer. Dimana telah memberi kontribusiterhadap perkembangan ilmu.

Bab 2 isi dan pembahasan
Yunani kuno sangat identik dengan filsafat. Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat
penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia
dari mite-mite menjadi yang lebih rasional. Pola pikir mite-mite adalah pola pikir masyarakat yang
sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskari fenomena alam. Perubahan pol a pikir tersebut
kelihatannya sederhana, tetapi implikasinya tidak sederhana karena selama ini alam ditakuti dan
dijauhi kemudian didekati bahkan dieksploitasi. Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi
fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif ,sehingga alam dijadikan objek penelitian dan
pengkajian. Dari proses inilah kemudian ilmu berkembang dari rahim filsafat, yang akhirnya kita
nikmati dalam bentuk teknologi. Karena itu periode perkembangan filsafat Yunani merupakan poin
untuk memasuki peradaban baru ummat manusia.
Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidak langsung secara mendadak,
melainkan terjadi secara bertahap (evolutif). Untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak
mau harus melalui pembagian atau klasifikasi secara periodik; karena setiap periode menampilkan ciri
khas tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan pemikiran secara teoritis
senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Periodesasi perkembangan ilmu di sini dimulai dari
peradaban Yunani dan diakhiri pada kontemporer. (Drs.Surajiyo ;hal 80)
Pada dasarnya manusia di zaman purba (batu) hanyalah menerima semua peristiwa sebagai
fakta. Sekalipun dilaksanakan pengamatan, pengumpulan data dan sebagainya, namun mereka
sekadar menerima pengumpulan saja. Fakta-fakta hanya diolah sekadarnya, hanya untuk
menemukan soal yang sama, yaitu common denominator, itu pun barangkali tanpa sengaja, tanpa
tujuan. Kalaupun ada penegasan atau keterangan, maka keterangan itu senantiasa dihubungkan
dengan dewa-dewa dan mistik. Oleh karena itulah pengamatan perbintangan menjelma menjadi
astrologi. Pengamatan yang dilakukan oleh manusia pada zaman purba, yang menerima fakta
sebagai brute fact atau on the face value, menunjukkan bahwa manusia di zaman purba masih
berada pada tingkatan sekedar menerima, baik dalam sikap maupun dalam pemikiran (receptive
attitude dan receptive mind) (Santoso,1977: 27).
Perkembangan pengetahuan dan kebudayaan manusia pada zaman purba dapat diruntut
jauh ke belakang, bahkan sebelum abad 15 SM, terutama pada zaman batu. Pengetahuan pada masa
itu diarahkan pada pengetahuan yang bersifat praktis, yaitu pengetahuan yang memberi manfaat
langsung kepada masyarakat. Kapan dimulainya zaman batu tidak dapat ditentukan dengan pasti,
namun para ahli berpendapat bahwa zaman batu berlangsung selama jutaan tahun.
Berkisar antara empat juta tahun sampai dua puluh ribu tahun SM, disebut sebagai zaman
batu, karena pada masa itu manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan. Selanjutnya pada
abad ke XV sampai VI SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk berbagai
peralatan, dimana besi merupakan bahan yang pertama kali digunakan di Irak (Brouwer, 1982 : 6).
Pada abad ke VI SM di Yunani lahirlah filsafat, disebut The Greek Miracle yang artinya suatu peristiwa
yang ajaib. Beberapa faktor yang mendahului lahirnya filsafat di Yunani, yaitu:
a) Mitologi bangsa Yunani
b) Kesusastraan Yunani
c) Pengaruh ilmu pengetahuan pada waktu itu sudah sampai di Timur Kuno.


2.1 Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Zaman Pra-Yunani Kuno (abad XV VII SM)
Pada dasarnya manusia di zaman purba (batu) hanyalah menerima semua peristiwa sebagai
fakta. Sekalipun dilaksanakan pengamatan, pengumpulan data dan sebagainya, namun mereka
sekadar menerima pengumpulan saja. Fakta-fakta hanya diolah sekadarnya, hanya untuk
menemukan soal yang sama, yaitu common denominator, itu pun barangkali tanpa sengaja, tanpa
tujuan. Kalaupun ada penegasan atau keterangan, maka keterangan itu senantiasa dihubungkan
dengan dewa-dewa dan mistik. Oleh karena itulah pengamatan perbintangan menjelma menjadi
astrologi. Pengamatan yang dilakukan oleh manusia pada zaman purba, yang menerima fakta
sebagai brute fact atau on the face value, menunjukkan bahwa manusia di zaman purba masih
berada pada tingkatan sekedar menerima, baik dalam sikap maupun dalam pemikiran (receptive
attitude dan receptive mind) (Santoso,1977: 27).
Perkembangan pengetahuan dan kebudayaan manusia pada zaman purba dapat diruntut
jauh ke belakang, bahkan sebelum abad 15 SM, terutama pada zaman batu. Pengetahuan pada masa
itu diarahkan pada pengetahuan yang bersifat praktis, yaitu pengetahuan yang memberi manfaat
langsung kepada masyarakat. Kapan dimulainya zaman batu tidak dapat ditentukan dengan pasti,
namun para ahli berpendapat bahwa zaman batu berlangsung selama jutaan tahun.


Zaman pra-Yunani Kuno, secara umum terbagi menjadi tiga fase, yakni :
1. Zaman batu tua yang berlangsung 4 juta tahun SM sampai 20.000/10.000 tahun SM. Pada zaman ini
telah mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah menggunakan alat-alat sederhana yang
dibuat dari batu dan tulang, mengenal cocok tanam dan beternak, dan dalam kehidupan sehari-
hari didasari dengan pengamatan primitif menggunakan sistem trial and error (mencoba-coba dan
salah) kemudian bisa berkembang.
2. Zaman batu muda yang berlangsung tahun 10.000 SM sampai 2000 SM atau abad 100 sampai 20
SM. Kemampuan itu berupa kemampuan menulis (dinyatakan dengan gambar dan simbol atau
lambang-lambang), kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan
kemampuan berhitung. Dalam zaman ini juga berkembang masalah perbintangan, matematika,
perdagangan, dan hukum.
3. Zaman logam. Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM sampai abad 6 SM. Pada zaman ini
pemakaian logam sebagai peralatan sehari-hari, bahkan sebagai perhiasan, peralatan masak, atau
bahkan peralatan perang.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang
dilandasi pengalaman empiris. Data-data tertulis yang ada pada masa ini dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Suatu peristiwa yang dilukiskan dalam bentuk gambar-gambar.
2. Gambar-gambar itu kemudian disederhanakan dan diberi bentuk tertentu yang diseb
ut pictographic writing.
3. Peningkatan ke tingkat yang lebih abstrak melalui suku-suku kata yang diberi tanda-tanda
tertentu.
4. Tingkat yang paling tinggi adalah abjad.
Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one
corespodensyatau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-
jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam sebagai suatu proses alam
sehingga lama-kelamaan mereka memperhatikan dan menemukan hal-hal berikut :
1. Gugus bintang di langit sebagai satu kesatuan sekarang dikenal dengan nama zodiak.
2. Kedudukan matahari dan bulan pada waktu terbit dan tenggelam bergerak dalam rangka zodiak
tersebut.
3. Dikenal bintang-bintang yang bergerak diantara gugusan tadi, ditemukan planet-planet.
4. Waktu bulan kembali pada bentuknya yang sama antara 28-29 hari.
5. Timbul dan tenggelam matahari di cakrawala yang berpindah-pindah dan diperlukan 365 hari
sebelum kembali ke kedudukan semula.
6. Ketika matahari timbul dan tenggelam sebanyak 365 kali, bulan mengalami perubahan sebanyak
12 kali.
7. Ditemukan beberapa gejala alam, seperti gerhana.
Zaman pra-Yunani Kuno ini ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut :
1. Know how dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman (empirical
knowledge).
2. Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima senagai fakta dengan sikap receptive
mind.
3. Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah menampakan perkembangan
pemikiran pemikiran manusia ke tingkat abstraksi.
4. Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender yang didasarkan atas sintesa terjadap
hasil abstraksi yang dilakukan.
5. Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa-peristiwa sebelumnya.
Seperti gerhana bulan dan gerhana matahari.


Bab 3 penutup
Kesimpulan
Orang Yunani yang awalnya sangat percaya npada dongeng-dongeng, mitos maupun
takhyul, tetapi lama kelamaan mereka mampu keluar dari pengaruh mitologi dan mendapatkan
dasar pengetahuan ilmiah. Karena pada perkembangannya bermunculan tokoh tokoh filsafat yang
mencoba untuk melakukan pembuktain-pembuktian tentang gejala alam berdasarkan logika bukan
berdasar pada mitos tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan tidaklah berlangsung secara mendadak,
melainkan melalui proses bertahap dan evolutif. Karenanya, untuk memahami sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan harus melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik.
Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu pengetahuan menampilkan ciri khas tertentu.
Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Periodisasi
perkembangan ilmu dimulai dari peradaban Yunani dan diakhiri pada zaman Kontemporer. Dengan
melihat sejarah sebagai suatu urutan kejadian yang saling berhubungan sehingga suatu kejadian
tidak terjadi begitu saja dan diartikan sebagai fenomena tersendiri dan mencermati makna dibalik
urutan kejadian pemikirannya, menjadikan sejarah sebagai suatu metode dalam mempelajari filsafat
yang pada akhirnya dapat dipelajari ilmu pengetahuan secara mendalam.

Dilihat dari segi manapun, perkembangan sains ini membawa dampak besar hingga pada
zaman modern ini. Segala pemanfaatannya banyak dilakukan dan dirasakan oleh orang-orang saat
ini. Tinggal bagaimana pribadi masing-masing mengaplikasikannya pada kehidupan yang lebih baik.
Kesadaran pribadi sangat diperlukan demi kelangsungan kedepannya dan berpengarh juga pada SDA
yang tersedia.

Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai