Menilai ada tidaknya trauma penyerta lain Cara melakukan stabilisasi awal luka bakar Mengidentifikasi masalah khusus yang terjadi dan penanganannya Mengetahui kriteria untuk merujuk pasien luka bakar.
* Trauma yang berat dengan morbiditas dan mortalitas tinggi * Permasalahan : - Faktor pasien keadaan pasien sebelumnya luka bakar yang dialami - Faktor pelayanan petugas dan fasilitas pelayanan
a. Api b. Air panas c. Bahan kimia ( asam / basa kuat ) d. Listrik dan petir e. Radiasi
kerusakan terbatas pada epidermis kulit kering, hiperemik berupa eritema tidak dijumpai bulae nyeri sembuh spontan
kerusakan meliputi epidermis dan dermis dijumpai bulae nyeri warna merah atau merah muda dibedakan menjadi dangkal dan dalam
kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan lebih dalam organ kulit rusak warna pucat putih tidak nyeri dijumpai eskar (koagulasi protein) proses penyembuhan lama, dibutuhkan graft
* Eskar melingkar di dada menghalangi gerakan ekspansi rongga toraks
Indikasi kecurigaan Sputum bercampur karbon Luka bakar di muka Bulu2 diwajah terbakar Sisa2 jelaga Hiperemis orofaring Riwayat didlm ruang tertutup CO Hgb >10%
Berbagai patologi jalan nafas karena cedera inhalasi Deposit karbon Edema larings Erosi pita suara Sloughing mucosa Erythematous trachea Cast formation
1. Gangguan jalan nafas dan mekanisme bernafas * Cedera inhalasi
* Peningkatan permeabilitas kapiler * Perpindahan cairan dari intra vaskular ke interstisiel * Gangguan perfusi (syok seluler)
hipoksemia
Terjadi hipoperfusi splangnikus : * Gangguan mekanisme digesti * Perdarahan saluran cerna * Translokasi bakteri * Paralisis otot polos * Perubahan suasana dalam lumen * Kerusakan hepatosit
4. Gangguan sel sel otak (edema serebri) dan gangguan autoregulasi 5. Gangguan ginjal 6. Gangguan sel sel otot 7. Gangguan jantung dan hematologi 8. Gangguan elektrolit 9. Kontraktur dan parut hipertrofik
1. Fase awal ` Masalah : pernafasan, sirkulasi 2. Fase sub akut Masalah : proses inflamasi infeksi yang menimbulkan sepsis proses penguapan cairan tubuh disertai energi 3. Fase lanjut Masalah : kontraktur,gangguan fungsi,penampilan.
PATOFISIOLOGI Luka bakar perubahan mikrosirkulasi - Penurunan jumlah darah di lokasi luka bakar - Dilatasi arteriole - Oedema Oedema : Luka bakar tak luas puncak 8 12 jam Luka bakar luas puncak 8 24 jam Pasca trauma 1. Berat : Derajat II III > 20% (usia < 10 thn atau > 50 thn) Derajat II III > 25 % selain kelompok usia di atas Mengenai muka, telinga, tangan, kaki, perineum Cedera inhalasi Luka bakar listrik Disertai cedera lain Pasien resiko tinggi
2. Sedang Luas 15 25% dengan derajat III < 10% pada dewasa Luas 10 20% (usia < 10 tahun atau > 50 tahun dengan derajat III < 10 % Derajat III < 10% tidak mengenai muka, tangan, kaki dan perineum pada anak dan dewasa
3. Ringan Luas < 15% pada dewasa Luas < 10% pada anak dan usia lanjut Derajat III < 2% pada segala usia, tidak mengenai muka, tangan, kaki dan perineum
Mengupayakan dan mempertahankan Jalan nafas Perfusi yang normal Keseimbangan cairan dan elektrolit Suhu tubuh : norma
Jalan nafas Penilaian adanya trauma inhalasi Mempertahankan patensi jalan nafas (intubasi dgn ETT atau tracheostomi sedini mungkin)
Pernafasan Menilai kemungkinan keracunan CO Melakukan eskarotomi bila terdapat eskar melingkar di dinding dada. Memberikan oksigen dan ventilasi Sirkulasi Akses vena yang adekuat Monitoring tanda2 vital Monitor produksi urin tiap jam Dewasa : 30-50 mL/jam Anak2 : 1.0 ML/kg/jam Rumus Baxter 4 ml warmed Ringers lactate solution/kg/% BSA in 1st 24 hours in first 8 hours in next 16 hours Berdasar waktu mulai saat terjadi trauma.
Anak-anak - Resusitasi : 2 ccxBB(kg)x%LB = a cc - Kebutuhan faali : <1th : BBx100cc 1-3th : BBx75cc = b cc 3-5th : BBx50cc Kebutuhan Total = resusitasi + faali = a + b Diberikan dalam keadaan tercampur - RL : dextran = 17:3 - 8 jam I = 1/2 (a+b)cc - 16 jam II = 1/2 (a+b)cc
Identifikasi adanya cedera ikutan Data dasar analisa gas darah dan foto thorax Dokumentasi data yang kontinyu (flow sheet).
Tanda-tanda vital Jalan nafas/pernafasan : AGD,kadar CO ,foto thorax Sirkulasi : Produksi urin (1/2 1 cc/kg BB/jam) CVP Balans cairan (insensible water loss/IWL 800cc)
Mengurangi nausea, mencegah aspirasi dan distensi abdomen. Luka bakar > 20% BSA Nutrisi enteral dini
Jangan pecahkan bulae Jangan menyiram dengan air dingin Tutup dengan kain lembab yang bersih dan steril Penggunaan tulle atau krim antibiotika sesuai dengan kebutuhan Penentuan untuk penutupan luka dengan skingraft Kultur (pus,urin,tinja,sputum) Pemakaian balut tekan Bentuk krim 1% Efektif : Ps airogenosa, mikroba enterik dan candida albicans. Penetrasi terbatas epidermis Rasa nyeri, eksudat masif, lisis eskar cepat Gg-an produksi sel darah (lekopeni) Banyak dipakai. Menurunkan jumlah kuman komensal: 1.Pemberian AB untuk mengurangi flora patogen usus. 2.Pencucian vagina 3.Rambut : cukur 4.Mulut : kumur2/sikat gigi 5.Bersihkan lubang hidung,telinga 6.Mata :salep. Kateter : maksimal 1minggu CVP : perawatan luka dan fiksasi Infus : cegah flebitis Tracheostomi ETT Cegah dekubitus! Leher : posisi fleksi (ganjal bahu dengan bantal) Axilla : posisi elevasi, abduksi Jari-jari : diberikan kasa diantara sela-sela jari, ekstensi Perinium : panggul ekstensi dan abduksi 20 Siku,lutut : ekstensi Pergelangan kaki : dorsofleksi 90
Mobilisasi sendi anggota gerak sedini mungkin : mencegah kontraktur Chest Physiotherapy Aliran tegangan tinggi (>1000 volt) Luka masuk (lebih kecil) dan luka keluar (lebih besar) Gangguan irama jantung monitor 24 sampai 48 jam pertama. Kerusakan syaraf,pembuluh darah, otot dan tulang. Kadang disertai luka bakar (bunga api listrik)
Kerusakan melibatkan otot2 dengan kulit diatas yang masih intak
Fasciotomy
Myoglobinuria Diuresis : 100 ml urine / hour Mannitol : 25 g IV Asidosis metabolik Menjaga perfusi adekuat Sodium bikarbonat