Anda di halaman 1dari 9

Identitas pasien

Nama : Ny. N
BB : 65 kg
TB : 155 cm
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
RPK: pasien mengatakan
anggota keluarga tidak
memiliki riwayat penyakit
tertentu
RPO : -
Riwayat Persalinan tanggal 11 April 2013:
Lahir bayi jenis kelamin laki-laki, 0 hari, BBL:
3700 gr, PB: 45 cm, tali pusat putih
mengkilat, anus (+), kelainan kongenital (-),
A/S: 9/10, ditolong dokter ahli, sectio
caesaria a/i distosia pk 1 aktif

Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien tiba di ruangan dengan
diagnosa medis post Sc a/I Distosia
PK 1 Aktif. Pasien mengeluh nyeri
pada luka operasi

ASUHAN KEPERAWATAN POSTNATAL PADA Ny.N DENGAN POST SC a/i DISTOSIA PK 1 AKTIF, DI SEURUNEE III RUMAH
SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2014
Pasien
resume
Terapi medis:
Inj.Ceftriaxone 2 gr/24 jam
Inj.ketorolac 1 amp/8 jam
Kaltrofen supp II/8 jam
Ranitidine 1 amp/12 jam


Pemeriksaan penunjang
(laboratorium) tanggal 7 April
2013:
Ht : 26 (N= 40-55%)
Hb: 8,9 (N=13-17 gr/dl)
Leulosit : 11,0 x 10
3
(N=4,1-10,5
x 10
3
/ul)
Trombosit : 206 (N=150-400)

Dx 1: Nyeri berhubungan dengan trauma
pembedahan ditandai dengan ibu
mengatakan nyeri pada luka operasi, wajah
ibu tidak meringis, skala nyeri 4
PEMERIKSAAN FISIK
a. TTV
TD : 120/90 mmHg
N : 88 x/m
RR : 22 x/m
T : 37,3
o
C
b. Antropometri
BB : 65 kg
TB : 155 cm
c. Kulit: Turgor elastis,
d. Kepala: rambut tidak rontok, ketombe tidak ada
e. Wajah: tidak tampak kelainan
f. Mulut: mukosa lembab, tidak ada stomatitis, gigi
lengkap, karies tidak ada.
g. Telinga: simetris, sekret tidak ada
h. Leher: pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar
gondok tidak ada, disfagia tidak ada
i. Aksila: pembesaran kelenjar (+)
j. Thoraks: payudara (lembek, simetris, massa tidak
ada, areola mamae hitam, papila mamae
menonjol), putting susu (menonjol, tidak pecah, asi
tidak keluar, tidak lecet) auskultasi pernafasan:
vesikuler (+/+), auskultasi jantung: BJ I> BJ II
k. Abdomen: TFU=2 jari di bawah pusat, posisi
antefleksi, kontraksi baik (keras)
l. Ekstermitas: capillary refill baik, warna kuku pink,
edema pada kaki dan tangan, tidak ada varises,
refleks patella (+)
m. Vulva: lokhea (jumlah=2x ganti duk, warna= merah
segar (rubra), konsistensi= cair, bau= amis), tidak
ada udem, tidak ada varises, luka tidak ada
n. Orifisium uretra : pasien terpasang kateter
o. Rectum: tidak ada varises, tidak ada hemoroid
Asuhan Keperawatan Diagnosa 1 dan Diagnose 2
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan,
diharapkan nyeri berkurang
Kriteria hasil:
a. Mengungkapkan kurangnya rasa nyeri
b. Pasien dapat tidur rileks
c. Skala nyeri 1-3

Intervensi:
A. Tentukan lokasi dan karakteristik nyeri,
perhatikan isyarat verbal dan non verbal
B. Berikan informasi dan petunjuk mengenai
penyebab nyeri dan intervensi yang tepat
C. Evaluasi tekanan darah dan nadi
D. Perhatikan nyeri tekan uterus dan adanya
karakteristik nyeri
E. Ubah posisi pasien, anjurkan ambulasi dini,
berikan gosokan pada punggung, gunakan
teknik pernafasan
F. Anjurkan menghindari makanan dan cairan
yang menghasilkan gas
G. Palpasi kandung kemih
Dx 2: potensial kesadaran dan kemauan tinggi
merawat bayi ditandai dengan ibu mengatakan
senang dengan kehadiran bayi dan akan merawat
bayi , ibu memegang bayi
Tujuan:
Kemauan merawat bayi dapat
dipertahankan
Kriteria hasil:
a. Pasien tidak menunjukkan sindrow
baby blue
b. Keluarga membantu merawat bayi
Intervensi:
a. Motivasi pasien untuk tetap
mempertahankan keinginan merawat
bayi
b. Motivasi suami untuk membantu
merawat bayi
c. Berikan informasi kepada pasien dan
suami mengenai perawatan bayi
d. Berikan informasi kepada pasien dan
suami untuk sering mendekap bayi
agar timbul keterikatan antara
orangtua dan anak
e. Puji keinginan pasien dan keluarga
untuk merawat bayi






















Evaluasi diagnosa 1 hari 1 tanggal 6 Juni 2014 pukul 08.15 WIB
S: Ibu mengatakan masih nyeri di luka operasi, nyeri tidak menyebar ke bagian tubuh
yang lain, skala nyeri 5, ibu sudah berbalik ke kanan dan kiri seperti yang dianjurkan
perawat. Ibu melakukan teknik nafas dalam seperti yang diajarkan perawat saat nyeri
semakin terasa.
O: wajah ibu tidak tampak meringis, ibu menunjukkan lokasi nyeri yaitu di luka
operasi. Kandung kemih kosong,adanya nyeri tekan uterus , TD: 110/80mmHg, N:
86x/menit
A: Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan teratasi sebagian
P:
a. Tentukan lokasi dan karakteristik nyeri
b. Evaluasi tekanan darah dan nadi
c. Perhatikan nyeri tekan uterus
d. Ajarkan keluarga untuk memberikan gosokan pada punggung,
e. Ingatkan ibu untuk melakukan teknik nafas dalam


Implementasi diagnosa 1 hari 1 tanggal 6 Juni 2014 pukul 22.00-22.30 (shift malam)
a. Menanyakan lokasi nyeri
b. Menanyakan tingkat nyeri dengan menggunakan skala nyeri perumpaan
dengan pulpen
c. Melakukan palpasi uterus
d. Memeriksa kekosongan kandung kemih
e. Mengajarkan ibu teknik nafas dalam
f. Memberitahukan ibu agar melakukan mobilisasi ke kiri dan ke kanan untuk
mencegah terjadinya radang pembuluh darah (trompbophlebitis) dan
mempermudah keluarnya ASI
g. Memberitahukan ibu agar tidak mengonsumsi makanan yang menghasilkan
gas seperti kol

Implementasi diagnosa 2 hari 1 tanggal 6 Juni 2014 pukul 22.00-22.30 (shift
malam)
Implementasi:
a. Memberikan pujian atas keinginan ibu dan keluarga untuk merawat
bayi
b. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga untuk sering
mendekap bayi
c. Memberikan informasi kepada ibu mengenai perawatan bayi yang
benar yaitu tidak membedong bayi dengan terlalu ketat, memandikan
bayi dengan air hangat,senantiasa menjaga kehangatan tubuh bayi,
tidak memakaikan gurita pada bayi

Evaluasi diagnosa 2 hari 1 tanggal 6 Juni 2014 pukul 08.25 WIB
S: Ibu mengatakan senang mendekap bayi dan ingin bayi selalu sehat
O: wajah ibu tampak senang, bayi tertidur disamping ibu.
A: potensial kesadaran dan kemauan tinggi merawat bayi teratasi
P:
a. Tetapkan beri pujian atas kemauan ibu dan keluarga merawat bayi






















I:
a. Menanyakan keadaan nyeri yang dirasakan pasien
b. Menanyakan tingkat nyeri dengan menggunakan skala nyeri perumpaan
dengan pulpen
c. Melakukan palpasi uterus
d. Memeriksa kekosongan kandung kemih
e. Menanyakan mobilisasi pasien
f. Mengingatkan pasien tentang nafas dalam
g. Memberitahukan keluarga untuk membantu memijat punggung ibu jika nafas
dalam tidak efektif mengatasi nyeri
h. Mengingatkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi agar luka cepat
sembuh dan nyeri terkurangi

E:
Ibu mengatakan nyeri terus berkurang
Wajah ibu tenang, tidak meringis
Ibu mengatakan akan selalu mempraktekkan nafas dalam jika nyeri timbul


Evaluasi Diagnosa 1 hari 2 tanggal 8 Juni 2014 pukul 09.00-
09.20 (shift pagi)
S: ibu mengatakan nyeri sudah berkurang, skala nyeri 3, ibu
sudah bergerak banyak, sudah dapat duduk dan berjalan ke
kamar mandi, ketika duduk ibu mengatakan nyeri di luka
operasi,
O: wajah ibu tidak meringis, ibu sudah dapat duduk secara
mandiri tanpa bantuan, N: 88x/menit, TD: 110/70mmHg, nyeri
tekan uterus(-), pasien tidak lagi terpasang kateter, BAK dan
BAB di kamar mandi
A: Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan teratasi
P:
a. Tentukan lokasi dan karakteristik nyeri
b. Perhatikan nyeri tekan uterus
c. Ajarkan keluarga untuk memberikan gosokan pada
punggung,
d. Ingatkan ibu untuk melakukan teknik nafas dalam

























Asuhan keperawatan diagnose 3 dan 4
Dx 3: cemas berhubungan dengan proses
laktasi ditandai dengan ibu mengatakan ASI
sedikit keluar, ibu menanyakan alternative
cairan untuk bayi selain ASI, pada bayi
refleks rooting dan sucking (+), bayi tidak
sering menangis, bayi lebih banyak tidur
Tujuan:
Cemas dapat dikurangi
Kriteria hasil:
a. Pasien tidak tampak cemas
b. Pasien melaporkan pengeluaran ASI
c. Pasien tidak memberikan makanan
alternative seperti susu formula kepada
bayi
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien tidak
lagi mengungkapkan perasaan negative dan situasi
Kriteria hasil:
a. Mengungkapkan pemahaman mengenai faktor individu
yang mencetuskan situasi saat ini
b. Mengekspresikan diri yang positif

Intervensi:
a. Kaji kecemasan pasien
b. Jelaskan proses pengeluaran ASI
c. Ajarkan dan praktekkan teknik rolling
massage
d. Informasikan kepada ibu dan keluarga
tentang keutamaan ASI
e. Jelaskan cara dan posisi menyusui yang
benar
f. Anjurkan ibu untuk tetap mendekap
bayi untuk menghisap mammae
Dx 4: harapan diri rendah berhubungan dengan merasa gagal
dalam peristiwa kehidupan ditandai dengan ibu
mengungkapkan keinginannya untuk melahirkan normal
pada persalinan ini, ibu menanyakan tentang potensi
melahirkan normal pada anak berikutnya, ibu mengatakan
dalam keluarganya banyak yang melahirkan normal
Intervensi:
a. Tentukan respon emosional pasien terhadap kelahiran
secarea
b. Tekankan kemiripan antara kelahiran secarea dan vagina
c. Motivasi pasien untuk selalu optimis






















Implementasi diagnosa 3 hari 3 tanggal 8 Juni 2014 pukul 22.00-22.45 (shift malam)
a. Menanyakan penyebab kecemasan
b. Memberitahukan ibu tentang proses pengeluaran ASI
c. Mengajarkan ibu dan keluarga teknik rolling massage
d. Memberitahukan ibu dan keluarga tenang keutamaan ASI eksklusif
e. Memberitahukan ibu untuk sering mendekap bayi menghisap putting untuk
merangsang pengeluaran ASI
f. Memberitahukan ibu dan keluarga mengenai hal-hal yang dapat meningkatkan
pengeluaran ASI yaitu ibu harus dalam tenang, ibu mencium bayi denga kasih
sayang, ayah membantu ibu merawat bayi, ayah memijat bayi, ayah memandikan
bayi
g. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang susu formula dan bahayanya jika
diberikan terlalu dini pada bayi yaitu dapat merusak pencernaan, pernafasan
h. Mengajarkan ibu posisi menyusui yang benar
Implementasi diagnosa 4 hari 3 tanggal 8 Juni 2014 pukul 22.00-22.30 (shift malam)
a. Menanyakan perasaan ibu dan keluarga
b. Memberitahukan ibu tentang operasi secaria diperlukan jika ada indikasi untuk
menjaga keselamatan ibu dan bayi
c. Memotivasi ibu agar tidak bersedih dan menjadikan sebagai bentuk ujian
d. Menjelaskan kepada ibu tentang resiko persalinan pervaginam jika persalinan
sebelumnya secarea di bawah kurun waktu 2 tahun
Evaluasi diagnosa 3 hari 3 tanggal 8 Juni 2014 pukul 08.25 WIB
S: Ibu mengatakan berusaha untuk memberikan susu formula pada bayi, ibu akan
mendekap bayi lebih sering, ASI belum keluar, keluarga (ibu kandung pasien)
mengatakan akan membantu ibu melakukan rolling massage, ibu berharap ASI dapat
keluar segera
O: wajah ibu tampak tidak cemas
A: cemas berhubungan dengan proses laktasi teratasi sebagian
P:
a. Anjurkan ibu untuk tetap melakukan teknik rolling massage walau tidak dalam
waktu menyusui
b. Anjurkan ibu untuk tetap mendekap bayi untuk menghisap mammae
c. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi


Evaluasi diagnosa 4 hari 3 tanggal 8 Juni 2014 pukul 08.15 WIB
S: Ibu mengatakan telah dapat menerima kondisi yang dialaminya dan berharap dapat
melahirkan normal pada kehamilan selanjutnya
O: ibu tidak tampak sedih
A: harapan diri rendah berhubungan dengan merasa gagal dalam peristiwa kehidupan
telah teratasi

























Evaluasi Diagnosa 3 hari 4 tanggal 9 Juni 2014 pukul 09.00-
09.20 (shift pagi)
S: ibu mengatakan ASI sudah keluar, bayi menghisap dengan
baik, ibu mengatakan telah dapat menyusui dengan posisi yang
benar dan ibu dan keluarga tidak memberikan susu formula
pada bayi
O: wajah ibu senang, ibu menyusui bayi dengan posisi yang
benar
A: cemas berhubungan dengan proses laktasi teratasi
P:
a. Anjurkan ibu untuk tetap melakukan teknik rolling
massage walau tidak dalam waktu menyusui
b. Anjurkan ibu untuk tetap mendekap bayi untuk
menghisap mammae
c. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi




I:
a. Menanyakan keadaan ASI
b. Meminta ibu untuk menjelaskan kembali posisi menyusui yang benar
c. Mengingatkan ibu untuk tetap dalam keadaan tenang, menghindari stress
d. Mengingatkan ibu untuk tetap melakukan rolling massage walau ASI sudah
keluar
e. Mengingatkan ibu untuk sering bergerak dan mengonsumsi makanan yang
merangsang pengeluaran ASI

E:
Ibu mengatakan akan terus menyusui bayi
Ibu mengatakan akan berupaya melakukan rolling massage
























Implementasi diagnosa 5 hari 3 tanggal 8 Juni 2014 pukul 22.00-22.30 (shift malam)
a. Mengajarkan ibu dan keluarga cara mencuci tangan yang benar untuk
mencegah infeksi
b. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan tinggi
protein
c. Menganjurkan ibu untuk minum sedikit demi sedikit tapi sering
d. Mengukur suhu tubuh ibu : 37,0
0
C
e. Melihat kondisi balutan luka operasi
f. Melakukan palpasi uterus dan menanyakan adanya nyeri tekan
g. Nilai leukosit 18,2 x 10
3
u/
h. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic ceftriaxone 2 gr/jam, injeksi pukul 23.00
WIB
Evaluasi diagnosa 5 hari 3 tanggal 8 Juni 2014 pukul 08.15 WIB
S: Ibu mengatakan tidak demam, minum sedikit demi sedikit tapi sering
O: suhu tubuh : 36,8
0
C, N: 86x/menit, warna urin kuning pekat, balutan (perban) luka
operasi tidak kotor, tidak ada cairan yang merembes, nyeri tekan uterus(+) tapi tidak
ekstrem
A: : resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan teratasi sebagian
P:
a. Tinjau ulang Ht dan Hb
b. Kaji status nutrisi
c. Tetap dorong masukan cairan oral dan diet tinggi protein
d. Inspeksi balutan abdominal
e. Kaji suhu, nadi dan jumlah leukosit
f. Kaji nyeri tekan uterus yang ekstrim

Dx 5: resiko infeksi berhubungan dengan
trauma jaringan ditandai dengan nilai
leukosit ibu 18,2 x 10
3
u/l, ibu tidak demam,
urin kuning pekat
Tujuan:
Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
a. Luka bebas dari drainase purulen
b. Pasien tidak demam, leukosit dan TTV dalam
batas normal,
Intervensi:
a. Anjurkan teknik mencuci tangan
yang benar dan pembuangan
pembalut perineal
b. Tinjau ulang Ht dan Hb
c. Kaji status nutrisi
d. Dorong masukan cairan oral dan
diet tinggi protein
e. Inspeksi balutan abdominal
f. Kaji suhu, nadi dan jumlah leukosit
g. Kaji nyeri tekan uterus yang ekstrim

Asuhan keperawatan diagnosa 5

Evaluasi Diagnosa 5 hari 4 tanggal 9 Juni 2014 pukul 09.00-
09.20 (shift pagi)
S: ibu mengatakan tidak demam
O: suhu tubuh : 36,6
0
C, N: 88x/menit, warna urin kuning pucat,
balutan (perban) luka operasi tidak kotor, tidak ada cairan yang
merembes, nyeri tekan uterus(+) tapi tidak ekstrem, tidak
adanya pemeriksaan darah rutin sehingga pengkajian nilai
leukosit tidak dapat dilakukan
A: resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan teratasi
P:
a. Ingatkan ibu untuk tetap mengonsumsi makanan yang
bergizi dan tinggi protein
b. Ingatkan ibu untuk minum sedikit demi sedikit tapi
sering
c. Ingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan badan
terutama mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai