Anda di halaman 1dari 4

4.

Penyebab Besar Terjadinya Korupsi Merebak


1. Kebiasaan Dan Sikap Tanggung Jawab Tidak ada

Salah satu penyebab utama terjadinya korupsi di Indonesia adalah kebiasaan untuk
memperoleh sesuatu dengan cara yang mudah dan kebiasaan ini bisa jadi sudah terjadi sejak
dini hingga dewasa. Kurangnya pendidikan yang penuh sejak dini dan tidak menanamkan
sikan disiplin.

Akibatnya dalam hidupnya kurang bisa tertata dan cenderung seenaknya sendiri. Dan
kurangnya sikap tanggung jawab pada suatu tugas yang diemban, sikap ini wajib ditanamkan
karena penyebab inilah sumber terbesar.

2. Penyalahgunaan Kekuasaan

Kekuasaan yang dipegang menjadikan dirinya untuk memanfaatkan kesempatan yang ada,
mulai dari penyalahgunaan wewenang dan menjadi diktator yang berlebihan untuk
memperkaya diri sendiri. Pemimpin yang baik adalah bisa menempatkan dirinya dengan tidak
memanfaatkan wewenang untuk tujuan memperkaya diri sendiri.

Tapi sepertinya di negri ini masih sulit buktinya korupsi merebak dimana-mana,
mementingkan golongan sendiri, dan hingga kegiatan nepotisme yaitu memasukkan anggota
keluarganya sendiri untuk menduduki suatu jabatan.

3. Mendapatkan Jabatan Dengan Modal Uang Banyak

Jabatan di Negri ini seolah-olah bisa dibeli, jenis apa saja ini ??Menyuap atasan agar bisa
naik pangkat atau agar bisa diterima menjadi pegawai dan banyak para calon pemimpin
berlomba-lomba untuk menang dalam pemilu hingga rela mengeluarkan biaya untuk
dukungan suara.

Akibatnya setelah menjadi pejabat dan terpilih bentuk penyimpangan korupsinya adalah
mencari modal awal dulu agar bisa kembali. Bahkan tidak hanya modal yang didapat tetapi
lebih dari itu yang didapatkan. Tidak heran jika banyak para pejabat tersandung kasus korupsi
dan dipidana untuk mempertanggungjawabkan.

4. Lemahnya Hukum Di Negri ini Untuk Menjerat Koruptor

Penyebab selanjutnya adalah sangat lemahnya hukum di negri ini sehingga yang terjadi
adalah makin merebak korupsi dimana-mana. Jika saja para koruptor dihukum berat maka
akan membuat jera terhadap orang-orang yang akan melakukan tindakan korupsi.

Coba kita lihat yang sudah terjadi bahwa para koruptor hukuman malah lebih ringan
dibanding maling ayam hingga harus bonyok digebukin belum lagi masuk bui sangat lama
dari koruptor.

Apa yang menjadi para koruptor sangat kuat sehingga seakan-akan hukum dapat ia beli dan
permainkan, karena mereka mempunyai duit yang cukup untuk menyuap para penegak
hukum yang sengaja mempermainkan hukum.

Faktor Penyebab Korupsi
Faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi, yaitu :
a) Penegakan hukum tidak konsisten, penegakan hukum hanya sebagai make up politik,
sifatnya sementara, selalu berubah setiap berganti pemerintahan.
b) Penyalahgunaan kekuasaan/wewenanng, takut dianggap bodoh kalau tidak
menggunakan kesempatan.
c) Langkanya lingkungan yang antikorup, sistem dan pedoman antikorupsi hanya
dilakukan sebatas formalitas.
d) Rendahnya pendapatan penyelenggara Negara. Pendapatan yang diperoleh harus
mampu memenuhi kebutuhan penyelenggara Negara, mampu mendorong penyelenggara
Negara untuk berprestasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
e) Kemiskinan, keserakahan, masyarakat kurang mampu melakukan korupsi karena
kesulitan ekonomi. Sedangkan mereka yang berkecukupan melakukan korupsi karena
serakah, tidak pernah puas dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan.
f) Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan hadiah.
g) Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah daripada keuntungan korupsi, saat tertangkap
bisa menyuap penegak hukum sehingga dibebaskan atau setidaknya diringankan
hukumannya.
h) Budaya permisif/serba membolehkan, tidak mau tahu, menganggap biasa bila sering
terjadi. Tidak peduli orang lain, asal kepentingannya sendiri terlindungi.
i) Gagalnya pendidikan agama dan etika. Pendapat Franz Magnis Suseno bahwa agama
telah gagal menjadi pembendung moral bangsa dalam mencegah korupsi karena perilaku
masyarakat yang memeluk agama itu sendiri. Sebenarnya agama bisa memainkan peran yang
lebih besar dalam konteks kehidupan sosial dibandingkan institusi lainnya, sebab agama
memiliki relasi atau hubungan emosional dengan para pemeluknya. Jika diterapkan dengan
benar kekuatan relasi emosional yang dimiliki agama bisa menyadarkan umat bahwa korupsi
bisa membawa dampak yang sangat buruk (Indopos.co.id, 27 September 2005).

PENYEBAB TERJADINYA KORUPSI
Dahulu korupsi yang bermotif ganda jarang dilakukan. Yang ada, ialah korupsi material yang
sederhana sifatnya. Sebabnya, di samping memang obyek yang akan dikorup terbatas adanya,
juga moral masih belum banyak terkena erosi. Dahulu rasa harga diri dan menjaga martabat
pribadi masih sangat kuat, sebab umumnya orang merasa sangat malu jika dijadikan buah
bibir orang sebagai penyeleweng atau koruptor, yang sekarang ini terjadi hal tersebut luntur.
Jika dahulu ada perbuatan korupsi yang bermotif ganda, itu umumnya secara kebetulan saja.
Artinya, si koruptor tidak sadar kalau perbuatannya itu di samping menggerogoti uang, juga
bermotif dan dapat berakibat lain seperti pada umumnya yang sering terjadi dewasa ini.

Kini korupsi sangat kejam dan munafik, karena seringnya penyuapan diiringi dengan maksud
menjatuhkan si pejabat yang menerima suap. Dilain pihak, si penerima suap sudah sangat
berani meminta sesuatu dengan berbagai macam cara (cara halus dan kasar) dengan alasan
balas jasa, seolah-olah ia sendiri tidak mendapat nafkah dari Negara. Bahkan, dibandingkan
dengan korupsi yang terjadi di masa lampau yang oleh beberapa sarjana, antara lain Prof.
W.F. Werheim dikatakan bahwa karena pengaruh pendatang feodal (kebiasaan penduduk
memberikan upeti-upeti kepada raja) dan yang tetap tidak kita setujui, koruptor dewasa ini
lebih kejam lagi sifatnya. Banyak di antaranya yang hanya hidup berfoya-foya, sementara
rakyat di sekelilingnya masih hidup melarat.

Faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi adalah sebagai berikut:
1. Lemahnya pendidikan agama dan etika.
2. Kolonialisme. Suatu pemerintahan asing tidak menggugah kesetiaan dan kepatuhan
yang diperlukan untuk membendung korupsi.
3. Kurangnya pendidikan. Namun kenyataannya sekarang kasus-kasus korupsi di
Indonesia dilakukan oleh koruptor yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi,
terpelajar dan terpandang sehingga alas an ini dapat dikatakan kurang tepat.
4. Kemiskinan. Pada kasus korupsi yang merebak di Indonesia, para pelakunya bukan
didasari oleh kemiskinan melainkan keserakahan, sebab mereka bukanlah dari
kalangan yang tidak mampu melainkan para konglomerat.
5. Tidak adanya sanksi yang keras dan tegas atas pelaku tindak pidana korupsi.
6. Kelangkaan lingkungan yang subur untuk pelaku anti korupsi.
7. Kurangnya pengetahuan. Namun pada kenyataannya sekarang kasus-kasus tindak
pidana korupsi di Indonesia justru dilakukan oleh para koruptor yang memiliki
wawasan dan pengetahuan yang luas sehingga alas an tentang kurangnya pengetahuan
ini dapat dipatahkan alias masih kurang tepat.
8. Struktur dan sistem pemerintah.
9. Perubahan radikal. Pada saat system nilai mengalami perubahan radikal, korupsi
muncul sebagai suatu penyakit transisional.
10. Keadaan masyarakat. Korupsi dalam suatu birokrasi bisa mencerminkan keadaan
masyarakat secara keseluruhan.
Huntington menulis sebagai berikut. Korupsi terdapat dalam masyarakat, tetapi korupsi lebih
umum di masyarakat yang satu daripada yang lain, dan dalam masyarakat yang sedang
tumbuh korupsi lebih umum dalam suatu periode yang satu dari yang lain. Bukti-bukti
menunjukan bahwa luas perkembangan korupsi berkaitan dengan modernisasi sosial dan
perkembangan perekonomian yang cepat.

Penyebab modernisasi mengembangbiakkan korupsi dapat disingkat dari jawaban Huntington
berikut:
1. Modernisasi membawa perubahan-perubahan pada nilai dasar atas masyarakat.
2. Modernisasi juga ikut mengembangkan korupsi karena modernisasi membuka
sumber-sumber kekayaan dan kekuasaan baru. Hubungan sumber-sumber ini dengan
kehidupan politik tidak diatur oleh norma-norma tradisional yang terpenting dalam
masyarakat, sedangkan norma-norma baru dalam hal ini belum dapat diterima oleh
golongan-golongan berpengaruh dalam masyarakat.
3. Modernisasi merangsang korupsi karena perubahan-perubahan yang
diakibatkannyadalam bidang kegiatan sistem politik. Modernisasi terutama di Negara-
negara yang memulai modernisasi lebih kemudian, memperbesar kekuasaan
pemerintahan dan melipatgandakan kegiatan-kegiatan yang diatur oleh peraturan-
peratu

Anda mungkin juga menyukai