Anda di halaman 1dari 107

MODUL

Gangguan Depresi
Apa yang akan kita capai
Memahami masalah, penyebab, dan dampak dari
Gangguan Depresi
Melakukan pengenalan gejala, identifikasi kasus,
dan diagnosis Gangguan Depresi
Melakukan identifikasi dan penilaian risiko bunuh
diri pada Gangguan Depresi
Mampu memberikan intervensi psikososial,
intervensi farmakologis, tatalaksana pada kasus
komorbiditas, intervensi pada kelompok khusus
(perempuan usia produktif, anak-anak < 12
tahun, dan usia lanjut)
Mampu melakukan rujukan kasus
3
Tidak bertenaga,
mudah lelah
Konsentrasi/
perhatian
berkurang
Gangguan
pola makan
Gagasan/perbuatan
membahayakan diri/
bunuh diri
Gangguan Tidur
Pandangan masa
depan yang suram
dan pesimistis
Rasa tidak berguna/
rasa bersalah
Sedih/murung
setiap waktu
Kehilangan
minat
Gejala Depresi
1
1. PPDGJ III , 1993/ICD-10
Harga diri dan
kepercayaan diri
berkurang
Depresi
4
Besaran Masalah
5
Epidemiologi
Gejala depresi ditampilkan pada 20% to 30%
pasien yg berkunjung ke klinik umum
1
Prevalensi sepanjang hidup (lifetime prevalence)
depresi berkisar 1.5 12 %
2
Pada wanita, depresi muncul 2 kali lebih banyak
dibanding pria
3
Depresi akan menjadi gangguan yang bersifat
kronis pada beberapa pasien
4

1. Zung WK, et al. J Fam Pract. 1993;37:337-344.
2. Kessler R. J Affective Disord. 1993;29:85-96.
3. Wibisono, S., Simp Depresi, 2001
3. AHCPR Guidelines: Depression in Primary Care. Vol 2. US Department of Health and Human Services. 1993.
Gangguan Mental Emosional
Rata-rata Nasional 11,6%
1 dari 12 penduduk
Usia 15 tahun
7

Mengapa Terjadi?
8
9
Faktor Risiko
Faktor Biologik
Genetik
Perubahan
neurotransmiter/
neuroendokrin
Perubahan struktural otak
Vascular risk factors
Penyakit/kelemahan fisik
(Kondisi Medik Kronik &
Kondisi Terminal)
Faktor Psikologik
Tipe kepribadian
(dependen, perfeksionis,
introvert)
Relasi interpersonal
(disharmoni keluarga)
10
Faktor Pencetus
Peristiwa kehidupan
- Berduka, perpisahan, kehilangan orang dicintai
- Kesulitan ekonomi
- Perubahan situasi pindah rumah
Stres Kronis
- disfungsi kehidupan berkeluarga
Penggunaan obat obatan tertentu
- Antihipertensi, Pemblok H
2
, Kontrasepsi Oral
- Kortikosteroid, AntiReumatik,
11
Faktor Pelindung
Dukungan Sosial
- kekerabatan
- kehidupan religius
Mekanisme Koping yang sehat
- Mudah beradaptasi dengan lingkungan
- Kepribadian yang matur
Pola hidup sehat
- Gizi seimbang
- Olah raga, hidup teratur
Kalau tidak dikenali dan
diobatiso what?
13
Beban Global Penyakit
1990
Infeksi pernafasan bawah 1
Penyakit diare 2
Keadaan yang timbul pada
periode perinatal 3
Depresi mayor unipolar 4
Penyakit jantung iskemik 5
Penyakit serebrovaskular 6
2020
1 Penyakit jantung iskemik
2 Depresi mayor unipolar
3 Kecelakaan lalu lintas
4 Penyakit serebrovaskular
5 Penyakit paru obstruktif
kronik
6 Infeksi pernafasan bawah

PENYEBAB UTAMA KEMATIAN
(Global Burden of Disease WHO)
14
Dampak Depresi
Dampak depresi terhadap kesehatan dan fungsi
Mortalitas Morbiditas Biaya sosial
Depresi adalah faktor
utama untuk kematian
akibat bunuh diri
Kecelakaan fatal akibat
konsentrasi dan perhatian
terganggu
Kematian akibat penyakit
yang terkait atau yang
diakibatkan (mis.
Penyalahgunaan alkohol)
Percobaan bunuh diri
Kecelakaan
Menyebabkan
penyakit/somatisasi
Kehilangan pekerjaan
Gagal di sekolah/karir
Penyalahgunaan
alkohol/zat
Keluarga disfungsional
Mangkir
Produktivitas berkurang
Cedera terkait pekerjaan
Kualitas pekerjaan buruk
Adaptasi dari: Stahl SM. Essential Psychopharmacology: Neuroscientific Basis and Clinical Application.
New York: Cambridge University Press; 1996:99-130
Bagaimana mengenali dan
mengidentifikasi kasus
Belajar dari Kasus
Ny. T, 45 tahun, datang ke dokter dengan
keluhan sering sakit kepala, mudah lelah,
nyeri otot dan nyeri punggung sejak 1
bulan terakhir
Ia juga mengeluhkan sering merasa mual
dan tidur berlebihan. Mudah tertidur,
sering terbangun, dan merasa lelah ketika
bangun dini hari
Gejala yang ditemukan?
Data lain yang dibutuhkan?
Data tambahan
Kondisi medis umum

Penggunaan obat atau zat psikoaktif

Gangguan psikotik
Lanjut
Akhir-akhir ini, Ny. T semakin tidak dapat
menjalankan tugasnya di rumah seperti
membersihkan rumah, mencuci pakaian,
memasak
Suami Ny. T juga menambahkan bahwa ia
cenderung mudah tersinggung, mudah
marah, dan tidak bisa bangun dari tempat
tidur untuk menyiapkan sarapan pagi
untuk anak-anaknya.
Gejala tambahan apakah
yang ditemukan?
Keterangan tambahan apakah
yang diperlukan?
Kemungkinan diagnosis?
24


Depresi yang ditemui di praktek umum
sering bersamaan dengan gangguan fisik,
atau mungkin datang dengan keluhan fisik
dan bukan keluhan psikologik.

Mitchel PB,1998
25
Keluhan Pasien
Pasien medik yang juga menderita gangguan mental
lazimnya datang dengan keluhan:
- kelelahan
- insomnia
- nyeri
- gejala gastrointestinal atau
- gejala somatik lain

Bukan mengatakan:
- saya depresi atau
- ada yang tidak beres dengan mental saya
Katon W et all, 1982
26
Kapan mencurigai depresi?
Gejala yang banyak dan
kabur (misal gastro-
intestinal,kardiovaskular,
neurologis)
Kelelahan atau gangguan
tidur
Nyeri kronik ( mis. nyeri
punggung , nyeri kepala)
Penyalahgunaan zat
(alkohol atau obat-
obatan)
Dua atau lebih penyakit
kronik
Kehilangan minat
terhadap aktivitas seksual
Umur lanjut
Obesitas
Kerabat tingkat pertama
dengan riwayat depresi
Lingkungan rumah yang
miskin
Kesulitan keuangan
Perubahan hidup yang
besar
Kehamilan atau pasca
persalinan
Terisolasi dari pergaulan
sosial







27
Langsung:
Infark miokard
Strok
Penyakit Parkinson
Tak langsung:
Keparahan penyakit
Nyeri
Komplikasi Post-op
Faktor kerentanan:
Peristiwa kehilangan
Riwayat psikiatrik masa lalu
Gender perempuan
Gangguan kognitif
Fungsi yang buruk sebelumnya
Depresi
Keterbatasan
aktivitas sehari-hari
Katona, 1997
Interaksi antara Penyakit Fisik & Depresi
28
Depresi & Komorbiditas
29
Prevalensi Akibat Penyakit Fisik


Artritis : 25.3%
kanker : 30.3%
Diabetes : 22.7%
Penyakit Jantung : 34.6%
Hipertensi : 22.4%
Penyakit Paru Kronik: 30.9%
Penyakit Saraf : 37.5%
DEPRESI
&
KOMORBIDITAS
Lieh Mak F., Depression in Gen Prac, Hongkong, 1995
30
*Gangguan anxietas termasuk gangguan panik, agorafobia tanpa gangguan panik, fobia sosial,
fobia sederhana, dan gnagguan anxietas menyeluruh.
Kessler RC, et al. Arch Gen Psychiatry. 1994;51:8-19.
Komorbiditas
Mayoritas GA mendapat
GD selama hidupnya;
>50% GD mendapat GA
selama hidupnya
Gangguan
Anxietas*
prevalensi seumur
hidup 25%
Depresi
Mayor
prevalensi
seumur hidup
17%
Komorbiditas Anxietas-Depresi
31
Lelah
Tak ada motivasi
Cemas
35%
31%
34%
35% dengan mood
rendah, lelah,
tenaga kurang,
motivasi kurang.

34% dengan gejala
ringan kelelahan,
tenaga kurang, dan
kekawatiran
berlebihan, dan
gampang
dipengaruhi gejala2
tersebut
31% punya
keluhan utama
anxietas
Adelphi Neurosis Market Research Study. 1997. A. Gupta 2000 (n=1590).
32
Gejala somatik pada pasien depresi
Kelelahan 86%
Insomnia 79%
Mual 51%
Dispnea 38%
Palpitasi 38%
Nyeri punggung 36%
Diare 29%
Nyeri kepala 28%
Nyeri dada 27%
Gejala seksual 23%
Nyeri ekstremitas 20%
Pusing 19%
Nyeri perut 18%
Tinitus 18%
Nyeri sendi 16%
Patient presenting in a Psychosomatic clinic assesment with Cornell Medical Index
Questionnaires. Nakao et al. Psychopatology 2001
33
Gejala Klinis
&
Diagnosis Depresi
Kembali ke Ny. T
Selalu mengeluhkan perasaan sedih dan
ketidaktertarikannya akan aktivitas yang dulu
dirasa menyenangkan. tidak ada yang dapat
membahagiakan saya sekarang
Mengeluh tidak nafsu makan dan mengalami
penurunan berat badan yang drastis
Sepanjang pertemuan, lebih banyak menunduk,
tidak banyak bergerak, sering mengatakan
bahwa dirinya bukan ibu dan istri yang baik.
Ingin bisa tidur dan tidak pernah bangun kembali
Gejala-gejala apa yang membuat
Anda berpikir bahwa Ny. T
mengalami Gangguan Depresi?
36
KELUHAN UTAMA
SEDIH, MURUNG hampir setiap waktu
Kehilangan minat dan kesenangan pada
hampir seluruh kegiatan
Tidak bertenaga, mudah lelah dan
aktivitas menurun
37
KELUHAN SEKUNDER
Gangguan pola makan
Gangguan tidur
Gelisah, atau lamban
Kepercayaan / harga diri menurun
Kesulitan konsentrasi atau mengambil
keputusan
Rasa tak berguna / putus asa / rasa
bersalah
Berpikir tentang kematian atau bunuh diri
38
KELUHAN FISIK (penyerta)
Keluhan lambung
Keluhan sakit kepala
Keluhan saluran nafas
Keluhan nyeri yg tak jelas sumbernya
Keluhan somatik ini sering menyulitkan
pemeriksaan depresi Depresi
terselubung
39
Kunci menentukan diagnosis
depresi
Ditemukan minimal 2 keluhan utama
Ditambah minimal 2 keluhan sekunder
Berlangsung minimal 2 minggu
Disertai hendaya fungsi psikososial
40
Depresi Pada Anak & Remaja
Gejala yang sering tampak pada kelompok usia ini
adalah :
Perilaku antisosial
Prestasi disekolah menurun
Menarik diri dari pergaulan atau aktivitas sosial
Berat badan bertambah atau menurun dengan
drastis
Penyalahgunaan zat
Agresi
Agitasi atau iritabilitas



Anak dan Remaja
Lakukan juga pemeriksaan status mental
pada orang tua.
Ada tidaknya kemungkinan perlakuan
salah atau kekerasan pada anak di rumah
maupun sekolah
Depresi Pasca Persalinan
Dialami oleh sekitar 10% perempuan
pasca melahirkan. Berlangsung beberapa
minggu pasca melahirkan hingga
beberapa bulan atau 1 tahun
Berisiko terhadap ibu dan bayi, termasuk
memiliki dampak jangka panjang dalam
tumbuh kembang anak
43
Depresi Pada Lansia
Depresi pada lansia 12 % gejala di bawah ambang
kriteria depresi sampai 20%
Depresi pada lansia yang ada di RS atau institusi lain sd
40%
Gejala kurang jelas
- Keluhan tidur
- Nafsu makan
- Berat badan
- Apatis, anergi
- Penarikan diri
Risiko penurunan fungsi fisik meningkat
Reynold et al. 1994, Koenig et al. 1997, Pennix et al. 1998
44
Penilaian Risiko Bunuh Diri
45
Tidak ada bukti bahwa menanyakan
tentang bunuh diri akan meningkatkan
risiko bunuh diri
Bukti sementara menunjukkan bahwa
melatih dokter di layanan primer untuk
mengenali risiko bunuh diri dapat
mengurangi angka bunuh diri



Rutz W et al.,1992
46
Kasus Bunuh Diri dan
Gangguan Mental
Tampaknya tidak ada apa-apa 2 - 14%
Hanya penyakit medis 1 - 10%
Gangguan mental apapun 81 - 95%
Depresi 42 - 70%
Penyalahgunaan Zat 8 - 50%
Penelitian post mortem dari kasus bunuh diri di berbagai negara
Runesson B & Rich C, 1992
INSTRUMEN SKRINING
RISIKO BUNUH DIRI
Pengertian

Risiko Bunuh diri:
Tindakan yang secara sadar dilakukan
oleh pasien untuk mengakhiri
kehidupannya
Faktor Risiko Ya Tidak
Riwayat melakukan tindakan merugikan diri sendiri di masa lalu
Memikirkan tindakan untuk membahayakan diri
Saat ini merencanakan untuk bunuh diri
Memikirkan metode untuk bunuh diri
Terdapat riwayat anggota keluarga bunuh diri
Terdapat rasa putus asa, cemas, panik, atau halusinasi perintah
Terdapat riwayat depresi
Terdapat peristiwa kehidupan penting yang baru-baru ini yang
mengubah kehidupan
Isolasi sosial atau kurangnya dukungan
Baru-baru ini terdapat peristiwa yang menyebabkan rasa malu,
penghinaan, atau putus asa
Ada penyakit kronis yang serius
Saat ini menggunakan alkohol atau menyalahgunakan zat lainnya
Faktor Protektif Ya Tidak
Keyakinan agama budaya yang kuat
Komunikatif dan terampil mengatasi masalah
Bertanggung jawab pada anak-anak atau hewan
peliharaan
Tersedia dukungan sosial
Bersedia menerima pengobatan
Penilaian
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
Faktor risiko minimal atau
dapat dikelola
2 atau lebih faktor yang
protektif

Kurang dari 2 faktor yang
protektif

Tidak ada risiko langsung

4 atau lebih faktor risiko

Memiliki riwayat sejarah
ide bunuh diri, rencana
bunuh diri, atau
komorbiditas
Pemantauan rutin Mungkin memiliki
rencana bunuh diri tapi
tidak benar-benar
tersedia atau dekat
Observasi

Niat yang langsung atau
dalam waktu dekat,
rencana yang
mematikan.

Observasi ketat
Diskusi Kasus
Kasus I
Ny. L, 65 tahun, datang ke Puskesmas dengan
keluhan merasa limbung dan nyeri di seluruh
tubuhnya sejak 3 minggu terakhir
Akibat keluhannya ini, Ny. L tidak dapat
menjalankan tugasnya sehari-hari. Malas datang
ke pengajian dan menolak bertemu keluarga.
Alasannya karena ia sulit berkonsentrasi bila
mendengarkan orang bicara
Ny. L juga menolak minum obat anti diabetes yang
selama ini diminumnya secara teratur. Menolak
untuk makan, mengeluh sulit tidur, dan terus
mengatakan bahwa ia tidak ingin merepotkan
Mari diskusikan
gejala yang ditemukan,
tambahan informasi yang dibutuhkan,
identifikasi masalah (medis, psikologis,
sosial),
kemungkinan diagnosis
55
Pengelolaan Depresi
56

Terapi

Mengembalikan
Peran dan Fungsi
Mengurangi
risiko kekambuhan
Kualitas hidup
Yang Baik
Tujuan Pengelolaan Depresi
Mengurangi/
Hilangkan gejala
Mengurangi risiko
Disabilitas/
mortalitas
57
Prosedur tatalaksana
DEPRESI
Mengenali gejala
Memastikan diagnosisnya



Membina rapport
Memahami problem/penderitaan

antidepresan
solusi
Pasien Depresi Bertanya
Apakah Depresi bisa dipulihkan ?
Sudah pulihkah saya ?
Sampai kapan saya harus terus berobat ?
Mungkinkah penyakit saya kambuh ?
Bagaimana mencegah kekambuhan ?


Depresi dapat Pulih = .?? :
1. Pulih = bebas dari gejala Depresi
2. Pulih = fungsi psikososial optimal
3. Pulih = kualitas hidup optimal
4. Pulih = menjadi sehat seperti sediakala
5. Pulih = bertahan sehat mencegah
kekambuhan


Faktor faktor yg berpengaruh
terhadap pemulihan
Predisposisi genetik
Kepribadian pramorbid
Dukungan psikososial dari lingkungan
Keberadaan stressor psikososial
Komorbiditas dengan penyakit lain
Jenis dan beratnya Depresi
Manajemen pengobatan


61
Fisik
Lingkungan Mental
Pendekatan Holistik
62
Depresi:
Buat rencana jangka pendek untuk
melakukan aktivitas yang dapat dinikmati
atau membangun rasa percaya diri.
Dorong penderita untuk melawan rasa
pesimis dan pikiran mengkritik diri sendiri
Yakinkan penderita untuk tidak
melaksanakan ide yang pesimistik
Depresi:
Identifikasi masalah atau stres sosial yang
ada
Konsentrasi pada langkah kecil yang spesifik
yang dapat diambil oleh penderita untuk
mengurangi atau mengatasi masalah tersebut
Hindari pengambilan keputusan atau
perubahan hidup yang besar
Depresi:
Informasikan:
Depresi adalah penyakit yang lazim ada
pengobatan yang efektif
Depresi bukanlah kelemahan atau
kemalasan. Penderita sebenarnya berusaha
untuk mengatasinya.
Jika ada gangguan fisik, diskusikan tentang
hubungan antara gangguan fisik dan mood.
66
Farmakoterapi
Benar - Salah
Antidepresan tidak memberikan efek nyata
untuk terapi. Hanya menurunkan gejala
Salah
Antidepresan tidak hanya menurunkan
gejala tetapi menyembuhkan inti
penyebab timbulnya gejala depresi dan
anxietas
Benar - Salah
Antidepresan menyebabkan ketergantungan
Salah
Antidepresan tidak menyebabkan
ketergantungan
Ada beberapa pasien yang mengeluhkan
adanya rasa tidak enak saat
menghentikan terapi terutama pada
antidepresan yang berefek pendek seperti
amitriptilin
Benar - Salah
Antidepresan sebaiknya tidak dipergunakan
lebih dari 1 tahun
Salah
Pada episode pertama, antidepresan
dapat diberikan paling sedikit 6 bulan
hingga 1 tahun
Pada mereka yang sudah sering kambuh,
antidepresan perlu diberikan dalam jangka
waktu yang lebih lama
Keputusan Pertama yang Harus Dibuat
Psikofarmaka
Psikoterapi
Psikososial
SSRI
TCA
AAP
Supportif
CBT
Grup terapi
Edukasi Keluarga
dan Komunitas
Kultural sensitif
Psikofarmaka Lini Pertama
SSRI
Fluoxetine
Sertraline
Citalopram
Fluvoxamine
SNRI & NaSSA
Venlafaxine
Duloxetine
Mirtazapine
TCA
Amitriptilin
Clomipramin
Imipramine
Pengobatan Awal
Evaluasi setelah 4-6 minggu
Perhatikan efek samping
Komorbiditas
Bunuh Diri
76









Clinical Practice Guidelines. Depression in Primary Care. Volume 2: Treatment
of Major Depression. AHCPR Publication no. 93-0551. April 1993.
Adequate Trial
antidepresan psikoterapi
4 6 minggu
6 8 minggu
10 12 minggu
10 12 minggu
6 bulan
50%
77
Pilihan Antidepresan
Semua antidepresan efektif
Pemilihan antidepresan didasarkan atas
Efektivitas
Keamanan/efek samping
Riwayat keluarga / respons terhadap terapi
Riwayat respons terhadap antidepresan
sebelumnya
Pertimbangan interaksi obat
78
Efek Samping
Antidepresan Generasi Lama:
Profil efek samping merugikan; antikolinergik,
hipotensi ortostatik, gangguan konduksi
jantung.
Antidepresan Generasi Baru (SNRI &SSRI):
Profil efek samping lebih baik, keluhan
tersering adalah sakit kepala, gangguan
gastrointestinal.
Interaksi obat khususnya berkaitan dengan
metabolisme di hati; generasi baru lebih baik
dibanding trisiklik
PENGARUH EFEK SAMPING OBAT THD
STATUS MEDIK & FUNGSIONAL
Efek samping antikolinergik
- gangguan sensorium & fungsi kognitif
- pandangan kabur
- retensi urin / alvi
- mulut kering

Efek samping Kardiovaskuler
- Hipotensi ortostatik hipoksia sereberal
- Quinidine like effect aritmia berat


Efek samping lainnya
Gangguan GI Tract (mual-muntah-diare)
Sedasi
Agitasi psikomotor
Gejala ekstrapiramidal
Sindrom hiperserotonin
81
Nama Dosis
Amitriptilin, imipramin 75 150 mg/hr
Maprotilin 75 150 mg/hr
Moclobemid 150 300 mg/hr
Sertraline 50 200 mg/hr
Fluvoxamine 50 200 mg/hr
Fluoxetine 20 60 mg/hr
Citalopram 20 60 mg/hr
Tianeptine 37,5 mg/hr
Venlavaxine 75 -375 mg/hr
Mirtazapine 15 45 mg/hr
Beberapa Dosis Antidepresan
Depresi:
Informasi tentang obat:
Obat harus diminum tiap hari
Perbaikan akan mulai dirasakan 2-3 minggu
setelah minum obat
Efek samping ringan dapat terjadi dan
biasanya menghilang dalam 7-10 hari
Harus berkonsultasi dengan dokter sebelum
menghentikan obat
Masalah Terapi Antidepresan
Penanganan Ketidakpatuhan
Tingkat ketidakpatuhan terhadap
antidepresan pada depresi dapat mencapai
50% dalam 3 bulan

Jika keadaan nonresponsif, dokter perlu
mempertimbangkan apakah ketidakpatuhan
sebagai penyebabnya
Edukasi terhadap Ketidakpatuhan
1. Minum obat setiap hari
2. Antidepresan harus diminum sekitar 4-6 minggu agar
hasilnya nyata
3. Lanjutkan minum obat sekalipun Anda merasa lebih baik
4. Jangan berhenti minum satu antidepresan tanpa
konsultasi dengan dokter
5. Instruksi khusus mengenai apa yang harus dilakukan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai
pengobatan.
6. Penjadwalan aktivitas yang menyenangkan.
86
Kesalahan yang lazim
Mengunakan benzodiazepin atau anxiolitik
sebagai obat tunggal
Tidak memonitor pengobatan, efek
samping dan ketaatberobatan
Dosis tidak cukup
Terlalu cepat menghentikan
Polifarmasi
Tidak mengedukasi pasien dan keluarga
Perhatian pada Ibu Hamil dan
Menyusui
Hindari penggunaan antidepresan,
terutama yang bekerja panjang seperti
fluoxetin.
Bila intervensi psikososial dirasakan tidak
membantu, gunakan antidepresan dosis
terendah
Konsultasikan ke psikiater
88
Pengelolaan Risiko Bunuh Diri
89









Clinical Practice Guidelines. Depression in Primary Care. Volume 2: Treatment of Major
Depression. AHCPR Publication no. 93-0551. April 1993.
Adequate Trial
antidepresan psikoterapi
4 6 minggu
6 8 minggu
10 12 minggu
10 12 minggu
6 bulan
50%
90
Bunuh Diri
Risiko Gambaran Tindakan
Rendah Tidak ada pikiran bunuh
diri, tidak ada faktor
risiko
Teruskan kunjungan
selanjutnya dan monitor
Sedang Ada pikiran tapi tanpa
rencana, dengan atau
tanpa faktor risiko
Periksa dengan teliti
risiko bunuh diri pada
setiap kunjungan. Buat
perjanjian bahwa pasien
akan menghubungi anda
jika pikiran bunuh dirinya
makin kuat. Konsul
kepada ahli jika
diperlukan.
Tinggi Pikiran bunuh diri
dengan rencana
Penanganan
kedaruratan oleh
seorang ahli
91
Kapan Merujuk
Jika pasien menunjukkan gejala-gejala psikosis
atau pikiran bunuh diri
Jika tidak berespons terhadap satu atau dua
pengobatan yang adekuat; atau gejala
memburuk
Konsultasi diagnosis
Komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lain,
penyalahgunaan zat
Jika perlu tindakan spesialistik: psikoterapi,ECT,
rawat inap
Permintaan pasien
92
Persiapan Pasien Untuk
Rujukan
Tekankan pada aspek konsultasi(minta pendapat
ahli), bukan transfer atau alih penanganan
Berikan pengertian bahwa konsultasi lazim
dilakukan dan sering membawa keberhasilan
pengobatan
Koreksi anggapan keliru/stigma
Garisbawahi hubungan dengan kolega
Tekankan peranan dokter pelayanan primer/dokter
keluarga
93
Isi Surat Rujukan
Diagnosis atau perkiraan diagnosis
Alasan rujukan
Derajat kedaruratan
Obat-obatan(dosis dan lama penggunaan)
dan pengobatan lain yang telah diberikan
Alogaritma Pengkajian Risiko Bunuh
Diri
Risiko
Bunuh Diri
Ada Tindakan
mencederai/melukai diri :
Gantung diri, minum racun,
memotong urat nadi,
melompat dari ketinggian
Pernyataan ingin
mengakhiri hidup
Ada rencana /ide
Mempersiapkan alat
Mengungkapkan Perasaan:
Rasa bersalah/sedih/marah/putus
asa/tidak berdaya
Mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri
Percobaan
Bunuh diri
Ancaman
Bunuh diri
Isyarat
Bunuh diri
Pernyataan terselubung
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Alogaritma Tindakan Keperawatan Pasien
Dengan Masalah Resiko Bunuh Diri
Sasaran Masalah Pertemuant 1 Pertemuan
2
Pertemua
3
Pt -
4
Pt
dst
Pasien

Keluarga

Pasien

Keluarga



Pasien

Keluarga

Percobaan
Bunuh diri
Ancaman
Bunuh diri
Isyarat
Bunuh diri
Sp 1
Sp
1,2
SP 1,2
Sp 2
Sp
1,2(3),
3(b),4
Rujuk ke
RSU/RSJ
Eva SP 1,2
Lat.SP 3
Eva Sp 1,2,3
Lat.SP 4
Eva.Sp 1,2
(1,2,3),3(a,b),
4
Lat. Sp
2(4),3c
Eva Sp 2
Lat.Sp 3
Eva Sp 2,3
Lat.Sp 4
Eva.Sp 1,2,3,4
Pembudayaan
Sp 1,2
(1,2,3)
3(a,b),4
Eva.Sp 1,2
(1,2,3,4),3
(a,b,c),4
Lat. Sp2(5),
3d
Eva.Sp 1,2
(1,2,3,4,5),3
(a,b,c,d) ,4
Pembudayaa
n
Eva Sp
1,2(3),3(b),4
Lat.Sp2(4),3(
c)
Eva Sp
1,2(3,4),3(b,c),
4
Lat.Sp2(5),3(d
)
Eva Sp 2,3,4
Pembudayaan
Eva Sp
1,2(3,4,5),3(b,c,d),
4
Pembudayaan
Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tindakan Evaluasi Hasil
Tujuan Pasien tetap aman dan selamat

I

1. Melakukan kontrak
treatment

2. Melatih cara mengendalikan
dorongan bunuh diri

3. Mendiskusikan benda-
benda yang dapat
membahayakan pasien
4. Mendiskusikan cara
mengamankan benda-
benda yang dapat
membahayakan pasien
5. Menjelaskan tentang
pentingnya minum obat dan
prinsip 5 benar
Pasien mampu:
1.Menuliskan kesepakatan untuk
tidak melakukan bunuh diri.
2.Meminta bantuan dari
keluarga/teman apabila muncul
pikiran bunuh diri
3.Menyebutkan benda-benda yang
dapat membahayakannya

4.Menjelaskan cara mengamankan
benda-benda yg berbahaya

5.Mau minum obat dan
mengetahui tentang manfaat dan
prinsip 5 benar
Tindakan Keperawatan Untuk
Pasien
Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tindakan Evaluasi Hasil
Tujuan Meningkatkan harga diri pasien

II

1. Memberi kesempatan pasien
mengungkapkan perasaannya
2. Mengidentifikasi aspek positif
pasien
3. Mendorong pasien untuk
berpikir positif terhadap diri
4. Mendorong pasien untuk
menghargai diri sebagai
individu yang berharga
Pasien mampu:
1.Mengungkapkan
perasaannya
2.Menyebutkan aspek
positif yang dimiliki
3.Berpikir positif terhadap
diri
4.Menyebutkan bahwa
diri pasien masih
berharga
Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tindakan Evaluasi Hasil
Tujuan Pasien memiliki pola koping yang konstruktif dalam
menyelesaikan masalah

III

1. Mengidentifikasi pola koping
yang biasa diterapkan pasien

2. Menilai pola koping yang biasa
dilakukan
3. Mengidentifikasi pola koping
yang konstruktif

4. Mendorong pasien memilih pola
koping yang konstruktif

5. Menganjurkan pasien
menerapkan pola koping
konstruktif dalam kegiatan harian
Pasien mampu:
1.Menyebutkan cara-cara
penyeleaian masalah
yang biasa digunakan
2.Menilai baik buruknya
cara yang digunakan
3.Menyebutkan cara
penyelesaian masalah
yang konstruktif
4.Memilih cara yang
konstruktif dalam
meyelesaikan masalah
5.Mempraktekkan cara
yang di pilih dalam
kehidupan
Tindakan Keperawatan Untuk
Pasien
Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tindakan Evaluasi Hasil
Tujuan Pasien mempunyai rencana masa depan yang realistis

IV

1. Membuat rencana masa depan
yang realistis bersama pasien

2. Mengidentifikasi cara mencapai
rencana masa depan yang
realistis

3. Memberi dorongan pasien
melakukan kegiatan dalam
rangka meraih masa depan yang
realistis
Pasien mampu:
1. Membuat rencana
masa depan yang
realistis
2. Menyebutkan cara-
cara mencapai
rencana masa
depan yang
realistis
3. Mempraktekkan
cara yang dipilih
dalam kehidupan
sehari-hari
Tindakan Keperawatan Untuk
Keluarga
Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tindakan Evaluasi Hasil
Tujuan Keluarga mengenal masalah resiko bunuh diri

I

1. Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian RBD ,
tanda dan gejala serta proses
terjadinya RBD


3. Menjelaskan cara merawat pasien
dengan RBD
Keluarga mampu:
1. Menyebutkan
masalah dalam
merawat pasien
RBD
2. Menjelaskan
tentang pengertian
RBD, tanda dan
gejala serta proses
RBD
3. Menyebutkan cara
merawat pasien
RBD
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tindakan Evaluasi Hasil
Tujuan Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD

II
Melatih keluarga cara merawat pasienRBD:
1. Cara melindungi pasien:
a. Memberikan tempat yang aman dan
mudah diawasi, tidak membiarkan
pasien mengunci diri dikamar atau
meninggalkan pasien sendirian di
rumah
b. Menjauhkan barang-barang yang dapat
digunakan untuk bunuh diri
c. Memantau dan mengawasi pasien saat
minum obat
d. Selalu mengadakan pengawasan dan
meningkatkan pengawasan apabila ada
tanda dan gejala bunuh diri dan tidak
menlonggarkan pengawasan bila tidak
ada tanda dan gejala

Keluarga dapat
mendemonstrasikan

1. Cara melindungi
pasien kepada
perawat
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tindakan Evaluasi Hasil
Tujuan Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD

II
2. Tindakan apabila pasien melakukan
percobaan bunuh diri:
a. Mencari bantuan pada tetangga sekitar
atau pemuka masyarakat untuk
menghentikan upaya bunuh diri tersebut
b. Segera membawa pasien ke rumah sakit/
puskesmas untuk mendapatkan bantuan
medis
3. Cara meningkatkan harga diri pasien:
a. Dengarkan ungkapan perasaan pasien
(marah/kecemasan)
b. Buat pasien penting dalam kelurga:
mendengarkan pendapat, menghormati
keputusan yang konstruktif, melibatkan
pasien dalam aktifitas keluarga
c. Berikan pujian terhadap kemampuan yang
positif dengan tulus
Keluarga dapat
mendemonstrasika
n:
2.Tindakan apabila
terjadi pecobaan
bunuh diri kepada
perawat


3. Cara
meningkatkan
harga diri pasien

Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tindakan Evaluasi Hasil
Tujuan Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD

II
4. Cara membantu pasien dalam menyelesaikan
masalah:
a. Berperan sebagai teman curhat
b. Menjadi pendengar yang baik
c. Kenali tanda-tanda masalah pada pasien
dan kemampuannya dalam menyelesaikan
masalah
d. Bantu pasien untuk berpikir positif dalam
menghadapi masalah
e. Melibatkan pasien dalam kelompok suportif
f. Bantu pasien melakukan aktifitas yang
menarik untuk pasien, misalnya berpakian,
berbelanja, menyalurkan hobi, latihan, seni
dan melukis
g. Bantu pasien melakukan program kegiatan
secara rutin
Keluarga dapat
mendemonstrasikan:
4. Cara membantu
pasien
menyelesaikan
masalah kepada
perawat

Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tindakan Evaluasi Hasil
Tujuan Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD

II
5. Cara membantu pasien membuat
rencana masa depan yang
realistis
a. Kenali harapan dan cita-cita
pasien
b. Fasilitasi dan dukung harapan
yang realistis
c. Bantu pasien dalam
menerapkan rencana masa
depannya
Keluarga dapat
mendemonstrasikan:
5. Cara membantu
pasien mambuat rencana
masa depan yang
realistis kepada perawat

Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tindakan Evaluasi Hasil
Tujuan Keluarga dapat melakukan cara merawat langsung kepada
pasien

III

Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien
RBD :
a. Cara melindungi pasien dari
perilaku bunuh diri
b. Cara meningkatkan harga diri
pasien
c. Cara membantu menyelesaikan
masalah
d. Cara membantu pasien dalam
membuat rencana yang realistis


Keluarga mampu:
Mendemonstrasikan
cara merawat langsung
kepada pasien RBD
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tindakan Evaluasi Hasil
Tujuan Keluarga dapat membuat perencanaan dirumah dan memanfaatkan
fasilitas kesehatan

IV
Membantu keluarga mencari rujukan
fasilitas kesehatan yang tersedia bagi
pasien
a.Memberikan informasi tentang nomor
telepon darurat tenaga kesehatan
b.Menganjurkan keluarga untuk
mengantarkan pasien berobat/kontrol
secara teratur untuk mengatasi masalah
bunuh diri
c.Menganjurkan keluarga untuk membantu
pasien minum obat sesuai prinsip 6 benar
yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar
dosisnya, benar caranya penggunaannya,
benar waktu penggunaannya, benar
penyimpanannya
Keluarga mampu:
1. Mengetahui nomor
telpon tenaga kesehatan
yang dapat dihubungi
saat darurat
2. Memahami
pentingnya kontrol dan
membawa pasien
kontrol
3. Keluarga mengerti
tentang prinsip 6 benar
dan memantau minum
obat pasien

Anda mungkin juga menyukai